Tulisan ini terkait dengan tayangan yang penulis saksikan semalam (17/3) disalah satu stasiun televisi tentang debat pro dan kontra kedatangan Presiden Amerika Serikat Barrack Husein Obama ke Indonesia.
Dalam tayangan tersebut adalah menampilkan dua narasumber yang pro dan kontra, yang kontra berasal dari organiasasi sekuler yang bernaman Hizbut Tahrir Indonesia-HTI dan yang pro menampilkan anggota Jaringan Islam Liberal, Ulil Absar kenapa tayangan ini menarik bagi penulis, pertama adanya rasa ingin tahu seberapa tolaknya organisasi ini terhadap kedatangan Obama yang menurut mereka adalah penjahat perang dan HAM dan kedua karena adanya tokoh inspirasi dan idolah penulis disana hehehe…
Tulisan ini bukan maksud untuk membela satu orang atau tidak, tetapi ini pandangan penulis terhadap narasumber-narasumber yang menentang kedatangan Obama, dan juga penulis meminta maaf kalau ada tulisan yang membuat pembaca atau pihak-pihak terkait merasa tersinggung atau terpojokkan tetapi ini tulisan murni pendapat pribadi penulis.
Jika tidak ada halangan mulai tanggal 21 sampai 26 Maret 2010, Obama akan melakukan kunjungan kerja kenegaraan ke wilayah Asia Pasific dimana Indonesi akan dikunjungi oleh Obama pada tanggal 22-24 Maret, kemudian dilanjutkan ke negara Kangguru, Australia walaupun akhirnya dibatalkan oleh Gedung Putih dikarenakan adanya masalah domestik. Kita sudah paham setiap kepala negara asal negeri Paman Sam ini ke Indonesia selalu di demo besar-besaran mungkin kita lupa bagaimana kehebohan masyarakat Indonesia terutama kaum HTI dalam menyambut kedatangan Presiden asal partai Republik, George Bush Jr yang berlangsung di Bogor, demo Bush ini terkait invasi Amerika ke Afganistan dan Irak dengan sandi memusnahkan jaringan teroris yang telah menghancurkan lambang ekonomi Amerika yaitu gedung WTC.
Kali ini HTI pun melakukan demo besar-besaran dalam rangka menolak kedatangan Presiden Obama ke Indonesia, alasan HTI berdemo menolak kedatangan Obama karena Obama tidak menepati janjinya ketika kampanye dimana akan menarik total tentara Amerika dari tanah Afganistan dan Irak jika terpilih dan menutup penjara teroris di Teluk Guantanamo.
Apa yang dijadikan agenda para masyarakat HTI ini adalah hak dari mereka, tetapi kalau menurut penulis agak ganjil apalagi dengan pernyataan juru bicara mereka di acara itu kenapa penulis bilang ganjil ?
Pertama, dasar mereka menolak Presiden Amerika ke Indonesia karena penjahat perang dan janji yang tidak ditepati ketika kampanye soal penarikan tentara AS di Irak dan Afganistan, serta penutupan penjara Guantanamo pertanyaannya adalah memang HTI ini siapa bisa seenaknya menolak kedatangan seorang kepala pemerintahan suatu negara ?! Soal penarikan tentara AS di Irak, afganistan bukankah Presiden Obama pernah mengatakan setelah dilantik bahwa AS tidak mungkin menarik pasukannya dari tanah Irak dan Afganistan karena adanya permintaan daripada kepala negara dan pemerintahan negara itu karena jika 100 % ditarik pulang tentara AS maka tidak bisa dibayangkan jika terjadi perang saudara antara kaum syah dan sunni terhadap taliban sendiri, kalau pihak HTI meminta apakah HTI bisa menjamin kalau tentara AS itu ditarik tidak akan ada perang saudara ?
Kita bisa lihat sendiri bagaimana situasi politik Nigeria, Somalia, serta negara-negara benua Afrika bisa terjadi perang saudara tanpa ada campur tangan bahkan kehadiran fisik daripada tentara AS !
Kedua, soal kapitalisme AS di negara kita misalnya pembagian hasil atau apapun yang ternyata bangsa kita mendapatkan lebih rendah, kita tidak usah menutup mata dinegara manapun pasti ada yang namanya kapitalisme, kita bisa lihat negara Arab Saudi yang sekaya itu saja mereka masih saja ada rakyat miskinnya bagaimana dengan kita, kita bisa mencontoh negara-negara seperti Cuba, Korea Utara, Bolivia atau Venezuela tetapi pertanyaannya kepada HTI apakah kita bisa jangan-jangan nasib kita lebih tragis daripada negara-negara yang penulis sebutkan diatas ? soal kapitalisme itu kembali kepada nurani para pemimpin negara, apakah pemimpin negara ini berpihak kepada rakyat dan transparan atau tidak, kalau memang pemimpin negara ini bersikap, berpihak kepada rakyat dan transparan masalah pembagian ini pun tidak masalah !
Soal perdagangan, penulis sependapat dengan narasumber yang pro kedatangan dengan Obama ke Indonesia, kita seharusnya belajar dari pada China bagaimana mengendalikan perdagangan yang selama ini dipegang dan dikuasai oleh AS, kita bisa lihat bagaimana China sekarang lebih perkasa daripada Amerika Serikat dimana China membayar surat utang perdagangan daripada Amerika yang saat ini sedang membutuhkan banyak dana untuk perbaikan krisis ekonomi mereka.
Ketiga, soal ideologi mereka kepada negara ini yang harus sesuai dengan mereka, dengan sangat penulis menolak keras karena negara ini dibangun bukan hanya satu agama saja atau satu budaya saja tetapi berbagai macam agama, budaya dan lainnya, hal ini sudah terbukti dengan tulisan yang ada dibawah burung garuda lambang negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”, andaikan ideologi daripada HTI ini dipergunakan oleh negara ini apakah rakyat sudah siap termasuk anda misalkan dalam hukum dimana tangan dibalas dengan tangan, sementara kasus hukuman mati kasus teroris saja anda menolak dengan alasan kemanusiaan, atau ketika banyak TKI yang siap dihukum gantung kenapa HTI TIDAK BERSUARA KERAS dan MALAH DIAM SERIBU BAHASA padahal TKI ini tidak tahu apa-apa, tetapi ketika Presiden Amerika datang ke Indonesia atau kebijakan Amerika terhadap Internasional anda semua bersuara keras !
Tetapi dalam tayangan tersebut membuat penulis sedikit geli dan heran yaitu dimana mereka mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah negara pelanggar HAM paling banyak di dunia, ketika ditanya oleh narasumber yang pro mendapatkan dari mana datanya, mereka mengatakan bahwa berdasarkan data Amnesty Internasional, lho ! bukankah Amnesty Internasional adalah sebuah LSM bentukan dan kedudukan di Amerika, sementara HTI adalah organisasi yang paling benci dengan yang namanya Amerika !
Walaupun bulan Juni nanti Presiden Amerika Serikat Barrack Husein Obama baru berkunjung ke Indonesia paling tidak kita bisa meniru apa yang dilakukan oleh China dalam hal perdagangan serta paling tidak kita punya kunci untuk lebih dekat dan menekan tindakan Amerika terhadap kebijakan internasional mereka karena pemimpin mereka memiliki ikatan emosional dengan negara ini.
Veteran, 160310 09:00
Gie Gustan – Rhesza Ivan
Pendapat Pribadi
Dalam tayangan tersebut adalah menampilkan dua narasumber yang pro dan kontra, yang kontra berasal dari organiasasi sekuler yang bernaman Hizbut Tahrir Indonesia-HTI dan yang pro menampilkan anggota Jaringan Islam Liberal, Ulil Absar kenapa tayangan ini menarik bagi penulis, pertama adanya rasa ingin tahu seberapa tolaknya organisasi ini terhadap kedatangan Obama yang menurut mereka adalah penjahat perang dan HAM dan kedua karena adanya tokoh inspirasi dan idolah penulis disana hehehe…
Tulisan ini bukan maksud untuk membela satu orang atau tidak, tetapi ini pandangan penulis terhadap narasumber-narasumber yang menentang kedatangan Obama, dan juga penulis meminta maaf kalau ada tulisan yang membuat pembaca atau pihak-pihak terkait merasa tersinggung atau terpojokkan tetapi ini tulisan murni pendapat pribadi penulis.
Jika tidak ada halangan mulai tanggal 21 sampai 26 Maret 2010, Obama akan melakukan kunjungan kerja kenegaraan ke wilayah Asia Pasific dimana Indonesi akan dikunjungi oleh Obama pada tanggal 22-24 Maret, kemudian dilanjutkan ke negara Kangguru, Australia walaupun akhirnya dibatalkan oleh Gedung Putih dikarenakan adanya masalah domestik. Kita sudah paham setiap kepala negara asal negeri Paman Sam ini ke Indonesia selalu di demo besar-besaran mungkin kita lupa bagaimana kehebohan masyarakat Indonesia terutama kaum HTI dalam menyambut kedatangan Presiden asal partai Republik, George Bush Jr yang berlangsung di Bogor, demo Bush ini terkait invasi Amerika ke Afganistan dan Irak dengan sandi memusnahkan jaringan teroris yang telah menghancurkan lambang ekonomi Amerika yaitu gedung WTC.
Kali ini HTI pun melakukan demo besar-besaran dalam rangka menolak kedatangan Presiden Obama ke Indonesia, alasan HTI berdemo menolak kedatangan Obama karena Obama tidak menepati janjinya ketika kampanye dimana akan menarik total tentara Amerika dari tanah Afganistan dan Irak jika terpilih dan menutup penjara teroris di Teluk Guantanamo.
Apa yang dijadikan agenda para masyarakat HTI ini adalah hak dari mereka, tetapi kalau menurut penulis agak ganjil apalagi dengan pernyataan juru bicara mereka di acara itu kenapa penulis bilang ganjil ?
Pertama, dasar mereka menolak Presiden Amerika ke Indonesia karena penjahat perang dan janji yang tidak ditepati ketika kampanye soal penarikan tentara AS di Irak dan Afganistan, serta penutupan penjara Guantanamo pertanyaannya adalah memang HTI ini siapa bisa seenaknya menolak kedatangan seorang kepala pemerintahan suatu negara ?! Soal penarikan tentara AS di Irak, afganistan bukankah Presiden Obama pernah mengatakan setelah dilantik bahwa AS tidak mungkin menarik pasukannya dari tanah Irak dan Afganistan karena adanya permintaan daripada kepala negara dan pemerintahan negara itu karena jika 100 % ditarik pulang tentara AS maka tidak bisa dibayangkan jika terjadi perang saudara antara kaum syah dan sunni terhadap taliban sendiri, kalau pihak HTI meminta apakah HTI bisa menjamin kalau tentara AS itu ditarik tidak akan ada perang saudara ?
Kita bisa lihat sendiri bagaimana situasi politik Nigeria, Somalia, serta negara-negara benua Afrika bisa terjadi perang saudara tanpa ada campur tangan bahkan kehadiran fisik daripada tentara AS !
Kedua, soal kapitalisme AS di negara kita misalnya pembagian hasil atau apapun yang ternyata bangsa kita mendapatkan lebih rendah, kita tidak usah menutup mata dinegara manapun pasti ada yang namanya kapitalisme, kita bisa lihat negara Arab Saudi yang sekaya itu saja mereka masih saja ada rakyat miskinnya bagaimana dengan kita, kita bisa mencontoh negara-negara seperti Cuba, Korea Utara, Bolivia atau Venezuela tetapi pertanyaannya kepada HTI apakah kita bisa jangan-jangan nasib kita lebih tragis daripada negara-negara yang penulis sebutkan diatas ? soal kapitalisme itu kembali kepada nurani para pemimpin negara, apakah pemimpin negara ini berpihak kepada rakyat dan transparan atau tidak, kalau memang pemimpin negara ini bersikap, berpihak kepada rakyat dan transparan masalah pembagian ini pun tidak masalah !
Soal perdagangan, penulis sependapat dengan narasumber yang pro kedatangan dengan Obama ke Indonesia, kita seharusnya belajar dari pada China bagaimana mengendalikan perdagangan yang selama ini dipegang dan dikuasai oleh AS, kita bisa lihat bagaimana China sekarang lebih perkasa daripada Amerika Serikat dimana China membayar surat utang perdagangan daripada Amerika yang saat ini sedang membutuhkan banyak dana untuk perbaikan krisis ekonomi mereka.
Ketiga, soal ideologi mereka kepada negara ini yang harus sesuai dengan mereka, dengan sangat penulis menolak keras karena negara ini dibangun bukan hanya satu agama saja atau satu budaya saja tetapi berbagai macam agama, budaya dan lainnya, hal ini sudah terbukti dengan tulisan yang ada dibawah burung garuda lambang negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”, andaikan ideologi daripada HTI ini dipergunakan oleh negara ini apakah rakyat sudah siap termasuk anda misalkan dalam hukum dimana tangan dibalas dengan tangan, sementara kasus hukuman mati kasus teroris saja anda menolak dengan alasan kemanusiaan, atau ketika banyak TKI yang siap dihukum gantung kenapa HTI TIDAK BERSUARA KERAS dan MALAH DIAM SERIBU BAHASA padahal TKI ini tidak tahu apa-apa, tetapi ketika Presiden Amerika datang ke Indonesia atau kebijakan Amerika terhadap Internasional anda semua bersuara keras !
Tetapi dalam tayangan tersebut membuat penulis sedikit geli dan heran yaitu dimana mereka mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah negara pelanggar HAM paling banyak di dunia, ketika ditanya oleh narasumber yang pro mendapatkan dari mana datanya, mereka mengatakan bahwa berdasarkan data Amnesty Internasional, lho ! bukankah Amnesty Internasional adalah sebuah LSM bentukan dan kedudukan di Amerika, sementara HTI adalah organisasi yang paling benci dengan yang namanya Amerika !
Walaupun bulan Juni nanti Presiden Amerika Serikat Barrack Husein Obama baru berkunjung ke Indonesia paling tidak kita bisa meniru apa yang dilakukan oleh China dalam hal perdagangan serta paling tidak kita punya kunci untuk lebih dekat dan menekan tindakan Amerika terhadap kebijakan internasional mereka karena pemimpin mereka memiliki ikatan emosional dengan negara ini.
Veteran, 160310 09:00
Gie Gustan – Rhesza Ivan
Pendapat Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar