Beberapa waktu yang lalu penulis berjalan didepan sebuah Masjid yang sedang mengadakan sholat jumat dan karena cerita yang menarik penulis menyempatkan menyandarkan bahu di sudut Masjid tersebut sambil mendengarkan ceramah daripada pemberi khotbah ( maaf penulis takut salah menuliskan istilahnya) bahkan oleh jemaat Masjid tersebut penulis dipersilakan masuk..
Dimana pemberi khotbah itu bercerita dimana Nabi Muhammad SAW tinggal di sebuah bangunan rumah sederhana berukuran kecil, dalam kesehariannya Nabi Muhammad makan pun tidak pernah berlebihan, beliau selalu berhenti sebelum kenyang, dan kegiatan itu tidak hanya dilakukan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW tetapi semua pemimpin agamanya, intinya para pemimpin agama ini selalu hidup dalam kesederhanaan.
Penulis agak terdiam dan sempat menundukkan kepala ketika sang pengkhotbah ini cerita soal kesederhanaan Nabi Muhammad dan para pemimpin agama lainnya sambil berkata dalam hati, “ (maaf) sialan banget nich pengkhotbah, nyidir w lagi “ tetapi itulah kenyataannya.
Tidak bisa dipungkiri atau ditutupi kalau kita di dunia ini selalu hidup berlebihan bahkan kalau kita hidup dalam kesederhanaan selalu dicibir oleh kolega kita dengan ucapan “ aaacchh muna lu “ atau “ sok sederhana lu “ atau “ bilang aja pelit, sok-sok’an sederhana”
Seharusnya ucapan sang pengkhotbah ini diucapkan di depan para pelayanan negara atau Pejabat negara, karena ucapan ini sangat tepat ditujukan kepada mereka daripada rakyat jelata yang menjejali masjid di pinggir-pinggir jalan atau komplek perumahan.
Kenapa penulis bicara seperti itu, kita bisa lihat isu yang sedang terjadi dimana ketika kabinet dan Dewan dilantik, tiba-tiba berhembus isu dimana gaji mereka akan dinaikkan padahal belum ada 24 jam setelah bekerja atau 7 hari bekerja, aneh bukan ?
Penulis agak ngakak sambil menyeritkan dahi dengan alasan yang dilontarkan salah satu deputi di Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dimana bahwa kenaikan gai pejabat negara terakhir adalah 5 tahun lalu, dan tahun ini sudah waktunya dinaikkan ! ckckckckck….
Isu tersebut akhirnya berhembus begitu saja bak angin tanpa benar atau tidak para pejabat ini menerima gaji yang baru atau tidak, kemudian isu mengenai pejabat di negara ini kembali berhembus dan ini kenyataan dimana setiap pejabat negara akan mendapatkan fasilitas mobil dinas yang baru
Konon harga satu mobil ini menembus Rp. 1,3 M dan mobil itu di paketin langsung dari negaranya Miyabi sebanyak lebih dari 20 buah, kabar angin yang beredar bahwa alasan penggantian mobil ini karena ada menteri yang mengadu karena mobil yang ia gunakan sering ngadat..
Penulis sambil berpikir sambil merenung ketika isu mobil ini marak, bagaimana kalau uang mobil Rp. 1,3 M itu dibagi-bagikan kepada kaum papa terutama yang berada di bawah kolong jembatan dekat Markas Polisi Militer – Guntur, atau pinggiran kali ciliwung, atau untuk biaya hidup Nenek Minah yang harus dipenjara karena mencuri 3 buah kakao atau untung membiayai ibunda Sinar alangkah bahagianya mereka kalau menerima uang tersebut benar tidak ?
Terlepas dari isu ini ada pertanyaan khusus untuk para pejabat ini dari penulis ? yaitu, PERNAH kah anda membaca buku-buku biografi dari pemuka agama entah itu Nabi Muhammad dan rasulnya atau Paus atau siapapun mungkin Gandhie atau Mother Teresa tentang kehidupan sehari-harinya ? penulis berpikir, para pejabat ini memang membaca tetapi hanya mengagumi ketokohannya saja tetapi tidak pernah melaksanakan dari kekagumannya dari tokoh itu terutama kehidupan sehari-harinya seperti tempat tinggal, dan sebagainya, benar tidak ?
Sudah saatnya para pejabat ini meniru kehidupan kesederhanaan dan keseharian ala Nabi Muhammad SAW, atau para Paus dan Kardinal atau Mother Teresa dan Gandhie demi majunya negara ini, daripada berlebihan kehidupan tetapi di dunia abadi tersiksa, benar tidak ?!
010110, 12:00:40
Rhesza Ivan Lorca
Pendapat Pribadi
Dimana pemberi khotbah itu bercerita dimana Nabi Muhammad SAW tinggal di sebuah bangunan rumah sederhana berukuran kecil, dalam kesehariannya Nabi Muhammad makan pun tidak pernah berlebihan, beliau selalu berhenti sebelum kenyang, dan kegiatan itu tidak hanya dilakukan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW tetapi semua pemimpin agamanya, intinya para pemimpin agama ini selalu hidup dalam kesederhanaan.
Penulis agak terdiam dan sempat menundukkan kepala ketika sang pengkhotbah ini cerita soal kesederhanaan Nabi Muhammad dan para pemimpin agama lainnya sambil berkata dalam hati, “ (maaf) sialan banget nich pengkhotbah, nyidir w lagi “ tetapi itulah kenyataannya.
Tidak bisa dipungkiri atau ditutupi kalau kita di dunia ini selalu hidup berlebihan bahkan kalau kita hidup dalam kesederhanaan selalu dicibir oleh kolega kita dengan ucapan “ aaacchh muna lu “ atau “ sok sederhana lu “ atau “ bilang aja pelit, sok-sok’an sederhana”
Seharusnya ucapan sang pengkhotbah ini diucapkan di depan para pelayanan negara atau Pejabat negara, karena ucapan ini sangat tepat ditujukan kepada mereka daripada rakyat jelata yang menjejali masjid di pinggir-pinggir jalan atau komplek perumahan.
Kenapa penulis bicara seperti itu, kita bisa lihat isu yang sedang terjadi dimana ketika kabinet dan Dewan dilantik, tiba-tiba berhembus isu dimana gaji mereka akan dinaikkan padahal belum ada 24 jam setelah bekerja atau 7 hari bekerja, aneh bukan ?
Penulis agak ngakak sambil menyeritkan dahi dengan alasan yang dilontarkan salah satu deputi di Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dimana bahwa kenaikan gai pejabat negara terakhir adalah 5 tahun lalu, dan tahun ini sudah waktunya dinaikkan ! ckckckckck….
Isu tersebut akhirnya berhembus begitu saja bak angin tanpa benar atau tidak para pejabat ini menerima gaji yang baru atau tidak, kemudian isu mengenai pejabat di negara ini kembali berhembus dan ini kenyataan dimana setiap pejabat negara akan mendapatkan fasilitas mobil dinas yang baru
Konon harga satu mobil ini menembus Rp. 1,3 M dan mobil itu di paketin langsung dari negaranya Miyabi sebanyak lebih dari 20 buah, kabar angin yang beredar bahwa alasan penggantian mobil ini karena ada menteri yang mengadu karena mobil yang ia gunakan sering ngadat..
Penulis sambil berpikir sambil merenung ketika isu mobil ini marak, bagaimana kalau uang mobil Rp. 1,3 M itu dibagi-bagikan kepada kaum papa terutama yang berada di bawah kolong jembatan dekat Markas Polisi Militer – Guntur, atau pinggiran kali ciliwung, atau untuk biaya hidup Nenek Minah yang harus dipenjara karena mencuri 3 buah kakao atau untung membiayai ibunda Sinar alangkah bahagianya mereka kalau menerima uang tersebut benar tidak ?
Terlepas dari isu ini ada pertanyaan khusus untuk para pejabat ini dari penulis ? yaitu, PERNAH kah anda membaca buku-buku biografi dari pemuka agama entah itu Nabi Muhammad dan rasulnya atau Paus atau siapapun mungkin Gandhie atau Mother Teresa tentang kehidupan sehari-harinya ? penulis berpikir, para pejabat ini memang membaca tetapi hanya mengagumi ketokohannya saja tetapi tidak pernah melaksanakan dari kekagumannya dari tokoh itu terutama kehidupan sehari-harinya seperti tempat tinggal, dan sebagainya, benar tidak ?
Sudah saatnya para pejabat ini meniru kehidupan kesederhanaan dan keseharian ala Nabi Muhammad SAW, atau para Paus dan Kardinal atau Mother Teresa dan Gandhie demi majunya negara ini, daripada berlebihan kehidupan tetapi di dunia abadi tersiksa, benar tidak ?!
010110, 12:00:40
Rhesza Ivan Lorca
Pendapat Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar