Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.
Ada sedikit terkejut penulis ketika membaca dan menonton acara berita dimana terdapat berita bahwa sebuah Partai yang selama ini religius dan kalau berdemo massanya paling banyak menggelar acara pembentukan pengurus baru di sebuah tempat yang (mungkin ) bagi mereka haram dan tidak sesuai dengan kaidah mereka yang sangat-sangat religius sekali, yaitu mereka mengadakan acara itu di sebuah hotel yang kepemilikannya berasal dari negara adikuasa, Amerika Serikat yang mana harga satu kamarnya berkisar Rp. 3-5 juta/malam, kemudian dalam acara tersebut panitia juga mengudang dua Duta Besar negara yang (mungkin) selama ini di hujat abis-abisan oleh mereka karena program invasi mereka yang mengdeskripsikan bahwa muslim itu teroris dan teroris itu muslim, dan satu hal lagi yang membuat penulis sedikit tidak percaya adalah bahwa partai ini membuka pintunya untuk kaum non muslim yang ingin belajar politik (baca: anggota partai)
Hal yang spontan terlintas ketika mendengar ini adalah, WoW !! ga percaya dengan gerakan dari partai ini tapi penulis agak ragu dengan materi atau isu yang ada di partai ini ketika acara mereka berlangsung, maksudnya ?
Pertama, apa dasar mereka melaksanakan acara tersebut di tempat yang penulis boleh bilang sangat elite dan mewah, karena selama ini kita semua tahu bahwa partai putih (boleh penulis bilang begitu untuk memperhalus) ini sangat kental dengan kesederhanaan dan religus setengah mati bahkan setiap demo atau kampanye mereka selalu mengusung adanya pemerintahan yang bersifat Syariat Islam dan Kalifah dan sedikit anti Amerika tiba-tiba membuat acara di tempat yang pemiliknya dan penggunanya adalah warga Amerika yang selama ini mereka anti, dan dana dari mana untuk membayar itu semua secara mereka mendapatkannya dari para anggotanya dan (kalau tidak salah) mengharamkan juga bunga bank karena anutan syariah tersebut.
Kedua, apa dasar mereka untuk membuka kesempatan kepada masyarakat non muslim untuk bergabung menjadi bagian dari keluarga besar partai ini, sementara kita tahu bagaimana perilaku dari partai mereka yang serba tertutup bahkan untuk mengucapkan Selamat Hari Raya agama lain seperti Hari Natal, Paskah, Nyepi, Waisak saja sepertinya tidak pernah kita lihat baik di televisi atau media cetak bahkan untuk (maaf) memberikan salam dengan berjabat tangan (sentuhan kulit) saja dengan wanita sangat susah sekali dengan alasan bukan muh’rim lantas bagaimana kalau para anggoata ini (maaf) kecelakaan atau membutuhkan keadaan darurat sementara di sekitar kita ada orang (baca: wanita/pria) yang bukan muh’rim apakah mereka diam saja ?
Ketiga, baru sekedar isu penerimaan anggota non muslim saja seorang mantan pejabat teras dari partai ini yang sekarang jadi menteri sudah melakukan kesalahan dengan SOK TAU menganalogikan tokoh yang dihormati suatu agama disamakan dengan peristiwa video heboh tersebut, bahkan minta maaf secara terbuka depan publik dan di rekam oleh media sampai detik ini belum ada, yang ada hanya “HAK JAWAB” beliau di media facebook dan twitternya itu pun hanya segelintir orang saja yang mengaksesnya serta kata maafnya tidak tegas dan tulus karena ada kata-kata “maklum” !
Penulis berpikir apa yang dilakukan partai ini antara yakin dan tidak yakin, karena apakah bisa partai yang tertutup dan cuek dengan agama lain tiba-tiba mengeluarkan suatu resolusi bahwa mereka akan menerima non muslim sebagai anggota mereka, apakah ini semua sudah di persiapkan oleh para pengurus dan pejabat teras partai ini serta mensosialisasikan kepada kader dan simpatisan tingkat bawah yang kita tahu mungkin mereka tidak terima.
Asumsi penulis kalau memang partai ini membuka kesempatan kepada kaum non muslim untuk ikut bergabung seharusnya mereka sedari dulu bisa membedakan dan melepaskan apa yang menjadi bagian dari rakyat (partai dan pemerintahan) dan apa yang menjadi ideologi mereka (islam) kalau mereka bisa melepaskan dan membedakan itu semua maka kaum non muslim pun akan tenang menjadi bagian mereka tetapi kenyataannya belum ada tuch.
Seperti contoh di Jerman ada Partai Kristen Demokrat tetapi mereka tidak menonjolkan sisi ke-kristenan atau simbol-simbol agama malah mereka mengusung bahwa partai ini terbuka untuk siapapun yang mau membangun Jerman lebih maju, seharusnya partai putih ini mencontoh kebijakan daripada Partai Kristen Demokrat Jerman. Mungkin apa yang di-isukan oleh partai ini sebagai ketakutan luar biasa menyambut 2014 karena selama ini partai kompetitor mereka sudah mulai menurun bahkan ada yang tidak masuk dalam lingkaran pemerintahan karena bersaing dengan partai-partai yang berlandaskan demokrasi lintas SARA, padahal kalau dilihat posisi suara daripada partai kompetitor mereka yang seagama, mereka paling tinggi posisinya jadi apa yang harus dipersoalkan sehingga mengeluarkan isu pengajakan kepada non muslim untuk bergabung, atau jangan-jangan sebagai ajakan agamanisasi seperti yang sering kita dengar ketika isu adanya penutupan tempat ibadah karena takut adanya gerakan agamanisasi dari suatu agama !
Menurut penulis lebih baik partai ini BERDIKARI-BERDIri pada KAki sendiRI toch masa mereka banyak kenapa mesti takut dengan mengusung isu penerimaan anggota khusus non muslim, bagaimana kalau isu ini jalan dengan tujuan bisa menaikkan suara partai mereka tahun 2014 sejajar dengan partai lintas SARA ternyata malah merosot bahkan lebih jatuh daripada kompetitor mereka yang 5 tahun lalu serta mereka tidak masuk dalam lingkaran kekuasaan negara ini !
Mampang, 260610 11:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Ada sedikit terkejut penulis ketika membaca dan menonton acara berita dimana terdapat berita bahwa sebuah Partai yang selama ini religius dan kalau berdemo massanya paling banyak menggelar acara pembentukan pengurus baru di sebuah tempat yang (mungkin ) bagi mereka haram dan tidak sesuai dengan kaidah mereka yang sangat-sangat religius sekali, yaitu mereka mengadakan acara itu di sebuah hotel yang kepemilikannya berasal dari negara adikuasa, Amerika Serikat yang mana harga satu kamarnya berkisar Rp. 3-5 juta/malam, kemudian dalam acara tersebut panitia juga mengudang dua Duta Besar negara yang (mungkin) selama ini di hujat abis-abisan oleh mereka karena program invasi mereka yang mengdeskripsikan bahwa muslim itu teroris dan teroris itu muslim, dan satu hal lagi yang membuat penulis sedikit tidak percaya adalah bahwa partai ini membuka pintunya untuk kaum non muslim yang ingin belajar politik (baca: anggota partai)
Hal yang spontan terlintas ketika mendengar ini adalah, WoW !! ga percaya dengan gerakan dari partai ini tapi penulis agak ragu dengan materi atau isu yang ada di partai ini ketika acara mereka berlangsung, maksudnya ?
Pertama, apa dasar mereka melaksanakan acara tersebut di tempat yang penulis boleh bilang sangat elite dan mewah, karena selama ini kita semua tahu bahwa partai putih (boleh penulis bilang begitu untuk memperhalus) ini sangat kental dengan kesederhanaan dan religus setengah mati bahkan setiap demo atau kampanye mereka selalu mengusung adanya pemerintahan yang bersifat Syariat Islam dan Kalifah dan sedikit anti Amerika tiba-tiba membuat acara di tempat yang pemiliknya dan penggunanya adalah warga Amerika yang selama ini mereka anti, dan dana dari mana untuk membayar itu semua secara mereka mendapatkannya dari para anggotanya dan (kalau tidak salah) mengharamkan juga bunga bank karena anutan syariah tersebut.
Kedua, apa dasar mereka untuk membuka kesempatan kepada masyarakat non muslim untuk bergabung menjadi bagian dari keluarga besar partai ini, sementara kita tahu bagaimana perilaku dari partai mereka yang serba tertutup bahkan untuk mengucapkan Selamat Hari Raya agama lain seperti Hari Natal, Paskah, Nyepi, Waisak saja sepertinya tidak pernah kita lihat baik di televisi atau media cetak bahkan untuk (maaf) memberikan salam dengan berjabat tangan (sentuhan kulit) saja dengan wanita sangat susah sekali dengan alasan bukan muh’rim lantas bagaimana kalau para anggoata ini (maaf) kecelakaan atau membutuhkan keadaan darurat sementara di sekitar kita ada orang (baca: wanita/pria) yang bukan muh’rim apakah mereka diam saja ?
Ketiga, baru sekedar isu penerimaan anggota non muslim saja seorang mantan pejabat teras dari partai ini yang sekarang jadi menteri sudah melakukan kesalahan dengan SOK TAU menganalogikan tokoh yang dihormati suatu agama disamakan dengan peristiwa video heboh tersebut, bahkan minta maaf secara terbuka depan publik dan di rekam oleh media sampai detik ini belum ada, yang ada hanya “HAK JAWAB” beliau di media facebook dan twitternya itu pun hanya segelintir orang saja yang mengaksesnya serta kata maafnya tidak tegas dan tulus karena ada kata-kata “maklum” !
Penulis berpikir apa yang dilakukan partai ini antara yakin dan tidak yakin, karena apakah bisa partai yang tertutup dan cuek dengan agama lain tiba-tiba mengeluarkan suatu resolusi bahwa mereka akan menerima non muslim sebagai anggota mereka, apakah ini semua sudah di persiapkan oleh para pengurus dan pejabat teras partai ini serta mensosialisasikan kepada kader dan simpatisan tingkat bawah yang kita tahu mungkin mereka tidak terima.
Asumsi penulis kalau memang partai ini membuka kesempatan kepada kaum non muslim untuk ikut bergabung seharusnya mereka sedari dulu bisa membedakan dan melepaskan apa yang menjadi bagian dari rakyat (partai dan pemerintahan) dan apa yang menjadi ideologi mereka (islam) kalau mereka bisa melepaskan dan membedakan itu semua maka kaum non muslim pun akan tenang menjadi bagian mereka tetapi kenyataannya belum ada tuch.
Seperti contoh di Jerman ada Partai Kristen Demokrat tetapi mereka tidak menonjolkan sisi ke-kristenan atau simbol-simbol agama malah mereka mengusung bahwa partai ini terbuka untuk siapapun yang mau membangun Jerman lebih maju, seharusnya partai putih ini mencontoh kebijakan daripada Partai Kristen Demokrat Jerman. Mungkin apa yang di-isukan oleh partai ini sebagai ketakutan luar biasa menyambut 2014 karena selama ini partai kompetitor mereka sudah mulai menurun bahkan ada yang tidak masuk dalam lingkaran pemerintahan karena bersaing dengan partai-partai yang berlandaskan demokrasi lintas SARA, padahal kalau dilihat posisi suara daripada partai kompetitor mereka yang seagama, mereka paling tinggi posisinya jadi apa yang harus dipersoalkan sehingga mengeluarkan isu pengajakan kepada non muslim untuk bergabung, atau jangan-jangan sebagai ajakan agamanisasi seperti yang sering kita dengar ketika isu adanya penutupan tempat ibadah karena takut adanya gerakan agamanisasi dari suatu agama !
Menurut penulis lebih baik partai ini BERDIKARI-BERDIri pada KAki sendiRI toch masa mereka banyak kenapa mesti takut dengan mengusung isu penerimaan anggota khusus non muslim, bagaimana kalau isu ini jalan dengan tujuan bisa menaikkan suara partai mereka tahun 2014 sejajar dengan partai lintas SARA ternyata malah merosot bahkan lebih jatuh daripada kompetitor mereka yang 5 tahun lalu serta mereka tidak masuk dalam lingkaran kekuasaan negara ini !
Mampang, 260610 11:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar