Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf
Untuk kesekian kalinya berita tentang kebrutalan majikan terhadap Tenaga Kerja Indonesia di luar sana menjadi santapan media bagi rakyat Indonesia dan untuk kesekian kalinya pun pemerintah kita hanya diam dan diam kalau pun berteriak seperti teriak dalam goa yang hanya sekitar saja yang mendengar selebihnya diam kembali..
Korban terakhir yang membuat rakyat kecil dan jelata geram adalah Sumiyati wanita asal Dompu-NTB ini mengalami siksaan bahkan lebih para daripada (maaf) binatang kurban dimana seluruh mukanya rusak akibat benturan bahkan bibirnya pun di gunting layaknya menggunting kerja HVS. Tetapi seperti menjadi kebiasaan dan tradisi di negara ini layaknya Lebaran kasus ini akan kita nikmati dalam satu-dua hari atau paling tidak lebih dari hitungan tiga minggu kedepan berita ini terus di muat dalam semua media dengan kutipan-kutipan keprihatinan mendalam daripada para pejabat dan janji-janji manis dari bibirnya yang (mungkin) seksi untuk menuntaskannya tetapi memasuki minggu-minggu selanjutnya janji-janji itu hanya tinggal janji menguap layaknya kentut yang terhembus angin sampai kita di kejutkan dengan kasus yang baru dan serupa berikutnya seperti kasus terbunuh dan dibuangnya TKI kita ke dalam Tong Sampah oleh majikannya setelah dianiaya dan diperkosa dengan sesuka kelaminnya benar tidak ?
Kita kita masih ingat dengan janji-janji manis daripada para pejabat ini seperti janji Presiden mulai dari Megawati hingga sekarang Pak Beye atau janji Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari mulai Pak Erman Suparno hingga Pak Muhaimin Iskandar atau Menteri Luar Negeri mulai dari Pak Hassan Wirajuda hingga Pak R.M. Marty Natalegawa terhadap penyelesaian kasus TKI mulai dari di siksa hingga di bunuh seperti kasus Ceriyati, Kurniasih, Siti Hajar, Siti Tarwiyah, Susmiyati, Sariah, Winfaida dan masih banyak lagi nama TKI tetapi nyatanya sampai detik ini ucapan janji itu tinggal janji atau NATO-Ngomong ASAL TANPA OTAK !! bahkan kasus Nirmala Bonat saja yang masuk di Pengadilan tetapi itu pun panjang perjalanannya bahkan kalau tidak salah majikannya sudah bebas karena terkena masa potongan dan tidak terbukti tetapi pemerintah kita hanya diam saja tanpa ada perlawanan banding atau apa demi keadilan daripada Nirmala Bonat !
Bahkan kalau penulis tidak salah ada kasus penganiayaan oleh seorang majikan di Saudi Arabia pada sekitar bulan Agustus 2007 yang mana majikan ini melakukan tindakan yang menyebabkan kematian dari seorang TKI yang bernama Siti Tarwiyah dan Susmiyati serta luka-luka serius pada TKI yang bernama Rumini dan Tari Di-HENTIKAN pembayaran santunannya dan si majikan TERBEBAS dari hukuman yang harusnya di jalani dan lagi-lagi pemerintah kita hanya DIAM dan DIAM dalam hal ini Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia terutama Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia di Luar Negeri !!!
Para pemimpin negara ini sepertinya harus di periksa OTAK dan NURANInya terhadap luka, derita dan kematian daripada TKI terutama perempuan yang teraniaya di luar sana, padahal kita semua tahu para petinggi itu tidak akan pernah melupakan kerincingan remintasi (kiriman uang hasil jerih payah bekerja di luar negeri ) dan pastinya berharap setiap tahunnya akan terus bertambah, bukan begitu bapak/ibu pejabat ?!
Memang kita akui kalau hasil jerih payah daripada para TKI/W ini memang tidak masuk dalam kas negara seperti APBN karena digerogoti oleh maling-maling Rupiah seperti Gayus dan lingkarannya tetapi Remintasi ini cukup berguna bagi roda perekonomian daerah asal TKI/W itu sendiri.. Remintasi Indonesia sendiri di kawasan Asia Pasific menurut data Bank Dunia mencatat berada di posisi keempat dengan penerimaan sebesar 7,1 Milliar dollar AS di BAWAH China yang hanya mendapatkan 51 milliar dollar AS disusul Filipina sebesar 21,3 milliar dollar AS dan Vietnam sebesar 7,2 milliar dollar AS.
Itu berdasarkan data daripada Bank Dunia lalu bagaimana kehidupan uang itu di pemerintahan ternyata tidak jauh berbeda dimana ketika pemerintahan dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri sampai berakhir penerimaan uang dari TKI/W berkisar di angka 1,866 milliar dollar AS jumlah ini semakin tahun meningkat menjadi 5,420 milliar dollar AS dalam persentase itu meningkat hampir 400 persen !! kemudian pada tahun 2005 hingga tahun 2008 menjadi 6.795 milliar dollar AS, jumlah ini tidak bergeser dan tetap pada posisinya pada tahun 2009 dikarenakan adanya krisis ekonomi global dan banyak analisis keuangan memprediksi bahwa penerimaan uang dari TKI/W ini akan meningkat menjadi 7,139 milliar dollar pada tahun 2010 !!!
Tetapi dari itu semua masih ada hal yang membuat para TKI/W kita sebagai warga kelas dua yaitu tidak ada atau ke-ENGGAN-an Republik Indonesia untuk meratifikasi Konvensi PBB tahun 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Buruh Migran dan Anggota keluarganya walau telah diagendakan di RAN HAM 1998-2003 dan juga RAN 2004-2009. kemudian ada juga ketidak adilan dalam hal porsi mereka seperti kita tahu bahwa jerih payah daripada TKI/W lebih besar porsinya daripada total bantuan asing yang beredar di Indonesia dimana kalau pendapatan TKI/W itu berjumlah 7,139 milliar dollar AS sedangkan bantuan asing HANYA 1,2 milliar dollar AS dalam satu tahun yaitu tahun 2010 !!
Itu data teknis lantas apakah dalam kenyataannya sama? Ternyata beda bahkan para TKI/W kita tidak bisa menikmati apa yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia sepertinya masih banyaknya pemerasaan dalam bidang administrasi ketika mereka sampai di terminal 3 khusus TKI dan masih banyak lagi pungutan-pungutan yang menjerat para TKI/W, sedangkan kalau bantuan asing pemerintah kita sepertinya kayak lupa daratan dimana bantuan asing itu mengalir masuk bak Tsunami kecil bahkan tidak ada perjanjian hitam diatas putih bahkan ada yang melanggar kententuan konstitusi negara kita dalam hal ini Pasal 33 seperti contoh kasus Freeport dan Newmont yang telah merusak lingkungan warga Papua dan Sulawesi Utara serta Nusa Tenggara tetapi pemerintah kita HANYA DIAM bahkan terkesan membela karena takut perusahaan itu keluar dan negara ini atau lebih tepatnya pemimpin kita tidak bisa mendapatkan uang sampingan dari perusahaan ini selain gaji utama mereka..bahkan di tebar karpet merah yang wangi jika ada CEO perusahaan yang memiliki perwakilan di negara kita ketika mereka datang bahkan di jamu satu tingkat lebih tinggi daripada jamuan kenegaraan…
Kembali ke permasalahan TKI/W ini penulis agak ragu bahkan pesimis daripada orang-orang yang mengaku para pejabat ini terutama dari Pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia lewat Perwakilan negara mereka di Jakarta yang mengatakan bahwa negaranya SANGAT MULIA MEMPERLAKUKAN tenaga kerja termasuk dalam memberikan perlindungan, tetapi itu kata Dubesnya tetapi faktanya ? BERAPA BANYAK TKI/W kita yang menderita mulai dari di perkosa secara suka-suka entah itu sama majikan pria atau anaknya atau bersama-sama, atau badannya di strika layaknya pakaian bahkan ada yang sampai lumpuh, buta dan gila kalau sudah seperti ini apakah ucapan manis daripada Dubesnya bisa di pertanggung jawabkan secara visual dan di perlihatkan kepada 210 juta jiwa rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote kalau TKI/W sehari-harinya bisa hidup damai dan rukun dengan majikan, BISA KAH WAN ABUD?!
Penulis juga bingung, bukan maksud menghina agama Islam tetapi kan faktanya adalah para TKI/W ini dari Indonesia yang mana negara dengan berpenduduk beragama Islam terbesar di dunia sementara majikan dan negara yang di tuju oleh para TKI/W ini adalah PUSAT daripada ajaran Islam dan beragama Islam, kalau begitu benarnya kenapa para TKI/W ini di SIKSA, di PERKOSA di tanah yang sebagian orang mengatakan atau menjuluki wilayah Saudi Arabia itu adalah TANAH SUCI padahal pengertian TANAH SUCI adalah tanah yang bersih dan tidak ternoda tetapi faktnya para majikan ini TANPA AMPUN dan TIDAK PUNYA otak dan nurani bisa melakukan penyiksaan, perkosaan hingga pembunuhan di TANAH SUCI, dan satu hal lagi adalah para TKI/W dan majikannya dalam doanya selalu mengagungkan nama ALLAH SWT benar tidak ?!
Menurut penulis sudah saatnya para MANUSIA YANG DIPILIH TUHAN SEBAGAI pemimpin di negara ini mulai dari Presiden, Menteri Luar Negeri, Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia, Menteri Tenaga Kerja, BNP2TKI JANGAN CUMA BISA NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK dimana selalu bereaksi geram, buat satuan tugas atau apalah kerja omong kosong itu tetapi kerjanya seperti HANGAT-HANGAT TAI AYAM yang Cuma bertahan dua minggu sementara batin dan nurani daripada korban ini seumur hidup bahkan di bawah sampai akhir hayat mereka karena mereka dan kita semua di mata Tuhan SAMA tetapi kenapa ketika para TKI/W ini menjadi korban para pemimpin ini HANYA MENJUAL CITRA lewat bibirnya dan wajah geram ala sinetron striping di depan kamera televisi ketika mendapatkan kabar tersebut seperti layaknya pria hidung belang yang sedang merayu ABG Perawan dengan kata-kata puitis begitu sudah dapat PERAWANnya lantas di tinggal begitu saja dan mungkin itu lah yang terjadi saat ini kenapa TKI/W serta WNI kita selalu bermasalah di luar sana karena di samping dari dirinya sendiri sudah bermasalah tidak mengikuti aturan yang ada, Pemerintah nya pun hanya baru berekasi ketika masalah itu sudah berujung darah dan kematian kalau darah dan kematian itu belum ada JANGAN HARAP NEGARA MAU BANTU benar tidak ?!
Haryono MT, 191110 15:45
Rhesza
Pendapat Pribadi
Untuk kesekian kalinya berita tentang kebrutalan majikan terhadap Tenaga Kerja Indonesia di luar sana menjadi santapan media bagi rakyat Indonesia dan untuk kesekian kalinya pun pemerintah kita hanya diam dan diam kalau pun berteriak seperti teriak dalam goa yang hanya sekitar saja yang mendengar selebihnya diam kembali..
Korban terakhir yang membuat rakyat kecil dan jelata geram adalah Sumiyati wanita asal Dompu-NTB ini mengalami siksaan bahkan lebih para daripada (maaf) binatang kurban dimana seluruh mukanya rusak akibat benturan bahkan bibirnya pun di gunting layaknya menggunting kerja HVS. Tetapi seperti menjadi kebiasaan dan tradisi di negara ini layaknya Lebaran kasus ini akan kita nikmati dalam satu-dua hari atau paling tidak lebih dari hitungan tiga minggu kedepan berita ini terus di muat dalam semua media dengan kutipan-kutipan keprihatinan mendalam daripada para pejabat dan janji-janji manis dari bibirnya yang (mungkin) seksi untuk menuntaskannya tetapi memasuki minggu-minggu selanjutnya janji-janji itu hanya tinggal janji menguap layaknya kentut yang terhembus angin sampai kita di kejutkan dengan kasus yang baru dan serupa berikutnya seperti kasus terbunuh dan dibuangnya TKI kita ke dalam Tong Sampah oleh majikannya setelah dianiaya dan diperkosa dengan sesuka kelaminnya benar tidak ?
"Arab Saudi merupakan negara yang sangat mulia dalam memperlakukan tenaga kerja. Pemerintah memberikan perlindungan yang nyaman. Tenaga kerja diberikan kebutuhan sandang dan pangan. Mereka diberikan kebebasan utk menunaikan hak-haknya, termasuk jalan-jalan ke luar negeri,"
Abdurrahman Muhamad Amin Al-Khayyat
Dubes Kerajaan Saudi Arabia untuk Republik Indonesia
Kita kita masih ingat dengan janji-janji manis daripada para pejabat ini seperti janji Presiden mulai dari Megawati hingga sekarang Pak Beye atau janji Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari mulai Pak Erman Suparno hingga Pak Muhaimin Iskandar atau Menteri Luar Negeri mulai dari Pak Hassan Wirajuda hingga Pak R.M. Marty Natalegawa terhadap penyelesaian kasus TKI mulai dari di siksa hingga di bunuh seperti kasus Ceriyati, Kurniasih, Siti Hajar, Siti Tarwiyah, Susmiyati, Sariah, Winfaida dan masih banyak lagi nama TKI tetapi nyatanya sampai detik ini ucapan janji itu tinggal janji atau NATO-Ngomong ASAL TANPA OTAK !! bahkan kasus Nirmala Bonat saja yang masuk di Pengadilan tetapi itu pun panjang perjalanannya bahkan kalau tidak salah majikannya sudah bebas karena terkena masa potongan dan tidak terbukti tetapi pemerintah kita hanya diam saja tanpa ada perlawanan banding atau apa demi keadilan daripada Nirmala Bonat !
Bahkan kalau penulis tidak salah ada kasus penganiayaan oleh seorang majikan di Saudi Arabia pada sekitar bulan Agustus 2007 yang mana majikan ini melakukan tindakan yang menyebabkan kematian dari seorang TKI yang bernama Siti Tarwiyah dan Susmiyati serta luka-luka serius pada TKI yang bernama Rumini dan Tari Di-HENTIKAN pembayaran santunannya dan si majikan TERBEBAS dari hukuman yang harusnya di jalani dan lagi-lagi pemerintah kita hanya DIAM dan DIAM dalam hal ini Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia terutama Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia di Luar Negeri !!!
Para pemimpin negara ini sepertinya harus di periksa OTAK dan NURANInya terhadap luka, derita dan kematian daripada TKI terutama perempuan yang teraniaya di luar sana, padahal kita semua tahu para petinggi itu tidak akan pernah melupakan kerincingan remintasi (kiriman uang hasil jerih payah bekerja di luar negeri ) dan pastinya berharap setiap tahunnya akan terus bertambah, bukan begitu bapak/ibu pejabat ?!
Memang kita akui kalau hasil jerih payah daripada para TKI/W ini memang tidak masuk dalam kas negara seperti APBN karena digerogoti oleh maling-maling Rupiah seperti Gayus dan lingkarannya tetapi Remintasi ini cukup berguna bagi roda perekonomian daerah asal TKI/W itu sendiri.. Remintasi Indonesia sendiri di kawasan Asia Pasific menurut data Bank Dunia mencatat berada di posisi keempat dengan penerimaan sebesar 7,1 Milliar dollar AS di BAWAH China yang hanya mendapatkan 51 milliar dollar AS disusul Filipina sebesar 21,3 milliar dollar AS dan Vietnam sebesar 7,2 milliar dollar AS.
Itu berdasarkan data daripada Bank Dunia lalu bagaimana kehidupan uang itu di pemerintahan ternyata tidak jauh berbeda dimana ketika pemerintahan dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri sampai berakhir penerimaan uang dari TKI/W berkisar di angka 1,866 milliar dollar AS jumlah ini semakin tahun meningkat menjadi 5,420 milliar dollar AS dalam persentase itu meningkat hampir 400 persen !! kemudian pada tahun 2005 hingga tahun 2008 menjadi 6.795 milliar dollar AS, jumlah ini tidak bergeser dan tetap pada posisinya pada tahun 2009 dikarenakan adanya krisis ekonomi global dan banyak analisis keuangan memprediksi bahwa penerimaan uang dari TKI/W ini akan meningkat menjadi 7,139 milliar dollar pada tahun 2010 !!!
Tetapi dari itu semua masih ada hal yang membuat para TKI/W kita sebagai warga kelas dua yaitu tidak ada atau ke-ENGGAN-an Republik Indonesia untuk meratifikasi Konvensi PBB tahun 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Buruh Migran dan Anggota keluarganya walau telah diagendakan di RAN HAM 1998-2003 dan juga RAN 2004-2009. kemudian ada juga ketidak adilan dalam hal porsi mereka seperti kita tahu bahwa jerih payah daripada TKI/W lebih besar porsinya daripada total bantuan asing yang beredar di Indonesia dimana kalau pendapatan TKI/W itu berjumlah 7,139 milliar dollar AS sedangkan bantuan asing HANYA 1,2 milliar dollar AS dalam satu tahun yaitu tahun 2010 !!
Itu data teknis lantas apakah dalam kenyataannya sama? Ternyata beda bahkan para TKI/W kita tidak bisa menikmati apa yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia sepertinya masih banyaknya pemerasaan dalam bidang administrasi ketika mereka sampai di terminal 3 khusus TKI dan masih banyak lagi pungutan-pungutan yang menjerat para TKI/W, sedangkan kalau bantuan asing pemerintah kita sepertinya kayak lupa daratan dimana bantuan asing itu mengalir masuk bak Tsunami kecil bahkan tidak ada perjanjian hitam diatas putih bahkan ada yang melanggar kententuan konstitusi negara kita dalam hal ini Pasal 33 seperti contoh kasus Freeport dan Newmont yang telah merusak lingkungan warga Papua dan Sulawesi Utara serta Nusa Tenggara tetapi pemerintah kita HANYA DIAM bahkan terkesan membela karena takut perusahaan itu keluar dan negara ini atau lebih tepatnya pemimpin kita tidak bisa mendapatkan uang sampingan dari perusahaan ini selain gaji utama mereka..bahkan di tebar karpet merah yang wangi jika ada CEO perusahaan yang memiliki perwakilan di negara kita ketika mereka datang bahkan di jamu satu tingkat lebih tinggi daripada jamuan kenegaraan…
Kembali ke permasalahan TKI/W ini penulis agak ragu bahkan pesimis daripada orang-orang yang mengaku para pejabat ini terutama dari Pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia lewat Perwakilan negara mereka di Jakarta yang mengatakan bahwa negaranya SANGAT MULIA MEMPERLAKUKAN tenaga kerja termasuk dalam memberikan perlindungan, tetapi itu kata Dubesnya tetapi faktanya ? BERAPA BANYAK TKI/W kita yang menderita mulai dari di perkosa secara suka-suka entah itu sama majikan pria atau anaknya atau bersama-sama, atau badannya di strika layaknya pakaian bahkan ada yang sampai lumpuh, buta dan gila kalau sudah seperti ini apakah ucapan manis daripada Dubesnya bisa di pertanggung jawabkan secara visual dan di perlihatkan kepada 210 juta jiwa rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote kalau TKI/W sehari-harinya bisa hidup damai dan rukun dengan majikan, BISA KAH WAN ABUD?!
Penulis juga bingung, bukan maksud menghina agama Islam tetapi kan faktanya adalah para TKI/W ini dari Indonesia yang mana negara dengan berpenduduk beragama Islam terbesar di dunia sementara majikan dan negara yang di tuju oleh para TKI/W ini adalah PUSAT daripada ajaran Islam dan beragama Islam, kalau begitu benarnya kenapa para TKI/W ini di SIKSA, di PERKOSA di tanah yang sebagian orang mengatakan atau menjuluki wilayah Saudi Arabia itu adalah TANAH SUCI padahal pengertian TANAH SUCI adalah tanah yang bersih dan tidak ternoda tetapi faktnya para majikan ini TANPA AMPUN dan TIDAK PUNYA otak dan nurani bisa melakukan penyiksaan, perkosaan hingga pembunuhan di TANAH SUCI, dan satu hal lagi adalah para TKI/W dan majikannya dalam doanya selalu mengagungkan nama ALLAH SWT benar tidak ?!
Menurut penulis sudah saatnya para MANUSIA YANG DIPILIH TUHAN SEBAGAI pemimpin di negara ini mulai dari Presiden, Menteri Luar Negeri, Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia, Menteri Tenaga Kerja, BNP2TKI JANGAN CUMA BISA NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK dimana selalu bereaksi geram, buat satuan tugas atau apalah kerja omong kosong itu tetapi kerjanya seperti HANGAT-HANGAT TAI AYAM yang Cuma bertahan dua minggu sementara batin dan nurani daripada korban ini seumur hidup bahkan di bawah sampai akhir hayat mereka karena mereka dan kita semua di mata Tuhan SAMA tetapi kenapa ketika para TKI/W ini menjadi korban para pemimpin ini HANYA MENJUAL CITRA lewat bibirnya dan wajah geram ala sinetron striping di depan kamera televisi ketika mendapatkan kabar tersebut seperti layaknya pria hidung belang yang sedang merayu ABG Perawan dengan kata-kata puitis begitu sudah dapat PERAWANnya lantas di tinggal begitu saja dan mungkin itu lah yang terjadi saat ini kenapa TKI/W serta WNI kita selalu bermasalah di luar sana karena di samping dari dirinya sendiri sudah bermasalah tidak mengikuti aturan yang ada, Pemerintah nya pun hanya baru berekasi ketika masalah itu sudah berujung darah dan kematian kalau darah dan kematian itu belum ada JANGAN HARAP NEGARA MAU BANTU benar tidak ?!
Haryono MT, 191110 15:45
Rhesza
Pendapat Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar