Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.
Semua pembaca pasti bertanya kenapa judulnya seperti itu, penulis menuliskan judul seperti itu berkaitan dengan peristiwa yang terjadi dan pelaku dari peristiwa ini adalah seorang yang berada dalam lingkungan Istana.
"Aku tanya siapa yang noyor aku? Terus dia melototin aku. Aku mau nendang dia, dia malah ngumpet dekat Pak SBY. Ya sudah aku lari dan nangis," CL
Dalam waktu seminggu Istana (mungkin menurut pandangan penulis) dibuat heboh kalau Jumat (16/7) kemarin adanya surat pembaca dari warga Cibubur karena ulah Patwal yang seenak jidatnya menganiaya, merusak, mengacam bahkan melecehkan profesi wartawan ketika menjalankan tugas untuk memberikan akses yang lancar untuk RI-01 kali ini ada cerita lagi daripada (kabarnya) staff pengawalan sang RI-01, kejadian ini terjadi pada saat perayaan Hari Anak Indonesia yang berlangsung di Sasono Langgeng Budoyo Taman Mini Indonesia Indah-Jakarta dimana kabarnya ada seorang anak peserta acara yang dianiaya (baca: di toyor) oleh staff tersebut sampai menderita mual dan pusing.
Penulis pun heran dengan sikap daripada staff pengawalan istana bisa-bisanya dalam waktu hampir seminggu ada dua berita yang membuat rakyat (mungkin) geram dengan tindakan-tindakan yang over (atau bahasa anak sekarang) sinetron dari sebuah institusi yang melambangkan negara ini, dan lucunya ketika dikonfirmasi ke istana soal ini istana selalu dengan bahasa birokrasi yang aneh mengatakan pihaknya akan menginvestigasi kasus ini.
Tapi penulis melihat ada yang aneh dari kasus ini dan mungkin memang sudah saatnya para pengawal RI-01 ini di koreksi dan diseleksi lebih mendalam dan sangat-sangat ketat, kita lihat pada kasus ini dimana sang korban mengatakan bahwa ia mengalami penganiayaan tetapi ketika akan dibalas oleh sang korban, sang pelaku ini memasang muka seram dan langsung pasang badan (baca: ngumpet) di dekat RI-01 pertanyaannya adalah kalau memang orang yang melakukan penganiayaan terhadap anak kecil ini BUKAN bagian dari pengawal Istanan dan RI-01 KENAPA pelaku bisa berada di sekitar RI-01 KALAU standar kerja dari pengawalan RI-01 adalah HANYA pengawal dan staff Istana yang ada disekitar fisik RI-01 benar tidak ?
Buat Istana tolong lah terbuka kepada publik, kalau memang bersalah akui kesalahan anda tindak aparat yang melakukan kesalahan tunjukkan kepada publik aparat yang melakukan kesalahan itu BUKAN hanya sekedar ucapan manis dari bibir anda dengan bahasa yang menurut penulis dan juga publik itu bahasa sinetron yang membuat publik mengalami amnesia sesaat, INGAT ! Kasus tabrakan Cibubur 17 November 2004 sampai sekarang saja dari pihak Istana belum memberikan penjelasan apakah ada aparat yang di tindak dan diproses hukum tetapi yang beredar dari Istana bahwa supir bus-lah yang melakukan kesalahan padahal semua publik Indonesia TAHU bahwa yang namanya Jalan TOL itu adalah JALAN BEBAS HAMBATAN dan TIDAK BOLEH MEMBERHENTIKAN kendaraan dengan alasan apapun dan itu ada dalam hukum jalan internasional !
Kemarin Patwal merusak kendaraan dan menganiaya hingga membuat seorang anak trauma, sekarang seorang anak di saat dia merayakan haknya sebagai anak Indonesia mengalami penganiyaan oleh seorang (yang kabarnya) staff pengawalan Istana, BESOK apalagi ya kira-kiranya yang dilakukan oleh aparat keamanan Istana terhadap publik ?
Cibubur, 230710 10:00
Rhesza
Pendapat Pribadi
Semua pembaca pasti bertanya kenapa judulnya seperti itu, penulis menuliskan judul seperti itu berkaitan dengan peristiwa yang terjadi dan pelaku dari peristiwa ini adalah seorang yang berada dalam lingkungan Istana.
"Aku tanya siapa yang noyor aku? Terus dia melototin aku. Aku mau nendang dia, dia malah ngumpet dekat Pak SBY. Ya sudah aku lari dan nangis," CL
Dalam waktu seminggu Istana (mungkin menurut pandangan penulis) dibuat heboh kalau Jumat (16/7) kemarin adanya surat pembaca dari warga Cibubur karena ulah Patwal yang seenak jidatnya menganiaya, merusak, mengacam bahkan melecehkan profesi wartawan ketika menjalankan tugas untuk memberikan akses yang lancar untuk RI-01 kali ini ada cerita lagi daripada (kabarnya) staff pengawalan sang RI-01, kejadian ini terjadi pada saat perayaan Hari Anak Indonesia yang berlangsung di Sasono Langgeng Budoyo Taman Mini Indonesia Indah-Jakarta dimana kabarnya ada seorang anak peserta acara yang dianiaya (baca: di toyor) oleh staff tersebut sampai menderita mual dan pusing.
Penulis pun heran dengan sikap daripada staff pengawalan istana bisa-bisanya dalam waktu hampir seminggu ada dua berita yang membuat rakyat (mungkin) geram dengan tindakan-tindakan yang over (atau bahasa anak sekarang) sinetron dari sebuah institusi yang melambangkan negara ini, dan lucunya ketika dikonfirmasi ke istana soal ini istana selalu dengan bahasa birokrasi yang aneh mengatakan pihaknya akan menginvestigasi kasus ini.
Tapi penulis melihat ada yang aneh dari kasus ini dan mungkin memang sudah saatnya para pengawal RI-01 ini di koreksi dan diseleksi lebih mendalam dan sangat-sangat ketat, kita lihat pada kasus ini dimana sang korban mengatakan bahwa ia mengalami penganiayaan tetapi ketika akan dibalas oleh sang korban, sang pelaku ini memasang muka seram dan langsung pasang badan (baca: ngumpet) di dekat RI-01 pertanyaannya adalah kalau memang orang yang melakukan penganiayaan terhadap anak kecil ini BUKAN bagian dari pengawal Istanan dan RI-01 KENAPA pelaku bisa berada di sekitar RI-01 KALAU standar kerja dari pengawalan RI-01 adalah HANYA pengawal dan staff Istana yang ada disekitar fisik RI-01 benar tidak ?
Buat Istana tolong lah terbuka kepada publik, kalau memang bersalah akui kesalahan anda tindak aparat yang melakukan kesalahan tunjukkan kepada publik aparat yang melakukan kesalahan itu BUKAN hanya sekedar ucapan manis dari bibir anda dengan bahasa yang menurut penulis dan juga publik itu bahasa sinetron yang membuat publik mengalami amnesia sesaat, INGAT ! Kasus tabrakan Cibubur 17 November 2004 sampai sekarang saja dari pihak Istana belum memberikan penjelasan apakah ada aparat yang di tindak dan diproses hukum tetapi yang beredar dari Istana bahwa supir bus-lah yang melakukan kesalahan padahal semua publik Indonesia TAHU bahwa yang namanya Jalan TOL itu adalah JALAN BEBAS HAMBATAN dan TIDAK BOLEH MEMBERHENTIKAN kendaraan dengan alasan apapun dan itu ada dalam hukum jalan internasional !
Kemarin Patwal merusak kendaraan dan menganiaya hingga membuat seorang anak trauma, sekarang seorang anak di saat dia merayakan haknya sebagai anak Indonesia mengalami penganiyaan oleh seorang (yang kabarnya) staff pengawalan Istana, BESOK apalagi ya kira-kiranya yang dilakukan oleh aparat keamanan Istana terhadap publik ?
Cibubur, 230710 10:00
Rhesza
Pendapat Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar