Jumat, 21 November 2008

Diplomasi Blog Dalam Mewujudkan Dunia Yang Damai…


Ada yang aneh dan kaget bagi penulis ketika membaca sebuah berita photo disebuah surat kabar dimana berita photo tersebut menampilkan Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Muh. Nuh kemudian Chairman PB08 Mas Wicaksono dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Mr.Cameron R Hume duduk satu meja, di photo tersebut terdapat tulisan bahwa adanya penandatanganan kerjasama dan sponsor antara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang diwakili oleh Kedutaan Amerika Serikat untuk Indonesia dengan Panitia Pesta Blogger O8 (PB08) dalam penyelenggaraan Pesta Blogger yang akan diadakan di Gedung BPPT tanggal 22 November 2008 besok.

Kok Pemerintah Amerika Serikat lewat Kedutaannya di Indonesia menjadi sponsor ajang berkumpulnya para bloggernes Indonesia yang sudah diakui dan dijamin oleh Pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, bukankah ajang ini hanya ajang sosial dan budaya tidak ada cakupan unsur politis apalagi politik luar negeri?



“Blogging is form of free speech that is both individualistic and egalitarian. It gives regular people a place to voice their opinions, enable them to become citizen-journalist, community activists and teachers. Through blogs, citizens are empowered by technology to make important contributions to their society and country”.

– Cameron R Hume, United State of Amerika Ambassador for Republic
of Indonesia


Tetapi itulah kenyataannya kalau boleh mengutip salahsatu isi iklan dari seorang politisi yang mungkin maknanya sama oleh Kedubes AS di Indonesia dalam mensponsori kegiatan ini adalah Hidup itu adalah perbuatan bahwa AS tidak pernah akan berhenti atau bosan berdiplomasi dengan negara manapun atau siapapun entah itu para pejabat, akademisi bahkan blogger sekalipun. Menurut Hume sendiri mengatakan bahwa sebuah diplomasi tidak berhenti di ruang basa-basi dan berakhir manakala sebuah misi diplomatik telah dicapai. Diplomasi adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan sasaran untuk menumbuhkan pengenalan dan pemahaman mengenai posisi masing-masing.

Salahsatu cara untuk mencapai kata diplomasi itu sendiri adalah dengan memaksimalkan kegiatan diplomasi publik. Kegiatan ini pada dasarnya melibatkan peran serta masyarakat secara luas seperti pertukaran budaya dan pelajar, seminar, dialog, penyampaian informasi melalui radio, televisi dan internet. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, masyarakat secara langsung ataupun tidak langsung, diberikan berbagai macam informasi guna tercapainya pemahaman tentang berbagai prinsip dan kebijakan yang ditempuh, dan itu yang akan dicoba oleh Kedubes AS di Indonesia kepada masyarakat Indonesia yang mungkin selama ini menganggap AS adalah negara yang angkuh dan keras kepala.

Dan cara untuk mensosialisasikan itu adalah dengan menjadi bagian sponsor dari acara PB08 ini, dimana thema dari PB08 ini adalah blogging for society, sangat sesuai dengan citra demokrasi yang diusung oleh Amerika Serikat, mari kita lihat dan baca apa komentar dari Dubes AS, Hume ketika penandatanganan nota kerjasama antara Pemerintah AS dengan Panitia PB08 “Blogging is form of free speech that is both individualistic and egalitarian. It gives regular people a place to voice their opinions, enable them to become citizen-journalist, community activists and teachers. Through blogs, citizens are empowered by technology to make important contributions to their society and country”.

Apa yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Amerika ada bagusnya dalam membina hubungan antar kedua negara selain hubungan diplomatik antar pejabat negara lewat MOU atau kerjasama lainnya, menurut catatan yang penulis dapat jumlah blogger saat ini mulai dari ujung Sumatera hingga Papua ada sekitar 500 ribu, dan itu tidak menutup kemungkinan akan bertambah seiring dengan makin pesat dan lancarnya jaringan internet dan insfrastruktur penunjang yang sudah masuk ke pelosok daerah, adapun komunitas blogger Indonesia memiliki peran yang sangat siginifikan dalam mendistribusikan berbagai informasi dan perkembangan dewasa ini ke segenap elemen masyarakat termasuk ke pelosok daerah. Dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki, seorang blogger dapat berperan untuk mencetuskan dan menggerakkan isu-isu kemasyarakatan yang dapat ditanggapi dan dibahas bersama.

Dengan melihat perkembangan teknologi yang semakin hari semakin mutakhir saja, Kementerian Luar Negeri berinisiatif untuk membentuk jaringan atau memanfaatkan ajang blog ini sebagai wahana diplomasi dikalangan diplomat AS yang ada diluar sana dengan nama Diplomatic Blog, dimana blog ini memberikan kesempatan bagi para diplomatnya untuk berbagi cerita dan diskusi tentang berbagai aktifitas diplomasi yang dilakukan. Tujuannya untuk memberikan informasi dan opini langsung dari pelaku diplomasi, semacam story behind the scene. Dengan harapan agar pembaca dari negara manapun termasuk Indonesia dapat memperoleh persfektif lain disamping informasi, berita ataupun opini yang dimuat di website resmi Deplu AS.

Menurut penulis, apa yang dibuat oleh Kementerian Luar Negeri AS perlu dan wajib di tiru oleh Indonesia walaupun banyak pihak menyangsikan bahkan mencurigai apa yang dilakukan oleh Kedubes AS sebagai sponsor PB08, kenapa perlu ditiru ? Pertama, dengan adanya semacam blog khusus yang dibuat oleh Kemenlu RI paling tidak nama Indonesia bisa diobati atau dipulihkan secara positif dengan tulisan-tulisan diplomat Indonesia yang bertugas di KBRI, KJRI, PTRI diseluruh dunia, karena kita tidak usah menutup mata dan kuping bagaimana Indonesia dimata dunia selalu terkait dengan aksi teroris bahkan ada beberapa negara melalui Kemenlu dan Kedutaannya mengeluarkan kebijakan atau travel warning kepada warganya untuk berhati-hati atau tidaksama sekali pergi ke Indonesia kalau tidak penting, bahkan ada yang melarang ban pesawat semua maskapai Indonesia untuk mencium aspal bandara negara mereka hingga saat ini.

Dengan adanya blog yang ditulis oleh para diplomat Indonesia, setidaknya warga asing yang ingin berpergian ke wilayah Indonesia bisa mengambil sikap positif dan tidak mengendurkan niatnya setelah membaca apa yang ditulis oleh diplomat Indonesia di luar sana tentang Indonesia, betul tidak ! Kedua, dalam hal budaya dan Pariwisata lewat blog bisa memperkenalkan inilah budaya Indonesia yang kaya dan beragam misalnya tarian perang khas Indonesia Timur, atau tari tor-tor dari Sumatera Utara atau segi pariwisata dimana bule hanya tahu Bali Bukan Indonesia bahkan Bali pernah dibilang negara dan bertanya negara Indonesia di sebelah mananya Bali, padahal wilayah dinegara ini tidak kalah bagusnya dengan bali yang sudah diakui dunia sebagai tempat paling bagus dan eksotis misalnya pantai sengigi di Nusa Tenggara atau Pantai Raja Ampat yang sekarang mulai diminati karena memiliki karang dan atmosfer pantai yang eksosis dan cocok untuk kegiatan menyelam selain Taman Nasional Bunaken di Kawanua-Sulawesi Utara dan juga sebagai penghambat negara lain untuk mengklaim apa yang dimiliki Indonesia sebagai milik dan warisan budaya negara mereka seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Ketiga, dengan tulisan yang ditulis oleh komunitas blogger Diplomat dan Komunitas Blogger di Indonesia yang dibaca oleh semua orang didunia terutama soal pariswisata Indonesia bisa menambah pundi-pundi devisa lewat kunjungan wisatawan asing, karena hanyalah itulah yang bisa mengubah wajah Indonesia yang selama ini menurut penulis sudah tercoreng dengan ulah orang-orang yang mengaku suci.

Selain mengangkat masalah lokal, kalangan blogger diplomat dan juga blogger Indonesia bisa mengkritik lewat tulisan dan tentunya bahasa yang tidak memojokkan soal isu-isu internasional, seperti kasus diskriminas HAM yang dialami masyarakat Aborigin di Australia atau diskriminasi Ras di Amerika, atau soal tidak beresnya penanganan dan diskriminasi hukum bagi TKI di Malaysia dan Arab Saudi, atau kondisi HAM di Myanmar dan Tibet, sebagai penyeimbang dari aksi-aksi blogger asing dalam tulisannya selalu mengusik kedaulatan NKRI. Atau sebagai media informasi kepada masyarakat ketika dimulainya pesta demokrasi tahun 2009 mendatang dengan cara menginformasikan secara detail kepada para pemilih tentang para caleg yang setiap kampanyenya selalu mengatasnamakan rakyat kecil dalam aktivitasnya selama kampanye supaya tidak terjebak dalam rayuan tanpa ada bukti nyata untuk kemajuan negara ini

Jadi..bukan hanya Amerika Serikat saja, negara super power yang melakukan diplomasi lewat blogger tetapi kita pun bisa mulai detik ini juga melakukannya demi terciptanya nama Indonesia lebih harum lagi didunia yang selama ini sudah tercoreng selain menambah pengetahuan dan teman tentunya..dan yang paling utama sekali adalah lewat blog kita bisa membuat dunia ini aman dan damai tanpa ada lagi darah, tangis, dentuman dan desingan peluru serta bom.

Selamat Hari Blogger Nasional dan Sampai bertemu di Pesta Blogger Nasional 2008 Gedung BPPT, 22 November 2008 !


Rhesa Ivan
Pendapat Pribadi

Senin, 17 November 2008

Gonzales : Kau Yang Memulai Kau Yang Mengakhiri




Anda mungkin berpikir bahwa penulis sedang menyenangi lagu-lagu lama, kalau iya anda ada benar dan tidaknya, judul diatas ini penulis sampaikan kepada seorang pemain yang berprestasinya sangat bagus sekali tetapi dibalik itu ada semacam kisah pilu dan kalau tidak diakhiri bisa jadi berkembang lebih luas.

Anda kenal dengan penyerang dari Klub Indonesian Super League, Persik Kediri, Cristian Gonzales ? ya.. memang beberapa hari belakangan ini nama Gonzales sedang menggema dikalangan penikmat sepakbola nasional dengan tingkah lakunya di lapangan belakangan ini.

Christian Gonzales, diduga memukul pemain belakang PSMS, Erwinsyah Hasibuan ketika partai ISL antara Persik Kediri kontra PSMS dikandang Persik Stadion Brawijaya-Kediri, akibatnya dibagian mata mengalami cedera. Pasca kejadian ini Erwinsyah langsung melaporkan tindakan Gonzales ini ke Polsek Kediri dengan tuduhan pemukulan walaupun sampai saat ini belum ada kejelasan dari kasus ini di Polsek Kediri.

Karena minimnya bukti secara visual yang mendukung untuk menghukum Gonzales, sehingga memberatkan Komisi Disiplin PSSI untuk menentukan hukuman, beda dengan tandemnya di Persik, Budi “Ular Python”Sudarsono yang terekam kamera televisi memukul Erwin dengan hukuman larangan bertanding sebanyak tiga kali dan denda sebanyak Rp. 50 juta, tetapi pihak Budi melakukan banding ke Komisi Banding dan disetujui menjadi hukuman percobaan selama setahun, tetapi denda tetap harus dibayarkan.

Tetapi akhirnya Komdis PSSI mengetukkan palu disiplin kepada Christian Gonzales yaitu MELARANG bermain disemua kompetisi selama SATU TAHUN ! dan denda sebesar Rp.75 Juta dan hukuman ini mulai berlaku tanggal 11 November 2008.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah sudah cukupkah hukuman yang diberikan Komdis untuk memberi jera dan membuat takut para pemain sepakbola dalam bertingkahlaku di lapangan atau kurang ?

Kalau menurut penulis apa yang diberikan oleh Komdis terhadap penyerang Persik ini belum seberapa untuk membuat sang penyerang atau pemain berpikir dua kali dilapangan, walaupun dengan hukuman ini kata sang istri sebagai pembunuhan karakter dari karier suaminya, padahal kalau kita lihat rekapan “kriminal” daripada el loco ini sudah banyak sekali.

Penulis mencatat dan menyamakan dengan kumpulan data dari media tentang kelakuan dari Gonzales berkiprah di Indonesia, mulai dari tahun 2004 hingga 2008 setidaknya ada 5 tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh pemain ini bahkan tahun 2008 ada dua kali tindakan.

Tahun 2004, Gonzales tersandung kasus PEMUKULAN terhadap Abu Soleh, Pengurus Pengda PSSI Banten saat PSM bermain imbang 1-1 melawan Persikota Tangerang di Stadion Benteng, 8 Agustus 2004, hukumannya larangan meruput selama SATU MUSIM! Tahun 2006, MENANDUK striker PSIS, Emmanuel de Porras pada menit ke-109 dalam final Liga Djarum Indonesia (LDI) 2006 di Stadion Manahan-Solo, 30 Juli 2006. Dihukum larangan berlaga dalam tiga partai, tapi kemudian diremisi oleh Komisi Banding PSSI. Tahun 2007, Gonzales di Vonis larangan membela Persik dalam tiga pertandingan plus denda Rp. 125 juta karena melakukan tindakan MELUDAHI! Wasit Rahmat Hidayat saat Persik kalah 0-2 dari Pelita Jaya Purwakarta di Stadion, Purnawarman, Kamis, 1 November 2007. Tapi, hukumannya mendapatkan remisi setelah melakukan banding, Christian hanya dihukum satu partai.

Tahun 2008, divonis larangan bermain dalam dua pertandingan dan denda Rp. 25 juta karena dianggap sebagai PEMICU KERIBUTAN antara pemain Persik dengan Persija dalam laga yang berakhir2-2 di Stadion Manahan-Solo, Kamis (17/1). Christian diduga menendang Abanda Herman yang menyebabkan sang pemain mendapatkan lima jahitan dipipinya, dan yang terakhir kemarin ketika Persik kontra PSMS

Penulis ingin memberikan pertanyaan kepada isteri dari Gonzales, yaitu dari tahun 2004 hingga sekarang apakah ini benar-benar pembunuhan karakter, kalau memang semua itu berasal dari Gonzales suami anda sendiri ? memang soal insiden yang terakhir mungkin Gonzales bisa bebas dari dakwaan karena tidak ada bukti visual tapi bagaimanapun rekam visum sudah sangat kuat untuk membawa Gonzales ke tindak pidana. Penulis juga heran dengan alibi pemain yang mengatakan bahwa Gonzales setelah pertandingan langsung menuju ke tribun untuk bertemu keluarga (?) kita tahulah bagaiamana peta situasi lapangan dengan tribun apakah Gonzales mempunyai “ilmu” dengan cepatnya langsung ke tribun, padahal kalau hitung-hitungan jarak lapangan dengan tribun memakan waktu sekitar 5-8 menit untuk berjalan dan itu harus keluar dulu dari lapangan. Dan banyak orang yang melihat kejadian itu, jadi alibi yang aneh menurut penulis yang dilontarkan beliau supaya tidak dihukum berat.

Hukuman yang diberikan kepada Gonzales, mungkin peringatan bagi semua pemain sepakbola jika masih ingin bermain dan memang keahliannya untuk mencari kepulan dapur dari lapangan sepakbola agar menjaga sikap, sebenarnya kalau mau membuat efek jera menurut penulis kiranya Komdis berkerjasama dengan satuan reserse kepolisian se-Indonesia dalam hal penghukuman pemain, jadi misalnya kalau melihat kasus Gonzales atau pemukulan wasit atau pemain, begitu Komdis memberikan hukuman berkas mereka langsung saja dilimpahkan ke Kepolisian dengan pasal penganiaya, kalau mau sepakbola kita benar-benar sepakbola bukan sepakbola ++ seperti yang setiap hari kita lihat.

Dan perlu juga menghukum orang-orang yang mencoba menutup-tupi kejadian atau tidak kooperatif kalau perlu setimpal, seperti kejadian kemarin di Kediri dan juga perlu juga berkasnya masuk ke Kepolisian.

Mestinya kita malu dengan kompetisi di Asia, lihatlah kebangkitan sepakbola Jepang yang dulunya “belajar” dari PSSI ternyata lebih maju, bahkan Gamba Osaka meraih titel sebagai jawaranya Asia di Asian Championship League, sedangkan Indonesia mana ? kompetisi yang katanya Indonesian Super League, tetapi mana SUPERnya ! apakah artian Indonesian Super League itu, Super kekerasan, Super baku hantam inikah ? bukan artian super yang sebenarnya.

Penulis juga ingin mengkritik atas kinerja dari Komdis, dimana ada sedikit diskriminasi dalam kasus ini dengan kasus terakhir, anda tentunya masih ingat dengan kasus pemain asing dari Klub Arema Malang, Emille Mbamba yang divonis selama 5 tahun dilarang merumput disemua kompetisi sepakbola Indonesia dan denda Rp. 50 Juta hanya karena memprotes wasit ketika Arema kontra PKT Bontang (13/9) dan tragisnya pemain ini diputus kontraknya sama klubnya, anda bisa membandingkan mana yang seharusnya dihukum berat mana yang tidak dilihat dari kelakuannya dilapangan !

Jadi Komdis dimasa mendatang harus bisa netral dan tidak berat sebelah dalam memberikan hukuman, kalau dilihat kasus Mbamba dan Gonzales sebenarnya komdis sedikit “pilih kasih” seharusnya tidak dilakukan kalau Komdis ingin menciptakan suasana kompetisi yang bersih betul tidak !

Inikah awal dan terakhir dari sepakbola kita menuju kompetisi yang benar-benar kompetisi yang semestinya dan mampu mengangkat Indonesia sebagai negara yang kuat sepakbolanya seperti Jepang, bukan hanya sebagai “banci pujian” karena setiap timnas main selalu banyak pendukungnya tapi hasilnya ?

Senayan 151108 15:17

Rvanca
LO Manager of RKM

Bung Tomo diberi Gelar Pahlawan, lalu Tan Malaka Kapan ?








Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka…lebih baik kita hantjoer leboer daripada tidak merdeka –

Bung Tomo dalam siaran radio
menyongsong serangan sekutu ke Surabaya, 9 November 1945


Bulan November 2008 ini warga Surabaya boleh berbangga karena tokoh pergerakan serangan pemuda Indonesia kepada kaum penjajahan pada tanggal 10 November 2008 yang dikemudian kita kenal sebagai Hari Pahlawan yaitu Bung Tomo mendapatkan predikat Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan keputusan yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 041/TK/Tahun 2008 tertanggal 6 November 2008 didasarkan pada hasil sidang Badan Pembina Pahlawan Pusat Tahun 2008 dan sidang DewanTanda-tanda Kehormatan RI.

Selain bung Tomo, pemerintah juga menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Natsir, mantan Perdana Menteri RI (1950-1951) pertama dan Abdul Halim, mantan Ketua Umum Persatuan Umat Islam.

Khusus untuk bung Tomo menurut penulis apa yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional adalah
TERLAMBAT!!
Siapa yang tidak tahu dan kenal yang namanya Bung Tomo, hampir semua buku-buku cetak pelajaran sejarah dan Pendidikan Moral Pancasila (sekarang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) selalu memuat photo dengan posisi tangan kanan dan jari telunjuk mengarah ke depan dengan latar belakang labirin dan juga termuat pesan moral kebangsaan bung Tomo untuk membangkitkan semangat pejuang, dan tanggal 10 November setiap tahun kita selalu upacara bendera untuk mengenang jasa-jasa para tentara yang telah berkorban dengan darah mereka agar negara ini bebas dari penjajahan, tetapi KENAPA baru sekarang tahun 2008 di berikan gelar pahlawan itu ?

apakah yang dimakamkan di Taman Makam diseluruh negara ini adalah benar-benar pejuang yang rela berjuang hingga titik darah yang ada didalam tubuhnya habis untuk negara ini atau hanya kebetulan berada di medan perang dan tewas padahal mereka bukan pejuang sekalipun misalnya yang bertugas di dapur umum atau pengantar pesan ?

Penulis agak bingung dengan sistem “penjurian” untuk menetapkan beberapa anak bangsa untuk diberi gelar Pahlawan nasional, karena mungkin pandangan penulis banyak sekali anak bangsa yang benar-benar harus diberikan karena jasa-jasanya dalam memperjuangakan negara ini tidak mendapatkan gelar pahlawan atau terlambat seperti kasus pemberian gelar pahlawan kepada Bung Tomo.

Ada satu hal yang menurut penulis, pemerintah harus memberikan kembali gelar pahlawan nasional yang dahulu sempat tetapi sampai sekarang tidak ada yang memperhatikan bahwa beliau adalah pahlawan, yaitu Tan Malaka, siapa yang tidak kenal dengan tokoh ini.

Tan Malaka, pemuda sumatera yang mampu membuat sejumlah sekutu kalang kabut karena tulisan-tulisan dan pernyatannya yang cukup lantang, beliaulah yang pertama kali membuat konsep negara Indonesia termasuk ideologi dan perangkat negara lainnya, Bukan Soekarno atau para pemuda lainnya walaupun beliau terlambat mengetahui bahwa Indonesia sudah merdeka dari sebuah tempat pengasingan dan koran yang ia baca, dan meninggalnya pun tragis bukan meninggal ditangan tentara sekutu tetapi justru oleh tentara negaranya dalam sebuah penggrebekan, sebelumnya oleh pemerintah Soekarno pernah diberi gelar pahlawan nasional pada tahun 1963, tidak tahu kenapa ketika era Cendana nama beliau hilang dari peredaran termasuk dalam catatan sejarah dibuku-buku sejarah sekolah

Atau mungkin mantan Kapolri Jenderal Hoegoeng yang juga anggota petisi 50, prestasi beliau adalah bersikap jujur dan tanpa kompromi bahkan ketika bertugas di Medan dengan lantangnya mengeluarkan segala perabotan rumahtangga yang telah disediakan oleh tokoh kriminal disana dan ditaruh begitu saja dipinggir jalan depan rumahnya atau memilih mundur karena dalam menangani suatu kasus yang ternyata melibatkan pejabat yang dekat dengan Presiden Soekarno dan adanya intervensi, yang seperti ini harus diberi penghargaan

Penulis setuju dengan film yang menggambarkan tentang makna kemerdekaan dan nasionalisme dimana tokoh ini ketika berkunjung ke Taman Makam mempertanyakan kepada alam dan mungkin Tuhan karena ketika itu tokoh ini mengadahkan kepalanya ke atas, apakah yang dimakamkan di Taman Makam ini adalah benar-benar pejuang yang rela berjuang hingga titik darah yang ada didalam tubuhnya habis untuk negara ini atau hanya kebetulan berada di medan perang dan tewas padahal mereka bukan pejuang sekalipun misalnya yang bertugas di dapur umum atau pengantar pesan ?

Semoga Pemerintah lebih selektif memilih tokoh yang akan dianugerahkan sebagai pahlawan nasional dengan mendengarkan aspirasi dari semua pihak termasuk pengamat sejarah bukan dari badan bentukan yang orang-orangnya bukan memiliki sifat sejarah atau hobi dengan sejarah.

Cikutra, 111108 08:15

RKM-35/RKM-31/RKM-32/Rvanca

Soeharto di Jadikan Pahlawan Nasional ? Amit-amit jangan sampai !



"Terimakasih Guru Bangsa!
Terimakasih Pahlawan!
Kami akan melanjutkan
langkah bersama (edit) untuk Indonesia sejahtera !"

Maaf sebelumnya kalau ada kata-kata yang penulis edit untuk menghindari suata hal tetapi tidak mengubah pesan dari tulisan iu. Cuplikan diatas mungkin sudah familiar dengan mata dan telinga kita, ya.itu adalah tagline dari iklan suatu partai berbasis agama dalam rangka menyambut hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November setiap tahunnya.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan iklan itu karena berkaitan dengan perayaan hari Pahlawan yang masalah adalah adanya cuplikan gambar dari Presiden Soeharto ditambah dengan kata-kata diatas inilah yang membuat sebagian masyarakat gerah dengan iklan itu.

Memang bukan hanya Soeharto saja yang ditampilkan dalam iklan itu setidaknya ada beberapa tokoh nasional seperti Ir. Soekarno, lalu Soeharto, kemudian KH. Achmad Dahlan, Hasyim Asy'ari, M Natsir, M Hatta, Jenderal Sudirman dan Bung Tomo.



"Iklan ini hanya akan menimbulkan blunder, malah bisa melakukan penyesatan
kepada pemuda,"


Budiman Sudjatmiko, mantan aktivis PRD -




Munculnya Soeharto diantara tokoh-tokoh itu sempat memicu kontroversial dimana, semua tokoh-tokoh yang ditampilkan sebagai”model” dari iklan partai itu adalah sudah berpredikat atau gelar Pahlawan Nasional sedang sang penguasa Jl. Cendana belum mendapatkan titel apapun. Isu ini sempat membuat heboh negara karena setahun lalu sempat memunculkan nama beliau untuk mendapatkan “label” pahlawan nasional.

Pantaskah Soeharto menyandang gelar Pahlawan Nasional ? kalau menurut penulis, apa yang dibuat oleh partai dan partai yang dibuat ketika beliau masih menjabat ini untuk menghormati pahlawan nasional dengan menampilkan sang penguasa Jl. Cendana adalah SALAH BESAR ! kenapa ? pertama, okelah menurut partai ini Soeharto membawa perubahan terhadap negeri ini, tetapi apakah itu sudah dasar untuk dijadikan “model” padahal kita tahu bagaimana perbuatan beliau ketika berkuasa !




"Soeharto memang pembangun paling besar di Indonesia, tapi dia juga perusak
terbesar seperti meninggalkan utang US$ 150 juta. Itu kan membebani kita dan
tidak akan lunas selama 7 turunan,"


- Asvi Warman Adam -




Memang penulis akui dengan dipimpin oleh sang penguasa Jl. Cendana, kondisi negara ini stabil tidak seperti sekarang, tetapi itu hanya semu saja bukan ketika beliau lengser barulah semua terbongkar ibarat pertunjukan kesenian topeng dipanggung para penari lenggak-lenggok menggunakan topeng supaya tidak dikenali dan penasaran oleh para penonton begitu turun barulah ketahuan rupa dari penari itu, itulah yang terjadi dengan pemerintahan dibawah dinasti cendana, penuh dengan kebohongan dan kemunafikan.

Kita bisa lihat bagaimana atau berapa banyak orang yang harus mati sia-sia karena tidak mau menuruti apa yang diinginkan beliau melalui tindakan seperti intimidasi yang dilakukan pihak loreng-loreng atau orang suruhan, kita bisa lihat bagaimana kasus Talangsari, Tanjung Priok, 27 Juli 1996, Senin Cawang Berdarah, Trisakti, Marsinah, Udin, penculikan sejumlah aktivis belum termasuk ketika beliau menjabat strategis militer sampai masuk menjadi RI-1, banyaknya korupsi dengan mengatasnamakan rakyat miskin, atau banyaknya alumni sebuah universitas di AS, yang kalau disini selalu dielu-elukan karena terkenal sementara kita tidak tahu apakah universitas itu disana terkenal juga atau sebaliknya.

Bagaimana bisa dikatakan seorang H.M. Soehato dikatakan dan ingin disahkan menjadi pahlawan nasional kalau selama hidupnya negara dirugikan berpuluh-puluh milyar bahkan trilyun yang sampai sekarang tidak jelas uang itu berada dimana. Ketika didesak selalu mengatakan tidak mempunyai uang sepeser pun, apakah ini disebut pahlawan ?

Penulis tidak sependapat dengan apa yang diucapkan oleh sang Presiden Partai yang membuat iklan ini bahwa Soekarno dan Soeharto selama hidupnya punya kesalahan dalam membawa negara ini, menurut penulis justru Soeharto lah yang merusak negara ini dengan meninggalkan utang yang harus dibayar anak-cucu-cucu kita selama 7 turunan dengan nominal US$ 150 juta (silakan konversikan sendiri ke Rupiah dan dibagi tiap satu anak yang baru lahir harus menanggung berapa juta hingga hayatnya! Itu baru kerugian yang dilakukan oleh seorang bapak bagaimana dengan anak-anaknya) dengan alasan Indonesia harus menjadi negara besar dan berkembang jadi harus meminta bantuan luar negeri, mengajak investor asing tapi hasil untuk rakyat kecil ada? Lebih baik Soekarno dengan pedomannya Berdikari- BERDIri pada KAki sendiRI terbukti semua negara segan dan sedikit takut dengan Indonesia, kalau boleh mencontohkan negara didunia saat ini yang modelnya seperti pedoman Soekarno adalah negara yang dipimpin oleh Hugo Chavez dan Evo Morales yang mampu membuat perusahaan minyak asing berlutut dan mencium kaki rakyat dari dua negara ini biar bisa beroperasi, sementara Indonesia era Soeharto justru kita seperti pengemis ke negara luar, bukan negara luar yang mengemis ke negara kita.

Jadi menurut penulis kiranya semua insan sebelum melakukan suatu kegiatan kiranya mengadakan riset dengan cara turun ke masyarakat untuk mengetahui apa yang mereka inginkan bukannya seperti sekarang, kalau sampai terjadi perpecahan bahkan menjadi konflik karena perbuatan dari satu partai ini, apakah partai ini mau bertanggung jawab kepada rakyat dan terutama konstituennya ?


Cendana, 121108

Rvanca/ RKM-01/ RKM-35





*) gambar dikutip dari Google

Apa Kabar PSSI ?



Lama tak bersua dan bergaung, tiba-tiba ada suatu masalah yang masuk kedalam komplek Pintu IX Senayan dan ternyata makin lama makin bertambah dan kompleknya masalah itu.

Kali ini PSSI terjebak dalam kasus utangan dengan tiga pihak sekaligus yaitu manajemen Hotel Kaisar, Rental mobil Putra, rental bus PT Dasa Sentosa, dan Flora Laundry dengan total utangan dari ketiga pihak ini kepada PSSI sebesar Rp 228 juta, dengan rincian rental mobil Rp 90 juta, rental bus 88 juta, dan Flora Laundry Rp 50 juta dan ini sudah dilaporkan kepada Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya-Polda Metro Jaya dengan tuduhan tak kunjung menepati janji dan telah melakukan tindakan penipuan lewat pengacara ketiga pihak ini, Deolipa Yumara.

Kasus ini baru terungkap setelah berakhirnya Piala Kemerdekaan yang beberapa bulan lalu digelar oleh PSSI untuk menyemarakkan peringatan HUT Republik Indonesia yang ke 63 yang dinodai juga ketika final dimana Indonesia yang jelas-jelas kalah dinyatakan juara setelah Tim Nasional Libya menyatakan tidak bermain pada babak kedua, karena terjadi insiden dimana terjadinya pemukulan yang diduga oleh Pelatih Kiper Timnas kepada Pelatih Kepala Timnas Libya.

Bicara tentang buruk dan bobroknya PSSI tidak akan pernah habis diomongkan, kasus utangan ini mungkin baru terjadi, tetapi selain kasus itu banyak sekali permasalahan yang terjadi disana, mulai dari sistem kompetisi yang tidak beres dan selalu berubah seenak pemikiran para pengurus ini, sampai pada keputusan FIFA selaku otoritas sepakbola dunia yang tidak mengakui PSSI sebagai institusi sepakbola karena dipimpin oleh seorang kriminal bermental korupsi ! dan harus membuat ketetapan PSSI sesuai dengan yang dibuat oleh FIFA.

Apa kabar Statuta PSSI ? itulah yang harus kita tanyakan kepada mereka, soal Statuta penulis sepertinya PSSI tidak ada niatan membuatnya walaupun sudah didesak oleh FIFA dan AFC selaku yang bertanggung jawab atas sepakbola Asia, karena menurut mereka apa yang sudah mereka lakukan sudah berpedoman dengan konsep yang dibuat oleh FIFA dan AFC.

Penulis berpendapat, sudah saatnya PSSI berubah dan tidak lagi diisi oleh orang-orang yang tidak mengerti sepakbola walaupun dia sendiri mantan pemain sepakbola! Kenapa penulis bisa bilang begitu, kita bisa lihat bagaimana PSSI di era NH seorang pesakitan korupsi yang anak buahnya tidak ada yang (menurut penulis) beres dalam membawa sepakbola Indonesia berprestasi padahal mereka semua adalah mantan pemain dan pengurus klub, kompetisi dibuat tidak jelas jadwalnya selalu dirubah, lalu sering terjadi pergesekkan antar suporter bahkan ajang ring tinju dadakan antara antar suporter atau antar pemain dan pemain dengan wasit, belum lagi banyaknya pemain asing yang ternyata kemampuan sepakbolanya tidak sehebat yang kita kira dimana begitu datang pemain asing mampu menjadikan liga Indonesia menjadi disegani dan bergengsi ternyata!

Sudah saatnya PSSI ini berubah dan melakukan reformasi kalau perlu revolusi demi tercapainya impian 200 juta penikmat sepakbola nasional yang menginginkan timnas mereka bermain di ajang Piala Asia, Piala Dunia, Piala Konfrederasi Dunia kalau perlu ketiga piala itu dibawa ke Jakarta, menurut penulis ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk merubaha MUKA PSSI sekarang ini yaitu, pertama, memBUBARkan pengurus PSSI yang ada saat ini karena menurut penulis pengurus PSSI saat ini tidak jauh dengan kelakuan anak-anak batita, yang sesuka mereka mengganti atau membuat kebijakan tanpa ada sosialisasi contohnya kasus ISL yang mana setiap klub harus mengharamkan APBD untuk masuk kedalam kas klub, padahal kita tahu semua klub mendewakan APBD untuk operasional klub, korban dari kebijakan PSSI ini banyak klub yang sampai hari ini belum membayar gaji pemain bahkan ada yang hampir 7 bulan! Kedua, membuat aturan AD/ ART sesuai dengan apa yang dibuat, direncanakan dan dihalalkan oleh AFC dan FIFA. ketiga, dalam kepengurusan harus menseleksi dengan ketat orang-orang yang akan menduduki kursi PSSI, bukan seperti sekarang mosok Ketua seorang pesakitan, penulis sebagai penikmat sepakbola nasional ingin mempertanyakan dan meminta pertanggungjawaban kepada para pengurus PSSI didaerah (Pengda PSSI ) yang mencalonkan NH sebagai ketua umum, padahal kita tahu bagaimana sosok ini di kancah politik dan juga mungkin kriminalitas, menurut penulis Pengda PSSI adalah MUNAFIK dan PENJILAT !! di awal-awal getol dan semangat mencalonkan NH begitu NH harus bersahabat dengan hotel prodeo, langsung dengan cepat mengecam dan meminta PSSI dibubarkan dan mengganti ketua yang baru betul tidak !

Sarana penulis carilah ketua umum dan pengurus yang bersih dari segala yang berbau ujung-ujungnya hotel prodeo, kalau perlu dari kalangan jurnalis karena merekalah yang tahu bagaimana sepak bola kita mau bersanding bersamaan dengan Tim Selecao-Brazil atau kampium Piala Eropa- Spanyol kalau kita masuk Piala Dunia, karena selama ini media olahraga selalu dihujat dan dituding merusak aura kompetisi karena pemberitaannya dan juga para pengamat sepakbola dan tentunya atlet yang benar-benar kompeten.

Kalau perlu contoh dan terapkan sistem administrasi dan kompetisi yang dibuat oleh Perbasi-Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia dan Indonesian Basketball League, padahal mereka olahraga nomor dua di Indonesia, tetapi mereka mampu merangkul dunia industri segala macam untuk menjadi sponsor baik kompetisi itu sendiri maupun klub, sedangkan Sepakbola cabang olahraga sejuta umat tidak bisa merangkul dan memancing dunia industri untuk menjadi sponsor bahkan ada rumor sponsor utama dari kompetisi ini akan hengkang karena tidak jelasnya PSSI dan juga sering terjadi kompetisi tinju dadakan setiap pertandingan, konyol bukan !

Jadi.. kapan sepakbola kita bisa bersaing dengan Tim Spanyol, atau Tim Brazil atau Tim Jepang di ajang internasional yang masuk kalender FIFA dan AFC,atau hanya sebagai macan ompong dan jago kandang atau banci pujian kalau kita menjadi tuan rumah, hanya para pengurus yang ada di pintu IX-lah yang tahu mau dibawa kemana sepakbola kita ini kedepan….

Senayan 121108 09:10

Rvanca
Laison Officer Regional RKM

Kapan Indonesia bisa Mewujudkan Birokrasi Anti Korupsi ? Ya Kapan-kapan…



Apa yang menyebabkan proses hukum dinegara ini tidak pernah beres, atau banyaknya putusan pengadilan yang jauh dari perkiraan atau maraknya praktek korupsi, itu dikarenakan oleh peran hakim sebagai ujung tombak peradilan. Fakta yang ada di lapangan, rupanya masih banyak hakim yang mencoreng peradilan di Indonesia karena melakukan jual-beli hukum.

Hal ini yang diungkap oleh Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia, Busyro Muqoddas dalam acara diskusi yang penulis ikuti bertajuk 'Mewujudkan Birokrasi Anti Korupsi' yang diselenggarakan kerjasama antara Universitas Paramadina dengan Bung Hatta Anti Corruption Award selasa (11/11/2008) selain menampilkan Ketua Komisi Yudisial , ada juga mantan anggota Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2003-2007, Amien Sunaryadi dan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani yang kebetulan berhalangan karena mempersiapkan diri mewakili Indonesia dalam Forum Menteri Keuangan negara berkembang atau pertemuan G-20 yang berlangsung di Brazillia-Brazil.

Menurut Busyro ada tiga modus operandi dari para hakim ini dalam melakukan praktek jual-beli hukum atau vonis yaitu, pertama, menunda persidangan dengan alasan seperti sakit, belajar lagi dan lain hal. Kedua, dengan cara memanipulas fakta hukum dan yang terakhir menurut Busyro adalah melakukan doktrin-doktrin hukum yang salah, sehingga hingga sekarang banyaknya proses hukum yang tidak jelas arahnya.

Lain hal dengan manta anggota KPK, Amien Sunaryadi mengatakan ada lima hal yang bisa menyelamatkan negara ini dari Korupsi laten yaitu, pertama, adanya strategis pemberantasan korupsi secara nasional, usaha ini tidak akan berhasil kalau semua element yang ada dinegara ini untuk bersatu.

Kedua, adanya DPR yang kuat dengan tugas sebagai legislasi dalam hal pemerintahan, kemudian dalam hal budget atau keuangan, lalu dalam hal pengawasan yang sangat ketat serta merepresentatifkan kepada publik soalnya pentingnya memberantas korupsi. Ketiga, peran Mahkamah Agung dan Pengadilan harus bisa mengambil keputusan yang tepat dan tegas tanpa ada intervensi dari manapun, walaupun kita tahu 1 mahkamah agung harus mengawasi 871 pengadilan di seluruh Indonesia.

Keempat, memperkuat lagi badan korupsi yang sudah ada, kalau perlu mencontoh badan korupsi yang ada di HongKong. Kelima, menangkap koruptor besar dengan menganalisa dan melihat jaringan network dari koruptor tersebut atau jaringan pendanaan yang sangat kuat dari koruptor ini.

Apa yang disampaikan oleh panelis tersebut menurut penulis penting untuk negara ini, tetapi yang menjadi masalahnya adalah mulai kapan dan mulai dari mana harus membrantas ini semua, menurut penulis hal yang utama untuk menghilangkan budaya korupsi ini adalah mulai dari kita sendiri untuk tidak melakukan korupsi dalam hal apapun seperti mengurus surat-surat misal KTP, dan mau menggertak dan melaporkan petugas yang ingin mengajak kita untuk korupsi, walaupun kenyataan dilapangan banyak pimpinan institusi yang membela anak buahnya yang jelas-jelas salah.

Kemudian adanya reward berupa gaji tambah atau insentif lainnya misalnya kenaikan pangkat atau posisi bagi karyawan yang dalam bekerja tidak melakukan korupsi atau menindak koleganya yang ingin mengajak berkorupsi berjamaah, atau punishment dengan menunda kenaikan pangkat sampai dengan tidak diberikannya gaji selama beberapa bulan, paling tidak untuk memberikan shock therapy dan tidak lagi melakukan perbuatan itu.

Jadi kapan Indonesia bisa mewujudkan birokrasi anti korupsi ? Kapan-kapan aja ya…

Paramadina, 111108 09:15

Rvanca / RKM-9 / RKM-19

YES WE CAN – Will I Am ( Ost Barrack Obama Campange )


It was a creed written into the founding documents that declared the destiny of a nation.


Yes we can.


It was whispered by slaves and abolitionists as they blazed a trail toward freedom.Yes we can.
It was sung by immigrants as they struck out from distant shores and pioneers who pushed westward against an unforgiving wilderness.


Yes we can.


It was the call of workers who organized; women who reached for the ballots; a President who chose the moon as our new frontier; and a King who took us to the mountaintop and pointed the way to the Promised Land.


Yes we can to justice and equality.


Yes we can to opportunity and prosperity.


Yes we can heal this nation.


Yes we can repair this world.


Yes we can.


We know the battle ahead will be long, but always remember that no matter what obstacles stand in our way, nothing can stand in the way of the power of millions of voices calling for change. (We want change.)
We have been told we cannot do this by a chorus of cynics…they will only grow louder and more dissonant ……….. We’ve been asked to pause for a reality check. We’ve been warned against offering the people of this nation false hope.


But in the unlikely story that is America, there has never been anything false about hope.Now the hopes of the little girl who goes to a crumbling school in Dillon are the same as the dreams of the boy who learns on the streets of LA; we will remember that there is something happening in America; that we are not as divided as our politics suggests; that we are one people; we are one nation; and together, we will begin the next great chapter in the American story with three words that will ring from coast to coast; from sea to shining sea:

Yes We Can.

051108 : 12:10
Berbagai sumber/ RKM-17

DPR ibarat Siswa SMU Tawuran ? Betul sekali


Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesi atau DPR periode 2004-2009 semakin hari semakin banyak saja julukan yang disampaikan, mulai dari julukan sekumpulan anak taman kanak-kanak, kemudian turun menjadi sekumpulan anak-anak Playgroup sekarang bertambah lagi yaitu anggota DPR seperti siswa SMU yang sedang tawuran.

Kenapa ? ini berkaitan dengan hasil kerja mereka yang terbaru yaitu adanya sejumlah partai politik yang akan mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi tentang UU Pemilihan Presiden yang menurut mereka tidak adil dimana ada syarat khusus partai yang berhak mendaftarkan atau mencalonkan seorang warga Indonesia untuk maju ke ajang Pemilihan Presiden harus mengantongi suara minimal 20 persen di Senayan dan 25 persen suara nasional, padahal semua partai di Indonesia merasakan dirugikan dengan keluarnya produk hukum ini.

Menurut beberapa pengamat, apa yang dilakukan oleh anggota DPR adalah benar seperti judul diatas, tidak berani mengekspresikan secara personal lebih kepada kelembagaan dan itulah yang dibanggakan di negara ini. Memang para anggota DPR sudah mengikat dengan parpol dimana parpol yang berhak itu semua dan anggotanya menjalankannya tanpa ada protes kalaupun protes pasti ujung-ujungnya adanya peringatan bahkan sampai di pecat.

Yang menjadi pertanyaan adalah, memangnya ada satu partai yang bisa menguasai 20 persen suara di Senayan dan 25 persen suara nasional, kalau ada hebat tetapi kenyataannya belum ada yang bisa sampai sejauh itu, kalaupun ada pasti berkoalisi. Juga produk hukum ini tidak mengapresiasikan masyarakat yang ingin mencalonkan diri secara mandiri atau tidak terikat dengan partai politik manapun alias calon independent padahal kita sudah tahulah bagaimana kelakuan partai ini dalam merebut hati para pemilih kalau boleh mengandaikan partai ini ibarat om-tante senang dan rakyat adalah remaja lugu yang masih polos a.k.a. virgin yang menginginkan sebuah kehormatan dari remaja lugu ini dengan rayuan akan bertanggung jawab, ketika kehormatan itu sudah dinikmati para om-tante ini langsung pergi begitu saja dan tidak memberikan apa yang mereka bilang sebelum menikmati kehormatan itu, itulah partai di negara ini hanya rayuan saja begitu ditagih tidak bisa berbicara.

Itulah kehidupan anggota dewan periode 2004-2009 apakah periode 2009-2014 nasib dan julukan anggota dewan masih itu dan bertambah atau hilang secara perlahan-lahan karena fungsi kerja mereka sebagai aspirator dari masyarakat yang memilihnya dapat sejalan seirama dengan pemerintah ? kita lihat saja nanti…

Senayan 111108 13:00
RKM-06

Preman Murni Vs Preman Berseragam



Beberapa hari belakangan ini mungkin warga Ibukota dan kota-kota besar di Indonesia bisa merasakan arti dari yang namanya keamanan, yaitu pada saat ini Kepolisian Republik Indonesia terutama Direktorat Reserse Kriminal sedang menggalakkan operasi khusus untuk memberantas yang namanya preman, kapak merah bahkan debt collector yang selama ini mereshkan masyarakat.

Tetapi apakah dengan operasi ini, keamanan di DKI dan wilayah Indonesia bisa aman dari yang namanya premanisme ? menurut penulis yang namanya operasi atau tindakan yang dikeluarkan sebuah institusi dinegara ini pastinya selau anget-anget tahi ayam alias Cuma sementara dalam hitungan 3-6 bulan selanjutnya, tidak ada gaungnya.

Kenapa judul diatas seperti itu, ini mungkin bisa menjadi gambaran dan membuka mata kita dengan apa yang Polisi lakukan dengan kehidupan di jalan. Penulis kebetulan sedang berkunjung ke salahsatu Polres di Jakarta, sambil menunggu rekan yang sedang ada urusan dengan SPK, penulis berkeliling kantor Polres tersebut untuknya pake ID-Card jadinya tidak masalah masuk ke salahsatu koridor bertemu dengan seorang yang menurut perwira di sana adalah preman, penulis coba bertanya ternyata pemuda ini sebut saja Joko adalah tukang parkir disalahsatu ruko, hasil yang didapat dari usaha ini bisa membiayai dapur rumahnya yang terdiri dari kedua adiknya dan orangtuanya.

Joko mengaku paling apes bisa membawa uang ke rumah Rp.60,000 dan itu sudah dipotong sana-sini termasuk kepada centeng serta dinas perpakiran DKI, hanya saja hari itu benar-benar apes buat Joko karena dia ditangkap oleh petugas kepolisian yang sedang menyamar sebagai konsumen, saat mau menerima uang Rp.2,000 tangannya langsung diborgol dan diangkut ke dalam sebuah mobil kemudian meluncurlah ke kantor Polres itu dengan tuduhan premanisme.

Soal premanisme di Indonesia sudah ada sejak tahun 1980, dimana awalnya untuk kepentingan politik belaka, ada juga kepentingan politik lainnya dengan mengusung perintah tembak mati bagi para preman dengan istilah Petrus (Penembak Misterius). Pada era reformasi 1998, tingkah laku premanisme masih seperti dahulu dimana untuk kepentingan politik dengan cara berkonvoi sepeda motor dengan menggunakan baju atau pakaian seperti layaknya atribut loreng militer dan membuat warga ketakutan.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kita bisa atau Polri tahu mana yang preman mana yang bukan ? seperti kasus Joko diatas, kalau menurut penulis Joko bukanlah tipe dari preman, walaupun kegiatan dia hampir mirip dengan preman. Tetapi bagaimana sekelompok manusia yang kerjaannya meresahkan masyarakat dengan berlindung di sebuah kain yang menjadi seragam kebesaran mereka, penulis tidak usah sebut nama kelompok ini karena kita sudah tahu bagaimana kelakuan dan tingkah laku dari kelompok ini, seperti selalu merusak fasilitas umum, selalu mengatasnamakan suatu agama, tetapi polisi tidak berbuat apa-apa begitu juga dengan pengadilan tempat dimana mencari keadilan justru berat sebelah dengan meringankan pidana penjara kepada ketua kelompok, jadi menurut anda yang pantas menyandang preman siapa seorang Joko atau kelompok yang berlindung pada seragam kebesaran dan aliran agama ? Penulis juga menyangsikan dengan kebijakan Polri dengan ucapan "Kalau itu mengganggu Anda dan lapor, kami akan tindak" benarkah langsung ditanggapi dan diproses secara hukum dengan menggunakan perangkat hukum yang bisa membuat mereka jera ? kita lihat saja perkembangannya apakah yang ditangkap para preman yang artian sebenarnya yaitu para kelompok berseragam ini atau seorang Joko yang memang mereka bekerja untuk mencari sesuap nasi ?

Trunojoyo 111108 12:30
RKM- 48

Senin, 10 November 2008

In Memory : Thanks Attonery General Of Republic Of Indonesia

All staff, reader, visitor, die victim and family of victim would thank you
to all staff Attorney and National Police Republik of Indonesia for
excecutioner trio Bali Bomber in Nusakambangan Prison the same Die
day of Dr. Azahari, November 9th 2008 00:15 (West Indonesian Time)

We hope after excecutioner of trio Bali Bomber NO terorist attact in
Indonesian and we believe LOVE and PEACE eath other can handle
everything about terorist.


Blok M, 091108 05:10

RKM- 46


In Memory : National Heroes Day





All staff, reader, visitor republikkaummiskin.blogspot
would say


happy National Heroes Day for



Indonesian people, we hope that celebrate make we love and thank for what our


Heroes to make this country be freedom for everything.


Kalibata, 101108 08:15
RKM- 32

Obama, YES U CAN !



Pertama-tama RKM ingin mengucapkan selamat kepada Barrack Obama dan Joe Biden yang terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-44 dan Wakil Presiden mengalahkan pesaingnya dari partai Republik John McCain dan Sarah Palin.

Obama menggembarkan dunia, karena dialah sebuahnya serba pertama kenapa ? Obama adalah presiden pertama yang berasal dari komunitas kulit hitam atau imigran Afrika sepanjang Amerika merdeka, Presiden paling muda kedua setelah JFK, dan mungkin Presiden Amerika pertama yang menjalani perpolitikkannya mulai dari bawah.

Lalu sejauh mana kiprah Obama sebagai orang nomor satu di Amerika, menghadapi Amerika yang sekarang sedang sakit. Kita tahu bagaimana kondisi Amerika terutama aspek keuangan dimana hampir semua perusahaan dengan tega tidak tega harus merumahkan bahkan mem-phk karyawannya karena tidak mampu membayar biaya produksi yang membengkak, itu baru Amerika sendiri sama halnya dengan negara-negara Eropa.

Kenapa rakyat Amerika banyak mendukung Obama untuk menjadi US#1 ketimbang pesaingnya John McCain, mungkin ada beberapa hal dalam materi jualan Obama lebih bagus ketimbang McCain misalnya dalam hal kebijakan ekonomi Obama lebih bagus ketimbang McCain dimana, Obama akan memotong pajak bagi penduduk Amerika yang berpendapatan US$ 2,500 untuk menekan angka krisis, selain itu juga memberikan peluang asuransi kesehatan bagi masyarakat kelas menengah, dalam hal politik luar negeri Obama lebih halus daripada McCain dimana kalau McCain akan meneruskan kebijakan yang sudah dibuat koleganya yang sekarang menjadi Presiden Amerika George Bush Jr, misalnya dalam hal penarikan tropper dari Irak dan Afganistan paling lambat tahun 2012 sedangkan Obama memilih akan berdialog dengan tokoh-tokoh pemerintah negara luar yang ketika Bush memimpin menjadi musuh bersama AS seperti mungkin berdialog Ahmadinejad dari Iran, atau Fidel Castro dari Cuba atau mungkin Hugo Chaves dan Evo Morales dari Amerika Latin, dan inilah mungkin dimata rakyat Amerika yang selama ini hidupnya tidak tentram ketika akan berkunjung ke luar negeri melihat programnya paling tidak bisa mengubah orientasi mata penduduk dunia lebih lunak ketimbang ketika Bush memimpin.

Bagaimana dengan Indonesia ?

Itu baru kebijakan yang dilontarkan Obama ketika berkampanye, lalu sekarang setelah memimpin apakah kebijakan itu akan langsung dibuka dengan nyata, kemudian apakah Indonesia akan merasakan dampak dari hasil nyata Obama yang dijualkan ketika kampanye ?

RKM melihat ada positif bagi Indonesia dengan terpilihnya Obama kenapa ? pertama ada faktor psikologi dimana selama 4 tahun pernah tinggal di Jakarta tepatnya di Menteng dan Pegangsaan paling tidak dia tahu bagaimana situasi di Indonesia walaupun kala itu Obama masih berusia sekolah dasar kelas 4, tapi menurut saudari tirinya bahwa apa yang dilakukan Obama adalah hasil daripada yang dia alami ketika berada di Indonesia, mulai dari cara berpikir, berdialog, melihat suatu masalah, kita sebagai warga Indonesia merasa bangga bisa mencetak seorang anak menjadi seorang pemimpin dari sebuah negara yang menjadi laboratorium demokrasi bagi semua negara di dunia termasuk Indonesia, walaupun kita tahu ketika Obama berkutat di Capitol beliau menjabat ketua subkomisi luarnegeri bidang Asia Pasifik, tetapi tidak ada satu pernyataan yang keluar dari mulutnya tentang Indonesia.

Kedua, dari segi hubungan diplomatik bisa lancar, seperti kemungkinan tidak ada lagi travel warning yang selama ini dikeluarkan Kementerian Luar Negeri AS kepada warganya untuk tidak berkunjung ke Indonesia mengingat banyaknya aksi teroris, dalam hal pertahanan dengan terpilihnya Obama sebagai Presiden US paling tidak embargo senjata yang selama ini menjadi momok bagi tentara karena kasus HAM di Papua dan wilayah Indonesia yang mengakibatkan negara kita tidak boleh membeli senjata dan dikurangi biaya alokasi bantuan militer AS ke militer Indonesia bisa diperlunak bahkan dibuka kembali seluas-luasnya dengan catatan mungkin Indonesia lebih menata kembali kondisi HAM-nya, karena selama ini AS masih menerapkan sistem intip-mengintip tentang kondisi HAM seperti kasus Munir yang tidak beres dan tentunya kasus Papua tersebut.

Tetapi dari semua angan-angan kalangan terhadap hubungan manis Obama dengan Indonesia, kiranya kita sebagai warga juga harus berkaca apakah kita juga pantas menerima itu semua kalau “penampilan” kita tidak bagus, kita bisa lihat bagaimana kondisi HAM di negara kita, kemudian kondisi keamanan yang masih berpola hangat-hangat tai ayam dimana ada satu moment penting, penjagaan langsung ibarat dunia mau kiamat setelah itu (?), masih banyak pungli-pungli dan menggampangkan segalanya dengan uang, apakah seperti ini kita bisa bersahabat dengan Obama ?

Kita lihat saja apakah Obama akan mengalami yang namanya Cinta Lama Bersemi Kembali ketika berkunjung ke Indonesia terutama Jakarta ?

Bellagio Aprt 051108 00:50

Rvanca / CRKM –12

Celebrate Speech Obama


Hello, Chicago.


If there is anyone out there who still doubts that America is a place where all things are possible, who still wonders if the dream of our founders is alive in our time, who still questions the power of our democracy, tonight is your answer.


It's the answer told by lines that stretched around schools and churches in numbers this nation has never seen, by people who waited three hours and four hours, many for the first time in their lives, because they believed that this time must be different, that their voices could be that difference.


It's the answer spoken by young and old, rich and poor, Democrat and Republican, black, white, Hispanic, Asian, Native American, gay, straight, disabled and not disabled. Americans who sent a message to the world that we have never been just a collection of individuals or a
collection of red states and blue states.


We are, and always will be, the United States of America. It's the answer that led those who've been told for so long by so many to be cynical and fearful and doubtful about what we can achieve to put their hands on the arc of history and bend it once more toward the hope of a better day.


It's been a long time coming, but tonight, because of what we did on this date in this election at this defining moment change has come to America.


A little bit earlier this evening, I received an extraordinarily gracious call from Sen. McCain.
Sen. McCain fought long and hard in this campaign. And he's fought even longer and harder for the country that he loves. He has endured sacrifices for America that most of us cannot begin to imagine. We are better off for the service rendered by this brave and selfless leader.


I congratulate him; I congratulate Gov. Palin for all that they've achieved. And I look forward to working with them to renew this nation's promise in the months ahead.


I want to thank my partner in this journey, a man who campaigned from his heart, and spoke for the men and women he grew up with on the streets of Scranton and rode with on the train home to Delaware, the vice president-elect of the United States, Joe Biden.


And I would not be standing here tonight without the unyielding support of my best friend for the last 16 years the rock of our family, the love of my life, the nation's next first lady Michelle Obama. Sasha and Malia I love you both more than you can imagine. And you have earned the new puppy that's coming with us to the new White House.


And while she's no longer with us, I know my grandmother' s watching, along with the family that made me who I am. I miss them tonight. I know that my debt to them is beyond measure.
To my sister Maya, my sister Alma, all my other brothers and sisters, thank you so much for all the support that you've given me. I am grateful to them.


And to my campaign manager, David Plouffe, the unsung hero of this campaign, who built the best -- the best political campaign, I think, in the history of the United States of America.
To my chief strategist David Axelrod who's been a partner with me every step of the way. To the best campaign team ever assembled in the history of politics you made this happen, and I am forever grateful for what you've sacrificed to get it done. But above all, I will never forget who this victory truly belongs to. It belongs to you. It belongs to you.


I was never the likeliest candidate for this office. We didn't start with much money or many endorsements. Our campaign was not hatched in the halls of Washington. It began in the backyards of Des Moines and the living rooms of Concord and the front porches of Charleston. It was built by working men and women who dug into what little savings they had to give $5 and $10 and $20 to the cause. It grew strength from the young people who rejected the myth of their generation's apathy who left their homes and their families for jobs that offered little pay and less sleep.


It drew strength from the not-so-young people who braved the bitter cold and scorching heat to knock on doors of perfect strangers, and from the millions of Americans who volunteered and organized and proved that more than two centuries later a government of the people, by the people, and for the people has not perished from the Earth. This is your victory. And I know you didn't do this just to win an election. And I know you didn't do it for me.


You did it because you understand the enormity of the task that lies ahead. For even as we celebrate tonight, we know the challenges that tomorrow will bring are the greatest of our lifetime -- two wars, a planet in peril, the worst financial crisis in a century. Even as we stand here tonight, we know there are brave Americans waking up in the deserts of Iraq and the mountains of Afghanistan to risk their lives for us.


There are mothers and fathers who will lie awake after the children fall asleep and wonder how they'll make the mortgage or pay their doctors' bills or save enough for their child's college education.


There's new energy to harness, new jobs to be created, new schools to build, and threats to meet, alliances to repair. The road ahead will be long. Our climb will be steep. We may not get there in one year or even in one term. But, America, I have never been more hopeful than I am tonight that we will get there.


I promise you, we as a people will get there. There will be setbacks and false starts. There are many who won't agree with every decision or policy I make as president. And we know the government can't solve every problem.


But I will always be honest with you about the challenges we face. I will listen to you, especially when we disagree. And, above all, I will ask you to join in the work of remaking this nation, the only way it's been done in America for 221 years -- block by block, brick by brick, calloused hand by calloused hand.


What began 21 months ago in the depths of winter cannot end on this autumn night. This victory alone is not the change we seek. It is only the chance for us to make that change. And that cannot happen if we go back to the way things were.


It can't happen without you, without a new spirit of service, a new spirit of sacrifice. So let us summon a new spirit of patriotism, of responsibility, where each of us resolves to pitch in and work harder and look after not only ourselves but each other.


Let us remember that, if this financial crisis taught us anything, it's that we cannot have a thriving Wall Street while Main Street suffers. In this country, we rise or fall as one nation, as one people. Let's resist the temptation to fall back on the same partisanship and pettiness and immaturity that has poisoned our politics for so long.


Let's remember that it was a man from this state who first carried the banner of the Republican Party to the White House, a party founded on the values of self-reliance and individual liberty and national unity. Those are values that we all share. And while the Democratic Party has won a great victory tonight, we do so with a measure of humility and determination to heal the divides that have held back our progress.


As Lincoln said to a nation far more divided than ours, we are not enemies but friends. Though passion may have strained, it must not break our bonds of affection.


And to those Americans whose support I have yet to earn, I may not have won your vote tonight, but I hear your voices. I need your help. And I will be your president, too. And to all those watching tonight from beyond our shores, from parliaments and palaces, to those who are huddled around radios in the forgotten corners of the world, our stories are singular, but our destiny is shared, and a new dawn of American leadership is at hand.


To those -- to those who would tear the world down: We will defeat you. To those who seek peace and security: We support you. And to all those who have wondered if America's beacon still burns as bright: Tonight we proved once more that the true strength of our nation comes not from the might of our arms or the scale of our wealth, but from the enduring power of our ideals: democracy, liberty, opportunity and unyielding hope.


That's the true genius of America: that America can change. Our union can be perfected. What we've already achieved gives us hope for what we can and must achieve tomorrow. This election had many firsts and many stories that will be told for generations. But one that's on my mind tonight's about a woman who casther ballot in Atlanta. She's a lot like the millions of others who stood in line to make their voice heard in this election except for one thing: Ann Nixon Cooper is 106 years old.


She was born just a generation past slavery; a time when there were no cars on the road or planes in the sky; when someone like her couldn't vote for two reasons -- because she was a woman and because of the color of her skin.


And tonight, I think about all that she's seen throughout her century in America -- the heartache and the hope; the struggle and the progress; the times we were told that we can't, and the people who pressed on with that American creed: Yes we can.


At a time when women's voices were silenced and their hopes dismissed, she lived to see them stand up and speak out and reach for the ballot. Yes we can.


When there was despair in the dust bowl and depression across the land, she saw a nation conquer fear itself with a New Deal, new jobs, a new sense of common purpose. Yes we can. When the bombs fell on our harbor and tyranny threatened the world, she was there to witness a generation rise to greatness and a democracy was saved. Yes we can.


She was there for the buses in Montgomery, the hoses in Birmingham, a bridge in Selma, and a preacher from Atlanta who told a people that "We Shall Overcome." Yes we can.


A man touched down on the moon, a wall came down in Berlin, a world was connected by our own science and imagination.


And this year, in this election, she touched her finger to a screen, and cast her vote, because after 106 years in America, through the best of times and the darkest of hours, she knows how America can change. Yes we can.


America, we have come so far. We have seen so much. But there is so much more to do. So tonight, let us ask ourselves -- if our children should live to see the next century; if my daughters should be so lucky to live as long as Ann Nixon Cooper, what change will they see? What progress will we have made?


This is our chance to answer that call. This is our moment. This is our time, to put our people back to work and open doors of opportunity for our kids; to restore prosperity and promote the cause of peace; to reclaim the American dream and reaffirm that fundamental truth, that, out of many, we are one; that while we breathe, we hope. And where we are met with cynicism and doubts and those who tell us that we can't, we will respond with that timeless creed that sums up the spirit of a people: Yes, we can.


Thank you. God bless you. And may God bless the United States of America.

Dutanet, 051108 15:45

Berbagai sumber /Rvanca / RKM-17/ CRKM-12

Waduh ! Tangan Perempuan Lebih Kotor Dari Pria


Mungkin selama ini Anda berpikir bahwa tangan perempuan lebih bersih, lebih halus Anda salah. Karena menurut penelitian yang penulis pernah baca, bakteri di tangan perempuan lebih banyak dari tangan pria.


Noah Fierer, seorang asisten profesor dari Departemen Ekologi dan Evolusi Biologi, Colorado, Amerika Serikat mengatakan bahwa ternyata lebih banyak jumlah bakteri di tangan perempuan ketimbang pria. Hal itu di dasari dengan fakta yang ia temukan dalam penelitiannya.Penelitian itu dilakukan dengan cara mengambil sampel 52 pasang tangan mahasiswa. Telapak tangan mereka kemudian dideteksi untuk mengetahui bakteri-bakteri yang ada.


Para peneliti berhasil mengidentifikasi 4.742 species bakteri dari seluruh telapak tangan yang ada. Seperti yang RKM kutip dari Foxnews, Rabu (5/11) dimana rata-rata ada 150 spesies bakteri di dalam satu telapak tangan.


Uniknya justru dari semua data yang ditemukan, tangan perempuan-lah yang memiliki jumlah bakteri lebih banyak daripada tangan pria. Tetapi jangan langsung berpikir bahwa perempuan itu lebih jorok.


Karena menurut Noah, hal itu bisa jadi karena tiap kulit memiliki daya tahan yang berbeda untuk melawan bakteri. Dimana pada kulit pria, daya tahan itu lebih kuat. Sehingga lebih banyak bakteri yang terbunuh. Sedangkan, daya tahan kulit perempuan lebh lemah, sehingga bakteri hidup yang ditemukan lebih banyak.

Walaupun tangan perempuan lebih banyak mengandung kuman daripada Pria tetap saja harus diperhatikan yang satu ini yaitu kita semua harus cuci tangan setiap mau akan dan selesai beraktifitas..betul tidak !

X-peed net 091108 15:47


RKM-30

Tugas Berat Tribrata-01 yang baru !


Sudah beberapa minggu setelah menjabat sebagai orang nomor wahid di jajaran Tribrata, Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri-BHD melakukan gebrakan setelah mengumumkan nama perwira yang menduduki posisi sebagai Direktur Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kabareskrim Mabes Polri) Kapolri meminta orang-orang atau kelompok yang selama ini meresahkan masyarakat agar diamankan dan diproses secara hukum bahkan ada lima Kepala Kepolisian Daerah (KAPOLDA) untuk selalu mengaktifkan handphonenya selama 24 jam serta jajaran Polres Se-Jabodetabek dan dua Polres khusus yaitu Bandara dan Pelabuhan jika ada masyarakat yang butuh bantuan jika mereka mengalami tindak kriminal.

Kategori orang-orang yang di release oleh Bareskrim Mabes Polri adalah kawanan kapak merah, pencopet-penodong, preman dan kawanan Debt Collector yang memang kelompok-kelompok ini selalu meresahkan dan menakutkan warga ketika berada di jalan.

Apakah ini sudah membuat DKI dan wilayah Indonesia aman dari orang-orang ini, atau ini hanya sesaat saja atau ibarat anget-anget tai ayam untuk menunjukkan kepada 220 juta jiwa rakyat Indonesia bahwa 100 hari pertama tugas Kapolri untuk menyenangkan rakyat Indonesia adalah menyingkirkan orang-orang yang menurut warga adalah sampah masyarakat ? kalau menurut penulis apa yang di lakukan oleh BHD masih kecil dari permasalahan yang ada di dalam korps baju cokelat itu.

Maksudnya, adalah bahwa sebenarnya ibarat rumah supaya dilihat orang rumah itu bagus kiranya yang didalam harus dibersihkan dulu baru yang luar dibersihkan bukan sebaliknya, apa yang dilakukan BHD adalah sebaliknya sehingga kebusukan dari korps ini masih saja ada.

Apakah anda sambil menunggu kendaraan yang anda naiki sesekali memperhatikan gerak-gerik aparat korps baju cokelat di sekitar pertigaan Halim, atau mulai dari KODAM JAYA hingga HALIM ? kalau anda sudah pernah memperhatikan tidak masalah, kalau belum penulis perlu sampaikan bahwa kawasan Cawang mulai dari lampu merah Kodam hingga putaran Halim dekat terowongan adalah surga bagi petugas tribrata, penulis beberapa kali bahkan setiap hari mempergoki para petugas ini menerima sejumlah lembar rupiah daripada entah itu kenek, atau timer yang ada disana, dan jumlahnya bervariasi mulai dari Rp. 5,000 hingga Rp. 20,000 dan modus yang terapkan oleh mereka adalah seperti orang salaman tetapi didalamnya terselip beberapa lembar uang, jadi sekarang anda bayangkan berapa banyak uang haram yang masuk kedalam saku baik saku depan, samping kanan-kiri dan belakang personel polisi itu kalau satu kendaraan angkutan jenis Bus AKAP kenek atau timer memberikan Rp.5,000 dan anda tahu berapa banyak bus baik AKAP maupun reguler ditambah kendaraan kecil yang setiap jam keluar masuk halim, silakan anda hitung sendiri berapa sehari polisi itu mendapatkan penghasilan sampingan yang haram !

Itu baru personel Polisi yang bertugas di jalan, bagaimana dengan satuan polisi yang tiap hari berpakaian layaknya pria metroseksual dengan kemeja lengan panjang ditambah dasi dan celana bahan mengkilap setiap hari berada di belakang layar komputer model plasma atau note book merek terbaru. Beberapa hari ini penulis mendapatkan sebuah email yang dikirim secara berantai ke tiap milis (dilihat dari tujuan si pengirim email mengirimkannya) bahwa ada semacam bad cop good cop layaknya film-film barat yang bersetting kepolisian. Jadi surat elektronik yang dikirimkan berisi tentang kebusukan daripada suatu satuan khusus elite yang dimiliki oleh Kepolisian negara ini dimana dua orang pejabat dari satuan elite ini ( inisial GM dan SD) “membebaskan” A.I. salahsatu dari sekian banyak tersangka teroris yang meresahkan Bali untuk tidak tinggal di dalam Hotel Prodeo dengan hukuman seumur hidup sementara saudara-saudaranya tinggal menunggu mati dari keputusan tanggal mati mereka yang ditetapkan oleh Kejaksaan Agung padahal dari segi barang bukti dan keikutsertaan paling berat adalah orang ini dimana sebagai otak pembuat sementara ketiga saudaranya hanya menyimpan 1 ton karbit, bahkan mereka sering keluar-masuk kedai kopi yang terkenal didunia, bahkan makan malam bersama dengan pejabat SD ini di rumah pribadinya, padahal dua pejabat dan orang awam tahu bagaimana sadisnya kelompok ini membuat nyawa 80 lebih jiwa rakyat yang kebetulan warga Australia

Kalau di lihat dari latar belakang dua pejabat ini, memang satu diantaranya GM sudah bermasalah dari dahulu, nama beliau mencuat ketika berhasil menangkap seorang wanita yang menyimpan lebih dari 1 kilo ekstasi yang kabur dari salahsatu LP di sebuah negara bagian di Amerika, setelah itu nama beliau tidak muncul hingga akhirnya muncul sebagai pelaksana kerja harian dari pada sebuah badan yang di Amerika disebut DEA selain merangkap sebagai penyidik daripada satuan elite yang mana satuan elite dibentuk dan didanai oleh Amerika dan Australia bahkan satuan ini paling elite dari semua satuan elite yang ada didunia.

Kalau begini caranya, sangat disayangkan sekali Polisi kok mau diperalat dan bekerja sama dengan teroris, dasarnya apa ? okelah kalau mereka digunakan diluar penjara dengan tujuan untuk mengorek informasi dan memancing teman-temannya keluar dari persembunyian dan ditangkap tidak masalah tetapi tokoh A.I. ini dimasukkan kembali ke dalam LP walaupun hukumannya beda, tapi kalau hanya sebagai kado atas tertangkapnya teman-temannya tapi dia tidak menjalankan hukuman dan berada diluar sangat tidak masuk akal sekali, apalagi yang diluar ini adalah biang dari segala biang terorisme, apa kata dunia ?

Lantas A.I. dianggap sebagai pahlawan bagi Polisi karena bisa membongkar jaringan mereka dan memvonis hukuman tembak bagi tiga temannya yang mana dua dari tiga tersangka ini adalah kakak dari A.I ? pahlawan memang iya tapi pahlawan kesiangan.

Kalau begini caranya, sia-sialah dana yang dihibahkan oleh AS dan Aussie untuk mendirikan satuan elite ini karena tidak digunakan maksimal, kasus ini harus segera ditindak lanjuti oleh Kapolri, bagaimanapun ini akan menjadi bertambah citra buruk bagi kepolisian dimata rakyat.

Karena dua tokoh ini juga telah menjelekkan instusi sendiri dan juga beberapa personel berpangkat jenderal serta dengan sombongnya bahwa kedua pejabat ini mengatakan hanya mereka berdualah yang bisa menangkap dan mengungkap jaringan teroris yang ada di Indonesia, bahkan pernah ingin “mengkudeta” Tribrata-01 yang kemarin baru saja pensiun dengan bekerja sama dengan seorang perwira loreng hijau, selain itu juga pernah mengadakan makan malam bersama dengan pengusaha yang sedang bermasalah ditingkat Mabes dan konyolnya kasus pengusaha ini tidak pernah selesai sehingga akhirnya beliau lapor dan terungkaplah, tetapi tetap saja dua manusia ini tidak pernah diperiksa.

Kalau memang mau meningkatkan citra kepolisian ke arah positif dimata masyarakat adalah dengan. Pertama, menata kembali struktur kepolisian karena seperti kasus dua pejabat ini adanya rangkap jabatan, kedua membentuk tim yang benar-benar tegas dan berani menindak aparat yang bersalah walaupun itu komandan mereka sendiri.

Karena selama ini banyak kasus yang melibatkan aparat penyelesaiannya selalu dengan cara kalau pejabat teras dimutasi ke tingkat Polda atau Mabes dengan tanpa jabatan dari 6 bulan sampai 2 tahun, setelah itu kalau ada berita mutasi jabatan atau kenaikan pangkat pejabat yang bermasalah pasti dimasukkan dalam daftar mutasi jabatan bahkan lebih tinggi jabatannya dari jabatan yang bermasalah itu, kalau memang bersalah walaupun pajabat teras sekalipun harus dipenjara dan BUKAN penjara khusus tetapi penjara umum, biar mereka tahu dan merasakan gimana rasanya hidup penjara bersama dengan mungkin orang yang pernah ditangkap oleh pejabat ini, karena yang ada sekarang setiap pejabat terutama kalangan militer ditangkap selalu dimasukkan ke dalam Hotel Prodeo milik mereka sendiri seperti yang ada di Kelapa Dua-Depok.

Keempat, adanya reward dan punishment kepada setiap personel kepolisian dimana kalau melakukan kesalahan harus dihukum dan mendapatkan penghargaan kalau mereka berprestasi. Kelima, selalu mendengarkan dan menjalankan apa yang menjadi keluhan daripada masyarakat, karena selama ini banyak masyarakat merasa diabaikan ketika berurusan dengan polisi seperti laporan kehilangan, prosesnya pun lama kalau mau cepat UUD-Ujung-Ujungnya Duit betul tidak ?

Apakah Preman yang ada di Indonesia tidak akan muncul lagi di jalan-jalan dan kedua pejabat satuan elite itu diproses serta diinapakan di Hotel Prodeo bersamaan dengan tokoh teroris ini dilihat kembali hukumannya ? hanya BHD dan Tuhan yang tahu, semoga Polisi di tangan BHD bisa menciptakan Good and Honour Police dimata rakyat Indonesia not Corrupt and Bad Police

Sudirman 101108 10:50

RKM-48

Jumat, 07 November 2008

Obama : Yes U Can !

All Staff, reader and visitor of Republik Kaum Miskin.blogspot.com would say Congratulation to Mr. Barrack Husein Obama as the 44th Presiden Of United State of Amerika

I hope You as a first man in United State of Amerika can change the perspektive world people about Amerika in past year leader by Bush Government can make Amerika in future as you leader be warm and friendly for world peacefull is same with you statement YES WE CAN

God Bless You


Bellagio 051108 23:45

Rvanca
Editor of RKM

Hare Gene Masih Ada Senior-Junior Dan Kekerasan fisik di Sekolah ?! Malu ama Kelamin Lu !


Beberapa hari belakangan ini banyak media yang memuat berita tentang dua peristiwa yang bersumber dari dua sekolah yang boleh dikatakan SMU favorit dan terkenal di Jakarta, walaupun beda wilayah meskipun cakupannya masih DKI tetapi dalam hal peristiwa ini ada perbedaannya.

Peristiwa pertama berasal dari sekolah favorit yang berada tidak jauh dari Gedung Bundar Kejaksaan Agung Republik Indonesia – Blok M, memang sekolah ini adalah penggabungan dari dua sekolah yang sering bertikai di kawasan itu, kenapa sekolah yang tergolong favorit dan banyak diincar oleh sebagian besar orangtua untuk membanggakan harkat dan derajat silsilah keluarga bahwa anaknya bisa tembus sekolah itu, yaitu adanya laporan dari orangtua murid dimana anaknya sering diperas oleh kakak kelasnya terutama kelas tiga dengan nominal Rupiah yang berbeda-beda pada setiap anak, kemudian adanya tindakan asusila (berdasarkan hasil video yang RKM lihat di salahsatu stasiun televisi adanya aksi oral sex sesama jenis) dan kekerasan fisik dengan cara menyuruh beberapa orang untuk membuat semacam simulasi tawuran, atau mengajak beberapa adik kelasnya untuk membuat onar ketika ada angkutan umum yang didalamnya ada siswa dari sekolah lain, kalau tidak dilaksanakan maka sanksi dari kakak kelas ini pun sangat berat, mau tidak mau supaya tidak terkena sanksi dari kakak kelasnya mereka mau saja melakukan apa yang diperintahkan oleh kakak kelas.

Itu baru sekolah dikawasan Jakarta Selatan, bagaimana dengan sekolah yang lain pasti ada kejadian yang “menarik” ? tentunya saja ada, mari kita sedikit bergeser ke arah daerah perbatasan antara Jakarta Selatan dengan Jakarta Timur, dimana ada sekolah yang nama sekolah ini mirip dengan nomor trayek sebuah angkutan umum jurusan Kp.Melayu-Bekasi ada apa dengan sekolah ini.

Ternyata ini baru saja terjadi dimana, ada seorang bapak melaporkan tindakan daripada seorang pelatih Futsal sekolah itu ke Polisi Resort Metropolitan Jakarta Selatan dengan tuduhan adanya pelecehan seksual, dimana menurut keterangan dari anak bahwa jika ingin masuk tim harus mengikuti beberapa persyaratan antara lain mereka disuruh telanjang atau disuruh bermain kartu kalau kalah mereka maka yang disuruh telanjang dan (maaf!) alat kelamin mereka dipegang-pegang dan dimainkan selama satu menit!, akhirnya pada hari itu juga sang Pelatih yang ternyata memiliki orientasi seksual yang menyimpang menyerahkan diri dengan mendatangi Kantor Polres Jakarta Selatan.

Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah, sudah sebegitu parahkah kekerasaan hingga menyimpang kearah pelecehan seksual dikalangan pelajar putih abu-abu, demi yang namanya kehormatan angkatan atau senioritas ? kita tidak bisa pungkiri kenapa ada kejadian ini karena mereka hanya meneruskan dari apa yang kakak kelas mereka lakukan ketika mereka baru memasuki wilayah sekolah itu.

Kita tidak usah menutup mata atau anda mengatakan bahwa di jaman saya, sekolah saya tidak pernah ada hal-hal seperti itu. Kalau anda bicara seperti itu berarti anda MUNAFIK, tetapi itulah kejadiannya anda mungkin tahu bagaimana kalau yang namanya kakak kelas itu ada UU-nya yaitu pasal satu, segala tindak tanduk kakak kelas atau senior walaupun salah adalah dibenarkan.pasal kedua, adik kelas harus menurut apa yang diminta dan diinginkan oleh kakak kelas dan terakhir pasal ketiga, jika kakak kelas atau senior melakukan kesalahan baik yang manusiawi atau berlebihan lihat pasal satu, benar tidak ?

Mungkin hanya dua sekolah ini saja kali yang kena “apes” padahal semua sekolah dari ujung Sumatera hingga ujung Papua pasti melakukan apa yang terjadi di dua sekolah itu, bahkan ada alumni yang meminta “jatah” dari adik-adik kelasnya setiap kelas jika berkunjung ke sekolah atau sedang tidak punya ongkos untuk (mungkin!) dugem atau Check-in One Night Stand dengan pacarnya, ini konyol sekali !

Yang harus diantisipasi oleh semua pihak adalah, kalau mau sekolah-sekolah dan institusi pendidikan di Indonesia bersih dari kekerasan sekolah adalah pihak sekolah bersama-sama dengan Kepolisian mengusut sampai tuntas ke akarnya, siapa yang pertama kali membuat program ini, kalau yang membuat “program “ ini sudah alumni bahkan menduduki posisi strategis di negara ini atau dimulai ketika sekolah ini berjalan dua angkatan laporkan dan seret untuk dipesankan kamar Hotel Prodeo (walaupun diantara mereka sudah ada yang meninggal atau sudah tua bangka paling tidak teman-teman mereka yang seangkatan harus bertanggung jawab) kalau perlu sampai kepala sekolahnya juga ketika itu, karena kalau menurut penulis hanya misalnya angkatan terakhir atau kelas tiga yang diseret ke kamar Prodeo, enak sekali alumni-alumni yang diatas mereka yang telah menyiksa mereka, ibaratnya mereka yang kelas dua dan tiga hanya mendapatkan getahnya saja, padahal mereka mendapatkan tongkat estafet dari alumni, jadi ke bawahnya mereka akan takut kalau mau membuat “program” itu dan juga menyadarkan para alumni ini bahwa apa yang mereka perbuat ketika mereka masih duduk dibangku sekolah adalah salah dan hanya ORANG GILA yang mau melakukan itu.

Peran Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia melalui Direktorat Pendidikan Menengah membuat semacam kebijakan atau aturan keras dimana jika ada sekolah yang muridnya melakukan tindakan seperti dua sekolah itu, sang Kepala Sekolah beserta jajarannya diberi peringatan mulai dari MUTASI ke sekolah didaerah pedalaman hingga PEMECATAN dan SERET KE POLISI karena tidak becus mengurus anak didik disekolahnya, karena penulis melihat mungkin para pendidik ini tahu ada kejadian seperti itu tetapi ditutup-tutupi karena (mungkin) beberapa pengajar dan staff dari sekolah itu adalah alumni juga dari sekolah itu, kalau perlu ditutup sekolah ini selama satu tahun, seperti model kesatuan tentara jika berulah.

Selain itu juga perlunya ada pengawasan dari pihak sekolah, kita tahu fungsi guru di sekolah hanya bersifat sementara dari jam 7 hingga 15.30 untuk mengawasi aktivitas mereka selebihnya adalah tanggung jawab orangtua, disinilah letak kegagalan pendidikan kita, karena sifat egoisentris dan individualis tingkat tinggi, dimana mungkin 8 dari 10 orangtua tidak pernah mengawasi dan mengajak interaksi anak dengan kasih sayang ketika dirumah, lebih mementingkan bagaimana mendapatkan materi untuk anak ini, kemudian dari sekolah pun sama, jarang memberi perhatian dengan kasih sayang dan interaksi kepada muridnya yang ada dipikiran para penddi ini adalah datang tepat waktu, absensi tidak pernah bolos, memberikan materi setelah itu pulang dan setiap tanggal 25 atau tanggal 1 setiap bulan menerima yang sudah menjadi hak saya sebagai pengajar, dan kalau seperti ini terjadi paling jawaban mereka simple kita tidak bisa mengawasi mereka selama 24 jam, kita hanya mengawasi selama 6-8 jam setiap hari setelah dari 6-8 jam itu giliran orangtua, padahal dengan kegiatan yang “kreatif” ini nama sekolah dan mereka pun tercemar, karena tidak becus mendidik murid mereka.

Mau sampai kapan kekerasan fisik terjadi di kalangan siswa Putih Abu-abu hanya demi mengejar yang namanya kehormatan angkatan dan senioritas walaupun itu adalah sifat dari seorang PECUNDANG SEJATI !!! kita lihat saja nanti

Buat para Senior Putih Abu-abuers, kalau anda INGIN DI HARGAI oleh adik kelas anda maka bersikaplah layaknya LELAKI SEJATI dan sebagai pengayom dalam satu ikatan kekeluargaan sekolah BUKAN beraninya bermain di atas nama angkatan dan senioritas, kalau itu masih anda lakukan berarti anda PECUNDAG SEJATI, malu sama (maaf!!?) KEMALUAN ANDA, LEBIH BAIK anda menjalani Operasi TRANSGENDER saja atau mungkin ke sekolah memakai rok sementara teman anda yang perempuan memakai celana panjang bahan ! anda pilih yang mana ?…

STOP VIOLENCE IN SCHOOL RIGHT NOW !!!


Jl. Sudirman 041108

Rvanca / RKM-31