Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.
Setelah kemarin kita di hebohkan dengan pesta hajat sepakbola ASEAN kali ini kita di hebohkan kembali yaitu adanya liga sepak bola baru di Indonesia yang membuat sebagian orang terutama pecinta sepakbola Indonesia bertanya-tanya dan juga ada yang membuat seperti panik serasa dunia mau kiamat dan orang-orang yang panik ini adalah PSSI.
Iya, kalau tidak ada halangan rencananya tanggal 8 Januari 2011 adalah kick-off daripada Liga Primer Indonesia dan apa itu Liga Primer Indonesia yang bisa membuat PSSI seperti kebakaran jenggot ? Liga Primer Indonesia atau bisa di sebut LPI adalah sebuah liga yang memberikan tayangan atau pertandingan yang beda daripada liga yang ada di PSSI seperti ISL dimana LPI bertumpu pada professionalisme dan kemandirian.
Pertanyaan sekarang adalah apakah LPI ini ilegal seperti yang dikumandangkan oleh para pengurus PSSI seperti Nurdin Halid, Nugraha Besoes, Nirwan Bakrie hingga Max Boboy ? menurut penulis apa yang di katakan oleh para petinggi-petinggi PSSI ini sebagai bentuk ketakutan mereka ketika nantinya LPI ini bisa menggeser posisi ISL dari segi apapun misalnya share rating di stasiun televisi atau lebih banyak penonton yang menyaksikan LPI daripada ISL !
Bukan maksud membandingkan antara LPI dan ISL tetapi kiranya dengan pembandingan ini kita bisa lihat mana yang bagus dan mana yang tidak bukankah kompetisi sepakbola itu bertujuan atau bermuara satu yaitu mengangkat nama negara di pentas dunia dalam hal ini timnas benar tidak ?
LPI memang sebuah kompetisi yang berasal dari gagasan orang-orang atau kelompok yang menurut penulis agak sakit hati dengan PSSI tetapi punya satu visi yaitu mengangkat sepakbola Indonesia untuk berprestasi. Bagi penulis apa yang digagas oleh kawan-kawan kelompok sakit hati PSSI ini dalam membentuk LPI perlu kita acungi jempol dan penulis setuju dengan gagasan kelompok sakit hati tersebut.
Kita bisa lihat bagaimana liga Indonesia yang dimulai pada tahun 1994 sampai saat ini yang berganti nama menjadi Indonesian Super League apakah setiap tahun meningkat indeksnya ? coba lihat dari segi penonton, apakah setiap tahun jumlah penonton meningkat ? memang meningkat tetapi apakah setiap tahun penonton itu selama 90 menit pertandingan dan keluar dari stadion dengan muka cerah dan puas ketika timnnya menang atau kalah telak, seimbang dengan harga tiket dan penampilan klub tersebut ? ada yang jawab ya tetapi pasti banyak yang jawab tidak karena kita bisa lihat berapa persen penonton yang melakukan aksi anarkis mulai dari melempar botol air mineral ke dalam lapangan sambil masuk dan membakar papan iklan, memukul wasit dan hakim garis ? pasti di atas 50 persen bukan ?!
Atau apakah sudah professional kah para pemain, wasit beserta perangkat pertandingan menurut pedoman dasar FIFA soal FAIR PLAY ketika di lapangan mulai Liga Indonesia jilid pertama hingga sekarang bernama ISL ? TIDAK !! kita bisa lihat bagaimana para pemain dengan arogannya memukul wasit seperti layaknya pencopet yang tertangkap, meludahi wasit, berkelahi antar pemain tetapi apakah itu di hukum keras oleh PSSI dalam hal ini Komisi Disiplin ? TIDAK, sudah banyak ke-TIDAK PROFESSIONAL daripada PSSI seperti pada kasus PEMAIN BULE yang kemarin main di timnas AFF dimana pada tahun 2004 pemain ini melakukan tindakan PEMUKULAN terhadap pengurus Persita Tangerang, kemudian tahun 2006 melakukan tindakan PENANDUKAN kepada penyerang PSIS Semarang, Emanuel de Porras. Tahun 2007 melakukan PERKELAHIAN dengan pemain belakang Persija, Abanda Herman dan terakhir pada tahun 2008 melakukan tindakan PEMUKULAN terhadap pemain belakang PSMS Medan, Erwinsyah Hasibuan bahkan ini sampai masuk dalam penyelidikan Kepolisian di Medan, tetapi APAKAH hukuman itu di jalankan ? TIDAK karena BULE ini dapat AMPUNAN dari sang ketua ! INIKAH yang dinamakan Professional fair play menurut PSSI ?!
Kemudian bagaimana dengan keuangan dari klub yang bermain di Liga Indonesia mulai dari 1994 hingga sekarang berganti dengan nama ISL, apakah dana mereka hasil dari usaha mereka seperti layaknya klub-klub di Eropa dimana pendapatan klub berasal dari penjualan saham, sponsorship, penjualan merchandise, tiket pertandingan, hak siar televisi ? ternyata TIDAK ?! klub-klub sepakbola di Indonesia atau yang bermain di Liga Indonesia sampai berubah nama menjadi ISL TIDAK LEBIH SEPERTI BAYI dimana pasokan keuangan mereka berasal dari APBD-Anggaran Pembangunan Belanja Daerah, yang mana dana ini sebenarnya adalah dana untuk operasional sehari-hari daripada pemerintahan daerah dalam mendukung pembangunan daerah seperti perbaikan jalan, sarana pendidikan tetapi nyatanya pemerintah daerah kita mempunyai prinsip hidup LEBIH BAIK jalan banjir, LEBIH BAIK gedung sekolah lebih hina daripada kandang babi DARIPADA sepakbola daerahnya di hina daerah lain karena tidak bisa prestasi apalagi membeli pemain bagus dan itu sampai sekarang terjadi benar tidak ?
Dalam hal keuangan pun PSSI ataupun Liga Indonesia tidak transparan, kita bisa lihat apakah PSSI terbuka kepada umum berapa banyak dana yang masuk dari sponsor utama ISL dan juga media dalam hal hak siar pertandingan ? kemudian apakah TERBUKA KEPADA UMUM berapa persen dana dari sponsor utama ISL ini untuk klub atau operasional liga dan timnas selama satu musim ? TIDAK ! bahkan PSSI tidak berdaya dan lepas tangan dalam menengahi klub-klub yang sponsornya adalah kompetitor atau saingan daripada sponsor utama ISL dan itu selalu menjadi penyakit ketika memulai musim kompetisi baru.
Pertanyaan penulis sekaligus menantang PSSI termasuk Pengurus Cabang PSSI di Indonesia adalah ketika PSSI mengatakan bahwa LPI adalah kompetisi ilegal, BERANI KAH PSSI memberi jaminan kepada pecinta sepakbola kalau ISL itu liga terbaik yang ada di Indonesia ? BERANI KAH PSSI membentuk timnas Indonesia hasil dari kompetisi ISL BUKAN BAGI-BAGI PASPOR buat bule-bule ? BERANI KAH PSSI membuat liga usia dini mulai dari liga U-10, U-15, U-17, U-20 sampai U-23 TANPA BERGANTUNG dari sponsor atau swasta ? BERANI KAH PSSI memberikan hukuman kepada pemain yang jelas-jelas melanggar semangat fair play ? BERANI KAH PSSI memberikan jaminan kepada masyarakat Indonesia TIDAK ADA LAGI pelemparan botol mineral ke arah lapangan, memukul wasit dalam sebuah pertandingan ? atau BERANI KAH Pengcab PSSI yang ada di daerah MEMINTA dan MEMAKSA MUNDUR NH, NB, ADT, NDB karena tidak pernah memberikan prestasi yang menjanjikan kepada masyarakat pecinta sepak bola Indonesia. Kalau ini bisa di JAWAB oleh PSSI dan Pengcab dengan bukti nyata di lapangan, BARU anda pengurus pusat dan cabang PSSI BOLEH MENGATAKAN LPI itu Liga ilegal selama pertanyaan dan tantangan penulis yang mungkin mewakili pecinta sepakbola Indonesia tidak bisa diterapkan dalam lapangan JANGAN ASAL NGOMONG !! itu sama saja MALING TERIAK MALING !!
Terakhir, untuk para pengurus Liga Primer Indonesia penulis mengucapkan selamat datang Liga Primer Indonesia beserta 19 anggotanya bermainlah dengan semangat fair play dan berikan pertandingan yang menarik dan professional kepada masyarakat Indonesia sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh FIFA dan AFC dan buat PSSI adalah NGACA memangnya anda semua sudah bisa berikan apa kepada masyarakat Indonesia ? kemenangan 5-1 atas Malaysia, 6-0 atas Laos, 2-1 atas Thailand, 2-0 ata Philipina dan 2-1 atas Malaysia tetapi TIDAK ADA GELAR gitu ?
Tekad penulis adalah SELAMA NH, NB, ADT, NDB MASIH DI PSSI dan di Indonesia penulis akan SELALU MENGACUNGI (maaf) JARI TENGAH dan JEMPOL KE BAWAH UNTUK TIMNAS dan ISL !!!
Salam Revolusi dan Pengusiran serta Pencabutan Hak-hak sebagai WNI daripada NH, NB, ADT, NDB !!
Menteng Std, 040111 11:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Setelah kemarin kita di hebohkan dengan pesta hajat sepakbola ASEAN kali ini kita di hebohkan kembali yaitu adanya liga sepak bola baru di Indonesia yang membuat sebagian orang terutama pecinta sepakbola Indonesia bertanya-tanya dan juga ada yang membuat seperti panik serasa dunia mau kiamat dan orang-orang yang panik ini adalah PSSI.
Iya, kalau tidak ada halangan rencananya tanggal 8 Januari 2011 adalah kick-off daripada Liga Primer Indonesia dan apa itu Liga Primer Indonesia yang bisa membuat PSSI seperti kebakaran jenggot ? Liga Primer Indonesia atau bisa di sebut LPI adalah sebuah liga yang memberikan tayangan atau pertandingan yang beda daripada liga yang ada di PSSI seperti ISL dimana LPI bertumpu pada professionalisme dan kemandirian.
Pertanyaan sekarang adalah apakah LPI ini ilegal seperti yang dikumandangkan oleh para pengurus PSSI seperti Nurdin Halid, Nugraha Besoes, Nirwan Bakrie hingga Max Boboy ? menurut penulis apa yang di katakan oleh para petinggi-petinggi PSSI ini sebagai bentuk ketakutan mereka ketika nantinya LPI ini bisa menggeser posisi ISL dari segi apapun misalnya share rating di stasiun televisi atau lebih banyak penonton yang menyaksikan LPI daripada ISL !
Bukan maksud membandingkan antara LPI dan ISL tetapi kiranya dengan pembandingan ini kita bisa lihat mana yang bagus dan mana yang tidak bukankah kompetisi sepakbola itu bertujuan atau bermuara satu yaitu mengangkat nama negara di pentas dunia dalam hal ini timnas benar tidak ?
LPI memang sebuah kompetisi yang berasal dari gagasan orang-orang atau kelompok yang menurut penulis agak sakit hati dengan PSSI tetapi punya satu visi yaitu mengangkat sepakbola Indonesia untuk berprestasi. Bagi penulis apa yang digagas oleh kawan-kawan kelompok sakit hati PSSI ini dalam membentuk LPI perlu kita acungi jempol dan penulis setuju dengan gagasan kelompok sakit hati tersebut.
Kita bisa lihat bagaimana liga Indonesia yang dimulai pada tahun 1994 sampai saat ini yang berganti nama menjadi Indonesian Super League apakah setiap tahun meningkat indeksnya ? coba lihat dari segi penonton, apakah setiap tahun jumlah penonton meningkat ? memang meningkat tetapi apakah setiap tahun penonton itu selama 90 menit pertandingan dan keluar dari stadion dengan muka cerah dan puas ketika timnnya menang atau kalah telak, seimbang dengan harga tiket dan penampilan klub tersebut ? ada yang jawab ya tetapi pasti banyak yang jawab tidak karena kita bisa lihat berapa persen penonton yang melakukan aksi anarkis mulai dari melempar botol air mineral ke dalam lapangan sambil masuk dan membakar papan iklan, memukul wasit dan hakim garis ? pasti di atas 50 persen bukan ?!
Atau apakah sudah professional kah para pemain, wasit beserta perangkat pertandingan menurut pedoman dasar FIFA soal FAIR PLAY ketika di lapangan mulai Liga Indonesia jilid pertama hingga sekarang bernama ISL ? TIDAK !! kita bisa lihat bagaimana para pemain dengan arogannya memukul wasit seperti layaknya pencopet yang tertangkap, meludahi wasit, berkelahi antar pemain tetapi apakah itu di hukum keras oleh PSSI dalam hal ini Komisi Disiplin ? TIDAK, sudah banyak ke-TIDAK PROFESSIONAL daripada PSSI seperti pada kasus PEMAIN BULE yang kemarin main di timnas AFF dimana pada tahun 2004 pemain ini melakukan tindakan PEMUKULAN terhadap pengurus Persita Tangerang, kemudian tahun 2006 melakukan tindakan PENANDUKAN kepada penyerang PSIS Semarang, Emanuel de Porras. Tahun 2007 melakukan PERKELAHIAN dengan pemain belakang Persija, Abanda Herman dan terakhir pada tahun 2008 melakukan tindakan PEMUKULAN terhadap pemain belakang PSMS Medan, Erwinsyah Hasibuan bahkan ini sampai masuk dalam penyelidikan Kepolisian di Medan, tetapi APAKAH hukuman itu di jalankan ? TIDAK karena BULE ini dapat AMPUNAN dari sang ketua ! INIKAH yang dinamakan Professional fair play menurut PSSI ?!
Kemudian bagaimana dengan keuangan dari klub yang bermain di Liga Indonesia mulai dari 1994 hingga sekarang berganti dengan nama ISL, apakah dana mereka hasil dari usaha mereka seperti layaknya klub-klub di Eropa dimana pendapatan klub berasal dari penjualan saham, sponsorship, penjualan merchandise, tiket pertandingan, hak siar televisi ? ternyata TIDAK ?! klub-klub sepakbola di Indonesia atau yang bermain di Liga Indonesia sampai berubah nama menjadi ISL TIDAK LEBIH SEPERTI BAYI dimana pasokan keuangan mereka berasal dari APBD-Anggaran Pembangunan Belanja Daerah, yang mana dana ini sebenarnya adalah dana untuk operasional sehari-hari daripada pemerintahan daerah dalam mendukung pembangunan daerah seperti perbaikan jalan, sarana pendidikan tetapi nyatanya pemerintah daerah kita mempunyai prinsip hidup LEBIH BAIK jalan banjir, LEBIH BAIK gedung sekolah lebih hina daripada kandang babi DARIPADA sepakbola daerahnya di hina daerah lain karena tidak bisa prestasi apalagi membeli pemain bagus dan itu sampai sekarang terjadi benar tidak ?
Dalam hal keuangan pun PSSI ataupun Liga Indonesia tidak transparan, kita bisa lihat apakah PSSI terbuka kepada umum berapa banyak dana yang masuk dari sponsor utama ISL dan juga media dalam hal hak siar pertandingan ? kemudian apakah TERBUKA KEPADA UMUM berapa persen dana dari sponsor utama ISL ini untuk klub atau operasional liga dan timnas selama satu musim ? TIDAK ! bahkan PSSI tidak berdaya dan lepas tangan dalam menengahi klub-klub yang sponsornya adalah kompetitor atau saingan daripada sponsor utama ISL dan itu selalu menjadi penyakit ketika memulai musim kompetisi baru.
Pertanyaan penulis sekaligus menantang PSSI termasuk Pengurus Cabang PSSI di Indonesia adalah ketika PSSI mengatakan bahwa LPI adalah kompetisi ilegal, BERANI KAH PSSI memberi jaminan kepada pecinta sepakbola kalau ISL itu liga terbaik yang ada di Indonesia ? BERANI KAH PSSI membentuk timnas Indonesia hasil dari kompetisi ISL BUKAN BAGI-BAGI PASPOR buat bule-bule ? BERANI KAH PSSI membuat liga usia dini mulai dari liga U-10, U-15, U-17, U-20 sampai U-23 TANPA BERGANTUNG dari sponsor atau swasta ? BERANI KAH PSSI memberikan hukuman kepada pemain yang jelas-jelas melanggar semangat fair play ? BERANI KAH PSSI memberikan jaminan kepada masyarakat Indonesia TIDAK ADA LAGI pelemparan botol mineral ke arah lapangan, memukul wasit dalam sebuah pertandingan ? atau BERANI KAH Pengcab PSSI yang ada di daerah MEMINTA dan MEMAKSA MUNDUR NH, NB, ADT, NDB karena tidak pernah memberikan prestasi yang menjanjikan kepada masyarakat pecinta sepak bola Indonesia. Kalau ini bisa di JAWAB oleh PSSI dan Pengcab dengan bukti nyata di lapangan, BARU anda pengurus pusat dan cabang PSSI BOLEH MENGATAKAN LPI itu Liga ilegal selama pertanyaan dan tantangan penulis yang mungkin mewakili pecinta sepakbola Indonesia tidak bisa diterapkan dalam lapangan JANGAN ASAL NGOMONG !! itu sama saja MALING TERIAK MALING !!
Terakhir, untuk para pengurus Liga Primer Indonesia penulis mengucapkan selamat datang Liga Primer Indonesia beserta 19 anggotanya bermainlah dengan semangat fair play dan berikan pertandingan yang menarik dan professional kepada masyarakat Indonesia sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh FIFA dan AFC dan buat PSSI adalah NGACA memangnya anda semua sudah bisa berikan apa kepada masyarakat Indonesia ? kemenangan 5-1 atas Malaysia, 6-0 atas Laos, 2-1 atas Thailand, 2-0 ata Philipina dan 2-1 atas Malaysia tetapi TIDAK ADA GELAR gitu ?
Tekad penulis adalah SELAMA NH, NB, ADT, NDB MASIH DI PSSI dan di Indonesia penulis akan SELALU MENGACUNGI (maaf) JARI TENGAH dan JEMPOL KE BAWAH UNTUK TIMNAS dan ISL !!!
Salam Revolusi dan Pengusiran serta Pencabutan Hak-hak sebagai WNI daripada NH, NB, ADT, NDB !!
Menteng Std, 040111 11:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar