Kamis, 18 November 2010

Mana Suara Lantangmu Yang Mulia Tuan Marty ?!


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Lagi-Lagi kasus penganiayaan TKI terjadi kembali dan kali ini menurut penulis lebih parah dari sekian banyak kasus penganiayaan TKI oleh majikan yang terjadi di dataran Arab. Kenapa penulis mengatakan kasus yang ini lebih parah dan tidak manusiawi daripada penganiayaan yang terjadi kepada TKI, coba bayangkan bagaimana sakit nya ketika bibir itu tidak jauh berbeda dengan kertas HVS dimana digunting begitu saja oleh majikannya bahkan mukanya pun seperti mayat yang menjadi korban perdagangan organ tubuh dimana hampir semua mukanya penuh dengan jahitan.

Tetapi seperti kebiasaan para pejabat kita ini yang tidak jauh berbeda dengan keong yang jalannya lambat sekali, begitu kasus ini muncul di media, pejabat kita HANYA BERKATA protes keras tanpa ada reaksi keras misalnya MEMANGGIL dan MENUTUP sementara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh-Saudi Arabia atau memanggil Duta Besar Kerajaan Saudi untuk dimintai keterangan dan menyerahkan protes keras..

Ini sudah kesekian kalinya TKI kita diperlakukan tidak lebih seperti mainan atau binatang yang seenaknya bisa di mainkan tanpa ada rasa sakit dan untuk kesekian kalinya pemerintah kita hanya bisa NATO dan NATO yaitu NOT Action TALK Only dan juga Ngomong Asal TANPA OTAK dimana Cuma berbicara protes tetapi tidak ada bukti nyatanya untuk membuat negara yang memasok TKI kita merinding ketakutan.

Tentunya kita masih ingat dengan kasus Nirmala Bonat, Siti Hajar dimana diperlakukan tidak manusiawi oleh majikan mereka sehingga mengalami cacat permanen bahkan psikisnya terganggu karena perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka dapat, tetapi bagaimana dengan pejabat di negara ini begitu mendengar kasus ini apakah protes keras ? protes keras iya tetapi apakah mereka meminta dan mengawasi kerja penyidikan pemerintah Malaysia untuk menghukum majikan mereka dengan hukuman paling berat yang pernah negara itu lakukan terhadap seorang penjahat ? TIDAK ! bahkan Nirmala Bonat sempat dijadikan tersangka dan juga majikan dari Nirmala Bonat pun dapat bebas karena potong masa tahanan negara kita pun DIAM tanpa protes SAMPAI SEKARANG begitu juga terhadap kasus Siti Hajar!!

Penulis HERAN dan TIDAK HABIS PIKIR dengan sikap daripada pejabat kita ini ketika melihat rakyatnya menderita bahkan disiksa seperti boneka oleh warga negara lain HANYA PROTES KERAS tanpa ada langkah reaktif yang mengejutkan pemimpin negara yang menganiaya warga Indonesia seperti PROTES KERAS ala pejabat kita ini seperti HANGAT-HANGAT TAE AYAM !!!

Penulis ingin bertanya kepada para ORANG-ORANG YANG MENGAKU pemimpin DI NEGARA ini termasuk Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yang ketika menjabat sebagai Kepala Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York DENGAN LANTANG MENOLAK Resolusi PBB tentang Iran yang sekarang LOYO, APA SICH yang membuat anda TAKUT dengan negara-negara yang menganiaya TKI dan WNI kita seperti Singapura, Malaysia, Saudi Arabia, Kuwait, Qatar, UEA apa ? padahal bagi penulis kita TIDAK PERLU TAKUT dengan mereka memang kalau kita putus diplomatik dengan mereka seperti PENGUSIRAN Dutabesar mereka di Jakarta dan kita memanggil pulang Dubes kita lantas negara kita LANGSUNG JATUH MISKIN begitu ? kemudian pertanyaan penulis kepada YANG MENGAKU pemimpin di negara ini SEBERAPA HEBAT SICH para WAN ABUD-WAN ABUD itu bagi perekonomian di negara kita kalau HANYA bisa menambah perekonomian dengan cara KAWIN KONTRAK habis itu wanita Indonesia ditelantarkan seperti HABIS MANIS SEPAH DI BUANG ?

KALAU Penulis JADI Menteri Luar Negeri Republik Indonesia penulis akan meniru kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Philipina dimana negara yang mungkin setara dengan kita sama-sama merangkak dalam hal perekonomian tetapi dalam melindungi warganya di luar negara mereka penulis acungin jempol kenapa ? pernahkah kita membaca media baik itu di dalam negeri atau siaran-siaran televisi luar negeri (baca: CNN, Al-Jazerra) yang menayangkan berita tentang penyiksaan majikan terhadap pekerja rumah tangga asal Philipina yang brutal seperti yang dialami oleh para TKI dan TKW kita ? TIDAK ADA !! Kenapa tidak ada, karena pemerintah mereka KERAS DAN MENGANCAM kepada negara-negara pemasok Tenaga Kerja Philipina, jika satu helai rambut atau ada yang tergores di badan daripada warga Philipina yang menjadi Tenaga Kerja disana maka HUBUNGAN DIPOMATIK PUTUS !! kalau sudah seperti ini negara manapun akan berpikir dua kali benar tidak !

Sepertinya kita sebagai rakyat Indonesia juga HARUS BERTANYA kepada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, APA SICH KERJA daripada para staff mulai dari Dutabesar sampai tingkat administrasi dari Kantor Kedutaan Besar dan Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di negara-negara pemasok TKI/W kita SEPERTINYA mereka TIDAK DENGAN HATI bekerja dalam hal melindungi warga Indonesia yang menjadi TKI/W, kalau memang mereka bekerja tentunya TIDAK AKAN ada Nirmala Bonat, Siti Hajar dan yang teraktual adalah Sumiati dengan kondisi tubuh yang kita semua tahu, Benar tidak ? Bukankah Jobdesk daripada Kantor Kedutaan Besar dan Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia itu adalah SELAIN sebagai Representatif daripada negara Indonesia di luar sana itu juga MELINDUNGI daripada warga negara Indonesia TERMASUK HAK-HAK ASASI mereka sesuai dengan konvensi HAM yang berlaku secara Internasional walaupun mereka tidak pernah MELAPOR ke KBRI atau KJRI ?

Akankah Republik Indonesia dalam hal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengambil sikap tegas kepara pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia dalam melihat kasus Sumiati ini misalnya MENUTUP Kantor Kedutaan Besar dan Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia sebagai protes keras negara ini atau itu hanya gertakan sementara layaknya Soto Gebrak yang sekali gertak tetapi selanjutnya diam saja seakan angin lalu tanpa melihat masa depan daripada korban akibat kebrutalan majikannya yang GA PUNYA OTAK !! kita lihat saja nanti…Buat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Yang Mulia Tuan Dr. R.M. Marty M. Natalegawa KEMANA suara lantangmu seperti ketika menjabat sebagai Kepala Perwakilan Tetap Republik Indonesia yang menolak keras Resolusi PBB tentang pengawasan nuklir Iran KEMANA !

Thamrin, 171110 16:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
--
Lengkapnya berita diatas disini

1 komentar:

Basketball News mengatakan...

Setuju gan, lama2 kasian TKI kalau kaya gini terus.. tolong pakai hati nurani para majikan

Basketball News