Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf
Memasuki bulan November ini publik sepakbola nasional di kejutkan (menurut penulis) dengan adanya pertandingan amal antara Persebaya (atau sekarang di kenal dengan Surabaya FC) dan Persema Malang melawan Tim yang berisi pemain-pemain Belanda yang memiliki darah Indonesia dimana hasil dari dua pertandingan ini akan disumbangkan kepada korban bencana Wasior, Mentawai dan Merapi.
Tetapi yang lucu dan menggelitik adalah yang mengorganisasikan pertandingan ini bukanlah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia-PSSI yang selama ini sebagai otoritas tertinggi di Indonesia dalam hal sepakbola tetapi sebuah badan yang menurut penulis badan ini seperti anak kemarin sore yang tiba-tiba muncul begitu saja dengan sedikit membawa “jualan” yang bisa membuat rakyat terbujuk.
Badan itu adalah Liga Primer Indonesia (selanjutnya disebut LPI), sebuah badan yang menurut penulis sedikit tandingan dengan PSSI dan tentunya jualan mereka, ISL. LPI adalah sebuah liga yang dicetuskan oleh sekelompok orang yang menamakan diri mereka Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia-GRSNI, hasil dari pemikiran merea inilah lahirlah sebuah liga yang bernama Liga Primer Indonesia dimana liga ini bertumpu pada professionalisme dan kemandirian tidak seperti yang ada saat ini, hasil dari kerja keras ini membuahkan hasil dimana terwujud laga amal antara Surabaya FC serta Persema Malang dengan IndoHolland.
Tetapi dalam perjalanannya LPI masih dianggap sebelah mata oleh berbagai kalangan terutama kalangan pendukung klub a.k.a. suporter bahkan ada beberapa suporter yang antipati dan sinis melihat LPI ini lebih kepada sebagai kendaraan politik untuk pengusaha Arifin Panigoro penggagas LPI ini untuk duduk di PSSI#1 alias Ketua Umum PSSI.
Kalau bagi penulis sendiri kehadiran LPI ini bisa menjadi sebagai oase di tengah ketidakmampuan atau bahasa lebih jelasnya (maaf) impotennya prestasi PSSI di semua kancah internasional mulai dari Liga Champion Asia, Piala AFC, Piala AFF,SEA GAMES, ASIAN GAMES, Olimpiade hingga Piala Dunia, bahkan Piala Asia sendiri untuk pertama kalinya sejak tahun 1994 kita gagal tembus putaran final.
Pertanyaan sekarang sekaligus merenung dalam nurani anda yang merasa sebagai suporter atau penikmat sepak bola nasional adalah BISA APA ISL atau dulu bernama Liga Indonesia sampai berjilid 13 musim dalam merepresentasikan prestasi Timnas sudah adakah hasilnya paling tidak peroleh Perak atau Emas Asian Games ? atau Juara Piala AFF ? atau selama Liga Indonesia hingga berganti nama menjadi ISL sudah berapa banyak pemain hasil kompetisi ini yang di lirik klub maju Asia seperti Gamba Osaka-Jepang sampai Eropa seperti jejak Park Ji Sung atau Nakata ? atau apakah Liga Indonesi hingga ISL dengan 13 musim ini BISA MENDAMAIKAN Viking-Bobotoh dengan Jak Mania, serta ratusan ribu BONEK ketika klub mereka bertanding paling tidak duduk nyaman satu deret bangku atau ketika berada di luar stadion baik sebelum dan sesudah klub mereka bertanding ?? atau selama Liga Indonesia hingga ISL 13 musim ini SUDAH BERAPA pemain muda usia mulai 13 hingga 23 tahun yang turun berkompetisi secara penuh 90 menit pada satu klub di Liga Indonesia sampai ISL ?
Jawabnya belum ada dan tidak !!! kalaupun ada tidak setenar Park Ji Sung atau Nakata yang bertahun-tahun di klub besar Eropa dan menjadi incaran banyak klub, pemain kita hanya berlabel “Pinjaman” ataupun kontrak hanya 1 musim saja selebihnya pulang dengan banyak alasan seperti “kangen rumah”, “ga kuat udaranya” alasan ini yang selalu digunakan pemain kita ketika dikontrak oleh klub luar Indonesia, makanya pemain kita agak OGAH dilirik dan kontrak penuh klub asing !!
Menurut penulis bukan maksud membela dan memilih LPI sebagai fans, tetapi kita bisa lihat dari apa yang penulis utarakan di atas, sekarang pertanyaannya Sepak bola kita mau kemana arahnya, kalau penulis melihat PSSI ini sekarang ini sudah mengandung motto NATO tetapi NATO kali ini BUKAN Not Action Talk Only tetapi lebih kepada Ngomong Asal TANPA OTAK !! kenapa penulis berkata begitu, kita bisa lihat kok bagaimana prestasi sepak bola kita di tangan 4 serangkai dari jaman penulis SD hingga sekarang masih saja di PSSI tetapi ya itu mereka hanya NATO dan terbukti dari ke-NATO-an mereka sampai sekarang tidak ada gelar piala atau apapun dari sebuah kejuaraan, jangankan gelar, kemenangan dalam bertanding pun yang sifatnya resmi dan akan mempengaruhi rangking FIFA sampai saat ini seperti susah sekali mendapatkannya. Kalau menang paling lawan tim anak kemarin sore seperti Maladewa, Philipina padahal rangking mereka di bawah Indonesia Benar tidak ?!
Penulis agak sedikit tertawa ngakak ketika PSSI akan mengadukan LPI ke FIFA sebgai liga ilegal karena menggunakan wasit internasional berlisensi FIFA asal Mesir untuk memimpin dua laga amal yang dibentuk oleh LPI, kenapa penulis ngakak mendengar isu ini karena menurut penulis apa yang di lakukan oleh LPI adalah mulia membuat pertandingan amal untuk membantu saudara-saudara kita sesama warga Indonesia yang sedang ditimpa musibah, sedangkan PSSI sebagai otoritas sepak bola paling tua di Indonesia dan paling tua dari semua induk organisasi olahraga di Indonesia sampai detik ini tidak ada penulis lihat dan dengar akan adanya pertandingan amal misalnya antara kumpulan pemain Indonesia yang bermain di ISL dan Divisi Utama hingga amatir melawan kumpulan pemain asing yang bermain di ISL dan Divisi Utama hingga amatir bahkan penulis melihat pertandingan ISL TIDAK ADA SATUPUN pemain dan Official yang mengenakan pita hitam di lengan kiri atau kanan mereka sebagai wujud solidaritas dan duka cita atas bencana alam ini, makanya kenapa penulis ngakak mendengar kabar akan ada pelaporan sepertinya PSSI ini kita sudah tidak punya nurani atau mati rasa solidaritas dan juga nurani mereka !!
Penulis melihat LPI ke depan setidaknya bisa memberikan sebuah prestasi mungkin bagi Timnas atau angin segar daripada kompetisi yang sudah sangat tidak layak di tonton kenapa, sebuah tontonan sepak bola itu bukan sekedar hanya permainan satu bola diperebutkan oleh 22 pemain tetapi bagaimana permainan itu di mainkan dengan sedikit hiburan dan tentunya semangat fair play harus ada, di sepakbola negeri ini pun ada hiburannya tetapi hiburan yang menyeramkan dimana wasit di hakimi layaknya maling ayam yang tertangkap oleh warga, atau penonton yang seenak otaknya merusak stadion padahal membuat stadion itu bukan perkara dana Rp 1-10 juta tetapi milyaran, atau pengurus sepak bola kita ini tidak berani memberikan sanksi tegas TANPA ADAnya intervensi daripada pimpinan (baca: remisi atau PK) kepada klub atau pemain yang jelas-jelas melanggar ketentuan dalam dunia sepak bola yang di keluarkan oleh FIFA dan AFC.
Sekali lagi bukan maksud membela LPI dan menghujat ISL serta PSSI tetapi kiranya kita sebelum menghujat dalam hal ini LPI berpikir dulu dengan otak dan nurani yang sehat apakah kita SUDAH PANTAS untuk menghujat LPI sebagai organisasi yang katanya ilegal dan sebagai kendaraan politik seseorang untuk menjadi ketum PSSI sementara yang kita bela ini (baca: PSSI) sampai detik ini tidak bisa memberikan aura kemenangan dan kado terindah bagi supporter Indonesia yang rela ber-ratus-ratus kilometer mereka tempuh dari rumah mereka ke Stadion Gelora Bung Karno HANYA untuk satu tujuan MELIHAT TIMNAS MENANG DAN JUARA !!! tetapi sampai detik ini impian itu belum dan mungkin agak lama terwujudnya padahal pengurus sepak bola ini SUDAH DUA PERIODE bekerja bahkan sudah ada yang mewujudkan PSSI itu PERUSAHAAN KELUARGA !!!
Kita lihat saja bagaimana “napas” daripada LPI ini apakah bisa membuat dunia sepak bola kita lebih maju pesat sesuai dengan semangat fair play yang di dewakan oleh FIFA serta hasil dari LPI ini bisa membuat pemain-pemain sepak bola kita mengikuti jejak Park Ji Sung di kontrak penuh dan lama tanpa ada lagi label “ pinjaman “ dan bisa berganti-ganti kostum klub bergengsi di Eropa serta mencetak gol ke klub lain dalam arena Liga Champion Eropa ? kita lihat saja nanti, sukses buat LPI dan buat 4 serangkai dan juga pengurus PSSI yang sepertinya akan menjadi perusahaan keluarga JANGAN ENGKAU TANYA APA YANG SUDAH KLUB DAN SUPPORTER LAKUKAN UNTUK SEPAK BOLA INDONESIA, TETAPI TANYAKAN PADA NURANI MU APA YANG SUDAH ENGKAU LAKUKAN UNTUK PECINTA SEPAK BOLA INDONESIA jangan cuma bisa NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK !!!
GBK Std, 141110 08:00
Rhesza
Pendapat Pribadi
http://republikkaummiskin.blogspot.com
@rhesza
Memasuki bulan November ini publik sepakbola nasional di kejutkan (menurut penulis) dengan adanya pertandingan amal antara Persebaya (atau sekarang di kenal dengan Surabaya FC) dan Persema Malang melawan Tim yang berisi pemain-pemain Belanda yang memiliki darah Indonesia dimana hasil dari dua pertandingan ini akan disumbangkan kepada korban bencana Wasior, Mentawai dan Merapi.
Tetapi yang lucu dan menggelitik adalah yang mengorganisasikan pertandingan ini bukanlah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia-PSSI yang selama ini sebagai otoritas tertinggi di Indonesia dalam hal sepakbola tetapi sebuah badan yang menurut penulis badan ini seperti anak kemarin sore yang tiba-tiba muncul begitu saja dengan sedikit membawa “jualan” yang bisa membuat rakyat terbujuk.
Badan itu adalah Liga Primer Indonesia (selanjutnya disebut LPI), sebuah badan yang menurut penulis sedikit tandingan dengan PSSI dan tentunya jualan mereka, ISL. LPI adalah sebuah liga yang dicetuskan oleh sekelompok orang yang menamakan diri mereka Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia-GRSNI, hasil dari pemikiran merea inilah lahirlah sebuah liga yang bernama Liga Primer Indonesia dimana liga ini bertumpu pada professionalisme dan kemandirian tidak seperti yang ada saat ini, hasil dari kerja keras ini membuahkan hasil dimana terwujud laga amal antara Surabaya FC serta Persema Malang dengan IndoHolland.
Tetapi dalam perjalanannya LPI masih dianggap sebelah mata oleh berbagai kalangan terutama kalangan pendukung klub a.k.a. suporter bahkan ada beberapa suporter yang antipati dan sinis melihat LPI ini lebih kepada sebagai kendaraan politik untuk pengusaha Arifin Panigoro penggagas LPI ini untuk duduk di PSSI#1 alias Ketua Umum PSSI.
Kalau bagi penulis sendiri kehadiran LPI ini bisa menjadi sebagai oase di tengah ketidakmampuan atau bahasa lebih jelasnya (maaf) impotennya prestasi PSSI di semua kancah internasional mulai dari Liga Champion Asia, Piala AFC, Piala AFF,SEA GAMES, ASIAN GAMES, Olimpiade hingga Piala Dunia, bahkan Piala Asia sendiri untuk pertama kalinya sejak tahun 1994 kita gagal tembus putaran final.
Pertanyaan sekarang sekaligus merenung dalam nurani anda yang merasa sebagai suporter atau penikmat sepak bola nasional adalah BISA APA ISL atau dulu bernama Liga Indonesia sampai berjilid 13 musim dalam merepresentasikan prestasi Timnas sudah adakah hasilnya paling tidak peroleh Perak atau Emas Asian Games ? atau Juara Piala AFF ? atau selama Liga Indonesia hingga berganti nama menjadi ISL sudah berapa banyak pemain hasil kompetisi ini yang di lirik klub maju Asia seperti Gamba Osaka-Jepang sampai Eropa seperti jejak Park Ji Sung atau Nakata ? atau apakah Liga Indonesi hingga ISL dengan 13 musim ini BISA MENDAMAIKAN Viking-Bobotoh dengan Jak Mania, serta ratusan ribu BONEK ketika klub mereka bertanding paling tidak duduk nyaman satu deret bangku atau ketika berada di luar stadion baik sebelum dan sesudah klub mereka bertanding ?? atau selama Liga Indonesia hingga ISL 13 musim ini SUDAH BERAPA pemain muda usia mulai 13 hingga 23 tahun yang turun berkompetisi secara penuh 90 menit pada satu klub di Liga Indonesia sampai ISL ?
Jawabnya belum ada dan tidak !!! kalaupun ada tidak setenar Park Ji Sung atau Nakata yang bertahun-tahun di klub besar Eropa dan menjadi incaran banyak klub, pemain kita hanya berlabel “Pinjaman” ataupun kontrak hanya 1 musim saja selebihnya pulang dengan banyak alasan seperti “kangen rumah”, “ga kuat udaranya” alasan ini yang selalu digunakan pemain kita ketika dikontrak oleh klub luar Indonesia, makanya pemain kita agak OGAH dilirik dan kontrak penuh klub asing !!
Menurut penulis bukan maksud membela dan memilih LPI sebagai fans, tetapi kita bisa lihat dari apa yang penulis utarakan di atas, sekarang pertanyaannya Sepak bola kita mau kemana arahnya, kalau penulis melihat PSSI ini sekarang ini sudah mengandung motto NATO tetapi NATO kali ini BUKAN Not Action Talk Only tetapi lebih kepada Ngomong Asal TANPA OTAK !! kenapa penulis berkata begitu, kita bisa lihat kok bagaimana prestasi sepak bola kita di tangan 4 serangkai dari jaman penulis SD hingga sekarang masih saja di PSSI tetapi ya itu mereka hanya NATO dan terbukti dari ke-NATO-an mereka sampai sekarang tidak ada gelar piala atau apapun dari sebuah kejuaraan, jangankan gelar, kemenangan dalam bertanding pun yang sifatnya resmi dan akan mempengaruhi rangking FIFA sampai saat ini seperti susah sekali mendapatkannya. Kalau menang paling lawan tim anak kemarin sore seperti Maladewa, Philipina padahal rangking mereka di bawah Indonesia Benar tidak ?!
Penulis agak sedikit tertawa ngakak ketika PSSI akan mengadukan LPI ke FIFA sebgai liga ilegal karena menggunakan wasit internasional berlisensi FIFA asal Mesir untuk memimpin dua laga amal yang dibentuk oleh LPI, kenapa penulis ngakak mendengar isu ini karena menurut penulis apa yang di lakukan oleh LPI adalah mulia membuat pertandingan amal untuk membantu saudara-saudara kita sesama warga Indonesia yang sedang ditimpa musibah, sedangkan PSSI sebagai otoritas sepak bola paling tua di Indonesia dan paling tua dari semua induk organisasi olahraga di Indonesia sampai detik ini tidak ada penulis lihat dan dengar akan adanya pertandingan amal misalnya antara kumpulan pemain Indonesia yang bermain di ISL dan Divisi Utama hingga amatir melawan kumpulan pemain asing yang bermain di ISL dan Divisi Utama hingga amatir bahkan penulis melihat pertandingan ISL TIDAK ADA SATUPUN pemain dan Official yang mengenakan pita hitam di lengan kiri atau kanan mereka sebagai wujud solidaritas dan duka cita atas bencana alam ini, makanya kenapa penulis ngakak mendengar kabar akan ada pelaporan sepertinya PSSI ini kita sudah tidak punya nurani atau mati rasa solidaritas dan juga nurani mereka !!
Penulis melihat LPI ke depan setidaknya bisa memberikan sebuah prestasi mungkin bagi Timnas atau angin segar daripada kompetisi yang sudah sangat tidak layak di tonton kenapa, sebuah tontonan sepak bola itu bukan sekedar hanya permainan satu bola diperebutkan oleh 22 pemain tetapi bagaimana permainan itu di mainkan dengan sedikit hiburan dan tentunya semangat fair play harus ada, di sepakbola negeri ini pun ada hiburannya tetapi hiburan yang menyeramkan dimana wasit di hakimi layaknya maling ayam yang tertangkap oleh warga, atau penonton yang seenak otaknya merusak stadion padahal membuat stadion itu bukan perkara dana Rp 1-10 juta tetapi milyaran, atau pengurus sepak bola kita ini tidak berani memberikan sanksi tegas TANPA ADAnya intervensi daripada pimpinan (baca: remisi atau PK) kepada klub atau pemain yang jelas-jelas melanggar ketentuan dalam dunia sepak bola yang di keluarkan oleh FIFA dan AFC.
Sekali lagi bukan maksud membela LPI dan menghujat ISL serta PSSI tetapi kiranya kita sebelum menghujat dalam hal ini LPI berpikir dulu dengan otak dan nurani yang sehat apakah kita SUDAH PANTAS untuk menghujat LPI sebagai organisasi yang katanya ilegal dan sebagai kendaraan politik seseorang untuk menjadi ketum PSSI sementara yang kita bela ini (baca: PSSI) sampai detik ini tidak bisa memberikan aura kemenangan dan kado terindah bagi supporter Indonesia yang rela ber-ratus-ratus kilometer mereka tempuh dari rumah mereka ke Stadion Gelora Bung Karno HANYA untuk satu tujuan MELIHAT TIMNAS MENANG DAN JUARA !!! tetapi sampai detik ini impian itu belum dan mungkin agak lama terwujudnya padahal pengurus sepak bola ini SUDAH DUA PERIODE bekerja bahkan sudah ada yang mewujudkan PSSI itu PERUSAHAAN KELUARGA !!!
Kita lihat saja bagaimana “napas” daripada LPI ini apakah bisa membuat dunia sepak bola kita lebih maju pesat sesuai dengan semangat fair play yang di dewakan oleh FIFA serta hasil dari LPI ini bisa membuat pemain-pemain sepak bola kita mengikuti jejak Park Ji Sung di kontrak penuh dan lama tanpa ada lagi label “ pinjaman “ dan bisa berganti-ganti kostum klub bergengsi di Eropa serta mencetak gol ke klub lain dalam arena Liga Champion Eropa ? kita lihat saja nanti, sukses buat LPI dan buat 4 serangkai dan juga pengurus PSSI yang sepertinya akan menjadi perusahaan keluarga JANGAN ENGKAU TANYA APA YANG SUDAH KLUB DAN SUPPORTER LAKUKAN UNTUK SEPAK BOLA INDONESIA, TETAPI TANYAKAN PADA NURANI MU APA YANG SUDAH ENGKAU LAKUKAN UNTUK PECINTA SEPAK BOLA INDONESIA jangan cuma bisa NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK !!!
GBK Std, 141110 08:00
Rhesza
Pendapat Pribadi
http://republikkaummiskin.blogspot.com
@rhesza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar