Sabtu, 26 Desember 2009

Dagelan Presentasi Piala Dunia ala Indonesia



Undian penempatan 32 negara dari 5 benua sudah menempati posisinya untuk bersiap saling bertanding dan mengklaim bahwa negaranya lah yang berhak menjadi jawaranya sepak bola jagat dunia ini.

Disamping acara pengundian group Piala Dunia ini, terselip acara semacam eksebisi dimana beberap federasi sepakbola berbagai dunia anggota FIFA membuka stand untuk memperkenalkan negaranya yang kebetulan mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia untuk empat sampai delapan tahun kemudian, salahsatunya adalah stand milik PSSI.

Seperti kita tahu beberapa pertengahan tahun ini PSSI mencoba peruntungan untuk menjadi tuan rumah hajatannya para pesebakbola dunia untuk Piala Dunia 2022, tetapi bukan Cuma PSSI saja yang mendaftarkan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 tetapi ada beberapa negara juga yang mengincar tuan rumah PD pada tahun 2022 itu antara lain Qatar, Inggris, Portugal dan Spanyol, lalu yang menjadi pertanyaan penulis dan juga para penikmat sepakbola nasional adalah seberapa besar kah kans Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 ?

Mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 menurut penulis sah-sah saja karena itu hak dari PSSI selaku federasi sepak bola dan mungkin juga bisa mempromosikan pariwisata Indonesia melalui olahraga, tetapi harus diingat juga bahwa untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia itu tidak mudah seperti menggelar Pentas Seni di kalangan pelajar putih abu-abu, karena semua aspek harus dipenuhi.
Kenapa penulis bilang seperti itu, karena FIFA selaku otoritas paling tinggi dalam urusan sepakbola ini tidak begitu saja memberikan persetujuan langsung kepada sebuah negara untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, kalau tidak salah syarat yang paling utama adalah kalau tidak salah penulis mengutip dari sebuah media dimana sebuah negara itu yang akan mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia adalah harus mempunyai lapangan yang berkapasitas minimal 8,000 tempat duduk untuk pertandingan penyisihan hingga lebih dari 20,000 tempat duduk untuk pertandingan perempat final hinggal final. Selain itu juga ada beberapa faktor yang tentunya sangat penting agar pelaksanaan Piala Dunia tersebut menjadi lancar.

Penulis bukan maksud menyindir negara penulis sendiri dengan ibarat kata mimpi di siang bolong, tetapi pepatah itu boleh saja dialamatkan kepada para petinggi PSSI yang berkantor di pintu IX Gelora Bung Karno-Senayan, kenapa mimpi di siang bolong ? apa kata dunia kalau kita mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 tetapi internal sendiri seperti stadion, perangkat pertandingan bahkan jadwal kompetisi saja masih amburadul, mau ditaruh dimana muka penikmat sepakbola Indonesia ketika dilihat isi “dapur” sepakbola Indonesia kepada khalayak luar ?

Apa yang penulis bilang tersebut memang kejadian, dimana pada saat FIFA EXPO di kediaman resmi Gubernur Cape Town, Afrika Selatan stand Indonesia hanya di jaga oleh dua orang yang boleh dibilang perwakilan dari PSSI sementara para pejabat PSSI sendiri seperti Ketua Umum PSSI dan yang lainnya bahkan legenda sepakbola kita TIDAK HADIR disana, bahkan Ketua Umumnya lebih suka di Jakarta menyaksikan pengundian group ketimbang hadir langsung di Cape Town Convention Center dengan alasan baru menunaikan ibadah Haji. ini sangat kontras sekali dengan misalnya stand Portugal dan Spanyol yang menampilkan bintang legendaris mereka Luis Figo dan Fernando Hierro atau Australia yang kabarnya menggaet artis Hollywood yang lahir dan tinggal di Australia yang juga Duta PBB anti kekerasan Wanita dan Anak, Nicole Kidman lewat video-video promosi atau Inggris dengan David Beckhamnya.

Kemudian isi dari presentasi dari Indonesia sendiri banyak dikecam karena kurang bisa menggugah anggota FIFA bahkan lebih kepada mempresentasikan wisata Indonesia ! walaupun banyak wartawan dan masyarakat Afrika Selatan yang memenuhi stand Indonesia karena tertarik dengan budaya Indonesia yang coba diangkat oleh PSSI.

Menurut Penulis lebih baik PSSI membenahi dulu internal mereka biar solid, begitu solid dan matang dari segala teknik mulai dari stadion hingga dana barulah kita boleh bercakap di tingkat dunia dan membusungkan dada mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia dan mungkin saja menggabungkan keduanya tuan rumah yang sukses dan juara dunia !

Kita tahu bagaimana kondisi sepak bola negara ini yang tidak pernah bisa diprediksi, seperti jadwal kompetisi yang tidak singkron dengan jadwal kompetisi liga dunia atau liga asia seperti ketika Piala Dunia saat sebagian besar liga dunia telah berakhir kompetisinya di Indonesia malah masih berlangsung, bahkan Piala Asia 2007 kemarin kompetisi sengaja diliburkan sejenak untuk memfokuskan pada persiapan Timnas padahal liga-liga di Asia sudah berakhir ! kemudian struktur pertandingan pun seperti wasit masih banyak yang menurut pandangan penulis ketika menyaksikan masih setengah-setengah memberikan hukuman kepada pemain sehingga pemain kadang-kadang seenaknya saja melakukan pelanggaran karena tidak akan dikenai kartu, sementara kalau kita berpedoman atau membandingkan dengan wasit liga Dunia dimana pelanggaran yang dilakukan pemain kita ini wasit akan langsung otomatis mengeluarkan kartu kuning bahkan tidak segan-segan kartu merah !

Kita juga mungkin tahu kenapa Timnas kita harus mengucapkan selamat tinggal kepada Qatar karena ketika pertandingan melawan Kuwait salah satu pemain timnas kita yang terbiasa dengan kondisi dan wasit kompetisi lokal dengan seenak udelnya melakukan kesalahan yang dipikirnya tidak akan mendapatkan kartu kuning kedua, ternyata salah sang pemain ini langsung diberi kartu merah !

Hal-hal seperti itulah yang harus diperbaiki oleh PSSI kalau mau berbicara kepada sepakbola Internasional dan bangga bahwa Indonesia bisa jadi tuan rumah, memang berbagai wartawan olahraga internasional mendukung langkah Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia seandainya Piala Dunia 4 tahun sebelumnya jatuh pada salahsatu negara Eropa oleh FIFA, tapi apakah kita hanya bangga dengan ucapan-ucapan wartawan olahraga dunia itu tanpa ada perbaikan didalamnya ?

Jadi janganlah bicara Indonesia yakin menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 sementara kompetisi kita masih carut marut seperti makanan spagetthie, lebih baik tata kembali kompetisi itu sesuai dengan aturan kompetisi yang dibuat oleh FIFA dan AFC kalau itu semua sudah bisa diatur dan tidak ada masalah dan TENTUnya orang-orang yang MENGERTI akan sepakbola BUKAN dan hanya MENJUAL MIMPI bagi penikmat sepakbola atau kasarnya para pengurus PSSI itu JANGAN HANYA N.A.T.O (Not Action TALK ONLY), penulis yakin rakyat Indonesia yang tidak suka dengan sepakbola akan setuju bahkan mendukung serta tidak menutup kemungkinan pemerintah juga akan turun tangan.

Apakah Indonesia bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 ? hanya PSSI dan Tuhan yang tahu bagaimana itu merealisasikannya.

Taman Menteng, 101209 12:12

Tidak ada komentar: