Rabu, 09 Juni 2010

Semut Di Kejauhan Terlihat, Gajah di Dekat Mata Tidak Terlihat..

Ada dua hal yang ingin penulis sampaikan sebelum melakukan penulisan ini yaitu pertama, penulis menghaturkan permintaan maaf jika dalam penulisan di bawah ini membuat beberapa pembaca berang, marah, tersinggung dan sebagainya karena apa yang penulis tulis ini adalah bentuk pendapat pribadi penulis terhadap apa yang sedang penulis liat dan tidak ada maksud untuk menista, mencemarkan atau memprovokasi seseorang untuk melakukan sesuatu setelah membaca tulisan penulis ini itu saja sekali lagi maaf, yang kedua adalah penulis menghaturkan simpati kepada para korban daripada penumpang kapal Mavi Marmara yang dianiaya oleh Angkatan Laut Israel dan juga simpati kepada prajurit Angkatan Laut Israel yang mengalami luka-luka akibat perlawanan dari para penumpang kapal.

Dunia tersentak dengan kejadian dini hari dimana sebuah kapal dengan nama Mavi Marmara yang berlayar di perairan (versi penumpang) internasional di tembaki oleh prajurit-prajurit Angkatan Laut dari atas helikopter dan kapal cepat, kapal yang berisi para relawan dari berbagai negara termasuk 12 orang warga Indonesia berencana mencoba masuk ke Jalur Gaza untuk menurunkan logistik yang dibutuhkan rakyat Gaza dan juga untuk relawan Indonesia, mereka juga akan mencoba membangun Rumah Sakit di sana, tetapi sekitar 128 km sebelum daratan kapal mereka sudah diserbu dengan dua kapal cepat dan juga helicopter.

Adakah yang salah dengan peristiwa ini ? ada yang bilang yang salah adalah pihak Angkatan Laut Israel karena menembaki kapal dan relawan yang tidak bersenjata, tetapi di pihak pemerintahan Israel mengatakan bahwa Marmara sudah diperingatkan sebelum terjadi ini sebanyak dua kali agar menjauh dari perairan tetapi tidak digubris oleh Marmara, kemudian soal penembakan tersebut AL mengatakan bahwa mereka menemukan ratusan kelereng dan katapel, belati dan senjata lainnya ( seperti yang ditayangkan televisi di negeri ini relay dari jaringan televisi internasional )

Tulisan ini sekali lagi bukan maksud untuk memprovokasi atau apapun termasuk membela Israel atau relawan atau menista dan mencemarkan nama baik tetapi ini pendapat pribadi penulis. Kalau penulis melihat apa yang dilakukan oleh relawan ini satu sisi ada benar untuk kemanusiaan tetapi di sisi lain mereka juga harus tahu informasi dan wilayah mana saja yang boleh, walaupun itu perairan Internasional apakah mereka meminta izin atau kontak radio dengan petugas penjaga disana atau operator mercu suar ? karena dilihat dari tayangan sangat jelas sekali bahwa kapal tersebut tidak menyalakan lampu atau cahaya apapun, dan sangat wajar kalau Angkatan Laut Israel berbuat seperti itu karena mungkin pikir mereka kapal ini mencurigakan dan membahayakan wilayah karena tidak ada cahaya tetapi terus jalan tetapi sebelum melakukan penyerangan tersebut pihak Angkatan Laut Israel sudah menjadi ketentuan internasional melakukan peringatan terlebih dahulu dari darat sebanyak dua kali tetapi tidak digubris kemudian melakukan peringatan kembali lewat dua kapal patroli di samping Marmara tetap tidak digubris, karena tidak digubris maka Angkatan Laut Israel langsung melakukan penyerangan sehingga akibatnya seperti yang kita lihat di televisi

Dan penulis pun bertanya dan penasaran dengan ke-12 relawan ini yaitu apakah 12 orang ini di ketahui oleh Pemerintah Republik Indonesia akan berangkat ke Jalur Gaza dan berkunjung ke Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia untuk meminta ijin, dan apa yang disi 12 relawan ini di form pengajuan visa ke Kedutaan Besar Republik Turki di Jakarta, dan Palestina (mungkin kalau ada perwakilannya) di Ankara-Turki ketika akan memasuki Palestina.

Kalau bicara soal konflik Israel-Palestina maka tidak akan ada habisnya untuk menentukan siapa yang salah apakah Israel yang salah atau Palestina, mungkin bagi kaum fundamentalis, konservatif, fanatik (anda tahu sendiri lah siapa-siapa mereka) akan selalu menyalahkan bahwa Israel yang bersalah dan selalu mengaitkan dengan isu agama Islam-Kristen, atau Islam-Kristen (didalamnya Yahudi) padahal pangkal masalahnya adalah soal tanah, kalau becandaannya orang-orang yang nongkrong di warung kopi konflik Israel-Palestina ini ibarat dua tukang parkir yang ingin menjadi jawara lahan parkir yang akan mereka kuasai.

Di dalam Israel sendiri juga banyak warga Israel tercatat sebagai muslim, bahkan ada salah satu klub sepak bola anggota liga Israel dimana komposisinya adalah 4 Nasrani, 11 MUSLIM, 2 Yahudi tetapi ya itulah menurut kaum fundamentalis, fanatik, konservatif bahwa orang-orang Israel ini adalah Yahudi-Kristen dan Palestina adalah MURNI Muslim padahal di Palestina sendiri banyak sekali bahkan (mungkin) komposisinya 85 % muslim dan 15 Nasrani dan Yahudi atau (mungkin) sebaliknya.

Kalau penulis di tanya soal Israel-Palestina maka jawabannya adalah ada dalam Palestina sendiri, kalau mereka mau merdeka menjadi negara (misalnya) Republik Palestina maka semua elemen yang ada disana seperti PLO, FATAH, dan HAMAS harus duduk bersama, satu suara dan satu tujuan yaitu MERDEKA bukan seperti ini dimana sang Presiden Mahmoud Abbas layaknya Artis selalu melakukan road show ke negara-negara termasuk Indonesia untuk kedua kalinya agar mendukung terbentuknya Palestina sebagai negara tetapi di dalam negeri sang Perdana Menteri, Ismael Haniya malah berkoar-koar sangat lantang bahkan memprovokasi agar menyerang dan menyudutkan Israel sebagai dalang semua ini, kalau penulis sebagai Presiden Republik Indonesia ketika menerima kunjungan dari Mahmoud Abbas akan bertanya dulu “ Saudara Abbas, anda datang ke Indonesia untuk meminta dukungan apakah sudah direstui semua kalangan termasuk rakyat Palestina atau hanya anda dan organisasi anda sendiri ?” penulis tidak bisa bayangkan kalau Palestina sebelum merdeka saja sudah banyak kepentingan seperti yang kita lihat saat ini bagaimana kalau sudah merdeka benar tidak ?

Soal kasus Israel-Palestina dan Marmara ini penulis teringat dengan usulan Mantan Presiden (alm) Gus Dur dimana ketika beberapa bulan atau tahun setelah menjabat sebagai RI-01 beliau mengusulkan agar Indonesia melakukan kerja sama diplomatik dengan membuka kantor perdagangan Israel di Jakarta dan sebaliknya di Tel-Aviv. Akibat dari rencana (menurut golongan fundamentalis, fanatik) gila sampai ada aksi unjuk rasa berhari-hari di berbagai kota menolak ide dari Gus Dur ini, tetapi apa yang terjadi sekarang benar-benar menyusahkan dan membuat pusing negara, kita bisa lihat andai saja usulan itu di terima mungkin negosiasinya pun akan lebih mudah dan satu arah satu pintu antara Indonesia dan Israel, tidak seperti saat ini dimana HANYA untuk mengurus keberadaan 12 orang ini dan untuk mengeluarkannya HARUS 3 Kedutaan Besar Republik Indonesia beserta negara mereka tempati, Jordania, Mesir dan Palestina bukankah estimasi waktunya lama daripada jika usulan Gus Dur terealisasi benar tidak ? memangnya negara tempat KBRI itu MAU dan NIAT dengan nurani begitu saja bantu negara kita padahal rakyat mereka tidak ada yang menjadi korban dalam kapal tersebut.

Penulis (maaf) geli dan ketawa ngakak melihat aksi demonstrasi yang menghujat penyerangan Angkatan Laut Israel dimana mereka beramai-ramai bahkan seperti piknik dengan membawa anak dan istri ke depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia di Merdeka Selatan, pertanyaannya adalah KENAPA mesti Amerika Serikat yang di demo, walaupun mereka “sahabat sejati” daripada Israel tetapi dalam kasus ini negara mereka juga menjadi korban, atau karena tidak ada kantor perwakilan Israel di Jakarta jadinya Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat beserta Konsulat nya di jadikan sasaran tembak demontrasi kaum fundamentalis dan fanatisme, konyol sekali anda.

Kemudian juga soal adanya isu pemboikotan produk-produk Israel sebagai hukuman atas penyerangan terhadap kapal Marmara menurut penulis sangat tidak masuk akal, kalau memang mau boikot silakan tetapi apakah anda semua yang menyerukan pemboikotan itu terutama kaum fundamentalis dan fanatisme siap meninggalkannya kalau itu terkait dengan kehidupan anda ?

kita semua tahu apa saja produk yang dibuat oleh Israel. Penulis ingin bertanya kepada semua orang yang MENYERUKAN ingin memboikot produk Israel, Ponsel atau smart phone yang anda pakai untuk telepon, SMS, OL, atau BBM mang siapa yang buat ? perangkat komputer mulai dari PC, note book, *-Pad yang sering anda gunakan dan baca baik di kantor, di rumah atau dalam perjalanan siapa yang buat ? perangkat musik MP3 yang sering anda dengarkan ketika berada di perjalanan siapa yang buat ? jaringan sosial yang kata sebagaian orang kalau belum punya buku muka dan tuider terkenal ini bukan anak GAOL, siapa yang buat ? kalau anda punya anak usia sekolah dan kuliah disuruh guru atau dosennya buat karya ilmiah kemana mereka mencari bahan di internet, yang buat jaringan internet dan web pencari itu siapa yang buat ? anak anda atau anda nonton di jaringan televisi kabel atau nonton bioskop itu siapa yang buat ? buku ilmiah atau tafsiran agama yang selama ini anda baca pasti pake mesin cetak kan baik stensilan maupun digital yang merancang mesin cetak itu siapa ?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang selalu kita gunakan dan hanya satu jawabannya yaitu ISRAEL dan YAHUDI kalau anda para kalangan fundamentalis dan fanatisme masih mau memboikot silakan saja toch anda nantinya jadi seperti kaum purbakala atau tidak beda jauh dengan film di Flinstone benar tidak ?!

Soal bantuan dari tiga organisasi kemanusiaan yang mengatasnamakan Indonesia yang kabarnya akan membangun Rumah Sakit bagi penulis boleh saja tetapi alangkah lebih baik kita membereskan dahulu masalah yang ada di dalam negeri kita baru keluar, kita bisa lihat bagaimana kondisi para korban Lapindo yang sampai sekarang masih butuh perhatian dari pemerintah untuk menyeret kartel ekonomi itu ke Pengadilan dan membayar ganti rugi, atau korban Tsunami yang kabarnya sampai sekarang masih banyak yang tinggal di barak-barak padahal sudah 6 tahun lamanya bencana itu terjadi, atau masih banyaknya sarana-sarana kesehatan yang tidak terjangkau khususnya di daerah pedalaman atau masih banyak gedung sekolah yang tidak jauh beda dengan kandang kambing, bahkan kalau di bandingkan masih bagusan Pos Polisi Bunderan HI benar tidak ?

Bagi penulis agak aneh kalau negara ini masih mendapatkan bantuan baik utang atau hibah dari negara lain dan organisasi dunia tetapi kita bantu negara lain, karena bagi penulis pengertian negara yang selalu mendapatkan bantuan hutang atau hibah atau apapun namanya adalah NEGARA MISKIN !! sama seperti dengan negara-negara di Afrika, kita bisa lihat bagaimana kasus Tsunami berapa ratus negara (termasuk Israel kabarnya walaupun sampai detik ini tidak bisa menjamin ada atau tidak bantuan itu) menolong kita sampai detik ini walaupun tidak terekspos lagi oleh media, kalau negara kita terutama organisasi kemanusiaan bisa mengirimkan bantuan obat segala LANTAS APA MAKSUD dari negara-negara lain seperti Norwegia yang beberapa hari lalu disaat kunjungan kenegaraan Pak Beye memberikan dana bantuan (kalau tidak salah sekitar US$ 1 M) untuk proyek perubahan iklim dalam hal rehibilitasi kehutanan adakah yang bisa menjelaskan ?

Kalau memang negara kita SUDAH BISA membantu negara lain walaupun lewat organisasi kemasyarakatan KENAPA ketika kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Rotham Clinton beberapa waktu yang lalu selain bertemu dengan Presiden Yudhoyono MERESMIKAN proyek MCK + dan biogas di salah satu perkampungan di Jakarta dan itu YANG BUAT adalah lembaga swadaya underbow daripada pemerintahan Amerika Serikat, seperti ini kan JELAS bahwa negara kita masih dan terus MOHON di bantu benar tidak ?

Penulis juga khawatir dengan peristiwa ini, dimana ada kemungkinan dampak kekacauan ini akan menumbuhkan semangat terorisme dan doktrin-doktrin sampah yang dikeluarkan oleh terorisme-terorisme yang belum tertangkap oleh Densus 88 dan juga para pemimpin NII ketika merekrut remaja-remaja labil untuk masuk dalam jaringan mereka lewat khotbah-khotbah jumatan terutama diderah-daerah terpencil dan jauh dari pusat informasi dan kota, kiranya negara juga jeli melihat ini semua BUKAN hanya mengurusi bagaimana ke-12 orang ini pulang dan juga meminta Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal PBB untuk rapat darurat agar mengeluarkan resolusi dan hukuman bagi Israel tetapi lebih kepada himbauan kepada masyarakat Indonesia untuk tidak terpancing dan menjadikan alasan untuk kegiatan apapun !

Semoga insiden ini bisa menjadi cermin bagi kita semua sebelum melakukan aksi sebagaimana dengan judul yang penulis berikan yaitu Semut Di Kejauhan Terlihat, Gajah di Dekat Mata Tidak Terlihat..

Salam Kemanusiaan

Veteran, 030610 17:00

Rhesza

Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: