Selasa, 02 September 2008

Di Istana, ada Televisi tidak ya ?

Itulah pertanyaan RKM kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono di Istana ada Televisi tidak ? kenapa RKM menanyakan itu, ini terkait dengan masalah yang banyak muncul di banyak media.

Kita bisa lihat bagaimana nasib 220 juta rakyat Indonesia dengan permasalahan salahsatunya ekonomi, seperti yang baru-baru kemarin dimana gas elpiji ukuran 12 Kg naik dari harga Rp.57,000 menjadi kisaran Rp.79-85,000. Kemudian banyaknya penggusuran yang berujung kontak fisik bahkan perang batu seperti yang terjadi di kawasan Barito, taman BMW dan yang terakhir di Kantor Pusat Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Salemba 10, kemudian aksi-aksi anarkis daripada organisasi masyarakat yang mengaku suci dan selalu mengagungkan nama Tuhan tapi kerjaannya menghancurkan, menindas bahkan menjuluki setiap orang yang tidak sepaham dengan mereka dengan kata KAFIR.

Dari semua kejadian itu yang berlangsung di Ibukota dan masih banyak lagi di daerah mulai dari Aceh hingga Papua apakah Presiden menonton itu semua di televisi dan bagaiamana perasaan dan hati nuraninya berkata ketika menyaksikan itu ? atau jangan-jangan SBY tidak berani membuka televisi terutama jam-jam yang menampilkan siaran berita takut memicu jantung dan tekanan darahnya naik, sehingga lebih senang menyaksikan acara infotainment dan sinetron secara mantunya seorang selebritas negeri ini ?

Kenapa RKM mengatakan itu, dikarenakan kenapa selama RI 1 yang sekarang mimpin semakin hari arah negara ini terutama kesejahteraan rakyat tidak jelas mau dibawa kemana, dimana-mana setiap 6 bulan sekali pasti ada kemajuan tetapi di negara ini terutama presiden yang sekarang boro-boro kemajuan, kemunduran malah iya, kita bisa lihat bagaimana beberapa hari yang lalu ada sekelompok demonstran yang berdemo kalau tidak salah di Istana dan Kantor Badan Pusat Statistik mempertanyakan data keakuratan jumlah penduduk miskin yang kata badan ini dan dibacakan sang RI 1 jumlah penduduk miskin telah berkurang sekian persen, tetapi kenyataannya ? RKM juga ragu dan curiga dengan data yang keluar dari Kantor yang berlokasi di daerah Pasar Baru itu, apakah mereka mendata setiap inci dari mulai propinsi hingga pedesaan di negara ini hingga kebawah- bawah kolong jembatan dan pinggiran kali atau hanya kira-kira saja selama periode tertentu dan langsung memberikan data itu ke sejumlah pejabat seperti Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat-Menko Kesra dan Menteri Sosial setelah dibaca tanpa di cek-ricek lagi langsung diberikan penjelasan dan datanya kepada RI 1, kalau seperti ini berarti budaya ABS- Asal Bapak Senang masih jaman.

RKM sangat setuju dengan tindakan RI1 yang marah ketika memimpin rapat kabinet dimana ada tiga pejabat sedang asik masyuk berbicara sendiri, tetapi alangkah lebih baiknya kalau RI 1 turun langsung inspeksi mendadak tanpa ada kawalan khusus melihat kalau perlu hitung sendiri data penduduk miskin kemudian cocokkan dengan data yang dipegang BPS, baru disanalah ketahuan siapa yang benar dan salah datanya, dan juga pesan RKM kepada RI 1 tolonglah kalau mau mengambil kebijakan atas nama rakyat seperti kenaikan BBM dan Gas dengarlah jeritan rakyat miskin dan jelata dengan cara turun dan inspeksi mendadak tanpa kawalan dan pemberitahuan khusus, dan lebih sering ingat-ingat lagi apa yang anda ucapkan ketika anda berkampanye 5 tahun lalu di depan 220 juta jiwa rakyat Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua sebelum menjadi RI 1 saat ini, karena jangan lupa apa yang anda ucapkan dalam kampanye itu telah di catat dengan rapi oleh sang Khalik dan sewaktu-waktu kontrak hidup anda berakhir, apa yang anda bisa jawab dan jelaskan ketika catatan dari sang Khalik itu tentang ucapan, dan tindakan anda selama anda di dunia dibacakan ?

Apakah nasib 220 juta jiwa rakyat Indonesia yang mana 90 % rakyat miskin dan jelata akan naik statusnya pada saat pemimpin baru datang untuk periode 5 tahun mendatang, atau malah tambah banyak dan makin miskin dan jelata saja 90 % dari 220 juta jiwa rakyat Indonesia ini ? hanya Tuhan yang tahu.. Tuhan.. sadarkanlah para pemimpin dan pembesar negara ini jangan hanya perutnya dan kacamatanya saja yang besar tapi rakyatnya juga harus besar dalam kesejahteraannya..amin..

Tidak ada komentar: