Rabu, 06 April 2011

Apa Dasar LPI (Jika Masuk PSSI) Main di Divisi 3


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Di tengah kericuhan dan simpang siurnya terhadapa organisasi paling tua di negara ini yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia-PSSI ada berita yang mengejutkan dan membuat penulis agak aneh yaitu bahwa Liga Primer Indonesia akan di masukan ke dalam Liga Divisi 3 jika PSSI tidak mau di hukum atau skorsing oleh FIFA.

Ketika membaca, mendengarkan dan menyimak apa yang di sampaikan oleh juru bibir PSSI tentang LPI yang akan di taruh pada divisi 3 sebagai solusi dan jawaban untuk menghindari ancaman skorsing dari FIFA secara nurani penulis spontan teriak, HAH ! Yang benar saja LPI di taruh di Divisi 3 dasarnya apa ?!

Lanjut kata juru bibir PSSI kenapa LPI di tempatkan di Divisi 3 karena sesuai dengan aturan yang ada dan tidak mungkin sebuah kompetisi yang baru di bentuk sudah langsung menjadi kompetisi utama di sebuah negara, tetapi LPI memiliki alasan sendiri karena mereka berpatokan pada sebuah aturan darurat kalau tidak salah dan mohon di koreksi kalau salah yaitu Task Force rule the game for fair play competition dan juga aturan dari AFC jadi apa yang di lakukan oleh konsorsium LPI sudah benar dan legal secara hukum FIFA dan AFC.

Pertanyaan sekarang adalah APAKAH PSSI TIDAK BERKACA pada dirinya sendiri apa yang terjadi kalau sampai LPI di taruh di Divisi 3 kenapa tidak klub-klub ISL saja yang di taruh di Divisi 3 benar tidak ?!

Sangat tidak pantas lah sebuah liga yang benar-benar menurut kaidah FIFA dimana sebuah liga harus professional dalam aspek apapun dan tidak bergantung pada pemerintah harus bermain di divisi paling rendah sementara liga yang klubnya JELAS-JELAS mengandalkan atau ibaratnya (maaf) SEPERTI PENGEMIS yang sering kita jumpai di tiap perempatan lampu merah malah asih-masyuk bermain di liga yang di akui dan prestise di negara ini apakah ini pantas ?!

Kita semua tahu lah bagaimana klub-klub yang ada di negara ini mulai dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote (kecuali klub LPI) dalam membiayai klubnya seperti membayar gaji pemain, pelatih, official dan staff bahkan membayar sewa lapangan saja masih ngemis kepada negara (baca: APBN-APBD) kalaupun ada klub yang mandiri pun itu baru tahap meraba tidak seperti dengan klub-klub LPI yang 100% MURNI tanpa APBN atau APBD !!

Yang menjadi pertanyaan dan harus di jawab secara nurani oleh pemegang kepentingan klub terutama para pemain termasuk jajaran pemain nasional (YANG KATANYA) termahal di Indonesia KOK MAU terima gaji atau bonus dari uang yang jelas-jelas uang itu di pergunakan untuk kebutuhan rakyat dan fasilitas umum yang ada di daerah tempat klub itu bernaung seperti perluasan dan perwatan jalan, bangunan sekolah, apakah para pemain ini (YANG KATANYA) gajinya MELEBIHI gaji Presiden Republik Indonesia punya nurani ketika mereka mendapatkan gaji setiap bulan tetapi ketika mereka harus berlatih pasti melintasi jalan propinsi yang mana kondisinya sangat memprihatinkan dan harus di perbaiki tetapi dananya sudah terserap untuk gaji pemain apakah ini pernah terpikirkan secara nurani ?!

Seperti contoh, di Jakarta ada berapa sekolah rusah bahkan tinggal menunggu waktu untuk rata dengan tanah, ketika ditanya kok pemerintah daerah tidak turun tangan untuk merenovasi lantas jawaban dari para pemangku kepentingan di Jakarta pasti mengeluarkan jurus manisnya bahwa dana yang di butuhkan tidak sedikit tetapi kenapa bayar gaji pemain yang ber-Milyar-Milyar untuk satu pemain BISA ketika untuk perbaikan sekolah yang jelas-jelas menjadi potret dari maju-tidaknya negara ini TIDAK BISA padahal prestasi dari klub itu sendiri tidak ada hasilnya yang ada hanya membuat kerusuhan yang dibuat para pecinta klub tersebut benar tidak !

Menurut penulis, biarlah Indonesia di hukum oleh FIFA sampai pada akhirnya kita mendapatkan Ketua Umum dan Pengurus dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang baru, ketika itu sudah di dapat baru kita memikirkan format kompetisi, kalau boleh penulis kasih saran sekaligus bisa mengangkat prestasi Indonesia bagaimana kalau kompetisi Indonesia Super League inilah yang di taruh pada koridor Divisi Utama atau Divisi 3 ?!

Dasar dan alasan penulis member saran kenapa ISL di taruh dalam koridor Divisi Utara atau Divisi 3 karena untuk memperbaiki para pemangku kepentingan klub ini untuk “meruwat” klubya supaya bebas dari kutukan yang bernama APBD sehingga ketika mereka bermain di LPI bisa mandiri karena selama ini penulis melihat para pemangku kepentingan klub seperti HIDUP SEGAN MATI PUN TAK MAU untuk melepaskan yang namanya APBD.

Selain itu juga dengan keberadaan ISL dalam koridor Divisi Utama atau Divisi 3 bisa melihat dan belajar kepada klub LPI bagaimana cara mengelola klub termasuk perilaku pemainnya karena selama ini penulis melihat para pemain yang bermain di ISL termasuk para pemain Timnas itu TIDAK LEBIH SEPERTI PEMAIN AMATIRAN atau Pemain yang baru belajar bermain sepak bola kita bisa lihat sepanjang 90 permainan adakah pemain yang bermain di ISL menerima putusan wasit dengan senyuman dan mengakuinya sambil bersalaman dengan pemain serta wasit tanpa harus tarik urat leher ? atau adakah sepanjang 90 menit kedua pemain yang bermain di ISL memainkan pertandingan tanpa memancing kerusuhan penonton ?

Apakah LPI akan masuk dalam lingkaran PSSI dan berada dalam Divisi 3 atau LPI akan menggeser posisi ISL sebagai liga prestise yang ada di Indonesia ? kita lihat saja nanti yang penting mungkin saat ini adalah menantikan antara FIFA menghukum Indonesia atau Indonesia akan mendapatkan Ketua Umum dan Pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang baru dan benar-benar kredibel dan tahu serta paham tentang sepakbola termasuk peraturan yang di keluarkan oleh FIFA dan AFC !


Std Patriot Kota Bekasi, 130311 16:30
Rhesza
Pendapat Pribadi

1 komentar:

Anonim mengatakan...

KOMPETISI TAEK...IPL,KOMPETISI PINJAMAN...SEMUA DIDANAI OLEH KONSORSIUM,KLUBNYA PALSU....BANGSAT