Beberapa hari belakangan ini di berbagai media menayangkan bahwa pemerintah dalam jangka waktu ke depan akan membuat kebijakan dalam hal BBM dimana kendaraan pribadi tidak lagi boleh menggunakan bensin subsidi yang selama ini selalu di beli termasuk kendaraan roda dua yang tak lain tak bukan adalah motor.
Akibat isu kebijakan ini banyak kendaraan bermotor yang menolak keras karena bagi mereka jika kebijakan ini berlaku maka akan bertambah lagi biaya hidup mereka yang sudah susah saat ini karena banyaknya biaya hidup..
Isu kebijakan ini menurut penulis ibarat dua sisi mata uang dimana, satu sisi apa yang dilakukan oleh pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral benar untuk menghemat dan menekan kadar gas dalam udara tetapi di satu sisi ya itu biaya hidup akan semakin tinggi.
Tetapi menrut penulis ada wajarnya kalau pemerintah meminta pengendara sepeda motor untuk menggunakan Bensin non Subsidi dan alasan biaya hidup semakin tinggi bagi penulis sangat tidak logis, kenapa tidak logis karena begini, sekarang berapa Rupiah sich untuk membeli sepeda motor atau berapa Rupiah cicilan sepeda motor ? ratusan ribu sampai jutaan Rupiah bukan ? kemudian berapa liter yang dibutuhkan motor dalam sehari dari pagi sampai malam ? masih dalam batas wajar kan, atau gini aja halusnya MASAK beli motor BISA, BENSIN mesti di subsidi benar tidak ?
Alasan pemerintah pun logis menurut penulis karena begini, coba kita perhatikan dari jam 06.00 pagi sudah ada berapa ratus motor yang keluar melewati rumah anda atau melewati jalan besar di daerah anda ? kemudian mulai pukul 16.30 berapa ratus motor yang keluar dari parkiran gedung-gedung perkantoran yang ada di (misalnya) kawasan Thamrin-Sudirman dalam waktu bersamaan ? itu baru dua daerah saja bagaimana kalau semua daerah itu bertumpuk pada satu daerah, kemudian berapa ratus molekul partikel yang keluar dari saluran pembuangan mesin dari motor tersebut yang terbang ke udara dan terhirup oleh manusia itu pada pagi hari bagaimana dengan siang hari dan sore hari, apakah ini semua pernah terlintas dalam pikiran dan nurani daripada para pengendara sepeda motor ini terutama yang ada di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Surabaya dan lainnya. Dan perlu di ingat oleh para pengendara dan juga masyarakat khususnya DKI bahwa udara yang ada dan dihirup oleh puluhan juta masyarakat di DKI termasuk anda adalah udara yang tercemar dan terpolusi ke-3 di dunia !
Penulis sependapat dengan pemerintah bahwa angkutan umum saja yang di subsidi, kalaupun misalnya para pengendara motor ini mempunyai sampingan sebagai tukang ojeng yang juga angkutan umum kiranya juga HARUS BISA mengubah platnya dari plat hitam menjadi plat kuning khusus angkutan umum dan tentunya harus di fasilitasi oleh Direktorat Jenderal Angkutan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan juga Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia kalau memang MASIH ingin bensinya yang bersubsidi.
Dan juga sarana penunjangnya pun aman dan tersedia seperti bensin yang non subsidi karena menurut penulis selalau menjadi kebiasaan bagi negara ini jika mengubah atau membuat kebijakan selalu terlambat dalam menfasilitasi apa yang di buatnya. Kalau bisa di buat dulu semua fasilitasnya baru kebijakan itu jalan dan tentunya di sosialisasikan, karena masyarakat kita selalu beralasan tidak ada sosialisasi jika kebijakan itu sudah berjalan.
Jadi seperti yang penulis bilang… MASAK beli motor BISA, BENSIN mesti di subsidi…Alangkah lucunya anda ini !!!
Merdeka Selatan, 010610 15:10
Rhesza
Pendapat Pribadi
--
Akibat isu kebijakan ini banyak kendaraan bermotor yang menolak keras karena bagi mereka jika kebijakan ini berlaku maka akan bertambah lagi biaya hidup mereka yang sudah susah saat ini karena banyaknya biaya hidup..
Isu kebijakan ini menurut penulis ibarat dua sisi mata uang dimana, satu sisi apa yang dilakukan oleh pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral benar untuk menghemat dan menekan kadar gas dalam udara tetapi di satu sisi ya itu biaya hidup akan semakin tinggi.
Tetapi menrut penulis ada wajarnya kalau pemerintah meminta pengendara sepeda motor untuk menggunakan Bensin non Subsidi dan alasan biaya hidup semakin tinggi bagi penulis sangat tidak logis, kenapa tidak logis karena begini, sekarang berapa Rupiah sich untuk membeli sepeda motor atau berapa Rupiah cicilan sepeda motor ? ratusan ribu sampai jutaan Rupiah bukan ? kemudian berapa liter yang dibutuhkan motor dalam sehari dari pagi sampai malam ? masih dalam batas wajar kan, atau gini aja halusnya MASAK beli motor BISA, BENSIN mesti di subsidi benar tidak ?
Alasan pemerintah pun logis menurut penulis karena begini, coba kita perhatikan dari jam 06.00 pagi sudah ada berapa ratus motor yang keluar melewati rumah anda atau melewati jalan besar di daerah anda ? kemudian mulai pukul 16.30 berapa ratus motor yang keluar dari parkiran gedung-gedung perkantoran yang ada di (misalnya) kawasan Thamrin-Sudirman dalam waktu bersamaan ? itu baru dua daerah saja bagaimana kalau semua daerah itu bertumpuk pada satu daerah, kemudian berapa ratus molekul partikel yang keluar dari saluran pembuangan mesin dari motor tersebut yang terbang ke udara dan terhirup oleh manusia itu pada pagi hari bagaimana dengan siang hari dan sore hari, apakah ini semua pernah terlintas dalam pikiran dan nurani daripada para pengendara sepeda motor ini terutama yang ada di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Surabaya dan lainnya. Dan perlu di ingat oleh para pengendara dan juga masyarakat khususnya DKI bahwa udara yang ada dan dihirup oleh puluhan juta masyarakat di DKI termasuk anda adalah udara yang tercemar dan terpolusi ke-3 di dunia !
Penulis sependapat dengan pemerintah bahwa angkutan umum saja yang di subsidi, kalaupun misalnya para pengendara motor ini mempunyai sampingan sebagai tukang ojeng yang juga angkutan umum kiranya juga HARUS BISA mengubah platnya dari plat hitam menjadi plat kuning khusus angkutan umum dan tentunya harus di fasilitasi oleh Direktorat Jenderal Angkutan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan juga Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia kalau memang MASIH ingin bensinya yang bersubsidi.
Dan juga sarana penunjangnya pun aman dan tersedia seperti bensin yang non subsidi karena menurut penulis selalau menjadi kebiasaan bagi negara ini jika mengubah atau membuat kebijakan selalu terlambat dalam menfasilitasi apa yang di buatnya. Kalau bisa di buat dulu semua fasilitasnya baru kebijakan itu jalan dan tentunya di sosialisasikan, karena masyarakat kita selalu beralasan tidak ada sosialisasi jika kebijakan itu sudah berjalan.
Jadi seperti yang penulis bilang… MASAK beli motor BISA, BENSIN mesti di subsidi…Alangkah lucunya anda ini !!!
Merdeka Selatan, 010610 15:10
Rhesza
Pendapat Pribadi
--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar