Sabtu, 25 September 2010

Juru Bibir Istana Pembohong !!!


"Kalau di waktu lampau 30 menit, ini dilakukan seminim mungkin saat rangkaian RI 1 dan RI 2 lewat. Pun jumlah kendaraan yang ikut dalam rangkaian akan kita jadikan masukan untuk dikurangi,"
Julian Pasha (Jumat, 16/07/2010 16:00 WIB
sumber : silakan di baca

Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Pembaca pasti bertanya kenapa diawal tulisan ini penulis mengutip sebuah pernyataan daripada seorang (maaf bolehkah penulis mengatakannya) Juru Bibir Istana yang mulia Bpk Julian Pasha yang mengatakan bahwa iring-iringan VVIP (baca: RI-01 dan RI-02) akan dikurangi, pernyataan ini terkait dengan adanya surat pembaca dari seorang warga yang merasa terganggu dengan ulah petugas iring-iringan daripada VVIP bahkan puterinya pun sempat mengalami trauma karena tindakan petugas pengawal ini.

Pertanyaan saat ini adalah apakah pernyataan daripada Juru Bibir Istana seperti yang penulis kutip di atas SUDAH dilaksanakan pada saaat RI-01 dan RI-02 berada di jalan ? ternyata ucapan juru bibir Istana itu hanya ucapan dari bibirnya yang manis dimana penulis melihat dengan mata kepala penulis bagaimana ucapan sang Juru Bibir dengan fakta di lapangan sangat berbeda 180 derajat dimana pada tanggal 23 September 2010 sekitar pukul 17.00-an di daerah Thamrin kearah Monas penulis melihat ada rombongan RI-01 dan seorang menteri dengan kawalan (kalau tidak salah penulis menghitung mulai dari mobil pembuka hingga penutup) sekitar 23 mobil dan 8 motor itu tanggal 23 September 2010 sore ternyata pada saat pagi hari tanggal 24 September 2010 sekitar pukul 09-an pada saat penulis sedang berjalan menuju kantor di kawasan Thamrin, sang VVIP ini tengah berjalan dari arah Monas kearah Sudirman dengan total kawalan sekitar (kalau tidak salah ) 18 mobil dan 8 motor, kalau dikaitan dengan kutipan sang juru bibir Istana yang penulis kutip seperti diatas pertanyaannya ketika melihat iring-iringan, INIKAH YANG DINAMAKAN DIKURANGI ?

Menurut penulis sang Juru Bibir Istana sudah melakukan KEBOHONGAN PUBLIK, kenapa penulis bisa mengatakan sang Juru Bibir melakukan kebohongan public karena yang seperti penulis bilang di atas, sang jubir ini mengatakan bahwa iring-iringan akan dikurangi tetapi nyatanya di lapangan seperti yang penulis lihat pada sore hari dan pagi hari tidak ada pengurangan malah bertambah banyak dan juga ini tidak sesuai dengan ajakan beliau selaku kepala negara kepada rakyat untuk melakukan penghematan, apanya yang hemat kalau VVIP sekali keluar untuk pekerjaan harus di kawal yang mana iring-iringannya itu tidak jauh berbeda dengan pawai hari kemerdekaan atau hari angkatan bersenjata di sebuah negara komunis..

Kemudian juga ketika rombongan VVIP ini melakukan kegiatannya apakah tidak dipikir berapa banyak liter bensin yang keluar apakah itu baik langsung maupun tidak merusak lingkungan hidup, menurut info yang penulis dapat dari seorang rekan yang mempunyai mobil yang setipe dengan mobil patwal ( jenis mobil pabrikan Jerman yang juga sponsor timnas Jerman) mengatakan tangki bensin penuh untuk kendaraan seperti mobil Patwal adalah sekitar 80 liter kalau satu liter itu taruhlah sekitar Rp. 7-8 ribu berarti membutuhkan biaya Rp. 640,000 untuk sekali pengisian untuk 1 mobil, berapa puluh juta liter bensin dan Rupiah untuk membiayai perjalanan dari sang VVIP untuk sekali jalan untuk kendaraan pengawal, kemudian berapa karbonmonoksida yang beredar di udara ketika rombongan ini berada di jalan bukankah ini namannya PEMBOROSAN atau inikah yang disebut HEMAT ala istana ?

Lagipula soal pengawalan yang berlebihan memangnya negara Republik Indonesia dengan Ibu Kota Daerah Khusus Ibukota Jakarta ini seperti negara Irak dan Afganistan atau negara-negara di Afrika yang setiap detiknya selalu ada ketegangan entah itu bom mobil atau bom bunuh diri sehingga sang kepala negara pun harus dikawal seperti yang penulis lihat dalam waktu kurang dari 12 jam , negara kita kan tidak punya musuh atau apapun yang membuat keamanan kepala negara harus berlebihan atau sekedar ingin meniru gaya pengawalan ala Presiden Amerika Serikat biar dianggap kerena gitu ?

Akhir kata dan pesan penulis buat Yang Mulia Tuan Julian Pasha, tolong lah anda ini kan orang terpelajar bahkan pernah menduduki posisi terhormat kedua di sebuah fakultas daripada universitas yang mentereng dan masuk dalam 100 besar kampus terbaik di Asia, kiranya kalau berkata-kata terutama yang terekam dan di publikasikan lewat media baik cetak, elektronik ataupun online itu harus sejalan dengan tindakan nyata, masyarakat Indonesia tahun 2010 bukan seperti masyarakat Indonesia ketika jaman kakek tua dari Cendana atau jaman feodal VOC yang bisa di pelintir seperti layaknya boneka kayu yang di gerakkin oleh tali !!!

Thamrin, 240910 10:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: