Rabu, 09 Juni 2010

Hare Gene Tawuran...

Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum menulis dan membahas suatu masalah yang sedang penulis angkat mengucapkan mohon maaf jika ada kata-kata atau penulisan yang penulis lakukan membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau marah, karena apa yang penulis tulis ini adalah pendapat penulis sendiri dan tidak mewakili siapa pun.

Pertandingan Liga Super Indonesia atau istilah kerennya Indonesian Super League-ISL telah berakhir kompetisinya dengan keluarnya Arema Indonesia FC sebagai Kampium dari ISL jilid pertama dan menempatkan Aldo Bareto sebagai pencetak gol terbanyak dengan 19 gol, selama ISL ini bergulir banyak suka duka klub, pemain, suporter alami, tetapi penulis ingin mengangkat tentang fenomenal dan menjadi (mungkin) hobi para suporter atau pemain di negara ini yaitu TAWURAN !!!

Selalu ada tawuran entah itu antar pemain, pemain dengan official klub atau antar suporter dengan warga sekitar setiap ada pertandingan ISL, terutama di Jakarta. Sudah tidak terhitung berapa ratus kali para suporter Persija ini melakukan aksi-aksi yang tidak terpuji ketika Persija bertanding di Gelora Bung Karno Stadion, mulai dari memacetkan seluruh jalan di Jakarta hingga aksi-aksi tidak terpuji misalnya memeras pengendara atau pejalan kaki yang sedang melintas hingga tawuran dengan warga yang mereka lewati.

Pertanyaannya sekarang adalah, KETIKA para suporter ini melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji hingga tawuran, KEMANA dan DI MANA ketua, Sekjen, korwil-korwil dari pengurus fans klub tersebut, dan KENAPA setiap berulah ketua, sekjen atau orang yang ditunjung organisasi fans klub tersebut sebagai juru bicara BERKATA kepada media BAHWA orang-orang atau kelompok yang melakukan tindakan tidak terpuji atau tawuran itu ADALAH OKNUM !! kalau menurut penulis GAMPANG SEKALI mengucapkan oknum para pengurus fans klub ini jika ada tawuran atau tindakan yang tidak terpuji tetapi tanpa ada INTEROPEKSI dari dalam mereka.

Kita bisa lihat berapa ratus botol molotov, berapa ratus buah ikat pinggang berkepala gir sepeda, berapa buah samurai, parang, celurit, dan berapa linting ganja yang di amankan oleh aparat Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya-Polda Metro Jaya dari para suporter yang (mungkin) kata pengurus ini OKNUM setiapPersija menjadi tuan rumah.

Menurut penulis, sudahlah para pengurus fans klub mulai dari ketua dan korwil-korwil janganlah selalu gampang setiap ada masalah atau tawuran selalu langsung bicara dari mulut anda yang manis itu bahwa yang melakukan itu adalah oknum, oknum itu punya nama bung, bagaimana kalau oknum itu ternyata memang terdaftar sebagai anggota anda bahkan menjabat korwil seperti yang terjadi di Jepara dimana tersangka pengrusakan dan intimidasi rombongan suporter Persijap Jepara adalah koordinator seluruh korwil dari klub asal Semarang !

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya para fans klub ini tidak dianggap kriminal oleh sebagian masyarakat yang sebenarnya ingin menikmati sepakbola Indonesia harus memikirkan beratus kali karena ulah-ulah anda yaitu pertama, dari segi internal para pengurus klub ini harus intropeksi masing-masing terutama para korwil selalu bertanya dengan nurani kenapa setiap akan menuju GBK kendaraan yang membawa mereka harus diarahkan ke Markas Polda Metro Jaya sebelum melanjutkan ke GBK, dan selama di halaman Polda ditemukan banyak sekali senjata tajam, narkoba BUKANnya langsung mengatakan itu OKNUM !!

Kedua, adanya pemeriksaan dengan ketat oleh korwil atau orang yang di beri peran untuk mengawal para fans klub ini terhadap isi yang dibawa para massa ini kerjasama dengan kantor polisi setempat sebelum berangkat, jika memang ada yang membawa senjata tajam atau yang tidak berhubungan dengan kapasitas sebagai penonton di proses dan langsung di tandai misalnya di minta keterangan diri beserta photo, kemudian di sebarkan ke semua korwil seluruh DKI agar waspada kemudian menyerahkan kepada aparat keamanan.

Ketiga, aparat kepolisian pun kiranya juga harus tegas dan keras terhadap para fans klub ini, karena penulis melihat hanya segelintir orang yang diproses hukum, misalnya terbukti membawa lintingan ganja sementara yang membawa parang, ikat pinggang kepala gir, molotov TIDAK diproses (maaf kalau salah), seharusnya aparat bertindak tegas supaya para fans klub ini jera misalnya jika memang membawa ikat pinggang kepala gir agar diproses dengan pendataan dan aparat menelpon orangtua dari sang pembawa ikat pinggang ini agar datang untuk menjemputnya dan orang tuanya diberi pengarahan jika memang terbukti lagi melakukan kesalahan maka sang anak tidak segan-segan di jebloskan ke dalam penjara.

Mau sampai kapan sepakbola kita terutama fans klub selalu menyuguhkan aksi-aksi yang sok jago dan selalu berkata ITU OKNUM..ITU OKNUM padahal lima dari sepuluh yang katanya oknum ternyata anggota tetap fans klub atau satu dari lima yang katanya oknum adalah korwil dari fans klub di daerah tersebut, percuma anda nonton dan selalu lihat dimana sebelum para pemain masuk ke dalam lapangan di dahului bendera FAIR PLAY Cuma anda hormati ketika di dalam lapangan tetapi begitu keluar FAIR PLAY itu hilang begitu saja.

Semoga ISL jilid dua yang entah kapan akan digelar tidak ada lagi aksi-aksi tawuran di Jakarta, dan tidak ada lagi banyak cakap dari para pengurus fans klub itu mengatakan itu oknum..itu oknum jika ada tawuran dan lebih bertanya kepada nurani sebelum berbicara kepada media. Cukup urusan politik dan dua organisasi masyarakat yang selalu meresahkan warga DKI jangan ditambah lagi dengan ulah-ulah suporter…

GBK Std, 300510 19:00

Rhesza

Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: