Rabu, 01 September 2010

Terima Kasih Blogger Malaysia

Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Sepertinya bulan Agustus ini akan menjadi bulan panas bagi dua negara di kawasan Asia Tenggara karena dibulan ini sama-sama merayakan hari kemerdekaannya dan di bulan ini dua negara ini juga sedang bertikai dalam masalah kedaulatan rakyat dan ini semua hampir merasuki semua individu yang merasa terhina dengan sikap arogan dari salahsatu dari 2 negara ini.

Dua negara yang penulis utarakan diatas adalah masalah Indonesia dengan Malaysia dimana 72 jam menjelang perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-65 dikejutkan dengan penangkapan tiga perwira patroli laut dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang sedang patroli dan sempat menangkap 7 nelayan asal Malaysia yang tertangkap tangan menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia, singkat cerita terjadi perdebatan dan akhirnya ketiga perwira patroli laut KKP ini dilepaskan oleh Pihak Kepolisian Diraja Malaysia dan entah itu kebetulan atau tidak negara ini juga melepaskan ketujuh nelayan asal Malaysia..

Akibat dari aksi ini hampir semua rakyat marah besar dan melakukan demo memprotes kearogansian yang kesekian kalinya oleh Malaysia dan meminta Malaysia untuk meminta maaf karena dianggap brutal aksi demo ini sampai-sampai pihak Kementerian Luar Negeri Malaysia mengeluarkan kebijakan agar masyarakat Malaysia untuk sementara tidak berkunjung ke Indonesia.

Tetapi akibat dari ketegangan ini tidak disangka dan tidak diduga dan ini berasal dari warga mereka sendiri yaitu dimana ada seorang warga Malaysia yang kebetulan juga blogger menuliskan karyanya setelah melihat situasi ini dimana warga ini memaklumi dengan apa yang dilakukan oleh warga Indonesia bahkan sang blogger ini pun berkata jika negara saya diganggu negara lain pun saya akan berontak seperti apa yang dilakukan oleh warga Indonesia.

Setelah melihat tulisan ini penulis berpikir ternyata aksi beberapa kelompok yang terjadi beberapa hari ini tidak sepenuhnya brutal bahkan masih dianggap wajar, kenapa penulis berkata wajar karena apa yang mereka lakukan ini (terlepas apakah itu murni atau bayaran seperti yang dituduhkan oleh banyak orang termasuk sang PM) adalah bentuk nasionalisme yang terbentuk karena mereka merasa negara ini sudah dilecehkan oleh negara lain bahkan diakui oleh warga negara yang negara di demo.

Dan lagi mungkin selain lewat turun ke jalan mungkin protes juga bisa dilakukan oleh para warga penggiat jejaring sosial seperti blog, twitter atau FB lewat pemikiran dan juga sebagai informasi terhadap isu-isu yang sedang berkembang dan coba dipelintir oleh banyak pihak, kita bisa lihat bagaimana kekuatan jejaring sosial mampu menyamai peran daripada media seperti contoh ketika kerusuhan Iran berlangsung dimana akses infromasi media susah sekali didapat tetapi lewat jejaring sosial yang ada dan dikirimkan secara berantai oleh warga Iran kepada seluruh dunia bisa membuat warga dunia pun simpati dan mengecam tindakan daripada aparat pemerintah..

Atau kasus penulisan di jaringan milis yang melibatkan ibu rumah tangga yang bernama Prita Mulya, akibat dari proses hukum ini banyak pihak yang mendukung apa yang dilakukan oleh ibu ini lewat media jejaring sosial dan akhirnya proses hukumnya pun terhenti dengan dibebaskannya beliau dan masih banyak lagi aksi-aksi protes ala maya ini bahkan mungkin kalau penulis bilang gerakan dunia maya ini ibarat gerakan people power yang ada di negara Philipina.

Seharusnya para pejabat ini juga sudah waktunya melihat daripada gerakan ini sebagai acuan bahan terhadap suatu permasalahan karena bagaimanapun para pejabat ini bisa duduk nyaman berkat masyarakatnya dan tanpa masyarakat pun apalah artinya sebuah negara betul tidak ? tetapi (mungkin) khusus negara ini sepertinya suara-suara rakyat ini agak dan bahkan tidak diperhatikan dan memilih berdasarkan apa yang ia rasa karena (mungkin) sebagai pejabat malu jika harus sampai bertanya kepada rakyat sementara kemampuan dia dalam hal pendidikannya jauh lebih tinggi daripada masyarakatnya..

Sampai kapan para pejabat kita hanya diam dan bertindak yang tidak sesuai dengan apa yang rakyat harapkan sementara rakyat di bawah dan juga di jejaring sosial sudah gatal dengan apa yang dilakukan sebuah negara terhadap negaranya, hanya waktu dan nurani para pejabat inilah yang bisa menjawab atau memang mereka tidak punya nurani dan rasa nasionalisme seperti para pemimpin pendiri bangsa ini !

Buat kawan blogger asal Malaysia, terima kasih kawan atas apresiasi anda terhadap apa yang dilakukan oleh rakyat Indonesia terhadap negara anda lewat demo di Kantor Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia semoga Allah SWT selalu melindungi anda dan keluarga serta sukses selalu untuk anda …

Kuningan, 310810 07:10
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: