Sabtu, 16 Agustus 2008

Bung Indra.. Bung Indra.. Kenapa Kau di Golkar ?


Mungkin judul diatas ada pertanyaan bagi setiap orang ketika bertemu dengan analisis politik dari Centre for Strategic and International Studies – CSIS Indra Jaya Piliang ketika memutuskan ber-transformasi politik ( kata beliau ) dari pengamat ke politisi yang mana kendaraan yang beliau bawa adalah Partai Golkar pimpinan saudara saudagar dari Kawasan Timur Indonesia


Beliau memang tidak lagi menjadi seorang pengamat politik dari CSIS lagi karena semenjak tanggal 6 Agustus 2008 di salahsatu kampus terkemuka hasil ide dari Cak Nur yang berlokasi tepat di depan Rumkit Medistra tapi sayangnya mahasiswa dari kampus itu sepertinya hanya mementingkan kuliah dan dugem tanpa ada nurani untuk memikirkan bagaimana cara membangun negara ini dan membalas jasa-jasa pahlawan beliau berpamitan kepada rekan-rekan beliau mulai dari media hingga kawan sejawat bahwa sejak tanggal itu beliau menjadi seorang calon legislative dari Partai Golkar ( walaupun sampai acara ini berlangsung di Slipi masih sibuk untuk menentukan nomor jadi untuk semua caleg termasuk beliau ) untuk daerah pemilihan Sumatra Barat II meliputi Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.


Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa harus GOLKAR ? bukan partai yang baru tapi muka lama, bukankah selama dua tahun ke belakang beliau yang hampir 500 lebih artikel yang ia buat termuat di semua harian dinegara ini menjadi fungsionaris di partai garapan sang reformator.
Kita tahulah bagaimana GOLKAR selama hampir 32 tahun lebih berkarya di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sudah berapa banyak rayuan-rayuan gombal yang membuat pundi-pundi suara yang mayoritas dari kalangan jelata tapi hasilnya mana memang di awal-awal saja program mereka bagus tetapi masuk tahun 1996 hingga sekarang mana, hancur lebur ibarat mayat yang coba disembunyi tetapi bau bangkainya tidak bisa ditutupi walaupun sudah dikamuflase dengan aroma kopi atau durian tapi tidak bisa juga, walaupun pada akhirnya ada satu tokoh yang bisa menyelamatkan partai ini dari hujatan agar ini partai ini dibubarkan yang akhirnya nasib tokoh ini ibarat habis manis sepah dibuang, tanpa ada ucapan terimakasih langsung dilengserkan dan digantikan oleh seorang pedagang yang orientasi otaknya hanya bagaimana cara mendapatkan untung besar dan itulah yang diterapkan di Partai ini.
Menurut penulis ada beberapa hal yang membuat hubungan antara bung Indra dengan Golkar mesra ibarat pasangan Ryan dan Novel asal jombang.. pertama, adanya beberapa fasilitas yang disediakan oleh partai kepada setiap orang yang ingin bergabung, kita tidak usaha munafiklah bagaiamana fasilitas yang diberikan Golkar dari tahun ke tahun, kemudian bung Indra pun sudah bosan hanya dengan mengkritik lewat tulisan-tulisan panasnya di media sehingga dia butuh kritikan nyata dilapangan tetapi ya itu tidak fasilitas dan sponsor yang mendukung mau tidak mau harus masuk partai dan Golkarlah yang dipilih karena semua yang mungkin dipikirkan oleh bung Indra ada semua di sana walaupun di salahsatu media online, beliau mengatakan alasan dia masuk ke Golkar setelah dua penjahat kemanusiaan Indonesia keluar dari partai itu dan membentuk partai baru. Kedua, Golkar ibarat anak remaja yang baru pubertas sedang mengalami pencaharian jati diri, kenapa penulis menggambar itu ? mungkin dengan bergabungnya bung Indra di Partai rumahnya kaum makhluk halus ini setidaknya bisa mendongkrak lagi pundi suara mereka yang beberapa bulan ini keok, kita bisa lihat beberapa bulan ini setiap pilkada di wilayah Indonesia, tidak ada satupun calon pimpinan mulai dari tingkat Bupati hingga Gubernur yang di usung Golkar tampil sebagai jawara, rata-rata tiarap hanya mendapatkan suara kurang dari ketentuan election thresold dengan pemikiran dan gagasannya terhadap Golkar kedepan, atau yang ketiga menurut penulis, maaf sebelumnya kalau salah, Bung Indra ingin mengubah ideology partai Golkar dengan ideology beliau yang mungkin dilandasi jiwa kepemudaan dengan sikap-sikap yang kritis setelah melihat tindak-tanduk daripada rekan sejawatnya di sana terlebih dahulu yaitu Bung Yudhi Chisnandi yang sudah dua kali mendapatkan surat peringatan yang langsung ditanda tangani oleh sang saudagar karena menolak kebijakan pemerintah menaikkan BBM dalam interplasi paripurna DPR, sementara partai yang dinaunginya mendukung 100 % kebijakan yang dipelopori sang saudagar ini.


Apakah Uda Indra Jaya Piliang dengan ideology dan kritikannya masih setajam setelah masuk dan terpilih menjadi anggota DPR hingga masa tugasnya ? kita hanya bisa menunggu..

selamat berjuang Uda tunjukkan ketajaman ideology dan kritikanmu di dalam atas nama penderitaan rakyat


Cawank...Agustus 2008

Rhivan Lorca

Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: