Jumat, 09 Januari 2009

Susah sekali Cak menemukan yang merencanakan dan yang membunuhmu…


Halo Cak Munir apa kabar disana ? Tidak terasa Cak tahun 2008 sudah berganti tahun 2009, tidak terasa juga kematianmu telah lima tahun meninggalkan kita untuk selamanya akibat racun yang masuk ke dalam tubuhmu ketika sedang berada di atas udara negara Hongraria ketika akan kembali ke Belanda untuk sekolah setelah liburan dan kangen dengan anak-istri di Jakarta.

Tidak terasa juga Cak… proses hukum dari kematianmu mengambang di tengah jalan dengan vonis hakim yang membingungkan rakyat terutama kolega anda yang pernah menjadi korban kebringasan institusi loreng hijau dan cokelat ketika mereka bersatu yang selalu anda bela setiap anda melakukan pembicaraan.

Mungkin ada tahu cak tentang sosok yang dianggap kawan-kawan anda sebagai eksekutor daripada racun yang melekat ditubuh anda yaitu Pollycarpus Budihari Priyanto pernah kenal cak? Katanya dia kenal baik dengan anda, bahkan ketika anda berada di pesawat, beliau ini yang memberikan kursinya di kelas bisnis untuk anda, tapi ketika dipersidangan, kolega anda ini cak dinyatakan oleh ketua majelis hakim divonis berapa tahun dengan dipotong masa tahanan, hilang sudah harapan rakyat Indonesia terutama kolega korban HAM anda untuk membuat anda tenang di dunia sana, yang uniknya ketika berlangsung penyidikan sampai ke tahap sidang, istri dari sang kolega anda ini yang menjadi pesakitan, terus-terusan tatattoet kesana kemari dengan mengatakan bahwa suaminya tidak bersalah, dan akan menulis surat ke Paus Benedictus XVI sesuai dengan keyakinan bahwa proses hukum di Indonesia melanggar HAM, dan apa hasilnya tidak ada itu laporan bahwa istrinya telah mengirim surat ke Paus atau Pihak Keduatan Tahta Suci Vatikan untuk Indonesia memberikan press release bahwa Paus sudah menerima, membaca dan memberikan jawaban atas surat yang apa diucapkan oleh sang istri tersebut. Padahal intinya kan mudah ya cak..tinggal bilang saja kalau memang dia tidak bersalah siapa yang menyuruh, betul tidak cak ?

Setelah vonis itu cak..hampir tidak ada yang mempedulikan kematian anda cak, barulah awal atau pertengahan tahun 2008 mulai lagi terbuka siapa-siapa yang terindikasi dibelakang terracunnya anda cak, sejumlah pihak mulai dipesankan kamar mereka di hotel prodeo, mulai dari pejabat teras perusahaan penerbangan tempat anda menumpang pergi dari Jakarta ke Amsterdam hingga pejabat lembaga sandi negara, akhirnya terungkap satu nama yaitu Muchdi Pr dimana ketika itu menjabat Deputy V lembaga sandi negara alias Badan Intelijen Negara, mau tahu cak selama proses penyidikan hingga persidangan, sang deputy ini mendapatkan kamar yang wah di hotel prodeo Markas Komando Brigade Mobil –Mako Brimob kelapa dua, seharusnya kan Cak yang namanya kalau berada dihotel tidak perlu di jaga, kalau tokoh ini Cak dijaga sepertinya layaknya Barrack Obama Presiden AS yang terpilih dengan Secret Service, disetiap jengkal beliau jalan selalu ada pengawalnya bahkan Polisi yang menjaga sidangnya seperti makan gaji buta atau mungkin lebih dibilang (maaf!) kacung dari para pengawal ini, akhirnya apa yang sudah diduga ternyata benar Cak..nasib dari pesakitan ini tidak jauh berbeda dengan pesakitan yang diawal tetapi lebih enak yang ini, entah apa karena majelis hakimnya takut karena yang didepannya adalah aparat sandi negara yang kalau di jaman dinasti cendana lembaga ini sangat ditakuti bahkan mungkin lebih sadis daripada Alcapone atau mafia Sisilia-Italia, ketukan palu bebas lah yang diberikan oleh Ketua Majelis Hakim dimana ketukan palu itu dilakukan pada tanggal 31 Desember 2008 hari terakhir di tahun 2008 dan hitungan jam menuju tahun 2009.

Bahkan Cak istri anda dan kolega anda di Kontras akan diseret oleh Mabes karena mencemarkan nama baik dan berita bohong akibat memasukkan aparat sandi negara ini ke Hotel Prodeo..bagaimana ini Cak semakin tidak jelas nasibmu di negara ini, tetapi banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang yang tidak suka dengan kegiatan anda bahwa anda dibunuh, diracun karena anda adalah pengkhiat bangsa, membeberkan data kekerasan korps loreng hijau dan Tribrata kepada pihak asing, supaya negara asing menekan Indonesia sudah lebih menghormati HAM terutama sipil, benarkah anda pengkhiat bangsa Cak ?

Tapi Cak tolonglah berikan kami tanda, siapa sebenarnya yang merencakan dan mengeksekutor anda Cak, jangan buat kami merasa terganggu karena selama ini kami aman dari berbagai intimidasi yang dilontarkan oleh orang-orang yang berseragam atau yang mengaku-ngaku militer, tetapi setelah engkau tidak ada cak.semua berubah tidak ada berani lagi vokal seperti anda, tolonglah Cak beritahu kepada kami siapa orang biar kami yang menyeretnya atau mungkin Cak sendiri yang menghampiri orang-orang yang telah merencanakan sehingga orang-orang inilah dengan sendirinya mengakui perbuatannya begitu Cak..tapi sampai kapan ?

Jaka Permai, 080109 23:10


Rhesa Ivan

Tidak ada komentar: