Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum menuliskan apa yang menjadi pendapat penulis ijinkan penulis menghaturkan permintaan maaf kepada para pembaca jika dalam penulisan penulis membuat pembaca dan pengunjung marah, tersinggung atau apalah apa yang penulis tulis ini adalah pendapat pribadi penulis dan tidak ada maksud untuk memojokkan atau mencemarkan nama baik atau organisasi lewat tulisan, sekali lagi mohon maaf.
Berapa hari belakangan ini kita dikejutkan dengan beredarnya tayangan adegan yang tak layak ditonton oleh balita dan anak-anak oleh sepasang selebritas negeri ini di jaringan internet, belum selesai kehebohan ini datang lagi adegan yang sama hanya bedanya di tokoh perempuannya dan bahkan kabarnya adegan ini berseri setidaknya beredar ada sekitar 21 atau 32 wanita dan prianya hanya dia wowww…(udah kayak tayangan serial sinetron ala jaringan televisi kabel hehehe…)
Penulis tidak akan menceritakan adegan ini atau membahas layaknya komentator sepakbola di televisi yang sekarang lagi panen karena adanya ajang Piala Dunia tetapi ada yang aneh dari kejadian ini..
Aneh ? iya aneh sebenarnya bagi penulis adegan-adegan (maaf) perang kelamin ini sering dilakukan oleh siapapun termasuk anda tapi yang terutama yang sudah resmi dan sah secara agama dan negara walaupun banyak diantaranya banyak yang mencoba-coba.
Kalau seperti yang dilakukan oleh selebritas ini menurut penulis ada dua hal yaitu pertama mungkin mereka melakukan atas suka sama suka kemudian mencoba merekam hanya untuk kepentingan pribadi mereka, kedua kalau pun apa yang mereka dokumentasi kan itu sampai ke publik memang kesalahan ada pada mereka tetapi yang jelas paling bersalah adalah orang yang menyebarkannya.
Lagi pula soal kasus video perang kelamin ini bukan yang pertama kalinya sejak negara ini berdiri dan bukan yang pertama kalinya selebritas membuat video tersebut, tentunya kita masih ingat bagaimana seorang selebritas kurang terkenal tepatnya penyanyi dangdut kampung berskandal dengan politisi ternama di negara ini tetapi kasus itu entah sudah selesai atau tidak sampai sekarang tidak terdengar lagi bahkan sang politisi itu pun sekarang menghilang entah kemana.
Kembali soal kasus ini, sebenarnya polisi pun tidak berminat mengurusi video ini ketika beredar, tetapi karena ulah dari seorang pengacara kurang kerjaan lewat bantuan sebuah organisasi kemasyarakatan akhirnya kasus ini pun mulai beredar di kalangan penyidik dan mulai muncul isu-isu bahwa ketiga selebritas ini akan di periksa. Alasan pengacara ini tayangan tersebut bisa merusak moral terutama kalangan anak-anak yang sekarang ini sudah mengerti akses internet di warnet-warnet..
Kalau soal moral jangan jadi orang yang sok suci, taat agama dan didunia manapun yang namanya manusia itu pasti berselimut dosa dan abmoral, kalau menurut penulis yang tidak bermoral itu adalah bukan selebritas yang ada di video itu tetapi para koruptor dan penjahat lingkungan lah yang saat ini masih beredar di negara ini ! kita bisa lihat berapa ratus trilyun rupiah dana yang seharusnya dipergunakan untuk rakyat miskin dinikmati sendiri dengan cara berfoya-foya baik dengan isterinya atau isteri yang lain di luar sana, berapa banyak keluarga di daerah pinggiran kota-kota besar di negara ini yang setiap hari harus menikmati yang namanya nasi tiwul atau nasi aking karena tidak mampu membeli seliter-dua liter beras, kalau pun bisa beli beras raskin bau dan warna dari beras itupun tidak sesuai yang diharapkan.
Kalau dibilang adegan itu tidak sesuai dengan norma agama dan budaya ketimuran, kalau norma agama penulis tidak bisa berkata karena penulis bukan ahli agama, tetapi kalau budaya ketimuran, budaya timur yang seperti apa ? sampai sekarang pun penulis tidak bisa melihat arti dari budaya ke timuran, oke budaya ke timuran itu adalah kehidupan dengan norma-norma yang berlaku tetapi tetap saja harus dibarengi dengan keadaan yang ada, maksudnya ? menurut penulis negara ini bukan menganut budaya ketimuran tetapi budaya kemunafikan kenapa ? kita bisa lihat kasus video ini sebenarnya mudah di selesaikan dengan cara ya menunggu agar orang-orang yang terlibat dalam video ini berbicara kalaupun tidak berbicara ya sudah ngapain juga kita urusin toch bukan kita yang menghukum dia, yang berhak menghukum dia adalah TUHAN karena TUHAN yang menciptakan dia dan dia yang bertanggung jawab ketika diminta oleh TUHAN..
Bangsa ini menurut penulis bangsa yang munafik sekali lagi MUNAFIK, kita bisa lihat banyak orangtua wanti-wanti kepada anaknya terutama anak perempuan agar menjaga kehormatannya tetapi tidak diajarkan secara visual misalnya memberikan pendidikan sex secara hati ke hati dengan cara (mungkin) sedari kecil memberikan gambaran kalau yang namanya struktur anatomi termasuk genital daripada pria dan wanita begini atau menjelaskan kenapa ibu bisa hamil tetapi kenyataan banyak rata-rata keluarga di Indonesia hanya menjelaskan dengan kata-kata, bahkan kadang-kadang anak bertanya kepada orangtuanya apa itu kondom, apa itu buah dada, apa itu sperma yang mungkin mereka dengar ketika di luar rumah langsung di marahin oleh orangtua bahkan tidak segan-segan memaki agar anak itu tidak mengucapkan kata-kata itu lagi.
Jadi menurut penulis sangat wajar kenapa kita sering jumpai banyak video-video porno di jaringan internet karena ya itu tadi tidak adanya pendidikan seksual yang diberikan oleh orangtua di rumah sehingga anaknya pun mencari arti kata atau apa sich seks itu di luar sana atau bertukar cerita dengan temannya yang lebih “ngerti” sehingga arti seks itu sendiri bermacam-macam di pikiran mereka dan akhirnya mencobanya karena salah satu dari arti kata seks itu mungkin artinya enak atau ga gaul kalau tidak nge-seks!
Pemerintah terutama Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Negara Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak serta Kementerian Sosial agar membuat semacam kurikulum pendidikan sex khusus anak sekolah mulai dari tingkatan SD kelas lima atau enam sampai SLTA sehingga para pelajar ini tahu dampak daripada yang namanya seks jika belum menikah karena selama ini para pelajar ini hanya mendapatkan pendidikan seks lewat pelajaran biologi dan itu hanya pengantar saja.
Walaupun nantinya akan ada omongan “bukannya justru dengan pendidikan sex, anak akan lebih tahu dan jelas bagaimana cara berhubungan seks” menurut penulis seperti yang diutarakan di atas itu semua nantinya akan menjadi pertanggung jawaban manusia kepada Tuhan yang penting orangtua dan guru sudah mengarahkannya benar tidak ? kalau itu bertentangan dengan budaya kita budaya ketimuran, tolong yach Jepang, Korea, China aja yang sangat kental budaya tradisionalnya banyak aja kok toko aksesoris dan rental VCD-DVD porno bahkan Jepang dan China berapa kali menjadi tuan rumah pameran dan konfrensi seks se-Dunia, jadi apanya yang budaya ketimuran khususnya di Asia kalau melihat kondisi Jepang, China dan Korea yang sangat kental budaya timur dan leluhurnya ?
Sekali lagi daripada ngurusin perang kelamin atau selangkangan orang-orang terutama selebritas seperti yang dilakukan oleh Pengacara kurang kerjaan itu, lebih baik kita mengurusi negara ini, bagaimana caranya negara ini bisa keluar dari yang namanya korupsi yang sudah mendarah daging di setiap manusia yang hidup dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Rote, apakah anda tidak miris melihat banyak warga yang masih mengkonsumsi nasi aking atau nasi tiwul sehari-hari, atau masih banyak rakyat Indonesia yang hidup sangat miris sekali seperti yang penulis lihat di bawah jembatan dekat Markas Besar Polisi Militer Daerah Distrik Jayakarta (POMDAM) Guntur, atau nasib keluarga di Sidoarjo yang harus menderit (mungkin) bahkan ada yang sakit jiwa atau (maaf) melakukan pekerjaan yang tidak disetujui oleh Tuhan hanya karena tuntutan perut atau berapa juta anak Indonesia yang tidak bisa memperoleh pendidikan secara benar tetapi yang mereka dapat adalah pendidikan jalanan dengan ucapan-ucapan kotor dan tingkah laku yang bukan layaknya seorang anak, sementara pejabat-pejabat kita yang berdasi, duduk dikursi empuk dan berhawa sejuk di bantu dengan sekretaris-sekretaris atau asisten intimnya, naik-turun mobil kelas satu berjuang keras bagaimana caranya dana 15 M itu turun dengan label “untuk rakyat” walaupun akhirnya ada isu juga dari 15M menjadi 1 M masih dengan label “untuk rakyat” tetapi hasilnya tidak ada, jangan kan 15M sebelum isu itu saja rakyat kita masih miskin dan hidup hanya berkulitkan tulang dan kentut, kejadian ini pun tidak pernah diperhatikan oleh para pejabat ini padahal karena mereka lah para pejabat berdasi dan jas serta batik ini duduk nyaman benar tidak ?
Senayan, 090610 11:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Berapa hari belakangan ini kita dikejutkan dengan beredarnya tayangan adegan yang tak layak ditonton oleh balita dan anak-anak oleh sepasang selebritas negeri ini di jaringan internet, belum selesai kehebohan ini datang lagi adegan yang sama hanya bedanya di tokoh perempuannya dan bahkan kabarnya adegan ini berseri setidaknya beredar ada sekitar 21 atau 32 wanita dan prianya hanya dia wowww…(udah kayak tayangan serial sinetron ala jaringan televisi kabel hehehe…)
Penulis tidak akan menceritakan adegan ini atau membahas layaknya komentator sepakbola di televisi yang sekarang lagi panen karena adanya ajang Piala Dunia tetapi ada yang aneh dari kejadian ini..
Aneh ? iya aneh sebenarnya bagi penulis adegan-adegan (maaf) perang kelamin ini sering dilakukan oleh siapapun termasuk anda tapi yang terutama yang sudah resmi dan sah secara agama dan negara walaupun banyak diantaranya banyak yang mencoba-coba.
Kalau seperti yang dilakukan oleh selebritas ini menurut penulis ada dua hal yaitu pertama mungkin mereka melakukan atas suka sama suka kemudian mencoba merekam hanya untuk kepentingan pribadi mereka, kedua kalau pun apa yang mereka dokumentasi kan itu sampai ke publik memang kesalahan ada pada mereka tetapi yang jelas paling bersalah adalah orang yang menyebarkannya.
Lagi pula soal kasus video perang kelamin ini bukan yang pertama kalinya sejak negara ini berdiri dan bukan yang pertama kalinya selebritas membuat video tersebut, tentunya kita masih ingat bagaimana seorang selebritas kurang terkenal tepatnya penyanyi dangdut kampung berskandal dengan politisi ternama di negara ini tetapi kasus itu entah sudah selesai atau tidak sampai sekarang tidak terdengar lagi bahkan sang politisi itu pun sekarang menghilang entah kemana.
Kembali soal kasus ini, sebenarnya polisi pun tidak berminat mengurusi video ini ketika beredar, tetapi karena ulah dari seorang pengacara kurang kerjaan lewat bantuan sebuah organisasi kemasyarakatan akhirnya kasus ini pun mulai beredar di kalangan penyidik dan mulai muncul isu-isu bahwa ketiga selebritas ini akan di periksa. Alasan pengacara ini tayangan tersebut bisa merusak moral terutama kalangan anak-anak yang sekarang ini sudah mengerti akses internet di warnet-warnet..
Kalau soal moral jangan jadi orang yang sok suci, taat agama dan didunia manapun yang namanya manusia itu pasti berselimut dosa dan abmoral, kalau menurut penulis yang tidak bermoral itu adalah bukan selebritas yang ada di video itu tetapi para koruptor dan penjahat lingkungan lah yang saat ini masih beredar di negara ini ! kita bisa lihat berapa ratus trilyun rupiah dana yang seharusnya dipergunakan untuk rakyat miskin dinikmati sendiri dengan cara berfoya-foya baik dengan isterinya atau isteri yang lain di luar sana, berapa banyak keluarga di daerah pinggiran kota-kota besar di negara ini yang setiap hari harus menikmati yang namanya nasi tiwul atau nasi aking karena tidak mampu membeli seliter-dua liter beras, kalau pun bisa beli beras raskin bau dan warna dari beras itupun tidak sesuai yang diharapkan.
Kalau dibilang adegan itu tidak sesuai dengan norma agama dan budaya ketimuran, kalau norma agama penulis tidak bisa berkata karena penulis bukan ahli agama, tetapi kalau budaya ketimuran, budaya timur yang seperti apa ? sampai sekarang pun penulis tidak bisa melihat arti dari budaya ke timuran, oke budaya ke timuran itu adalah kehidupan dengan norma-norma yang berlaku tetapi tetap saja harus dibarengi dengan keadaan yang ada, maksudnya ? menurut penulis negara ini bukan menganut budaya ketimuran tetapi budaya kemunafikan kenapa ? kita bisa lihat kasus video ini sebenarnya mudah di selesaikan dengan cara ya menunggu agar orang-orang yang terlibat dalam video ini berbicara kalaupun tidak berbicara ya sudah ngapain juga kita urusin toch bukan kita yang menghukum dia, yang berhak menghukum dia adalah TUHAN karena TUHAN yang menciptakan dia dan dia yang bertanggung jawab ketika diminta oleh TUHAN..
Bangsa ini menurut penulis bangsa yang munafik sekali lagi MUNAFIK, kita bisa lihat banyak orangtua wanti-wanti kepada anaknya terutama anak perempuan agar menjaga kehormatannya tetapi tidak diajarkan secara visual misalnya memberikan pendidikan sex secara hati ke hati dengan cara (mungkin) sedari kecil memberikan gambaran kalau yang namanya struktur anatomi termasuk genital daripada pria dan wanita begini atau menjelaskan kenapa ibu bisa hamil tetapi kenyataan banyak rata-rata keluarga di Indonesia hanya menjelaskan dengan kata-kata, bahkan kadang-kadang anak bertanya kepada orangtuanya apa itu kondom, apa itu buah dada, apa itu sperma yang mungkin mereka dengar ketika di luar rumah langsung di marahin oleh orangtua bahkan tidak segan-segan memaki agar anak itu tidak mengucapkan kata-kata itu lagi.
Jadi menurut penulis sangat wajar kenapa kita sering jumpai banyak video-video porno di jaringan internet karena ya itu tadi tidak adanya pendidikan seksual yang diberikan oleh orangtua di rumah sehingga anaknya pun mencari arti kata atau apa sich seks itu di luar sana atau bertukar cerita dengan temannya yang lebih “ngerti” sehingga arti seks itu sendiri bermacam-macam di pikiran mereka dan akhirnya mencobanya karena salah satu dari arti kata seks itu mungkin artinya enak atau ga gaul kalau tidak nge-seks!
Pemerintah terutama Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Negara Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak serta Kementerian Sosial agar membuat semacam kurikulum pendidikan sex khusus anak sekolah mulai dari tingkatan SD kelas lima atau enam sampai SLTA sehingga para pelajar ini tahu dampak daripada yang namanya seks jika belum menikah karena selama ini para pelajar ini hanya mendapatkan pendidikan seks lewat pelajaran biologi dan itu hanya pengantar saja.
Walaupun nantinya akan ada omongan “bukannya justru dengan pendidikan sex, anak akan lebih tahu dan jelas bagaimana cara berhubungan seks” menurut penulis seperti yang diutarakan di atas itu semua nantinya akan menjadi pertanggung jawaban manusia kepada Tuhan yang penting orangtua dan guru sudah mengarahkannya benar tidak ? kalau itu bertentangan dengan budaya kita budaya ketimuran, tolong yach Jepang, Korea, China aja yang sangat kental budaya tradisionalnya banyak aja kok toko aksesoris dan rental VCD-DVD porno bahkan Jepang dan China berapa kali menjadi tuan rumah pameran dan konfrensi seks se-Dunia, jadi apanya yang budaya ketimuran khususnya di Asia kalau melihat kondisi Jepang, China dan Korea yang sangat kental budaya timur dan leluhurnya ?
Sekali lagi daripada ngurusin perang kelamin atau selangkangan orang-orang terutama selebritas seperti yang dilakukan oleh Pengacara kurang kerjaan itu, lebih baik kita mengurusi negara ini, bagaimana caranya negara ini bisa keluar dari yang namanya korupsi yang sudah mendarah daging di setiap manusia yang hidup dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Rote, apakah anda tidak miris melihat banyak warga yang masih mengkonsumsi nasi aking atau nasi tiwul sehari-hari, atau masih banyak rakyat Indonesia yang hidup sangat miris sekali seperti yang penulis lihat di bawah jembatan dekat Markas Besar Polisi Militer Daerah Distrik Jayakarta (POMDAM) Guntur, atau nasib keluarga di Sidoarjo yang harus menderit (mungkin) bahkan ada yang sakit jiwa atau (maaf) melakukan pekerjaan yang tidak disetujui oleh Tuhan hanya karena tuntutan perut atau berapa juta anak Indonesia yang tidak bisa memperoleh pendidikan secara benar tetapi yang mereka dapat adalah pendidikan jalanan dengan ucapan-ucapan kotor dan tingkah laku yang bukan layaknya seorang anak, sementara pejabat-pejabat kita yang berdasi, duduk dikursi empuk dan berhawa sejuk di bantu dengan sekretaris-sekretaris atau asisten intimnya, naik-turun mobil kelas satu berjuang keras bagaimana caranya dana 15 M itu turun dengan label “untuk rakyat” walaupun akhirnya ada isu juga dari 15M menjadi 1 M masih dengan label “untuk rakyat” tetapi hasilnya tidak ada, jangan kan 15M sebelum isu itu saja rakyat kita masih miskin dan hidup hanya berkulitkan tulang dan kentut, kejadian ini pun tidak pernah diperhatikan oleh para pejabat ini padahal karena mereka lah para pejabat berdasi dan jas serta batik ini duduk nyaman benar tidak ?
Senayan, 090610 11:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar