Minggu, 14 Maret 2010

Roy Suryo antara (maaf) Upil, Huuhhuu dan Pembunuhan Karakter

Seperti biasa dalam pembukaan penulis selalu menghaturkan permintaan maaf jika dalam penulisan ini membuat beberapa orang tersinggung atau terpojok, apa yang penulis tulis ini adalah bentuk pendapat pribadi penulis berdasarkan apa yang penulis lihat, baca, dan dengar dan tentunya dengan nurani, sekali lagi mohon maaf.

Awal bulan ini kita disuguhkan berita yang cukup panas walaupun sudah panas yaitu hasil kerja panitia khusus kasus Bank Century akhirnya masuk dalam wilayah paripurna dimana hasil ini membuat negara harus memproses kasus ini ke dalam wilayah hukum pidana.

Penulis tidak akan membahas hasil pansus ini karena sudah ada banyak yang menganalisa tetapi kali ini penulis mencoba melihat dari sisi rapat paripurna ini yang mungkin cukup menggelitik yaitu dimana ada tayangan ketika ketua Panitia Khusus (Pansus) Bank Century menyampaikan laporan kerja mereka selama ini tiba-tiba ada suara sorak-sorai huhhuuu dari jajaran anggota dewan yang terletak di belakang dan itu disorot oleh beberapa kamera televisi dan orang yang meneriakkan huhuhuhu ketika ketua Pansus Bank Century menyampaikan laporan kerja mereka adalah Roy Suryo, sang pakar telematika yang sekarang menjadi anggota dewan mewakili konstituen yang ada di Jogjakarta sepanjang ketua Pansus melaporkan suara huhuhu selalu membahana diseluruh ruangan sidang dan yang menyuarakan suara itu bersumber dari Roy Suryo, selain teriakan huhuhu mungkin tanpa sadar sang pakar telematika yang kabarnya tidak diterima oleh salahsatu forum diskusi yang berbasis dunia maya ini terekam kamera sedang melakukan kegiatan (maaf) membersihkan kotoran yang ada di hidung a.k.a NGUPIL.

Akibat dari tindakan ini banyak sekali kecaman-kecaman bahkan di salahsatu jejaring sosial mikroblogging dibuat semacam groups untuk ledek-ledekkan atau sekedar hiburan, merasa dirinya menjadi bahan cemoohan masyarakat, sang telematika ini berang dan mengatakan bahwa media telah membuat pembunuhan karakter terhadap dirinya di depan masyarakat Indonesia.

Menurut penulis apa yang dilakukan oleh pakar telematika ini adalah tindakan yang sangat tidak sopan karena dengan entah itu sengaja atau tidak tetapi jelas sekali terekam seharusnya sebagai anggota dewan yang nota bene adalah wakil dari masyarakat dalam mengawasi jalannya pemerintahan bisa menjaga sikap dan sudah pasti usia beliau bukan usia-usia ABG atau memasuki dewasa tetapi memang sudah dewasa dan mengerti akan mana yang benar dan mana yang pantas bukan seperti yang ia pertontonkan.

Soal pembunuhan karakter yang dialamatkan beliau kepada media menurut penulis seharusnya beliau berkaca dengan perbuatannya jangan menyalahkan media dengan langsung menyebut pembunuhan karakter, mungkin saking terlalu hebat ke-telematika-annya sehingga tidak tahu fungsi media bahwa media sendiri secara awam dan kasat mata berfungsi mengawasi jalannya pemerintahan atau bisa kata lain media bisa menaikkan popularitas seseorang bisa juga menurunkan popularitas seseorang.

Mungkin kejadian apa yang dilakukan oleh sang telematika ini bisa menjadi pelajaran bagi semua orang yang di mata masyarakat sebagai panutan atau tokoh agar dalam bersikap sehingga tidak ada lagi pejabat-pejabat yang sok mengatakan pembunuhan karakter padahal mereka lah yang telah melakukan pembunuhan diri karakter mereka !

Senayan, 150310 15:00

Gie Gustan
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: