Minggu, 21 Maret 2010

Jujur itu lebih terhormat daripada Keras Kepala Bung !


Entah sengaja atau kebetulan ketika sedang membereskan gudang, tiba-tiba penulis menemukan sejumlah artikel tentang PSSI dari sebuah koran karena menemukan arikel tersebut sejenak penulis membaca kembali artikel tersebut.

Artikel pertama adalah tentang berita MUNDURnya kandidat Ketua Umum PSSI periode 2003-2007, Evert Erenst Mangindaan atau yang kita kenal sebagai E.E. Mangindaan (sekarang menjabat Menteri Negara Pendayagunaan Aparat Negara-Meneg PAN) alasan beliau MUNDUR dari kandidat Ketum PSSI karena ia tidak mau terlibat dalam pemilihan ketua umum organisasi olahraga yang diwarnai dengan ketidakjujuran. Padahal ketika itu sosok E.E.Mangindaan sangat diharapkan kontribusinya ketimbang tiga kompetitornya yaitu Jacob Nua Wea, Sumaryoto dan Nurdin Halid.



“ Saya mundur karena ada kandidat yang memakai uang untuk
mendapatkan suara. Kemenangan dengan cara-cara tidak jujur seperti ini tidak akan direstui Tuhan “


E.E. Mangindaan.


Akhirnya Nurdin Halid terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia-PSSI menggantikan Agum Gumelar, dan lewat sebuah kongres yang cukup kontroversi pada tahun 2007 di Makassar, Sulawesi Selatan Nurdin kembali memperpanjang masa kerjanya sampai pada tahun 2011.

Kemudian jauh sebelum E.E. Mangindaan mundur sebagai kandidat ketum PSSI, seorang Azwar Anas, kala itu menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) pada kabinet Pembangunan VI MEMILIH MUNDUR jabatan Ketua Umum Persatuan Sepabbola Indonesia-PSSI pasca memalukan dan menjijikannya permainan Timnas di arena Piala Tiger 1998 dimana memainkan “sepak bola gajah” untuk menghindari tuan rumah Vietnam pada partai semifinal dan klimaksnya adalah pemain belakang Mursyid Effendi melakukan dengan sengaja dan tidak pantas dikatakan sebagai pemain bola professional gol bunuh diri agar kalah dari Thailand walaupun akhirnya tetapi tuan rumah Vietnam yang keluar sebagai juara !

Memang pada saat Azwar Anas memimpin PSSI dunia persepabolaan Indonesia mengalami masa suram yang sesuramnya dimana kompetisi sepakbola atau dulu dikenal sebagai Liga Indonesia IV di hentikan karena situasi politik yang sangat-sangat parah. Pertunjukan Mursyid Effendi inilah yang menjadi puncak akan merosotnya sepakbola (mungkin) hingga saat ini, namun sama seperti E.E.Mangindaan, Azwar Anas dengan sikap jantan dan ksatria mundur dari kursi Ketum PSSI dan mengantarkan seoarang Agum Gumelar sebagai penerusnya.



“ Bapak harus mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI, karena kalian dianggap mempermalukan bangsa. Bapak yang beranggung jawab atas semua ini

“ Azwar Anas, Ketum PSSI ketika menyambut Timnas Piala Tiger 1998


Dari dua artikel dan sikap dua tokoh ini jika membanding dengan situasi PSSI sekarang sangat beda jauh, kita bisa lihat bagaimana sepakbola kita sangat kritis dimana tidak ada prestasi yang membanggakan seperti kita lihat bagaimana Indonesia untuk pertama kali tidak lolos ke hajatan paling tinggi kompetisi sepakbola Asia, kemudian di lecehkan oleh negara yang selama ini kita ajarkan cara bermain sepakbola, Laos dan Myanmar itu skala Timnas lalu bagaimana dengan klub, ternyata tidak jauh beda dimana terakhir Klub asal Papua, Persipura dimana jika bertanding di kompetisi ISL, garangnya tiada ampun tetapi ketika berhadapan dengan klub China justru para pemain persipura ini ibarat main game Winning Eleven dengan skor cukup telak 9-0, begitu juga dengan saudara mudanya Persiwa Wamena yang kalah dengan klub yang boleh dibilang kualitasnya sangat jauh dibawah Persiwa ibarat gunung dan jurang walaupun ada satu klub yang mampu berbicara tetapi lawan yang dihadapi adalah klub Malaysia masih satu regional !

Itu baru Timnas dan klub bagaimana dengan perilaku para personel dan pejabat PSSI kita, ternyata sama saja ini terlihat sepanjang tahun 2007 sampai 2009, organisasi paling tua di kalangan organisasi olahraga di Indonesia sibuk merekayasa pedoman dasar (statuta) yang dikeluarkan oleh FIFA kenapa di rekayasa agar posisi ketua umum tidak bisa digoyang kesana kemari, hal ini terbukti dengan beberapa isi pedoman dasar yang mengenai pasal kriminal yang mengatur persyaratan anggota komisi eksekutif termasuk didalamnya Ketua Umum PSSI

Kita tahu dalam statuta standar FIFA yang mengatur prasyarat anggota, dalam kalimat itu tertulis “ They..must not have been previously found guilty of criminal offense” oleh PSSI tiga kata dalam statuta “have been previously” dihapus sehingga dalam statuta versi PSSI adalah “ They..must not found guilty of a criminal offense” sudah begitu mungkin dasar para pengurus ini antara paham atau tidak akan Bahasa Inggris tiga kalimat terakhir masih saja di pelintir dalam bahasa menjadi “ Tidak sedang dinyatakan bersalah atas tindakan kriminal pada saat kongres” karena “ide kreatif” ini Nurdin yang pernah dipesankan hotel prodeo karena tersangkut kasus korupsi bisa leha-leha hingga saat ini !

Kalau soal kejujuran sepertinya para pengurus PSSI saat ini sepertinya sudah tidak ada urat jujurnya dimana dengan percaya dirinya bahwa PSSI dengan yakin mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 atau 2022 dengan menggandeng seorang konsultan hebat asal Swiss untuk merealisasi mimpi-mimpi sang ketua, walaupun pertanyaan sekarang DANA dari mana untuk proses pencalonan itu, dan ternyata apa yang ditanyakan mungkin sebagian orang dan pecinta sepakbola Indonesia soal dana terbukti dimana bak petir di siang bolong PSSI disurati oleh seorang pengacara dimana isinya PSSI diadukan ke Court of Abritation of Sport (CAS) karena NGUTANG bayar konsultan sebesar US $ 258,160 atau sekitar Rp. 2,3 Milyar !!

Kita tidak bisa mengharapkan para personel PSSI ini seperti apa yang dilakukan oleh Azwar Anas atau E.E. Mangindaan dengan kejujuran dan kata hati, mungkin hanya kemarahan Tuhan lewat pecinta sepakbola Indonesia yang bisa membuka mata hati para personel PSSI ini yang semakin hari semakin menyusut karena banyaknya yang tinggal di Hotel Prodeo mulai dari kasus nyopet uang rakyat hingga pembunuhan tingkat satu.

Ya Tuhan SAMPAI KAPAN Engkau tunjukkan kemarahanMU kepada para pejabat PSSI ini supaya mereka sadar bahwa kami BUTUH Prestasi nyata BUKAN Mimpi disiang bolong !

Pintu XI GBK Std, 160310 15:00

Rhesza Ivan
Pendapat Pribadi

Contolah Sikap Kenegaraan Obama Para Pejabat Indonesia !!!!

Untuk kedua kalinya pejabat Gedung Putih Amerika Serikat memberitahukan kepada wartawan tentang tertundanya kunjungan negara Presiden Amerika Serikat Barrack Obama ke kawasan Asia Pasific salahsatunya adalah Indonesia.

Presiden Obama dijadwalkan akan berkunjung ke kawasan Asia Pasific mulai tanggal 18 sampai 24 Maret kemudian tertunda dengan adanya masalah domestik di Amerika yang meminta agar Presiden Amerika Serikat agar tetap tinggal di Ibu Kota Negara Washington DC, akhirnya dirubah jadwalnya menjadi tanggal 21 hingga 26 Maret dan kemudian pada pukul 01.00 dinihari waktu Indonesia Barat Gedung Putih mengeluarkan peryataan pers yang mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat untuk kedua kalinya membatalkan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dan Australia, dan penundaan ini sudah diberitahukan kepada Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Australia

Memang disatu sisi penulis sebagai bagian dari rakyat Indonesia merasa kecewa dengan tertundanya dua kali kedatangan Obama ke Indonesia tetapi disisi lain masalah domestik terutama politik harus didahulukan karena bagaimanapun Presiden Amerika ini dipilih oleh rakyat paling tidak sang Presiden harus memperhatikan rakyatnya.

Apa yang dilakukan oleh Presiden Obama seharusnya menjadi catatan yang berharga bagi kita rakyat Indonesia khususnya orang-orang yang mengaku pejabat negara, kenapa penulis bilang seperti itu ? kita bisa lihat alasan Obama menunda kunjungannya ke Indonesia dan Australia dikarena adanya masalah domestik yaitu masalah RUU Kesehatan dimana dalam ada beberapa pasal yang menuai pro dan kontra soal jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin berupa asuransi kesehatan yang disediakan pemerintah, karena jika pemerintah jika menjaminkan maka masyarakat kurang mampu akan membayar dua kali lipat biaya pengobatan dirumah sakit, sementara saat ini Amerika Serikat sedang dilanda krisis ekonomi.

Karena hal inilah yang membuat Presiden Obama diminta tetapi tinggal di Washington hingga RUU ini disahkan oleh parlement, coba bandingkan dengan para pejabat dinegara ini apakah ada diantara mereka yang bertahan ketika suatu masalah yang menyangkut soal rakyat ? kita bisa lihat pada kasus Century sebenarnya bisa diredam seandainya Presiden tahu masalah ini dan tetapi di Jakarta masalah ini tidak akan seperti sekarang ini benar bukan?

Kita juga sering membaca dan menyaksikan berita tentang adanya demo masyarakat daerah dengan permasalahannya ke kantor kepala pemerintahan setempat entah itu Walikota, Bupati, Camat, atau Gubernur sekalipun ketika diminta para pejabat ini keluar untuk menemui demonstran para staff kadang-kadang selalu mengatakan bahwa pejabat yang di minta sedang berkunjung ke Jakarta atau tidak ada di tempat, kalau memang para pejabat daerah ini ke Jakarta karena ada panggilan misalnya oleh Menteri Dalam Negeri atau bahkan Presiden tidak ada masalah tetapi kalau ke Jakarta hanya sekedar bertemu dengan pejabat yang ternyata hanya kamuflase itu sangat disayangkan tetapi banyak pejabat daerah melakukan seperti ini.

Penulis pernah diceritakan oleh beberapa kolega yang kebetulan merantau ke Jakarta karena pendidikan mengatakan, bahwa kolega ini secara tidak diduga bertemu dengan salah satu pejabat tinggi kampungnya ( tidak perlu dijelaskan detail karena sangat-sangat menjijikan) yang mana kebetulan kampungnya ini sedang ada masalah, begitu tahu kolega penulis ini adalah warganya sang pejabat ini lantas mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya untuk yach semacam suap sambil berkata kalau butuh sesuatu hubungi sang pejabat ini, tetapi oleh kolega penulis ditolak dengan tegas sambil memaki sang pejabat ini !

Sudah seharusnya para pejabat di negara ini mengambil contoh sikap yang dilakukan oleh Presiden Obama, bukankah para pejabat ini dipilih dan diamanatkan oleh rakyat untuk memimpin daerahnya atau negara sudah seharusnya para pejabat ini mengabdi dan memenuhi apa yang diinginkan rakyatnya sehingga tidak ada lagi misalnya rakyat yang miskin, rakyat yang tinggal di bawah-bawah kolong jembatan seperti yang dapat dilihat di sekitar dekat kantor Polisi Militer Guntur, anak kecil yang busung lapar, gizi buruk atau harus terlambat ke sekolah karena harus membantu ibunya yang lumpuh seperti yang dilakukan oleh Gadis Sinar…

Obama…kami tunggu kedatanganmu kawan…


Veteran, 180310 15:00

Rhesza Lorca

Susahnya Menjinakkan Jak Mania (part 2)

Seperti biasa penulis menghaturkan permintaan maaf jika dalam penulisan ini membuat para pembaca geram, atau ada pihak-pihak yang merasa terpojokkan atau tersinggung atas tulisan ini sekali lagi saya haturkan minta maaf, tulisan ini adalah bersifat pribadi dan berdasarkan apa yang penulis lihat, dengar dan baca.

Lagi-lagi suporter berbuat ulah, setelah awal tahun kita disuguhkan aksi para Bonek dengan bangga dan arogannya masuk wilayah Jawa Barat dari daerah mereka dengan tindakan brutal kali ini suporter Ibu Kota yaitu Jakarta atau kita biasa dengan Jak Mania, dimana disaat para pemeluk Hindu sedang khusuk menjalankan ibadah Nyepi PSSI terutama PT.Liga Indonesia menggelar pertandingan antara Persija melawan Persipura di Gelora Bung Karno Senayan-Jakarta

Para Jak Mania ini tertangkap tangan oleh aparat Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) membawa puluhan senjata tajam seperti klewang, samurai, ikat pinggang berkepala gir motor, hingga lintingan ganja siap pakai ketika aparat sedang melaksanakan pengamanan sekitar Jalan Gatot Subroto depan Kantor Polda, walaupun tidak separah dengan tindakan para bonek tetapi cukup heran dan kaget untuk apa ikat pinggang berkepala gir motor, samurai hingga lintingan ganja dibawah ke area stadion ?

Inilah potret sepakbola Indonesia yang semakin lama semakin hancur dan tidak tahu arah kedepannya berbeda dengan sepakbola-sepakbola negara luar yang mana semakin lama semakin maju seperti contohnya Kroasia dimana federasinya lahir tahun 1992 tetapi pada tahun 1998 bisa menduduki juara tiga Piala Dunia 1998 di Perancis

Apa yang dilakukan oleh kelompok Jak Mania ini bukan sekali dua kali tetapi berulang kali bahkan sebelum kejadian ini setidaknya penulis pernah mencatat dua kali mereka melakukan tindakan anarkis dan mengganggu ketertiban serta kenyaman masyarakat dimana melakukan aksi tawuran dengan warga disertai pengurasakan sebuah bus kota.

Yang penulis heran adalah setiap para Jak Mania atau Bobotoh atau Bonek berulah kemudian di tindak oleh aparat selalu dikatakan dalam release mereka para “pejabat” fans klub ini bahwa mereka yang berbuat ulah adalah OKNUM atau SIMPATISAN luar tetapi tidak ada tindakan nyata dari fans klub yang misalnya mendokumentasikan para simpatisan yang bermasalah agar dikemudian hari para oknum ini tidak diperkenankan untuk mengikuti segala kegiatan Persija.

Dan satu lagi penulis agak bingung dengan pemberian ijin keamanan dan pertandingan oleh Polda dan PT. Liga Indonesia, kita semua tahu bahwa hari besar keagamanan di Indonesia semua kegiatan ditiadakan bahkan demo pun pada hari besar agama dilarang, KENAPA ketika Nyepi PT. Liga Indonesia membuat jadwal pertandingan dan juga Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) memberi ijin keamanan dan keramaian, tetapi ketika, Puasa, Lebaran dan Natal semua kompetisi diLIBURKAN apakah ini diskriminasi dan pelecehan karena tidak menghormati ke-khusukkan ibadah daripada (mungkin) diantara para pemain sepakbola yang bermain di ISL merayakan !

Penulis agak ragu dengan keterangan dari salah satu pengurus ketika berdialog dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang difasilitasi oleh salahsatu televisi mengatakan bahwa sebelum berangkat ke stadion setiap koordinator wilayah memeriksa para anggotanya apakah ada yang membawa senjata tajam atau tidak, pertanyaannya adalah kalau memang sebelum berangkat semua anggota sudah memeriksa kenapa bisa Polisi menemukan senjata tajam dan lintingan ganja di dalam tas dan bus kota yang dinaiki para suporter ?

Sebenarnya ada beberapa cara untuk menekan tindakan anarkis ini yang selalu dikatakan sebagai oknum padahal mereka ini ada juga anggota resmi, seperti yang terjadi di Semarang dimana ada pengurus fans klub yang ternyata sebagai aktor intelektual dari kasus penyerangan dan penganiayaan dari sebuah fans klub.

Pertama, PSSI selaku otoritas yang mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan sepakbola harus tegas memberikan sanksi setinggi-tingginya kepada klub termasuk didalamnya organisasi fans klubnya serta mengganggeng pihak Kepolisian jika didalamnya terkait dengan pasal-pasal yang merugikan masyarakat yang benar-benar ingin menonton pertandingan sepak bola, seperti kasus Jak Mania dimana Polisi menemukan beberapa senjata api dan narkoba.
Kedua, dari internal sendiri klub dan fans klub tersebut secara fair dan ksatria meminta maaf dan mengakui apa yang dilakukan oleh suporter mereka yang menurut mereka bukan hak mereka dan selalu mengatakan bahwa yang melakukan itu adalah oknum atau suporter liar

Ketiga, masih terkait dengan saran nomor dua yaitu masalah internal terutama para pengurus suporter ini agar segera membenahi management administrasinya kenapa penulis mengatakn itu walaupun pengurus mengatakan total pendukung liar mereka lebih daripada anggota resmi tetapi kalau dilihat kejadian kemarin penulis yakin didalam tersebut ada anggota resmi, bagaimana caranya supaya tidak terjadi seperti kemarin yaitu, para pengurus mendata ulang kembali dengan seleksi ketat berapa banyak suporter yang resmi, membuat kartu anggota yang sifatnya berregister atau online, kemudian membuat barang-barang atau merchandise yang berkaitan dengan klub misalnya syal, baju, topi lebih diperketat dalam hal pendistribusian dan di data.

Semoga masyarakat serta pencinta sepakbola Indonesia datang dan pulang dari stadion beserta keluarga dengan hati cerita bukan menyaksikan tayangan yang tak pantas dan hanya orang-orang yang TIDAK PUNYA OTAK untuk melakukan itu.


Pintu XI, GBK Stadium 160310

Gie Gustan
Pendapat Pribadi

Obama Vs HTI

Tulisan ini terkait dengan tayangan yang penulis saksikan semalam (17/3) disalah satu stasiun televisi tentang debat pro dan kontra kedatangan Presiden Amerika Serikat Barrack Husein Obama ke Indonesia.

Dalam tayangan tersebut adalah menampilkan dua narasumber yang pro dan kontra, yang kontra berasal dari organiasasi sekuler yang bernaman Hizbut Tahrir Indonesia-HTI dan yang pro menampilkan anggota Jaringan Islam Liberal, Ulil Absar kenapa tayangan ini menarik bagi penulis, pertama adanya rasa ingin tahu seberapa tolaknya organisasi ini terhadap kedatangan Obama yang menurut mereka adalah penjahat perang dan HAM dan kedua karena adanya tokoh inspirasi dan idolah penulis disana hehehe…

Tulisan ini bukan maksud untuk membela satu orang atau tidak, tetapi ini pandangan penulis terhadap narasumber-narasumber yang menentang kedatangan Obama, dan juga penulis meminta maaf kalau ada tulisan yang membuat pembaca atau pihak-pihak terkait merasa tersinggung atau terpojokkan tetapi ini tulisan murni pendapat pribadi penulis.

Jika tidak ada halangan mulai tanggal 21 sampai 26 Maret 2010, Obama akan melakukan kunjungan kerja kenegaraan ke wilayah Asia Pasific dimana Indonesi akan dikunjungi oleh Obama pada tanggal 22-24 Maret, kemudian dilanjutkan ke negara Kangguru, Australia walaupun akhirnya dibatalkan oleh Gedung Putih dikarenakan adanya masalah domestik. Kita sudah paham setiap kepala negara asal negeri Paman Sam ini ke Indonesia selalu di demo besar-besaran mungkin kita lupa bagaimana kehebohan masyarakat Indonesia terutama kaum HTI dalam menyambut kedatangan Presiden asal partai Republik, George Bush Jr yang berlangsung di Bogor, demo Bush ini terkait invasi Amerika ke Afganistan dan Irak dengan sandi memusnahkan jaringan teroris yang telah menghancurkan lambang ekonomi Amerika yaitu gedung WTC.

Kali ini HTI pun melakukan demo besar-besaran dalam rangka menolak kedatangan Presiden Obama ke Indonesia, alasan HTI berdemo menolak kedatangan Obama karena Obama tidak menepati janjinya ketika kampanye dimana akan menarik total tentara Amerika dari tanah Afganistan dan Irak jika terpilih dan menutup penjara teroris di Teluk Guantanamo.

Apa yang dijadikan agenda para masyarakat HTI ini adalah hak dari mereka, tetapi kalau menurut penulis agak ganjil apalagi dengan pernyataan juru bicara mereka di acara itu kenapa penulis bilang ganjil ?

Pertama, dasar mereka menolak Presiden Amerika ke Indonesia karena penjahat perang dan janji yang tidak ditepati ketika kampanye soal penarikan tentara AS di Irak dan Afganistan, serta penutupan penjara Guantanamo pertanyaannya adalah memang HTI ini siapa bisa seenaknya menolak kedatangan seorang kepala pemerintahan suatu negara ?! Soal penarikan tentara AS di Irak, afganistan bukankah Presiden Obama pernah mengatakan setelah dilantik bahwa AS tidak mungkin menarik pasukannya dari tanah Irak dan Afganistan karena adanya permintaan daripada kepala negara dan pemerintahan negara itu karena jika 100 % ditarik pulang tentara AS maka tidak bisa dibayangkan jika terjadi perang saudara antara kaum syah dan sunni terhadap taliban sendiri, kalau pihak HTI meminta apakah HTI bisa menjamin kalau tentara AS itu ditarik tidak akan ada perang saudara ?

Kita bisa lihat sendiri bagaimana situasi politik Nigeria, Somalia, serta negara-negara benua Afrika bisa terjadi perang saudara tanpa ada campur tangan bahkan kehadiran fisik daripada tentara AS !

Kedua, soal kapitalisme AS di negara kita misalnya pembagian hasil atau apapun yang ternyata bangsa kita mendapatkan lebih rendah, kita tidak usah menutup mata dinegara manapun pasti ada yang namanya kapitalisme, kita bisa lihat negara Arab Saudi yang sekaya itu saja mereka masih saja ada rakyat miskinnya bagaimana dengan kita, kita bisa mencontoh negara-negara seperti Cuba, Korea Utara, Bolivia atau Venezuela tetapi pertanyaannya kepada HTI apakah kita bisa jangan-jangan nasib kita lebih tragis daripada negara-negara yang penulis sebutkan diatas ? soal kapitalisme itu kembali kepada nurani para pemimpin negara, apakah pemimpin negara ini berpihak kepada rakyat dan transparan atau tidak, kalau memang pemimpin negara ini bersikap, berpihak kepada rakyat dan transparan masalah pembagian ini pun tidak masalah !

Soal perdagangan, penulis sependapat dengan narasumber yang pro kedatangan dengan Obama ke Indonesia, kita seharusnya belajar dari pada China bagaimana mengendalikan perdagangan yang selama ini dipegang dan dikuasai oleh AS, kita bisa lihat bagaimana China sekarang lebih perkasa daripada Amerika Serikat dimana China membayar surat utang perdagangan daripada Amerika yang saat ini sedang membutuhkan banyak dana untuk perbaikan krisis ekonomi mereka.

Ketiga, soal ideologi mereka kepada negara ini yang harus sesuai dengan mereka, dengan sangat penulis menolak keras karena negara ini dibangun bukan hanya satu agama saja atau satu budaya saja tetapi berbagai macam agama, budaya dan lainnya, hal ini sudah terbukti dengan tulisan yang ada dibawah burung garuda lambang negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”, andaikan ideologi daripada HTI ini dipergunakan oleh negara ini apakah rakyat sudah siap termasuk anda misalkan dalam hukum dimana tangan dibalas dengan tangan, sementara kasus hukuman mati kasus teroris saja anda menolak dengan alasan kemanusiaan, atau ketika banyak TKI yang siap dihukum gantung kenapa HTI TIDAK BERSUARA KERAS dan MALAH DIAM SERIBU BAHASA padahal TKI ini tidak tahu apa-apa, tetapi ketika Presiden Amerika datang ke Indonesia atau kebijakan Amerika terhadap Internasional anda semua bersuara keras !

Tetapi dalam tayangan tersebut membuat penulis sedikit geli dan heran yaitu dimana mereka mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah negara pelanggar HAM paling banyak di dunia, ketika ditanya oleh narasumber yang pro mendapatkan dari mana datanya, mereka mengatakan bahwa berdasarkan data Amnesty Internasional, lho ! bukankah Amnesty Internasional adalah sebuah LSM bentukan dan kedudukan di Amerika, sementara HTI adalah organisasi yang paling benci dengan yang namanya Amerika !

Walaupun bulan Juni nanti Presiden Amerika Serikat Barrack Husein Obama baru berkunjung ke Indonesia paling tidak kita bisa meniru apa yang dilakukan oleh China dalam hal perdagangan serta paling tidak kita punya kunci untuk lebih dekat dan menekan tindakan Amerika terhadap kebijakan internasional mereka karena pemimpin mereka memiliki ikatan emosional dengan negara ini.


Veteran, 160310 09:00

Gie Gustan – Rhesza Ivan
Pendapat Pribadi

Bisakah Rokok di hapus di Indonesia ?


Belakangan ini marak sekali pemberitaan tentang adanya fatwa haram bagi para perokok oleh salah satu organisasi keagamaan yang ada di negara ini, akibat munculnya fatwa haram merokok ini banyak menimbulkan pro dan kontra, bahkan ada isu bahwa organisasi keagamaan ini mengeluarkan fatwa merokok ini terkait adanya gelontoran puluhan ribu Dollar Amerika Serikat dari salahsatu pengusaha yang juga kalau tidak salah menduduki posisi penting di salahsatu negara bagian Amerika Serikat.

Terlepas dari itu semua penulis coba melihat dari sisi penulis bukan mendukung atau menolak fatwa haram ini, kita semua tahu bagaimana efek terutama kesehatan bagi para perokok tidak hanya perokok aktif tetapi perokok pasif, sudah banyak orang yang mati akibat merokok seperti Jantung, TBC, kelainan pada janin dan sebagainya tetapi pertanyaannya adalah bisakah negara ini menutup bahkan menjamin kalau Indonesia dari ujung Sabang sampai Merauke dari Mianggas hingga Pulo Rote bebas asap rokok ?


Kalau menurut penulis pemerintah tidak akan mampu menutup pabrik rokok, kenapa ? kita tahu bagaimana “asetnya” rokok ini untuk negara ini, 80 % dari pendapatan negara berasal daripada cukai rokok, kemudian kita bisa lihat tayangan olahraga yang anda tonton misalnya Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Indonesia atau tayangan siaran langsung balap motor, bulutangkis, konser musik itu semua berasal daripada produsen rokok walaupun salahsatu konser musik sudah tidak lagi berhala kepada produsen rokok untuk mendapatkan dana operasional mereka dan berahli kepada produsen operator selular dan perbankan tetapi tetap saja rokok lah yang berperan dalam kehidupan di negara ini benar tidak ?

Ada dua pertanyaan untuk para yang membuat fatwa larangan rokok dan yang menyetujui penutupan pabrik rokok adalah pertama, kalaupun pabrik rokok ini ditutup atau dilarang oleh negara, apakah negara bisa menjamin kehidupan ratusan ribu karyawan pabrik rokok ini beserta keluarganya setelah ditutup sementara kita tahu berapa persen dari penduduk Indonesia yang mengalami kemiskinan, pengangguran, gizi buruk dan masih banyak masalah sosial lainnya bisa tidak ?

Kedua, apakah negara ini bisa menyediakan beratus bahkan beribu hektar tanah dan juga bibit tanaman unggul untuk menjadi modal para pekerja pabrik rokok ini jika benar di tutup dan dilarang beredar di wilayah Indonesia, sementara kita tahu bagaimana kondisi geografis di negara ini, sudah tidak ada lagi lahan untuk pertanian yang ada sekarang adalah lahan untuk apartemen, Mall, jembatan atau fly-over bahkan untuk sarana olahraga pun negara dan pemerintah daerah tidak mampu menyediakannya, bahkan pada periode tertentu kita harus bersabar dengan iklim yang sulit diprediksi bisakah itu terwujud ?

Menurut penulis, masalah rokok itu haram atau tidak lebih baik dikembalikan kepada orangnya, janganlah kita ingin seperti atau jauh lebih depan daripada Tuhan, toch yang melakukan dan merasakan efek langsung dari rokok itu adalah para pengguna atau perokok itu sendiri walaupun kita juga yang tidak merokok malah lebih banyak kenanya, dan juga nantinya pada akhirnya ketika kita diminta pertanggungan jawab oleh sang Kuasa di akhir dunia kita bukan sang fatwa melainkan diri kita masing-masing betul tidak ?!


Malang, 100310 :14:00

Gie Gustan
Pendapat Pribadi

Minggu, 14 Maret 2010

Roy Suryo antara (maaf) Upil, Huuhhuu dan Pembunuhan Karakter

Seperti biasa dalam pembukaan penulis selalu menghaturkan permintaan maaf jika dalam penulisan ini membuat beberapa orang tersinggung atau terpojok, apa yang penulis tulis ini adalah bentuk pendapat pribadi penulis berdasarkan apa yang penulis lihat, baca, dan dengar dan tentunya dengan nurani, sekali lagi mohon maaf.

Awal bulan ini kita disuguhkan berita yang cukup panas walaupun sudah panas yaitu hasil kerja panitia khusus kasus Bank Century akhirnya masuk dalam wilayah paripurna dimana hasil ini membuat negara harus memproses kasus ini ke dalam wilayah hukum pidana.

Penulis tidak akan membahas hasil pansus ini karena sudah ada banyak yang menganalisa tetapi kali ini penulis mencoba melihat dari sisi rapat paripurna ini yang mungkin cukup menggelitik yaitu dimana ada tayangan ketika ketua Panitia Khusus (Pansus) Bank Century menyampaikan laporan kerja mereka selama ini tiba-tiba ada suara sorak-sorai huhhuuu dari jajaran anggota dewan yang terletak di belakang dan itu disorot oleh beberapa kamera televisi dan orang yang meneriakkan huhuhuhu ketika ketua Pansus Bank Century menyampaikan laporan kerja mereka adalah Roy Suryo, sang pakar telematika yang sekarang menjadi anggota dewan mewakili konstituen yang ada di Jogjakarta sepanjang ketua Pansus melaporkan suara huhuhu selalu membahana diseluruh ruangan sidang dan yang menyuarakan suara itu bersumber dari Roy Suryo, selain teriakan huhuhu mungkin tanpa sadar sang pakar telematika yang kabarnya tidak diterima oleh salahsatu forum diskusi yang berbasis dunia maya ini terekam kamera sedang melakukan kegiatan (maaf) membersihkan kotoran yang ada di hidung a.k.a NGUPIL.

Akibat dari tindakan ini banyak sekali kecaman-kecaman bahkan di salahsatu jejaring sosial mikroblogging dibuat semacam groups untuk ledek-ledekkan atau sekedar hiburan, merasa dirinya menjadi bahan cemoohan masyarakat, sang telematika ini berang dan mengatakan bahwa media telah membuat pembunuhan karakter terhadap dirinya di depan masyarakat Indonesia.

Menurut penulis apa yang dilakukan oleh pakar telematika ini adalah tindakan yang sangat tidak sopan karena dengan entah itu sengaja atau tidak tetapi jelas sekali terekam seharusnya sebagai anggota dewan yang nota bene adalah wakil dari masyarakat dalam mengawasi jalannya pemerintahan bisa menjaga sikap dan sudah pasti usia beliau bukan usia-usia ABG atau memasuki dewasa tetapi memang sudah dewasa dan mengerti akan mana yang benar dan mana yang pantas bukan seperti yang ia pertontonkan.

Soal pembunuhan karakter yang dialamatkan beliau kepada media menurut penulis seharusnya beliau berkaca dengan perbuatannya jangan menyalahkan media dengan langsung menyebut pembunuhan karakter, mungkin saking terlalu hebat ke-telematika-annya sehingga tidak tahu fungsi media bahwa media sendiri secara awam dan kasat mata berfungsi mengawasi jalannya pemerintahan atau bisa kata lain media bisa menaikkan popularitas seseorang bisa juga menurunkan popularitas seseorang.

Mungkin kejadian apa yang dilakukan oleh sang telematika ini bisa menjadi pelajaran bagi semua orang yang di mata masyarakat sebagai panutan atau tokoh agar dalam bersikap sehingga tidak ada lagi pejabat-pejabat yang sok mengatakan pembunuhan karakter padahal mereka lah yang telah melakukan pembunuhan diri karakter mereka !

Senayan, 150310 15:00

Gie Gustan
Pendapat Pribadi

Turunkan Nurdin Halid dan Nugroho Besoes SEKARANG !!!

Mungkin bulan ini adalah bulan paling kejam bagi beberapa pejabat dilingkungan sepakbola Indonesia walaupun isu ini sudah berkembang dari mulai akhir tahun tetapi mungkin dengan adanya ancaman ini membuat para pejabat ini berpikir dengan nurani bukan dengan egonya.


Mungkin beberapa dari para pembaca sudah tahu akan isu ini, penulis tidak akan membahasnya karena sudah banyak yang nulis tetapi penulis hanya menulis berdasarkan pendapat pribadi, kita tahu sejak perjalanan sosialisasi Piala Dunia 2010 dengan mendatangkan Piala Dunia ke Jakarta isu akan ketidakpuasan PSSI dalam kerjanya dan keras kepalanya para jajarannya ingin menggelar Piala Dunia 2018 atau 2022 di Jakarta sudah ada bahkan Presiden Republik Indonesia kita buat tidak suka dengan prestasi PSSI melebihi orang impoten.


Keinginan Presiden Indonesia agar sepakbola Indonesia kembali berprestasi ketika jaman Bung Karno dan Dinasti Cendana mulai berasap dimana ketika menerima panitia nasional Hari Pers Nasional yang dipimpin oleh Ketua PWI, dalam perbincangan tersebut selain meminta kesediaan Presiden untuk hadir dan membuka acara Hari Pers Nasional yang didakan di Palembang-Sumatera Selatan, Presiden meminta Ketua PWI dan jajarannya untuk membuat semacam pertemuan yang diberi label Kongres Sepakbola Nasional alasan Presiden meminta PWI agar dibuatkan Kongres ini karena Presiden prihatin dengan sepakbola Indonesia yang prestasinya tidak kunjung datang.

Begitu ketua PWI memberikan pernyataan pers terkait pertemuan dengan Presiden yang didalamnya ada ide untuk membuat Kongres, sontak para pengurus PSSI yaitu duet maut mereka sang Ketua Umum, Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal PSSI, Nugraha Besoes panik dan mengatakan ide yang terlontar dari Presiden tidak bisa dilaksanakan kalaupun dilaksanakan maka Indonesia akan di skorsing atau dihukum oleh FIFA karena negara ikut campur akan urusan federasi sepakbola.


Menurut penulis, ide dan permintaan pak beye ketika menerima pengurus dan panitia Hari Pers Nasional PWI ada benarnya, kenapa penulis bilang begitu ? sejak organisasi yang paling tua diantara semua organisasi olahraga di Indonesia yang mengurus sepakbola dipegang oleh duet maut PSSI, NH dan NB ini tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan walaupun bagi duet maut ini PSSI ada prestasi yaitu menang di Turnament Piala Kemerdekaan, tetapi bagi penulis dan juga rakyat Indonesia prestasi juara di Turnament Piala Kemerdekaan itu bukanlah prestasi kenapa ? pertama, turnament itu PSSI yang gelar, yang kedua Timnas menang dan memegang Piala itu tidak dalam semangat fair play baik didalam lapangan maupun diluar lapangan karena terbukti ketika turun minum salahsatu official kita mencoba melakukan provokasi dan tindakan menganiaya kecil sehingga seluruh tim Libya mengundurkan diri berdasarkan rapat kecil antara official mereka di Jakarta dengan Pengurus PSSI-nya Libya walaupun sampai detik ini tidak ada ujung dari masalah ini siapa yang menganiaya pelatih timnas U-23 Libya !


Seharusnya para pengurus ini berkaca dan merenung dengan apa yang mereka lakukan selama ini demi sepakbola Indonesia, kita bisa lihat bagaimana sepakbola kita yang dulu jelas-jelas selalu ditakuti kini malah jadi ayam sayur setiap pertandingan semua orang sudah pesimis duluan walaupun jiwa nasionalisme itu selalu tinggi, tetapi percuma saja kalau nasionalisme tinggi dan dibarengi dengan prestasi maka hasilnya nol besar benar tidak ?


Kita bisa lihat bagaimana kegagalan sepakbola kita di tangan PSSI seperti gagal di ASIAN GAMES Doha-Qatar dengan skor cukup telak padahal tim ini berlatih di Belanda dengan pelatih Timnas Belanda U-23 yang setelah kejadian ini berhasil membawa Belanda juara Piala Eropa U-23, kemudian gagal lagi di dua SEA GAMES Thailand dan Laos dengan di pecundangi serta diajarkan bagaimana cara mengolah bola yang baik dan benar oleh Myanmar dan Laos, kemudian gagal dalam kualifikasi Piala Asia U-19 kalah bersaing dengan Jepang dan Australia walaupun tampil gemiliang ketika melawan Taiwan tetapi tetap saja tidak lolos, kemudian timnas senior yang untuk pertama kalinya dalam gelaran Piala Asia dengan menelan kekalahan tiga kali dan empat kali seri, itu baru “prestasi” PSSI di tangan sang Ketum bagaimana dengan “prestasi” klub ?


Ternyata tidak jauh berbeda dengan timnas dimana klub-klub yang bermain di Indonesian Super League masih berlabel jago kandang ini terbukti partai kemarin dimana klub Indonesia Persipura ketika di ajang ISL selalu garang dan ditakuti ternyata ketika bertandang ke kandang klub China malah seperti menonton tayangan video games Winning Eleven dengan skor cukup telak 9-0 klub-klub ISL belum bisa menandingi kejayaan Persib Bandung tahun 1994 yang bisa masuk ke babak kedua Piala Champion Asia sebelum dikalahkan kalau tidak salah dengan Royal Thai Force FC klub Thailand.


Itu baru “prestasi” sepakbola kita, lalu bagaimana “prestasi” dari perorang yang menduduki organisasi itu ? ternyata tidak jauh berbeda dengan prestasi timnas dan klub, kita bisa lihat berapa kali sang ketum “check-in – check-out” hotel prodeo bahkan beberapa minggu yang lalu ada sebuah organisasi yang melaporkan sang ketum dengan dakwaan yang tidak jauh berbeda dengan yang dulu-dulu, itu baru ketum sedangkan anak buah juga 11-12 dengan beliau setidaknya sudah ada dua-tiga orang yang harus pindahan kehidupan di hotel prodeo dengan kasus korupsi dan satu lagi yang lebih parah yaitu dakwaan penganiayaan dengan disertai pembunuhan terhadap istri tercinta.

Kemudian dalam hal penyusunan AD/ART PSSI, tidak sesuai dengan ketentuan AD/ART yang dikeluarkan oleh FIFA (baca: Statuta) dimana dengan pedenya mereka mengatakan bahwa statuta itu sudah berdasarkan statuta FIFA dan disetujui oleh FIFA padahal jelas-jelas mereka salah menerjemahkan bahkan mengurangi beberapa kata termasuk diantaranya pasal yang mengatakan bahwa TIDAK BOLEH ada catatan kriminal seseorang dalam organisasi sepakbola.


Jadi pertanyaan penulis kepada sekelompok orang yang mencoba akan menghalang-halangi bahkan berencana memboikot acara Kongres Sepakbola Nasional, ini “prestasi” yang anda banggakan kawan ? asal anda tahu kawan, kalau anda terus-terusan mempertahankan “prestasi” ini maka sepakbola kita tidak akan maju, bagaimana mungkin kita dengan percaya diri menyatakan tahun 2018 atau 2022 akan menjadi tuan rumah semetara ketika di tanya oleh FIFA, Anda siapa ? percaya diri sekali anda mencalonkan diri sebagai tuan rumah, sementara liga anda tidak beres, federasi anda berisikan orang-orang yang tidak sesuai dengan statuta kami serta berlabel kriminal apalagi peringkat anda itu tidak masuk 100 besar rangking kami ? jawaban anda ke FIFA apa ?! kemudian apakah anda tidak malu dengan aksi Hendri Mulyadi yang masuk lapangan ketika Timnas melawan Oman disorot jurnalis asing yang akibatnya PSSI di denda US$ 10,000 kemudian hari terus berlanjut atau intervensi Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Kapolda Jateng) yang selalu memantau pertandingan yang berlangsung di wilayah Jawa Tengah dan sempat memesankan kamar di hotel prodeo untuk dua pemain Persis Solo dan Gresik United serta memeriksa wasit dan perangkat pertandingan ketika PSIS melawan Mitra Kukar atau PSIS melawan PPSM.


Seharusnya kita belajar dari Australia dan Kuwait, kenapa kita harus belajar dari mereka? Australia dan Kuwait adalah dua negara yang pernah di hukum atau di skorsing oleh FIFA karena keterlibatan pemerintah dalam federasi mereka, Australia dihukum karena pemerintah Australia curiga dengan penggunaan dana operasional liga yang tidak jelas, akhirnya pemerintah Australia membentuk tim independe untuk menginvestigasi organisasi sepakbola mereka, dan menghukum orang-orang yang terlibat, begitu juga di Kuwait dimana pemerintah mereka kalau tidak salah tidak mengakui kepengurusan organisasi sepakbola negara mereka, akibat dari keterlibatan negara dalam federasi sepakbola negaranya ditentang FIFA dan dihukum, tetapi apa yang terjadi dampak dari penghukuman FIFA terhadap dua negara ini ? prestasi yang gemilang kita bisa lihat Kuwait bisa lolos ke putaran final Piala Asia dengan mengalahkan Indonesia di kandang dan tandang mereka, sedangkan Australia lolos ke putaran final Piala Asia dengan mengalahkan (lagi) Indonesia dan tentunya yang sangat prestisius adalah bermain di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, sedangkan kita ?


Saran penulis kepada para kelompok yang mencoba memasang badan bagi PSSI dalam menghadang rencana pemerintah untuk membuat Kongres Sepakbola Nasional, sudahlah lebih baik kita duduk bersama, satu pikiran bagaimana caranya membangkitkan persepakbolaan kita yang dulu jaman bung Karno dan dinasti cendana berjaya dan ditakuti hidup kembali walaupun kita harus dihukum oleh FIFA daripada bertahan seperti ini tetapi tidak ada prestasi yang ada malah berita yang negatif terus, apakah ini yang anda mau ?


Penulis sebagai penikmat dan pecinta sepakbola Indonesia 100% mendukung kegiatan yang diusulkan oleh Presiden Republik Indonesia toch tujuannya ini positif mengangkat kembali sepakbola Indonesia seperti sedia kala.


Apakah Kongres ini akan berjalan dengan mulus atau di hadang oleh sekelompok orang yang mencoba pasang badan untuk menggagalkan kongres ini atau kita di hukum oleh FIFA karena intervensi pemerintah tetapi dengan dihukumnya FIFA membuat sepakbola kita menjadi lebih kuat dan ternama kembali seperti dahulu kala…semoga saja !


Bubarkan PSSI sekarang juga…Hukum Ketum, Sekjend dan semua orang yang di PSSI untuk tidak berada dalam lingkungan sepakbola Indonesia hingga akhir hayat mereka !!



Pintu IX GBK 100310 18:00

Gie Gustan

Pendapat Pribadi

Kamis, 11 Maret 2010

Damm !!! I Love Bekasi


Judul diatas bukan maksud agak narsis dengan kota Bekasi atau mencopy paste dari istilah atau merek baju yang digunakan oleh seorang artis yang mengapresiasikan terhadap negara ini.

Tulisan ini penulis tujukan untuk kota yang selama hampir 20 tahun lebih penulis tinggal berbagai suka duka, cerita-sedih karena pada tanggal 10 Maret ini berulang tahun ke 13, tulisan ini bersifat pendapat pribadi penulis tentang Kota Bekasi mulai dari pertama kali mengjnjakkan kaki di Bekasi hingga saat ini.

Penulis pertama kali menginjakkan kaki dan mulai menghirup udara Bekasi hingga saat ini sejak tanggal 25 Oktober 1984, umur penulis waktu itu 1 tahun 2 bulan, sebelum menginjakkan kaki di Bekasi orangtua penulis tinggal di kawasan Percetakan Negara- Jakarta Pusat atau penulis akrab dengan sebutan Mardani. Daerah Bekasi yang penulis tinggali adalah di daerah Bekasi Selatan tepatnya di belakang komplek Perumahan Taman Galaxy Indah.

Bekasi tahun 80 sampai 90-an masih dipandang sebelah mata bahkan dikategorikan luar kota, soal bekasi di kategorikan luar kota penulis jadi ingat dulu kalau ada orang kerumah tanya kemana orangtua penulis pergi, penulis jawab ke Jakarta, orang itu langsung bilang “ pulangnya pasti malam banget ya ‘de “ dan masih banyak terdapat rawa-rawa seperti kawasan Taman Galaxy Indah yang sekarang mewah dahulunya adalah hamparan luas hutan karet dan rawa, disana lah penulis ketika waktu bermain sore sekitar jam 16 sampai mahgrib bermain dengan kawan-kawan sambil melihat puluhan burung belibis terbang bebas yang selalu keluar tiap sore.

Jalanan pun tidak selebar saat ini, dimana dahulu menjelang pukul 18.00 tidak ada warga yang berani keluar karena waktu itu penerangan jalan sangat terbatas bahkan tidak ada alias gelap, ruas Jalan Kali Malang pun dahulu sangat kecil hanya bisa 1:1 ( satu mobil-satu mobil ) dan pinggiran jalan pun dekat sekali dengan kali, jadi beberapa kali penulis ketika sedang pulang dari berpergian dengan keluarga sering sekali melihat bahkan menjadi santapan sehari-hari kalau di Jalan Kalimalang itu sering ada angkutan umum atau kendaraan yang terperosok ke kali malang karena memotong arus jalan, kalau ada kendaraan yang masuk kali itu serasa kayak nonton festival kalimalang tiap tanggal 17an ramainya minta ampun hehehehe…

Saluran komunikasi seperti telepon mungkin sangat jarang di Bekasi terutama daerah penulis, penulis ingat dimana rumah penulis menjadi satu-satunya rumah yang punya telepon bahkan ada sampai jam 3 pagi telepon berdering dirumah hanya untuk mengabarkan bahwa kerabatnya di kampung melahirkan tolong kasih tahu ke kerabatnya di Bekasi yang mana jaraknya rumah kerabat yang di telepon ini dengan rumah penulis cukup jauh ada sekitar 2 Km dan orang rumah tidak tahu orang itu siapa !! dan pernah rumah penulis seperti layaknya wartel yang antre untuk telepon dari berbagai tempat sekitar rumah penulis, karena ya tadi jarang bahkan tidak adanya saluran komunikasi.

Kalau anda sekarang mengenal yang namanya Metropolitan Mall yang sekarang sudah berseri kayak MKG di samping Gerbang Tol Bekasi Barat hehehe…itu baru ada kalau tidak salah sekitar tahun 1994-an berbarengan dengan Hotel Horison, dan dua gedung itu menjadi ikon hiburan di Bekasi untuk mencoba menyaingi Jakarta, sebelumnya hiburan penulis dan keluarga adalah sambil belanja di kawasan Duta Permai yaitu supermarket Agung Shop (sekarang menjadi Super Indo) dan Duta Plaza ( Sekarang Univ Gunadarma ) hanya dua tempat itu saja yang mungkin menjadi hiburan bagi keluarga yang tinggal di sekitar Jaka Setia, Jaka Mulya, dan Pekayon karena mengingat keterbatasan akses untuk keluar dari Bekasi ke tempat-tempat seperti Jakarta jika mereka balik ke Bekasi sudah malam karena angkutan umum jaman penulis kecil masih sangat jarang dan terbatas waktunya kalau tidak salah dulu angkutan umum hanya beredar sampai pukul 18.00 lewat dari jam itu jangan harap ada angkutan kalau tidak mau di lempar pake batu sama tukang ojek dan tukang becak.

Memang Bekasi sekarang lebih maju daripada Bekasi jaman penulis kecil, bahkan ada kabar (entah isu atau bukan) kalau di wilayah Taman Galaxy (Belakang) akan dibangun sebuah Mall tetapi kiranya ini mungkin sekedar saran dan kritik kepada para pemimpin Kota Bekasi agar lebih diperhatikan lagi seperti di depan Super Indo yang menjadi pangkalan ojek kiranya Dinas Pekerjaan umum lebih memperhatikan bahwa di daerah itu jika turun hujan dua jam saja daerah itu sudah seperti kubangan kerbau mandi dengan cara menguras dan membersihkan saluran air yang mungkin tersumbat sama juga mulai dari depan Univ Gunadarma hingga pintu masuk Bumi Satria Kencana yang banyak genangan dan lubang yang bisa membahayakan pengendara karena tidak jauh seberapa dalam lubang dan genangan itu, atau di daerah Pasar Kranji (baru) Jl. Pemuda agar selalu ditempatkan petugas baik Dishub atau Kepolisian karena hampir tiap hari selalu macet, memang ada petugas Dishub tetapi hanya menaruh drum di tengah jalan untuk mengutip iuran dari para sopir-sopir angkutan umum yang entah uang itu apakah masuk ke kas pendapatan Kota Bekasi atau ke kantong sendiri dan itu hanya ada pada hari Sabtu saja selebihnya tidak ada.

Bahkan Bekasi sekarang sudah mulai dilihat sebagai tempat yang pantas untuk bisnis atau hiburan bahkan melebihi kapasistas Jakarta, kita bisa lihat bagaimana kalau dulu kita selalu menjadi (maaf) tong sampah film-film yang sudah lama beredar di Jakarta di taruh di Bekasi tetapi sekarang justru ada beberapa film baru yang tayang bersamaan dengan jaringan bioskop Jakarta, belum lagi banyak mal-mal yang dijadikan tempat pagelaran acara musik di televisi, dan kita sebagai warga Bekasi patut bangga dimana daerah kita bisa memproduksi dan menghasilkan listrik sendiri dari pengolahan sampah bahkan sang walikota kita menawarkan atau menjual listrik ke PLN, hebat kan Jakarta mana bisa seperti Bekasi !

Sekali lagi Selamat Ulang Tahun Kota Bekasi ( 10 Maret 1997- 10 Maret 2010 ) semoga makin sukses, tidak macet lagi, dan lebih memperhatikan kaum papa, pertahankan kebudayaan asli Bekasi dan DAMM !! I Love Bekasi

Taman Galaxy Indah, 100310 10:10

Rhesza Ivan

Warga Bekasi sejak Oktober 1984