Rabu, 28 Oktober 2009

Soempah Pemoeda (Soempeh Lo!?)


Pertama-tama penulis ingin beritahu bahwa judul diatas tidak ada maksud sama sekali untuk melecehkan makna hari Sumpah Pemuda yang setiap tahun diadakan termasuk HARI INI, bukan itu ! maksud judul di atas dan tulisan dibawah ini nantinya akan membuka mata, telinga dan nurani anda yang mungkin masih berjiwa pemuda.

Ok cukup basa-basinya karena kalau kelamaan juga basi, ini masih berkaitan dengan hari sumpah pemuda, begini..kita tahu mulai dari jaman kita masuk sekolah dasar (SD) hingga mungkin SMU atau perguruan tinggi pasti selalu mendapatkan pelajaran sejarah, dan didalam kurikulum pelajaran sejarah itu pasti kita disuruh menghafalkan tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan peristiwa sejarah baik sejarah Indonesia itu sendiri atau sejarah dunia.

Dalam hal ini penulis ingin mengingatkan dan menanyakan tentang peristiwa Sumpah Pemuda atau dalam bahasa Inggris versi Tukul sang presenter handal yaitu Young Suer yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 1928, tapi ada yang membuat penulis sedikit ingin menyadarkan dan mengingatkan kembali yang mungkin saat ini menjadi fenomena kalau kita tahu dari salahsatu isi Soempah Pemoeda yaitu :

MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,

BAHASA INDONESIA.

Maksud kalimat diatas adalah mengaku berbahasa satu bahasa Indonesia, tetapi yang menjadi pertanyaan penulis kepada para pembaca dan pengunjung yang mengunjungi blog saat ini adalah APAKAH ANDA SUDAH MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR ? SUDAHKAH ?!

Kalau menurut pengamatan penulis selama ini, semakin hari semakin banyak 220 juta jiwa rakyat Indonesia ketika berbicara dengan lawan bicaranya tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi menggunakan bahasa yang mereka buat sendiri dengan alasan lebih mudah dipahami dan familiar.

Seperti contoh apakah anda pasti kenal dan familiar dari gaya bahasa dibawah ini !

“Eh Bo! Gilingan deh lu, itu berondong luncang banget bo! Eike mawar deh sama dese…..Mbeerrr.”

Bahasa diatas banyak kita jumpai dikalangan para banci salon untuk mengakrabkan diri dengan sesama mereka walaupun akhir-akhir ini banyak orang normal yang menggunakan hanya untuk lucu-lucuan, betul tidak ! atau ada makna atau kalimat yang sering digunakan sehari-hari biasanya dikalangan para pelajar atau ABG seperti yang satu ini :

Ahh najis banget sih loe, nggak enak dilihat tau …asli nggak banget!

Atau

“ ahh bijimana sich lu udah w bilangin datang jam satu lu malah datang jam tiga “

Jangan anda bilang, anda tidak pernah bilang seperti itu kalau sedang berkumpul ria dengan rekan sejawat anda dan membela diri bahwa yang sering menggunakan bahasa itu adalah ABG betul bukan ? atau mungkin kalimat ini juga anda sering gunakan sehari-hari atau ingin bersaing dengan artis muda yang sekarang naik daun karena kefasihannya dalam berbahasa Indonesia walaupun kalau menurut pandangan dan pendengaran Bapak JS. Badudu itu sangat tidak Indonesianis yaitu

Yo bro, tengkiu banget yah buat gobannya, hampir aja ngedrop enggak punya duit gue.

Dan ini satu lagi yang mungkin hanya negara kita ini yang sering digunakan, biasanya digunakan sebagai bahasa media atau jurnalis, negara lain didunia ini dalam hal pemberitaan tidak pernah menggunakan teknik menulis berita seperti ini

SBY-JK sepakat untuk menaikkan harga BBM ketika berada di SBY yang bikin harga SEMBAKO ikutan naik dan semua orang di Indonesia jadi BT

Cukup penjelasan yang penulis tunjukkan, kalau sudah begini masih adakah makna dan semangat Soempah Pemoeda di negara ini kalau melihat kalimat-kalimat diatas yang penulis ungkap ?

Kalau menurut penulis pribadi, percuma saja kalau setiap tahun kita memperingatinya tetapi kita tidak bisa menjalankan atau mengamalkan apa yang ada didalam sumpah itu dalam kehidupan sehari-hari, dengan istilah lain 100 juta jiwa pemuda di negara ini adalah pemuda MUNAFIK dimana, kita selalu meneriakkan cinta tanah air, tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita tidak sama sekali cinta tanah air salahsatunya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar !

Kita bisa lihat bagaimana MUNAFIKnya pemuda/I kita, penulis bukan maksud ini menunjukkan kalau penulis nasionalis sejati, tetapi apalah artinya nasionalis tetapi hanya ucapan kata-kata, seperti contoh ketika negara tetangga meng-klaim bahwa Reog Ponorogo, kain ulos, masakan Padang adalah warisan budaya negara mereka, TIDAK ADA satupun pemuda Indonesia ataupun mahasiswa Indonesia yang bereaksi yang ada malah kaum tua seperti orangtua mereka yang bereaksi, ini jelas sekali bahwa pemuda/I tidak respek terhadap budaya nasional.

Menurut penulis sudah saatnya pemuda/I mencontoh apa yang dilakukan para orangtua kita ketika muda dahulu dimana mereka selalu menjunjung tinggi nasionalisme mereka baik dengan perkataan maupun perbuataan beda dengan pemuda/I jaman sekarang yang mengagungkan perkataan daripada perbuatan.

Selamat Soempah Pemoeda buat semua manusia yang ada di Sabang sampai Merauke dari Mianggas hingga Pulau Rote yang merasa Pemuda dan berjiwa muda !!

Jakarta, 28 Oktober 2009

Jumat, 23 Oktober 2009

Belum Ada Hasil Kerja Nyatanya Sudah Mau di Naikkan Gajinya


Baru satu hari kita melihat dengan bangga 34 menteri ini disumpah oleh Presiden dengan saksi 220 juta jiwa rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Mianggas hingga Rote, tiba-tiba ada berita bahwa semua menteri yang baru saja di lantik oleh pak beye akan dinaikkan gajinya dan parahnya bukan hanya menteri yang baru dilantik itu dinaikkan gaji tetapi semua pejabat Negara !

Tidak perlu menutup mata dan kuping kita berapa banyak uang yang diterima para pejabat kita ini sebagai upah mereka selama sebulan, tentunya nominalnya bukan sama tau setara dengan penghasilan supir angkutan umum dalam sekali narik atau satu rit, tetapi yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah gaji mereka ini sudah setara dengan pekerjaan yang mereka lakukan demi bangsa dan Negara tentunya didalamnya adalah rakyat Indonesia ?

Memang pekerjaan sebagai menteri atau pejabat Negara bukanlah pekerjaan yang mudah atau susah-susah gampang, tetapi apakah untuk kategori Negara kita gaji yang melimpah setara dengan pekerjaan dia dalam melayani masyarakat Indonesia ?

Menurut penulis soal gaji tinggi ibarat dua sisi mata uang dimana, siapa yang tidak perlu uang dengan kondisi Negara kita yang harus mengikuti perkembangan jaman tetapi juga harus dilihat apakah dengan dana itu pekerjaan yang kita lakukan bisa sejalan dalam menjalan serta mengubah Negara kita ini termasuk diantaranya rakyat..

kalau gaji pejabat Negara ini dibandingkan dengan “harga “ pemain sepakbola yang berlaga di Indonesian Super League memang jauh berbeda dimana kalau tidak salah gaji pemain sepak bola nasional yang bermain di Indonesian Super League berbandrol Rp. 2 Miliar lebih selama satu musim atau sekitar Rp. 200-400 juta sebulan apalagi pemain luar negeri yang merumput di ISL.

terlepas dari itu masalah gaji atau apapun, para pejabat seharusnya secara nurani harus bisa melayani masyarakat sesuai dengan kemampuan dari posisi yang diamanatkan dalam membangun Negara ini lebih baik daripada sebelumnya bukankah urusan rejeki itu Tuhan yang mengatur BUKAN tanda tangan presiden lewat keputusan presidennya kan ?

selamat bertugas para (yang mengaku) pejabat di Negara Indonesia..rakyat menunggu hasilnya dari tugas yang diamanatkan kepada mu dari Presiden, Kami BUTUH JANJI NYATA BUKAN RAYUAN !!!


14th Floor

231009 11:28

Kamis, 22 Oktober 2009

Menantikan Kerja Nyata Menteri Luar Negeri Republik Indonesia


Pertama-tama penulis ingin mengucapkan selamat bertugas kepada Bapak Dr. Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, M.Phil, B.Sc sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, semoga di kepemimpinan bapak Indonesia bisa kembali berjaya dan disegani oleh dunia Internasional tanpa menghilangkan politik bebas aktifnya dan bukan sekedar Not Action Talk Only dalam berbagai masalah internasional yang melibatkan Indonesia seperti tapal batas dan masalah TKI


menurut penulis apa yang di lakukan oleh Pak beye dalam memilih seseorang untuk menduduki posisi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia sangat tepat kenapa penulis katakan sangat tepat karena sudah saatnya Menteri Luar Negeri memiliki sikap kredibilitas yang tegas kalau perlu frontal melawan arus yang sudah ada.



Indonesia dengan Ibu kota Daerah Khusus Jakarta dan berpenduduk lebih dari 220 juta jiwa mempunyai banyak permasalahan terutama masalah luar negeri, seperti masalah diplomasi dengan Malaysia, TKI di Malaysia, Singapura dan Saudi Arabia tetapi kenyataannya kasus-kasus itu hanya seperti timbul tenggelam seperti kapal selam



Kita bisa lihat bagaimana masih banyaknya kasus TKI yang ada di Malaysia, Singapura dan Saudi Arabia mulai dari penganiayaan, diperkosa sampai tidak dibayar beberapa bulan tetapi oleh Pemerintah kasus-kasus ini hanya sampai pada meja para pejabat tetapi untuk tindak lanjut seperti penghukuman misalnya ganti rugi sampai sekarang tidak ada titik terangnya, kisah bisa lihat bagaimana kasus Nirmala Bonat, Ceriyati, Arsita, Nur Miyati, Siti Tarwiyah, Susmiyati, Tari, Ruminih, dan Keni yang hanya diselesaikan dalam forum dialog tanpa ada permintaan maaf, ganti rugi dan tuntutan hukum seperti hukuman penjara kepada sang majikan, begitu juga TKI kita dipaksa bekerja 24 jam 7 hari seminggu tanpa ada hari libur satu hari



Itu baru urusan TKI yang berada di luar negeri bagaimana dengan masalah internasional yang berkaitan dengan Indonesia dengan Negara lain misalnya dengan Negara Malaysia ? kita hampir bosan dan muak dengan pemberitaan yang berkaitan dengan Negara itu misalnya klaim budaya lah, klaim makanan lah atau mencoba mengacak-acak wilayah kedaulatan kita dengan berulang kali mencoba melintasi dengan kapal perang mereka tetapi masih bisa di jangkau oleh TNI



Tetapi tetap saja permasalahan tapal batas dan memasuki wilayah territorial hanya sekedar perjanjian antar mulut saja tanpa tindakan nyata bahkan kedua Negara terutama Menlu yang kemarin-kemarin malah menyalahkan media yang terlalu menggembar-gemborkan masalah ini..



Dua masalah inilah yang harus bisa dan wajib ditangani segera oleh Menteri Luar Negeri yang baru beserta jajarannya dalam hal menjaga hormat dan harkat Indonesia dimata dunia, kalau boleh melihat fakta sejarah di masa lampau, Negara kita dulu sangat di takuti dan disegani oleh dunia Internasional bahkan Negara kita sering diminta menjadi fasilitator untuk berbagai masalah yang terjadi di dunia ini, tetapi kenapa sekarang peran Indonesia dalam dunia Internasional tidak terlihat lagi yuach ?


Belum lagi masalah internal Deplu sendiri dalam melindungi warga Indonesia di luar dimana masih ada rasa pilih memilih jika ada WNI yang sedang membutuhkan pertolongan di beberapa Perwakilan Indonesia di luar negeri apakah mereka berkantong tebal atau tidak, kenapa penulis berkata ini karena penulis beberapa kali pernah membaca surat dari WNI yang merasa terdisriminasi oleh pejabat yang nota bene sesama warga yang berKTP logo burung garuda !!


Sudah saatnya Indonesia menunjukkan “taring”nya di dunia internasional, dengan cara mungkin kita lebih tegas dan keras terhadap Negara-negara yang mencoba merusak Negara kita seperti mulai dari dari teguran keras sampai penarikan staff diplomatic dengan Negara yang bermasalah dengan kita misalnya pada kasus TKI di Malaysia, Singapura dan Saudi Arabia, kita bisa memberikan teguran keras apakah mereka bisa menjamin hak daripada para pekerja Indonesia, jangan sampai masuk ke Negara mereka sehat walafiat tetapi begitu didalam Negara itu menderita sengsara bahkan kembali ke Indonesia hanya dengan nama dan peti mati, kiranya Menteri Luar Negeri kita harus belajar dari Kementerian Luar Negeri Philipina dalam menjaga dan melindungi warganya yang berada di luar Negara Philipina..


Buat Bapak Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, selamat bertugas dalam menjaga nama Indonesia di mata dunia, buktikan bahwa Indonesia masih ada dan akan terus mengkritisi serta terdepan dalam berbagai masalah Internasional seperti yang anda lakukan dalam ruang rapat Gedung yang beralamat di 1st Ave & E 44th St, New York, NY 10017 ketika tangan anda spontan bergerak ke atas dengan lantang dan semua mata tertuju ke anda dan meja delegasi Indonesia…