Senin, 11 Januari 2010

Terima Kasih Hendri..


KELEDAI SAJA CUKUP DUA KALI MASUK DALAM LUBANG YANG SAMA LALU BANGKIT SEDANGKAN PSSI?



”Saya melakukan itu karena kecewa tas prestasi timnas Indonesia yang tak pernah menang. Selalu kalah, bahkan selalu seri,” Hendri Mulyadi

Pertama-tama penulis menghaturkan mohon maaf jika dalam tulisan ini menyinggung beberapa orang tetapi itulah faktanya sekali lagi mohon maaf. Mungkin selama ini kita menyaksikan tayangan berita-berita olahraga yang menyuguhkan aksi-aksi lucu dan kocak dari lapangan sepakbola misalnya ada penonton yang tiba-tiba masuk lapangan sambil berlarian atau masuk lapangan sambil membawa spanduk atau apa yang menarik dari lapangan hijau, pikir kita kejadian itu tidak mungkin terjadi di negara kita, tetapi jangan salah kejadian itu pun ada di negara kita..



Dialah Hendri Mulyadi, pemuda asal Cikarang Selatan yang melakukan itu, dimana seorang Hendri melompat dari pagar pembatas penonton, turun ke pinggir lapangan dengan cara mengelabui petugas jaga kemudian langsung berlari dengan kaki telanjang ke dalam lapangan dan mengambil bola yang kebetulan sedang direbut oleh pemain Timnas Boasz setelah mendapatkan langsung berlari bak David Beckham membawa bola dari sisi pinggrir lapangan kemudian masuk ke area kotak penalty dan berhadapan langsung dengan Kiper Oman yang bermain di klub liga Premier Bolton Wanderes Al Habsiy dan tendang walaupun ditahan oleh Ali Al-Habsiy, setelah ditahan barulah puluhan polisi merubungnya seperti semut dan gula membawanya ke pos keamanan dalam Gelora Bung Karno.



Mungkin bagi sebagian orang yang menyaksikan bahwa seorang Hendri ini adalah pemuda kurang waras yang terlepas dari pantauan petugas keamanan, tetapi kenyataannya tidak ini terbukti dari ucapannya ketika ditanya wartawan kenapa dia melakukan itu dia berujar ”Saya melakukan itu karena kecewa tas prestasi timnas Indonesia yang tak pernah menang. Selalu kalah, bahkan selalu seri,”.



Penulis selaku pribadi ingin mengucapkan terima kasih dan dua jempol terhadap aksi yang di lakukan Mulyadi walaupun akhirnya PSSI harus di denda oleh Otoritas sepakbola Asia-AFC karena tidak bisa memberikan keamanan dan kenyamanan ketika tim bermain, tetapi apa yang dilakukan dan alasan Hendri adalah bentuk kekecewaan beliau, penulis dan jutaan pecinta sepakbola Nasional atas busuknya kinerja PSSI selama di pegang oleh ketua umumnya Nurdin Halid dimana sepanjang kiprahnya TIDAK ADA SATUPUN gelar yang dibanggakan walaupun pasti di bela bahwa Timnas PERNAH juara Independen Cup tahun 2008 dimana Indonesia menang WO 3-0 dengan tim U-23 Libya, YA JELAS MENANG karena team U-23 Libya terutama pelatihnya diANIAYA oleh salah satu official Timnas ketika di lorong kamar ganti yang menyebabkan kacamatanya rusak dan pecah walaupun itu dibantah dan hilang begitu saja, APAKAH INI BISA DIBILANG JUARA !



Hasil pertandingan kemarin pun kalau MURI ingin mencatatkan rekor sebagai timnas pertama kalinya sejak tahun 1996 TIDAK IKUT serta dalam perhelatan sepakbola Asia silakan, tetapi itulah sepak bola kita.



Sepak bola kita yang dulu sempat ditakuti oleh semua negara ASEAN bahkan dunia, dimana pernah tercatat dalam sejarah dimana pernah menahan imbang tim sekelas dan sebesar USSR ( sekarang Rusia) yang ketika itu diperkuat oleh kiper kenamaan, Lev Yashin, bahkan pernah masuk Piala Dunia ketika masih bernama Hindia Belanda harus seperti macan ompong.



Kita juga tahu bagaimana keperkasaan kita ketika berhadapan dengan team-team ASEAN seperti Brunai Darussalam, Myanmar, Laos dimana negara-negara ini kita “ajarkan” cara bermain sepakbola yang baik dan benar, ITU DULU ! SEKARANG ? justrus kita “ diajarkan” oleh Myanmar dan Laos bagaimana cara bermain sepakbola setiap ada turnament termasuk ajang SEA GAMES kemarin dimana timnas kita “DIUSIR” dari ajang tersebut karena kalah “ belajar” dari Myanmar dan Laos, akhirnya hanya kata MAAF yang terlontar dari pengurus PSSI setiap timnas kalah TETAPI MAAF itu tidak ada penyelesaian seperti bangkit dan mengevaluasi termasuk KETUA UMUMnya tetapi ya itulah sepak bola kita !



Indonesian Super League, salah satu produk liga yang di klaim oleh otoritas sepakbola kita menjadi terbaik menuju ke arah liga professional ternyata hanya isapan jempol kaki belaka, apanya yang super ? kalau ada team yang kesulitan biaya operasional seperti sewa lapangan harus ditanggung oleh BLI ? apanya yang super ? kalau memberi hukuman setengah-setengah, dan kalau suporternya yang rusuh klub yang harus menanggungnya, seharusnya organisasi suporterlah yang harus mengganti sebagai bentuk pertanggung jawaban atas apa yang diperbuat !



Apanya yang super ? kalau jadwal liga tidak dibuat secara professional dimana adanya semacam pelanggaran HAM dimana waktu pemulihan hanya dikasih 1-2 hari saja, sementara dari segi kesehatan waktu pemulihan itu paling cepat 3-4 hari ! apanya yang super ? kalau semua perangkat mulai dari wasit, inspektur pertandingan, pelatih, pemain dan suporter TIDAK MENGERTI DAN PAHAM akan peraturan sepakbola yang dikeluarkan oleh FIFA dan AFC, MEMANG ADA DI PERATURAN pemain boleh adu jotos di lapangan dan wasit hanya memberikan KARTU KUNING atau PERINGATAN ?



Ada beberapa yang harus diperbaiki kalau boleh mengutip istilah perbengkelan, PSSI ini harus turun mesin dengan cara :


Pertama, meminta Pengurus Daerah PSSI yang tersebar dari Sabang hingga Merauke dari Mianggas hingga Rote untuk meminta Ketua Umum dan kabinetnya MUNDUR dan TIDAK BOLEH MEMEGANG KEGIATAN YANG BERBAU SEPAK BOLA INDONESIA selama waktu tertentu misalnya 30 tahun !, karena bagaimana pun semua kekalahan Timnas Indonesia adalah DOSA dari Ketua Umum dan kabinetnya yang TIDAK PROFESSIONAL dan HANYA MIMPI-MIMPI !!



Kedua, mencari sosok pemimpin yang BENAR-BENAR 100% bekerja untuk memajukan sepakbola Indonesia BUKAN sekedar RETORIKA, BUALAN, KHALAYAN seperti Ketum saat ini ! Ketiga, merancang kembali ketentuan, peraturan, atau apapun yang berkaitan dengan sepakbola yang sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh FIFA dan AFC


Keempat, menata kembali sistem liga kompetisi baik itu jadwal, peraturan-peraturan yang diperuntukkan klub seperti tidak boleh menggunakan APBD, terutama kepada sektor wasit dan pemain jangan sampai seperti kejadian kartu merah partai melawan Kuwait dimana pikir pemain ini melakukan tekel keras pemain Kuwait hanya mendapatkan peringatan dari wasit TERNYATA kartu kuning kedua a.k.a Merah



Kelima, urusan Timnas agar para pengurus ini kalau memang ingin membawa timnas ini berprestasi lebih bahkan masuk aura Piala Dunia kenapa juga tidak menggunakan jasa pelatih asing yang benar-benar kredibel dan dijamin, contohlah Thailand atau Australia, serta jangan terlalu mengintervensi dalam hal pemanggilan pemain, MASAK lebih dari 17 juta jiwa pemain sepakbola mulai dari professional hingga amatir yang tersebar dari Sabang hingga Merauke dari Mianggas hingga Rote HANYA 4L ( DIA LAGI DIA LAGI) kesannya HANYA 22 pemain 4L inilah yang JAGO main bola sementara yang lain di bawah standar, padahal sesungguhnya ?



Keenam, soal pemain kiranya pemain sepakbola ini belajar dari para prajurit-prajurit TNI –Polri kenapa penulis bilang begitu ? karena pemain sepakbola dan prajurit TNI-Polri tidak jauh berbeda yaitu sama-sama menjaga nama baik REPUBLIK INDONESIA, MERAH PUTIH di manapun berada, hanya bedanya dalam pelaksanaannya dimana kalau prajurit menjaganya dengan mengangkat senjata sedangkan pemain timnas dengan prestasi, tetapi KENAPA pemain kita MASIH MENTAL JURAGAN ya, dengan alasan pembayaran uang saku telat lah, tiket transportasi menuju tempat latihan Timnas tidak dapat dan alasan yang tidak masuk akal lainnya, sementara kalau kita lihat bagaimana nasib “perut” prajurit dimana gaji sedikit, uang saku dan tunjangan kadang-kadang telat di kasih tetapi mereka masih bisa kok menjaga keutuhan negara ini bahkan mereka harus jauh dari istri dan anak bahkan orangtua mereka dalam waktu bukan hanya harian bahkan tahunan, seharusnya para pemain sepakbola kita ini harus lebih belajar dari cara keseharian prajurit TNI, kalau bisa training diadakan di barak tentara biar rasa nasionalisme dan kekeluargaannya lebih erat !



Mungkin kalau saran yang diatas ini diperhatikan oleh para pengurus sepakbola Indonesia di daerah yang MENYESAL MEMILIH KETUM yang sekarang yang ternyata TIDAK ADA prestasinya demi majunya sepakbola kita di mata dunia terutama ASEAN, jangan sampai di SEA GAMES berikutnya di Palembang-Sumatera Selatan dimana kita tuan rumah, Timnas kita HARUS BELAJAR SEPAKBOLA dari Timnas Timor Leste, kalau sudah seperti ini penulis lebih baik menjadi warga negara lain aja dech daripada harus menangis dan miris lihat sepakbola kita yang tidak jelas !!!!


Buat Hendri, terima kasih kawan berkat kenekatan mu (MUNGKIN) menyadarkan bahwa PSSI ini harus diganti sekali lagi terima kasih dan buat PSSI KELEDAI SAJA CUKUP DUA KALI MASUK DALAM LUBANG YANG SAMA LALU BANGKIT SEDANGKAN PSSSI ?


Akan sepakbola kita akan lepas dan bangkit dari pengaruh Ketum yang sekarang, ATAU akan muncul Hendri..Hendri..yang SELALU menghantui Timnas kita ketika menjadi tuan rumah di Gelora Bung Karno dan SELALU kena denda oleh otoritas sepakbola internasional ? kita lihat saja….


GBK Senayan, 060110 23:55:00


Rhesza IL

Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: