Senin, 22 September 2008

RUU Pornografi : Rumah Rakyat-lah yang Porno !


Di saat 220 juta rakyat Indonesia sedang menjalankan ibadah Puasa menjelang lebaran, sekonyong-konyong bak disambar petir disiang bolong dari kawasan Senayan berhembus isu bahwa tanggal 23 September 2008 anggota dewan akan mengetuk palu sebuah RUU walaupun akhirnya dibantah, tetapi RUU ini bukan sekedar RUU yang sering dibuat dan dirancang oleh anggota dewan beserta pemeritah, RUU ini adalah RUU Pornografi !

Ya setelah hampir setahun lebih RUU ini tidak terdengar dan terbaca oleh sejumlah media, tiba-tiba RUU ini muncul kembali tetapi (kabarnya!) dengan konsep baru, tetapi kenyataannya ketika RKM melihat draft itu yang dikirim oleh seorang kawan, ternyata tidak ada yang baru dan beda hanya kata-katanya saja lebih diperhalus, tetapi intinya sama saja masih abu-abu.

Adakah ada satu dari 220 juta jiwa yang bisa menjelaskan tentang pengertian dari kata Pornografi ? RKM yakin dari semua penduduk di negara ini menjabarkan kata Pornografi pasti berbeda-beda, ada yang pengertian pornografi dilihat dari konteks medis, atau dilihat dari segi budaya atau hanya dilihat dari segi suka sama suka antar beda jenis kelamin, dari itu semua pengertian kata pornografi apakah bisa dimasukkan kedalam RUU ?

RKM bukan anti yang namanya Pornografi tapi kita bisa lihat konteksnya bagaimana tempat dan kondisi Pornografi itu ditempatkan, kalau seperti banyak yang beredar dalam format VCD-DVD atau selular atau memakai pakaian yang setengah terbuka bagian tubuhnya, bolehlah dikatakan pornografi tetapi bagaimana kalau Pornografi itu ada dalam praktek kuliah kedokteran atau seni lukis apakah bisa dibilang juga pornografi ?

RKM melihat anggota dewan ini sepertinya licik dan tahu sela dimana rakyat tidak akan memprotes kenapa ? Pertama, RUU ini dimunculkan kembali setelah tidak ada gaungnya dan juga pada saat rakyat sedang memikirkan bagaimana cara mendapatkan kebutuhan pokok yang semakin lama tidak jelas harganya yang kata pemerintah sudah stabil tetapi kenyataannya.

Kedua, kalau ini disahkan benar pada tanggal 23 September 2008 rakyat tidak mungkin akan berunjuk rasa karena bulan ini adalah bulan suci bagi umat Islam karena menunaikan ibadah puasa jadi tidak mungkin rakyat akan mengotori dan menistakan bulan yang paling suci ini dengan kegiatan demonstrasi, jadi bahasa kasarnya masa iya siang-siang udara panas demo mau batal puasanya.

Ketiga, kalaupun rakyat yang menentang RUU ini berdemo setelah lebaran, mustahil akan ditanggapi paling juga ditanggapi dengan senyum kecut dan berujar sang wakil rakyat basi kalian demo, orang UU-nya sudah diketuk palu dan akan dilaksanakan.

Menurut penulis kenapa RUU dibuka kembali, mungkin ini juga menjadi tamparan bagi anggota dewan menyusul beberapa tahun lalu ada video format 3 gp yang masuk kedalam meja redaksi sebuah stasiun televisi yang menampilkan sepasang manusia sedang membanggakan dirinya sebagai yang terkuat diranjang, belum lagi ada beberapa photo mesra yang bagian atasnya terbuka antara anggota DPR dan sekretarisnya.

Mungkin bagi orang awam kelakuan para anggota DPR ini agak aneh, tapi bagi sebagian penghuni Senayan hal yang biasa seperti apa yang pernah RKM dapat informasi dari seorang sekretaris di gedung tersebut, dimana hampir setiap hari ada beberapa wanita sebut saja mami yang keluar masuk seluruh ruangan anggota dewan dengan menawarkan beberapa photo dari anak buahnya mulai dari tingkat SMA sampai janda muda serta mulai dari photo ukuran standar KTP sampai photo full body dan close up yang menampilkan bagian-bagian yang mengairahkan dari wanita untuk dirasakan bahkan transaksi kepuasanpun serta pelaksanaannya pun dapat dilakukan diruangan tersebut atau diluar, bahkan ada beberapa artis yang sampingannya adalah sebagai lady escort untuk anggota dewan dengan embel-embel dibiayai hidupnya atau kalau artis itu penyanyi minta didanai atau diproduseri kaset dan ini mungkin sampai sekarang dan terbukti pada kasus AAN- suami dari penyanyi dangdut dimana ketika dalam persidangan diputar hasil sadapan rekaman telepon antara AAN dengan staff Pemda dimana AAN meminta wanita yang modelnya sama seperti pertemuan pertama, hal ini menandakan bahwa DPR-lah yang porno walaupun nantinya tulisan ini akan dibantah dengan kata Oknum atau tidak semua, tapi beranikah hampir 500 wakil rakyat itu mengatakan bantahan itu dengan dialaskan kitab suci agama mereka persis dibawah lima jari mereka mengatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan atau tertarik dengan ajakan orang yang menawarkan transaksi kenikmatan kedalam ruangannya..berani tidak ! paling jawabannya diam, memang kalau urusan ini susah diminta pertanggungjawabannya tetapi kalau Korupsi sudah pasti muka mereka berubah merah padam antara malu atau marah besar. Benar tidak !


Dan juga apakah anggota dewan siap menerima tantangan dari 3 daerah di wilayah ini. Dimana kalau RUU ini disahkan 3 daerah ini bahkan lebih akan menjadi Timor Leste jilid dua, dan lebih prihatin lagi kalau memang 3 daerah ini lepas dari NKRI maka devisa Indonesia tidak akan bertambah karena 3 daerah ini memegang potensi devisa dari segi pariwisata, apakah anggota dewan siap mempertanggung jawabkan karena RUU ini menjadi UU 3 Daerah lepas begitu saja !


Apakah tanggal 23 September 2008 atau bulan Oktober seperti yang dikemukakan oleh anggota pansus DPR menjadi awal dari kebangkitan Indonesia dalam memperangi pornografi atau menjadi kemunduran karena dengan keluarnya RUU itu menjadi UU berarti telah mematikan kebebasan dalam berseni dan berbudaya dimana negara ini dimata dunia sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai demokrasi dan budaya bahkan bisa dibilang bangsa ber-pluralisme kalau sudah seperti ini apakah mata dunia masih melihat negara kita ?

Pikirkan hal itu wahai anggota panita RUU Pornografi !


210908

Krisna-01

In Memory : Ronny Pattinasarani ( 9 Februari 1949 – 19 September 2008 )


( 9 Februari 1949 – 19 September 2008 )



Seluruh staff, pembaca dan pengunjung Republik Kaum Miskin ingin mengucapkan turut belasungkawa atas wafatnya putra kebanggaan Indonesia dalam bidang sepakbola Bung Ronny Pattinasarani yang meninggal pada tanggal 19 September 2008 akibat penyakit hati yang sudah lama dideritanya beberapa tahun ini.


Semoga amal baktinya selama beliau sehat dapat diterima oleh sang Kuasa dan Keluarga Besar dapat diberi ketabahan dan kekuatan dalam lindungan sang Kuasa, dan bagi para pemain Indonesia, contohlah dari keteladanan yang beliau lakukan selama menjadi pemain.


Selamat Jalan Bung Ronny, prestasi, cita-cita dan amal baik mu bagi dunia sepakbola nasional akan selalu kami kenang didalam nurani kami masing-masing dan kami akan laksanakan demi kemajuan sepakbola Indonesia dalam percaturan sepakbola internasional…

Selasa, 16 September 2008

Kacung dan Majikan


Pertama-tama mohon maaf kepada institusi Polri di Papua kalau membaca tulisan ini merasa terhina tetapi inilah yang ada dan tidak dibuat, murni ungkapan pedih dari seorang RKM.Inilah model Polisi kita kalau pusing mikirin gaji yang tidak seberapa dengan pengorbanan sehingga begitu ada tawaran yang menggiurkan kewajiban dijadikan nomor sekian dan itulah yang terjadi di Papua.

Kenapa Papua, ini ada kaitannya dengan berita yang beredar di jaringan mailing list dan mungkin lewat mulut ke mulut dimana beberapa wartawan diintimidasi dan dihambat kerja sebagai jurnalis oleh satuan elite kepolisian yang ternyata mempunyai pekerjaan sampingan sebagai tenaga keamanan perusahaan kapitalis tambang milik Amerika Serikat.

Kejadian ini berkaitan dengan peristiwa Bom yang meledak di bandara udara Timika yang tidak lain milik Perusahaan Tambang ini, posisi wartawan menurut RKM sudah sesuai dengan kaidah jurnalis bahkan seperti orang awam yang tidak tahu apa-apa mereka hanya menunggu hasil dari penyidikan itu, yang jadi masalah adalah arogansi dari staff keamanan perusahaan itu ketika melihat sekelompok wartawan yang sedang mengambil gambar di komplek satuan elite kepolisian untuk kebutuhan berita, dan menanyakan kepada komandan tinggi dari satuan elite itu, dan najisnya sang komandan itu lantas menarik kerah dari jurnalis salahsatu stasiun teve swasta pertama di Indonesia, setelah memberitahu bahwa sang jurnalis telah mendapatkan ijin, sang komandan langsung pergi tetapi tiba-tiba anak buahnya dengan pakaian perang lengkap berikut jaket antipeluru menarik kerah baju dan menggiring beberapa jurnalis yang terlihat oleh sang staff keamanan perusahaan tambang itu kedalam ruangan, singkat cerita mereka ditanyai dan diperiksa bahkan kamera dan kaset diamankan oleh mereka, dan parahnya adalah ucapan daripada seorang prajurit yang mengatakan bahwa jurnalis ini bisa saja ditembak dan dilaporkan dalam berita acara sebagai gerakan pengacau keamanan-GPK OPM, ini konyol sekali tindakan dari aparat satuan elite ini

Kau taunya cari berita aja, Kalau kami tembak kalian di sini ( markas Brimob Papua edt)
kami bilang GPK bisa


Ini bukan sekali saja jurnalis yang bertugas di Papua mendapatkan intimidasi ternyata sudah beberapa kali, bahkan Kepala Polisi mulai dari Polisi Daerah (POLDA) hingga Polisi Sektor (POLSEK) tidak bisa membedakan yang mana namanya keadilan malah justru pernah menjuluki jurnalis ini ketika meliput berita tawuran kampung dengan kata MALING !! inikah Polisi kita yang sudah dibutakan hanya karena kesejahteraan mereka kurang, sehingga akhirnya merelakan kewajiban dia yang sudah diatur dalam sumpah profesi mereka.

Kita tidak usah heranlah dengan keberadaan perusahaan kapitalis tambang asal Amerika ini yang jelas-jelas sudah memperkosa secara asal-asalan isi perut bumi Papua yang seharusnya menjadi hak warga Papua, sehingga banyak warga Papua yang menderita karena ulah ini.

Memang kalau dilihat rakyat Papua ini sebenarnya bisa maju, tetapi karena mereka malas dan berpikiran toch hasil yang ada saat ini bisa digunakan hingga beberapa generasi sehingga model seperti ini membuka celah bagi perusahaan tambang kapitalis ini untuk memperluas usahanya ya dengan cara membujuk rakyat Papua dengan minuman keras dan tentunya lady escort yang memang sangat digemari oleh rakyat Papua untuk menyerahkan sebagian tanahnya untuk diperkosa oleh perusahaan ini supaya meraup untuk lebih banyak dan jadinya seperti ini.

RKM pernah membaca sebuah buku dimana ditulis bahwa peredaran uang haram dikalangan keamanan di Papua sangat kuat dan besar, karena banyak tangan dan pengaruh yang berperan dimana sebagian besar adalah kalangan jenderal baik Jenderal Polisi dan Jenderal Tentara yang ada di Jakarta, lewat upeti-upeti sehingga tidak heranlah banyak kasus illegal loging atau kasus lain yang tidak terselesaikan hingga vonis karena ya itu banyaknya jenderal dan purnawirawan yang bermain sehingga para aparat yang dibawah tidak berani memegang karena segan dan berada dibawah sekali jenjangnya, ibarat junior-senior dimana senior selalu benar dan tidak pernah salah sedikitpun.

Sudah saatnya Polisi di Papua bersikap atau kata – kata proklamator kita adalah saatnya BERDIKARI-BERdiri Kaki sendiRI tanpa ada lagi upeti-upeti dari siapa pun, ini menjadi tugas dan tantangan bagi KAPOLRI baik yang lama maupun yang baru nanti setelah di lantik oleh RI 1, jangan Cuma bisa berantas judi doank seperti yang dilakukan oleh KAPOLRI sekarang,tetapi harus bisa mereformasi aparatnya terutama yang menjadi tenaga security perusahaan besar yang berpengaruhi, kalau dulu kita kenal Sumatera Utara sebagai lab percobaan bagi perwira Polisi yang ingin sukses meniti karier karena banyaknya bandar judi yang menjilat supaya usahanya tidak di grebek terus ternyata harus diubah ke Papua, beranikah calon pengganti TriBrata 1 menghadapi ini semua terutama yang di Papua, termasuk memenjarakan Seniornya termasuk jika diantaranya Mantan Kapolri ?

Ini juga berlaku bagi pemerintah pusat, karena bagaimanapun ini salah Jakarta ketika jaman dinasti Cendana mempersilakan perusahaan kapitalis ini berkembang hingga saat ini dan tidak menutup kemungkinan banyak juga pejabat yang mendapatkan hasil dari keuntungan ini, sudah saatnya Pemerintah bersikap seperti yang dilakukan Presiden-Presiden di Amerika Latin dan Iran yang mengnasionalisasi perusahaan asing untuk dikelola oleh negara demi kepentingan rakyat yang menderita, tetapi hingga sekarang para pejabat kita sepertinya terbuai dengan apa yang diberikan perusahaan tersebut mulai dari yang ringan kunjungan wisata hingga mungkin jatah lady escort setiap bulan dari berbagai negara, mungkin seperti skandal yang baru-baru ini terbongkar di Kementerian Dalam Negeri Amerika Serikat direktorat perminyakan dimana setiap transaksi atau tender ada upetinya mulai dari ajakan makan malam hingga ajakan sex party antara PNS kementerian Dalam Negeri Amerika Serikat dengan para sekretaris dan pimpinan perusahaan itu jika menangkan tender fiktif, apakah ini ada di negara kita juga ? wa’a hualam hanya para pejabat ini dan Tuhan yang tahu.

Sampai kapan jurnalis kita terutama di Papua dalam melaksanakan tugasnya selalu di intimidasi oleh pihak keamanan, dan sampai kapan Polisi kita dijadikan sapi perahan perusahaan tambang kapitalis demi nominal rupiah yang melebihi kesejahteraan mereka sebagai Polisi, sehingga rela harga diri mereka sebagai Polisi rendah bahkan diinjak-injak oleh perusahaan tambang kapitalis itu. Kita tidak tahu hanya Tuhanlah yang tahu !

Lebih baik menikmati hasil jerih payah sendiri walaupun sedikit, daripada jerih payah itu didapat dengan cara menjual harga diri dan institusi serta menyengsarakan rakyat kecil !!!

160908
Polkam-01

Gelar atau Puas di Ranjang ?


Siapa sangka bahwa kecerdasan akademis dari seorang perempuan ternyata memiliki pengaruh terhadap kehebatannya di ranjang. Sebuah survei membuktikan di negara pimpinan Kanselir Merker Jerman membuktikan hal tersebut.Survei online diadakan sebuah situs gaya hidup di Jerman yang RKM baca Dimana sebanyak 2.000 perempuan berumur 18-49 tahun ikut serta dalam survei tersebut. Hasil yang dipaparkan survei tersebut cukup menarik.


Dalam survei terbukti perempuan dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih sulit mendapatkan kepuasan seks di ranjang bila dibanding yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah.( itu berarti enakkan menikmati perempuan yang pendidikan terakhir SMU apalagi SMP :-D )yang RKM kutip dari The Sun, Jumat (22/8/2008), dimana sebanyak 62 persen wanita dengan tingkat pendidikan yang tinggi memiliki kesulitan mencapai orgasme.


Angka tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan perempuan dengan tingkat pendidikan rendah yang sulit mengalami orgasme, yaitu 38 persen. Sayangnya, survei ini tak dibahas lebih jauh oleh ahlinya, melainkan hanya memaparkan data mentah dari survei tersebut.


Tidak ada alasan pasti yang dapat menjelaskan keadaan di atas.Pertanyaan untuk para kaum wanita terutama wanita karier dan pendidikan tinggi setujukah Anda dengan survei di atas? Jangan di ambil pusing ya hehe…

Super Toy


Beberapa minggu ini di sejumlah media memuat berita tentang kegagalan panen padi petani di daerah Jawa, kegagalan mereka dikarenakan mereka memakai produk yang bernama Super Toy dimana menggunakan setelah melihat beberapa bulan sebelumnya RI 1 melakukan panen nasional dengan produk ini.

Akibat menggunakan produk yang dikelola oleh salahsatu staff istana, banyak petani yang merugi dan tidak bisa panen, yang mana hasil panen ini mungkin akan digunakan untuk berlebaran bersama keluarga.

Yang menjadi pertanyaan dengan nasib para petani ini adalah, panen yang dilakukan oleh RI 1 beberapa minggu lalu benar – benar panen yang menggunakan Super Toy atau hanya untuk menaikkan popularitas RI 1 yang selama ini turun.

Ini untuk kedua kalinya menurut catatan RKM RI 1 dibuat malu oleh seorang staff istana bidang kesejahteraan, dimana pertama kali staff ini membuat sensasi dengan membawa orang ini ke Istana dan dihadapkan kepada RI 1 untuk memperkenalkan dan mempresentasikan bahan bakar alternatif dengan kode Blue energi tetapi hasilnya ! ketika dibongkar oleh satu satu badan riset kampus, pusat dari Blue energi tersebut tidak bisa berfungsi karena komponennya tidak memiliki arus ! setelah itu hilang dari masa dan pemberitaan kali ini muncul lagi dari orang yang sama dengan kasus yang sama pula yaitu mempermalukan RI 1 di hadapan rakyat yang tahun depan akan menentukan pilihannya apakah RI 1 bisa terpilih lagi dengan adanya kasus ini ?

Kita tahu sendiri bagaimana kondisi rakyat negeri ini yang mayoritas berpenduduk miskin dan bekerja sebagai petani khususnya di desa-desa, dengan adanya program ini paling tidak yang ada di pikiran para petani, mereka bisa mendapatkan hasil yang bagus tanpa adanya pupuk yang menurut mereka harganya sudah sangat mahal tetapi kenyataannya ?

Tetapi ada hal yang menggelitik dan menjadi pertanyaan RKM dengan kasus ini adalah, disaat polemik ini berlangsung kemana pernyataan yang keluar dari mulut seorang Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia-HKTI yang diketuai oleh mantan komandan tentara yang sekarang sedang terkenal di semua stasiun televisi lewat iklan promosi menjadi Presiden ?

Sangat disayangkan kalau sampai sekarang Ketua HKTI belum berkomentar soal skandal proyek ini, karena bagaimanapun lewat moment ini sang ketua bisa merebut simpati rakyat menuju kursi Istana.

Pesan untuk RI 1, Pak kalau memilih orang untuk di jadiin staff mbok ikut prinsip orang mencari jodoh untuk berkeluarga harus ada bibit, bebet, bobot tidak seperti sekarang, yang sepertinya ibarat membeli kucing dalam karung dan hasilnya anda sudah tahu sendiri kan !

Sampai kapan RI 1 dipermalukan oleh staff dan pejabat yang melingkar dan dekat dengannya tentang kegiatan dan aktifitasnya dalam rangka peduli dengan rakyat kecil ? kita lihat saja apakah rakyat masih mau memilih pemimpin seperti beliau di tahun 2009 ? semoga dua kejadian ini kalangan istana lebih intropeksi ke dalam dan tidak sekedar cari sensasi !

Jatinegara 9908
Krishna-1

Pengecutnya Petugas Satpol PP Jakarta Pusat


Kenapa judul yang RKM berikan di atas, dikarenakan masih terkait dengan tulisan yang RKM tentang kebrutalan dan ketidak-manusiaan dari aparat Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Senen-Jakarta Pusat dalam kasus bentrokan dengan anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI ) yang berbuntut gedung Persatuan Gereja di Indonesia (PGI) Jl. Salemba 10 rusak berat.

Selang beberapa minggu, menurut kronologi RKM yang direlease oleh sang Ketua tepat pada tanggal 9 September 2008 pukul 23.30 malam tiga buah mobil pribadi (Avanzaberwarna silver, Opel Blaxer berwarna hitam dan Mitsubisi 4X4 Ranger) datangdan parkit di seberang sekretariat GMKI Jakarta sambil mengamati spanduk disekretariat GMKI Jakarta, setelah itu mereka mengamati spanduk yang terpampang di areal kantor yang bertuliskan Bubarkan Satpol PP, Usust JuliusSyukur CS dalang Insiden 26 & 28 Agustus, Tolak Perda Tibum No.7 tahun2008, Polisi dan Aparat Hukum Harus Netral.

Selanjutnya datang Dua mobil Satuan Pamong Praja menghampiri dan parkir di depan sekretariat lalu disusul beberapa mobil lainnya. Salah seorang dari enam pria langsug berteriak “ambil spanduknya!! !” Tindakan arogan ini dipimpin langsung oleh Haryanto Bajuri, Ketua Dinas Tramtib DKI Jakarta, sempat terjadi dialog antara Ketua Cabang DKI GMKI, Charles dengan Chrisman Siregar tentang spanduk, tetapi oleh Chrisman mengatakan bahwa GMKI boleh mengambil spanduk tersebut di kantor mereka yaitu Balai Kota lantai 2, konyol dan tidak punya otak para bawahannya ketika mereka sedang berdialog beberapa petugas Satpol PP dan satu orang bergaya pakaian preman langsung menendang Ketua Cabang dan mencoba menghentikan, sempat dilerai tetapi malah dibalas dengan tendangan oleh para petugas bahkan melemparai dengan bangku bahkan merusak meja kantin yang biasa digunakan oleh Mahasiswa YAI untuk makan siang dan istirahat.

Sang komandan Chrisman Siregar bukannya mendinginkan suasana akibat ulah daripada bawahannya malah memaki ketua Cabang dan beberapa anggota GMKI dengan kata-kata kotor (silakan anda mendeskripsikan kira-kira kata-kata apa yang terlotar jika melihat latar belakang dan namanya !) dan mengANCAM akan MENUSUK Ketua Cabang bahkan anggotanya serta orang yang berpakaian gaya preman mengANCAM akan MEMBUNUH anggota GMKI lainnya.

Lebih konyol dan tidak bisa diterima dengan akal dan otak orang waras adalah aparat Polisi Resort Jakarta Pusat tidak bisa menerima laporan mereka karena tidak ada bukti, padahal sudah sangat jelas sekali spanduk yang mereka pasang sudah diambil paksa oleh petugas Satpol PP dan juga ada unsur ancaman dan intimidasi, masak seperti itu tidak bisa dijadikan laporan.

Pengecut dan Licik ! itulah sifat yang harus dialamatkan kepada puluhan petugas Satpol PP terkait dengan kasus itu, ibaratnya adalah untuk menurunkan spanduk yang dibuat oleh aktivis mahasiswa harus menurunkan 150 orang, dan kenapa licik karena mereka berpikir kalau siang mereka menurunkan spanduk itu akan menganggu ketertiban masyarakat dan pastinya berujung bentrok tidak tertutup kemungkinan media akan turun dan merekam kegiatan mereka, sehingga mereka memilih waktu pada malam hari karena sudah pasti tidak mengganggu ketertiban masyarakat dan tentunya media tidak akan tahu dan terjadilah aksi itu, dan tentunya tidak akan diproses oleh Kepolisian Jakarta Pusat, karena ya itu tadi kurangnya bukti kuat.

Aksi dinihari ini selang 12 jam setelah acara kriminal di salahsatu stasiun menayangkan tentang kebrutalan institusi mereka secara lengkap dan detail bahkan ada sampai adegan dimana seorang satpam kantor PGI di tendang sampai terjungkal ke tanah.

Yang menjadi pertanyaan lagi adalah masih perlukah intitusi ini dibubarkan ? memang setelah kejadian ini banyak lembaga dan institusi yang mengecam aksi ini bahkan sampai Komisi Nasinal Hak Asasi Manusia turun tangan dan merekomendasikan bahwa kasus ini telah melanggar Hak Asasi Manusia.

Sudah saatnya insitusi ini di evaluasi secara mendalam, karena institusi ini tidak jauh beda dengan institusi pendidikan yang ada di Jatinangor hanya bedanya adalah tidak berujung dengan nyawa, walaupun dua institusi ini berada dalam satu atap yaitu hasil produk dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Kita tahu bagaimana kelakuan dan tugas mereka di lapangan kalau di komandoi oleh komandan mereka yang posisinya langsung nomor dua setelah kepala dinas trantib, paling sering menyusahkan masyarakat terutama kalangan pedagang kaki lima, kita bisa kenapa bisa ada kaki lima disepanjang jalan di Jakarta kecuali jalan protokol seperti Jalan Thamrin-Sudirman dan sekitar monas dan merdeka ya siapa lagi dan siapa bukan kalau para petugas bawahan inilah yang membuka, merayu kepada masyarakat kecil untuk membuka usaha dengan rayuan mereka tidak akan digusur tetapi kenyataannya begitu komandan tertinggi nomor dua mereka turun, apakah ada para petugas bawahan ini ada di lapangan ?

Lagipula pengertian Polisi Pamong Praja setahu RKM adalah Polisi yang mengayomi praja dalam hal ini masyarakat, tetapi bukankah arti Polisi Mengayomi sudah menjadi slogan dari Kepolisian Republik Indonesia, lantas apa fungsi dari Satpol PP bagi kita semua warga Indonesia ? RKM melihat peran dari institusi ini sudah menjadi semacam agency keamanan kita bisa lihat bagaimana proses sengketa tanah yang terjadi di Jalan Diponegoro dimana seharusnya yang menjaga adalah pihak kepolisian seperti Polsek Senen atau Polres Jakarta Selatan karena mereka ini paham atau hatam akan yang namanya hukum yang terkandung dalam KUHP, tetapi kenapa Satpol PP ?

Yang menjadi pertanyaan lagi adalah, siapa yang mengganti dan merenovasi gedung PGI yang telah hancur sebanyak dua kali ? karena setahu RKM, pihak Pemprov DKI lewat DKI 2 akan mengganti segala kehancuran yang dialami PGI pada saat pertama kali rusuh, tetapi ini sudah dua kali, apakah DKI 2 masih mau mengganti semua kerugian walaupun dia hanya melihat gedung PGI pada saat berkunjung pasca kejadian pertama kali ?

Saran RKM untuk urusan penggantian kerusakan kantor PGI, yang harus dan wajib mengganti segala kerugian dari kantor PGI ini para aparat Satpol PP yang pada saat dua kejadian berada dilapangan entah itu dipotong gaji atau bagaiamana termasuk sang bapak Camat Senen , karena mereka lah yang telah merusak, berani merusak berani mengganti donk, mosok DKI 2 yang harus mengeluarkan kocek daerah untuk hal yang bukan DKI 2 lakukan, pikir donk pake OTAK !

Sampai kapan Satpol PP yang artinya sangat mulia tetapi praktek di masyarakat tidak jauh beda dengan preman pasar, apakah Satpol PP akan dibubarkan dengan proyek contoh pembubaran di DKI.? Kita lihat saja nanti bersamaan dengan yang namanya kebenaran akan terungkap.

Senin, 08 September 2008

Dubes Indonesia Untuk Malaysia.. Apa Kerjamu Di sana !



RKM sangat kaget dan terkejut dengan berita yang penulis baca di salahsatu situs berita online, dimana lagi-lagi Tenaga Kerja Indonesia terutama kaum wanita disiksa oleh majikannya di Malaysia, bahkan di situs ini menuliskan bahwa ada seorang TKW berusia 25 tahun dibawa ke Rumah Sakit setelah melarikan diri dari kebrutalan majikannya yang sempat membakarnya dan menyuruhnya minum air yang kondisinya mendidih !

Menurut Kepala Polisi ( mungkin setingkat Kapolres atau Kapolsek di negara kita ) bahwa dari kuping korban mengeluarkan darah segar dan tidak bisa berbicara, bahkan lanjut sang kepala Polisi ini bagian tubuh dari korban terdapat luka bakar serius dibagian mulut, serta lebam di sekujur tubuh. Luka bakar serius di bagian mulut dan tenggorokkannya dan juga terdapat bekas luka lama.

Alasan kenapa ada luka bakar ini, dikarenakan pembantu ini dikirim majikannya ke kediaman saudaranya untuk bantu-bantu, sekembalinya dari rumah saudara majikannya sang TKW ini di labrak karena tidak becus bekerja, kemudian oleh sang majikan yang perempuan korban langsung membakar mulutnya dengan lilin sebelum memaksa perempuan malang tersebut meminum air mendidih melalui sedotan.

Sadis ! itulah perasaan penulis ketika mengetahui latar belakang dari peristiwa ini, lalu bagaimana tanggapan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Ketua Komisi I dan Ketua Komisi Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia berkedudukan di Kuala Lumpur yang notabene Mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia melihat ini ?

Ternyata sampai berita yang penulis baca tidak ada penjelasan sama sekali. Kita tidak usah menutup matalah bagaimana beringas dan tidak ada nurani daripada rakyat Malaysia dalam memperkerjakan tenaga kerja yang berasal dari Indon ( sebutan warga Malaysia terhadap tenaga kerja Indonesia ) sudah gaji kecil, tidak ada perlindungan hukum, haknya sebagai pekerja diperkosa dan dirampas, dicari-cari oleh Pasukan Rela bentukan Kepolisian Diraja Malaysia yang kerjanya hanya untuk menangkap tenaga kerja Indonesia, melakukan pekerjaan dengan resiko beda tipis antara hidup dan mati misalnya membersihkan kaca apartement tanpa pengaman yang maksimal, bukankah berita seputar kematian Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia atau di negara teluk sudah menjadi santapan sehari-hari, tetapi tidak ada tindakan nyata dari pejabat terkait.

Kita bisa lihat bagaimana ibarat masuk kuping kiri keluar kuping kanan yang dilakukan oleh para pejabat Kementerian Luar Negeri mulai dari Menteri Luar Negeri, Direktorat Jenderal ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia hingga Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dan Atase Tenaga Kerja Kedutaan Besar Republik Indonesia berkedudukan di Kuala Lumpur- Malaysia terhadap kasus TKI, dan itu juga setali tiga uang dengan anggota dewannya seperti Ketua Komisi I dan Ketua Komisi Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia melihat kasus yang menimpa warga kita.

Ini Cuma sekedar membandingkan dengan negara luar dimana, ada warganya yang tidak diberi haknya atau merasa terancam, pemerintahnya pun langsung memanggil pihak terkait bahkan dengan ekstrim menutup sementara kantor kedutaan mereka dan memanggil pulang semua staffnya ke negaranya hingga jelas permasalahan dan penyelesaiannya, tetapi di Indonesia mana ?

Sudah saatnya Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan Direktorat Jenderal ASEAN memanggil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia dimintai keterangannya dan menantang sang Dubes untuk bisa meminta kepada Kepala Kepolisian tertinggi di Malaysia untuk menyeret para tersangka atau majikan yang telah menyiksa Tenaga Kerja Indonesia untuk diseret ke Penjara dengan hukuman paling tinggi yang berlaku di negara sana, karena selama ini banyak TKI-TKW kita tidak pernah mendapatkan pelayanan dan perlindungan hukum yang sesuai dengan konvensi hukum yang dikeluarkan oleh PBB, seperti contoh anda tentu kenal dengan kasus Nirmala Bonat, Ceriyati, dimana mereka disiksa tetapi dalam meja hijau justru mereka terancam akan masuk bui bukan majikannya, keadilan macam apa ini di Malaysia, aneh bukan ?

Kalau memang Pemerintah Malaysia melalui Duta Besar Mereka di Jakarta tidak bisa memberikan jaminan, pelayanan dan perlindungan hukum bahkan mengganti rugi ratusan juta ringgit Malaysia terhadap TKI-TKW yang menjadi korban kekerasan dari pada majikan mereka yang notabene warga Malaysia asli atau keturunan, sudah saatnya Menlu bersikap tegas dengan cara TUTUP dan PANGGIL PULANG Duta Besar berikut staffnya mulai dari Sekretaris I bidang Politik hingga Atase bahkan administrasi dan protokoler baik yang ada di Malaysia ke Jakarta, dan menghentikan sementara pengiriman TKI-W biar mereka tahu bahwa kita tegas dan perhatian dalam melindungi warga Indonesia yang bekerja di luar, memang disatu sisi akan banyak rakyat yang menganggur karena tidak bisa bekerja di luar negeri, tetapi kalau kerja di luar negeri tetapi kembalinya berupa badan kaku, atau cacat atau bawa anak hasil perkosaan apakah mau ?

Saran penulis sich, pertama, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia dalam hal perijinan usaha pengiriman tenaga kerja, karena selama ini penulis melihat banyak Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia yang tidak becus dan tidak peduli bahkan menutup kuping dan mata hatinya ketika TKI yang berasal dari perusahaannya bermasalah, karena yang ada selama ini banyak PJTKI melakukan pembohongan dimana meraup keuntungan belaka ketimbang memperhatikan TKI dari tempatnya selama bekerja disana, intinya w dapat duit lu, ga peduli lu disana disiksa ampe mati seperti itulah gambaran PJTKI kita, dan pola pembinaannya pun jauh dari ketentuan standar dalam hal skill, pantas wajarlah kalau banyak TKI kita disiksa ya..balik lagi ke PJTKI-nya tidak membekali skill dan kemampuan yang maksimal seperti kemampuan bahasa asing, kemudian membuat UU tentang TKI yang berkerja di Luar Negeri yang mana Kedutaan Indonesia terutama Atese Tenaga Kerja dan Laison Officer Kepolisian Indonesia di negara yang memasok TKI-TKW berhak secara periode melakukan inspeksi mendadak ke kediaman majikan dari TKI tersebut dengan didampingi pejabat kepolisian setempat, serta memberikan laporan secara berkala ke Jakarta

Kedua, mengadakan kerjasama dengan Dubes negara-negara yang memasok TKI-W dalam hal standarisasi TKI-W dan juga memberikan sosialisasi kepada para PJTKI bagaimana kondisi sosial dan budaya dari negara itu, sehingga tidak seperti sekarang ini. Ketiga, membuat UU tentang TKI dimana isinya lebih menitik beratkan hak dan kepentingan dari TKI-W itu seperti sebelum bekerja sang majikan harus menyetorkan kepada KBRI sebesar misalnya Rp. 500 juta – Rp. 1 Milyar (nilai itu dikonversikan ke Rupiah dari mata uang negara pemasok TKI-W ) untuk biaya pulang TKI-W jika majikan ini melakukan kesalahan hingga mengakibatkan misalnya cacat seumur hidup bahkan meninggal, jika tidak bermasalah uang itu dikembalikan lagi.

Seharusnya Departement Luar Negeri mencontoh apa yang dilakukan oleh Pengadilan Distrik di Amerika yang memvonis hukuman berpuluh tahun kepada sepasang majikan keturunan India dan mengganti rugi hingga Rp. 1 Milyar kepada dua pembantunya yang kebetulan orang Indonesia karena menganiaya hingga menimbulkan traumatik dan psikologis, kalau ini dijalankan niscaya tidak ada lagi TKI-W yang mengalami seperti yang dialami wanita 25 tahun tersebut.

Pesan buat Bapak Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia berkedudukan di Kuala Lumpur. Pak, anda sebagai mantan orang nomor satu di jajaran Kepolisian Indonesia setidaknya anda bisa gunakan ilmu Kepolisian yang anda dapat selama pendidikan hingga menjadi Kapolri untuk menekan Kepolisian Malaysia dalam penyidikan yang menjadi TKI-W sebagai korban, jangan anda diam saja dengan alasan protokoler atau diplomatis, atau anda paling hatam menggunakan ilmu kepolisian itu hanya di dalam negeri saja yang gampang di tipu muslihatin, jadi tolong jaga rakyat Indonesia terutama TKI-W disana, jangan sampai dijadikan sapi perahan atau sapi kenikmatan ranjang saja oleh warga Malay, kalau anda tidak bisa menggunakan ilmu kepolisian anda dalam menjaga kehormatan warga Indonesia yang menjadi TKI-W lebih baik anda PULANG ke Jakarta daripada disana tidak jelas kerja anda ! betul tidak kawan-kawan TKI-W dan Buruh Migran


Siapa Yang Membunuh Munir ?

Tidak terasa sudah empat tahun tokoh aktivis Hak Asasi Manusia ( HAM ),Munir meninggalkan kita semua yang selama ini tidak peduli yang namanya HAM, baik penculikan terhadap mahasiswa, bahkan terlebih beliau meninggalkan istri dan kedua anaknya yang masih membutuhkan peran dari seorang ayah dan kepala rumah tangga.

Siapa yang membunuh Munir ? itulah pertanyaan yang selalu membayangi sang istri dan kedua putra-putrinya serta para keluarga yang merasa menjadi korban HAM yang dibantu beliau, karena sampai usia kematian beliau yang memasuki keempat tanda-tanda dari tokoh yang benar melakukan dan menyuruh untuk membunuh Munir belum juga terungkap.

Sudah berapa orang diperiksa oleh pihak penyidik Kepolisian hingga Kejaksaan mulai dari orang tidak terkenal hingga aparat intelijent yang menguasai negeri ini tetapi hasilnya NIHIL, bahkan sampai Badan Urusan Hak Asasi Manusia bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirimkan kepala inspeksi mereka sampai tiga kali, hasilnya dari minat Kejaksaan dan Polisi masih tetap NIHIL, sebenarnya inti dari pengungkapan kasus ini adalah berada di tangan sang RI 1, karena sampai sekarang hingga tulisan ini anda baca, laporan team pencari fakta yang dibentuk oleh kawan-kawan seperjuangan Munir beserta pemerintah belum dibeberkan, di tindaklanjuti bahkan dijelaskan kepada publik, apakah RI 1 takut dan tidak berani dengan tokoh-tokoh yang direkomendasikan oleh team tersebut, sehingga sampai sekarang kasus ini belum ada titik terang walaupun dari pihak kawan-kawan Munir mengatakan bahwa sebenarnya kasus ini bisa selesai kalau nama-nama yang dibeberkan dalam berkas itu di tindaklanjuti bahkan di proses hingga vonis hukuman ketika palu hakim bertindak.

Atau jangan-jangan berkas yang diberikan oleh team pencari fakta kepada RI 1 di taruh di paling dasar tumpukan berkas yang harus ditandatangani atau dibaca oleh RI 1 atau bisa saja dibaca sejenak untuk menyenangkan publik tetapi setelah itu ditaruh di tempat sampah atau dibakar oleh staff setelah disuruh RI 1, walaualam…

Apakah kasus ini menjadi kasus yang misterius seperti kasus Marsinah, Udin’bernas, Fabianus Tibo dan kawan-kawan, hanya Tuhan yang bisa memberikan petunjuk kepada kawan-kawan dan keluarga Munir dan memberikan azab kepada orang-orang yang mengaku suci dan tidak bersalah tetapi hati nuraninya nangis..

Munir..berikan petunjukmu kepada 220 juta jiwa rakyat Indonesia dari Ujung Sumatera hingga Ujung Papua siapa yang membunuhmu biar kami yang membereskannya untuk mu kawan…



Selasa, 02 September 2008

Aktivis Reformasi Masuk Senayan..Bisakah Mereka Merubah Negara ini ?

Rabu, 27 Agustus 2008 bertempat di Gedung Mahkamah Konstitusi sedang berlangsung pertemuan antar sesama mantan aktivis yang pada tahun 1998 mengkudeta dinasti Cendana untuk mundur dan tahun itulah Indonesia dimata dunia telah melakukan semacam Reformasi Demokrasi lewat aksi yang dilakukan oleh kalangan Aktivis 98 ini.


Mungkin karena bosan atau lain hal, sebagian para aktivis ini setahun setelah reformasi memilih jalur Senayan untuk memperbaiki negara ini yang sudah hancur, tetapi kenyataannya apa ? suara mereka ibarat iklan sebuah mobil bertenaga diesel Nyaris tak terdengar begitu juga aktivis 98 yang masuk pada periode 2004-2009 nasibnya sama dengan kawan mereka terdahulu.


Ehh..pesta demokrasi tahun 2009 yang tidak menghitung bulan, makin banyak aktivis 98 yang masuk ke Senayan, salahsatunya ada pembesar dan perintis dari sebuah organisasi aktivis yang terkenal dengan jiwa frontal dan berkobar menyuarakan pembubaran sebuah partai bonekanya dinasti Cendana dan memahkamah rakyatkan sang dinasti Cendana, malah masuk Senayan lewat partai politik yang jargonnya mengusung rakyat jelata.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, ada apa dengan para aktivis’98 ini masuk ke Senayan terutama aktivis yang satu ini, padahal sepengetahuan RKM kalau tidak salah tokoh aktivis ini pernah menyindir temannya yang satu organisasi ini bahkan mengdaftar hitamkan dua rekannya karena masuk partai yang mereka larang tetapi kenyataannya masuk juga ini orang.


Sah-sah saja seorang aktivis masuk ke Senayan walaupun agak aneh dan janggal, karena kita tahu bagaimana pola aktivis yang pekerjaannya tidak kenal yang namanya tepat waktu dan hanya satu tempat.


Tapi pertanyaannya sekarang adalah, sejauh mana peran dari para aktivis ini terutama satu orang ini yang background pergerakannya selalu masuk dalam buku pengawasan intel tiap wilayah kepolisian di Indonesia jika masuk dan duduk di DPR secara kita bisa lihat bagaimana teman-teman mereka yang sudah duduk di Senayan mulai dari tahun 1999 hingga 2004, ternyata apa ? tidak ada tuch suara mereka yang lantang bahkan kontroversi melawan pemerintah dalam hal kebijakan untuk rakyat, kemana suara lantang anda wahai para aktivis yang masuk Senayan mulai periode 1999-2005 dan 2004-2009 ketika anda di Jalan one by one ketika berhadapan adu argumen dengan komandan keamanan lapangan yang mengamankan mereka berdemo pada saat sang aktivis ini menjadi anggota rapat mulai dari komisi hingga paripurna yang penulis dengar, apakah ini juga akan sama dengan aktivis yang sekarang mengantri untuk masuk dan merasa aura demokrasi di Senayan yang jelas-jelas semu belaka dan penuh kebohongan serta kemunafikan ?


Memang kita akui bahwa tanpa angkatan 98 ini, negara ini tidak akan menjadi negara seperti ini bebas dari kungkungan pemerintahan dinasti yang tidak tahu diri, serta para pejabat yang lulusan universitas yang kalau orang Indonesia bilang bagus tetapi belum tentu di negara asalnya walaupun nyatanya masih saja banyak orang lulusan pegang jabatan strategis. Tetapi begitu Reformasi sampai detik ini negara ini belum juga menunjukkan arti dari kata Reformasi itu sendiri secara nyata ?


Memang disatu sisi tanpa partai apalah arti dari pemikiran kita, karena negara kita baru bisa meraba yang namanya independen atau jalur netral seperti yang digunakan dalam pemilihan kepala daerah tetapi belum sampai ke arah anggota dewan secara perseorangan sehingga bisa dimaklumi kalau sebelum masuk ke Senayan para tokoh-tokoh aktivis yang selalu lantang bersuara hingga hilang suaranya setelah masuk Senayan malah diam seribu bahasa dan menganut diam adalah emas, tapi itulah yang ada sekarang ini.


Wahai para Aktivis, gunakanlah pemikiran anda yang selama anda andalkan di jalan ketika anda berkoar-koar atas nama rakyat jelata dan miskin di rumah rakyat, jangan Cuma bisa cuap-cuap saja di jalan begitu masuk rumah rakyat seperti orang bego tapi terima uang berlimpah tanpa melihat nasib rakyat jelata. Nasib 220 juta rakyat Indonesia berada di pundak dan tanganmu demi negara yang maju, kami tunggu suara lantang dan keras anda di rumah rakyat..

Di Istana, ada Televisi tidak ya ?

Itulah pertanyaan RKM kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono di Istana ada Televisi tidak ? kenapa RKM menanyakan itu, ini terkait dengan masalah yang banyak muncul di banyak media.

Kita bisa lihat bagaimana nasib 220 juta rakyat Indonesia dengan permasalahan salahsatunya ekonomi, seperti yang baru-baru kemarin dimana gas elpiji ukuran 12 Kg naik dari harga Rp.57,000 menjadi kisaran Rp.79-85,000. Kemudian banyaknya penggusuran yang berujung kontak fisik bahkan perang batu seperti yang terjadi di kawasan Barito, taman BMW dan yang terakhir di Kantor Pusat Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Salemba 10, kemudian aksi-aksi anarkis daripada organisasi masyarakat yang mengaku suci dan selalu mengagungkan nama Tuhan tapi kerjaannya menghancurkan, menindas bahkan menjuluki setiap orang yang tidak sepaham dengan mereka dengan kata KAFIR.

Dari semua kejadian itu yang berlangsung di Ibukota dan masih banyak lagi di daerah mulai dari Aceh hingga Papua apakah Presiden menonton itu semua di televisi dan bagaiamana perasaan dan hati nuraninya berkata ketika menyaksikan itu ? atau jangan-jangan SBY tidak berani membuka televisi terutama jam-jam yang menampilkan siaran berita takut memicu jantung dan tekanan darahnya naik, sehingga lebih senang menyaksikan acara infotainment dan sinetron secara mantunya seorang selebritas negeri ini ?

Kenapa RKM mengatakan itu, dikarenakan kenapa selama RI 1 yang sekarang mimpin semakin hari arah negara ini terutama kesejahteraan rakyat tidak jelas mau dibawa kemana, dimana-mana setiap 6 bulan sekali pasti ada kemajuan tetapi di negara ini terutama presiden yang sekarang boro-boro kemajuan, kemunduran malah iya, kita bisa lihat bagaimana beberapa hari yang lalu ada sekelompok demonstran yang berdemo kalau tidak salah di Istana dan Kantor Badan Pusat Statistik mempertanyakan data keakuratan jumlah penduduk miskin yang kata badan ini dan dibacakan sang RI 1 jumlah penduduk miskin telah berkurang sekian persen, tetapi kenyataannya ? RKM juga ragu dan curiga dengan data yang keluar dari Kantor yang berlokasi di daerah Pasar Baru itu, apakah mereka mendata setiap inci dari mulai propinsi hingga pedesaan di negara ini hingga kebawah- bawah kolong jembatan dan pinggiran kali atau hanya kira-kira saja selama periode tertentu dan langsung memberikan data itu ke sejumlah pejabat seperti Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat-Menko Kesra dan Menteri Sosial setelah dibaca tanpa di cek-ricek lagi langsung diberikan penjelasan dan datanya kepada RI 1, kalau seperti ini berarti budaya ABS- Asal Bapak Senang masih jaman.

RKM sangat setuju dengan tindakan RI1 yang marah ketika memimpin rapat kabinet dimana ada tiga pejabat sedang asik masyuk berbicara sendiri, tetapi alangkah lebih baiknya kalau RI 1 turun langsung inspeksi mendadak tanpa ada kawalan khusus melihat kalau perlu hitung sendiri data penduduk miskin kemudian cocokkan dengan data yang dipegang BPS, baru disanalah ketahuan siapa yang benar dan salah datanya, dan juga pesan RKM kepada RI 1 tolonglah kalau mau mengambil kebijakan atas nama rakyat seperti kenaikan BBM dan Gas dengarlah jeritan rakyat miskin dan jelata dengan cara turun dan inspeksi mendadak tanpa kawalan dan pemberitahuan khusus, dan lebih sering ingat-ingat lagi apa yang anda ucapkan ketika anda berkampanye 5 tahun lalu di depan 220 juta jiwa rakyat Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua sebelum menjadi RI 1 saat ini, karena jangan lupa apa yang anda ucapkan dalam kampanye itu telah di catat dengan rapi oleh sang Khalik dan sewaktu-waktu kontrak hidup anda berakhir, apa yang anda bisa jawab dan jelaskan ketika catatan dari sang Khalik itu tentang ucapan, dan tindakan anda selama anda di dunia dibacakan ?

Apakah nasib 220 juta jiwa rakyat Indonesia yang mana 90 % rakyat miskin dan jelata akan naik statusnya pada saat pemimpin baru datang untuk periode 5 tahun mendatang, atau malah tambah banyak dan makin miskin dan jelata saja 90 % dari 220 juta jiwa rakyat Indonesia ini ? hanya Tuhan yang tahu.. Tuhan.. sadarkanlah para pemimpin dan pembesar negara ini jangan hanya perutnya dan kacamatanya saja yang besar tapi rakyatnya juga harus besar dalam kesejahteraannya..amin..

Kalah..Kok Bisa Juara Turnament ya..

Judul itu penulis ambil ketika sedang membaca sebuah tabloid olahraga dimana Tim Nasional sepakbola Indonesia A juara Piala Kemerdekaan padahal secara fakta di lapangan Timnas kita tertinggal 0-1 dari Tim Libya U-23, apa yang menyebabkan Timnas kita menang ?


Ternyata Timnas Libya U-23 walk out karena pelatih mereka tidak mendapatkan perlindungan dari panitia, dikarenakan adanya aksi pemukulan yang dilakukan oleh Pelatih Kiper Timnas Indonesia, ini menurut penjelasan dari sang Pelatih Libya U-23 yang mengatakan bahwa lensa kacamatanya pecah karena pemukulan itu, sehingga sang Pelatih Libya U-23 melapor ke Federasinya dan waktu itu juga Federasi Sepak Bola Libya memutuskan tidak melanjutkan pertandingan karena tidak ada jaminan keamanan dari pihak Indonesia selaku panitia.


Inikah bentuk tidak sportif dari insan sepakbola nasional disaat ketinggalan pertandingan langsung melakukan aksi yang tidak simpati ? kita bisa lihat bagaimana kondisi sepakbola kita terutama di ajang liga dimana setiap klub yang menjadi tuan rumah pasti menang dan diberi keuntungan oleh wasit ketimbang tim tamu, pantas saja kalau ini menular sampai ke Timnas seperti apa yang terjadi di ajang Pertamina Independece Cup 2008 kemarin.

Seharusnya PSSI harus berkaca dan menurunkan komdis untuk menyelidiki ini, karena ini bisa presden buruk kalau Federasi Sepak Bola Libya melaporkan kasus ini kepada Komisi Disiplin FIFA, dan tidak menutup kemungkinan sanksi tidak boleh berlaga di semua ajang internasioanl hingga periode tertentu, apakah sepakbola kita seperti macan kertas saja, jago kandang tapi ga bisa kemana-mana karena sanksi.


Tapi kalau menurut RKM memang sudah harus begini kali biar semua pengurus PSSI sadar akan tugasnya dan berjiwa satria untuk mundur dari kursinya, ada benarnya kalau Federasi Sepak Bola Libya melaporkan ke FIFA biar Indonesia terutama PSSI kena sanksi karena menurut RKM ada dua sisi kalau kita kena sanksi dari FIFA, yang pertama secara kualitas kita akan tertinggal jauh tetapi disatu sisi dengan adanya larangan bertanding dari FIFA di setiap kalender FIFA setidaknya kita semua bisa intropeksi terutama pengurus PSSI sekarang karena FIFA sebenarnya sudah tidak percaya dengan struktur organisasi yang dipimpin oleh pesakitan, tetapi karena keras kepala, muka penjilat dan kepala batunya para pengurus yang ada membuat kompetisi dan aura sepakbola kita semakin tidak jelas arahnya. Betul tidak ?


Apakah Federasi Sepakbola Libya mau melaporkan insiden final Pertamnia Independence Cup 2008 ke FIFA dan merekomendasikan Indonesia untuk di hukum tidak boleh bertanding di ajang internasional yang masuk kalender FIFA, atau di biarkan begitu saja dengan diselesaikan secara kekeluargaan seperti apa yang selalu digunakan oleh rakyat Indonesia yang sampai tidak pernah maju karena paham ini ? kita lihat saja kelanjutannya.