Selasa, 16 November 2010

Malu Punya Pejabat Munafik (bagian 2) !!


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Tulisan ini masih terkait dengan kedatangan atau kata beliau PULANG KAMPUNG NIH Presiden Amerika Serikat, kalau anda membaca tulisan penulis bagian yang pertama (disini) maka masih ada pejabat yang menurut penulis munafik bahkan pangkatnya lebih tinggi daripada pejabat yang penulis tulis pertama kali.

Adegan ini masih di tempat yang sama yaitu Istana Negara, kejadian ini terjadi ketika jamuan makan malam internasional yang di adakan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjamu Presiden Amerika Serikat beserta Istri, dimana tanpa disangka tanpa di duga pada bagian depan samping kanan (kalau melihat di televisi) muncul seseorang yang selama ini ketika diundang negara tidak pernah hadir seperti upacara kenegaraan 17 Agustus atau Hari Pahlawan tanpa alasan tetapi ketika jamuan makan malam internasional beliau datang dan tampak anggun beserta suami, siapakah dia ?

Dia adalah Diah Permata Megawaati Setiawati Soekarnoputri atau biasa kita kenal sebagai Megawati Soekarnoputri, mantan Presiden Republik Indonesia Periode 23 Juli 2001 sampai dengan 20 Oktober 2004 .

Kenapa penulis menulis judul diatas, karena melihat sikap beliau yang memang munafik, kenapa penulis mengatakan munafik kita bisa lihat, bagaimana perang saraf dan sindiran antara presiden dengan Megawati dalam berbagai hal dan masalah terutama urusan kenegaraan dimana mbak Mega selalu mengkritik kerja pemerintah yang tidak beres dalam hal melayani dan mensejahterahkan rakyat.

Seperti contoh ada ungkapan dari beliau kalau pemerintah kita saat ini seperti permainan Yoyo yang naik-turun seperti halnya pemerintah yang selalu naik-turun dalam menjalankan roda pemerintahan negara ini, atau ada lagi beliau menyebut pemerintah seperti sedang melakukan tari poco-poco karena tidak konsisten dalam menjalankan roda perekonomian negara ini. Benarkah demikian ?

Menurut penulis sich dua istilah yang di lontarkan oleh beliau kepada pemerintah soal kerja mereka terhadap negara masih dianggap wajar daripada kerja beliau ketika masih menjabat dimana beliau dengan mudah dan gampangnya menjual yang menjadi aset negara kepada pihak asing yang mana rakyat Indonesia belum menikmatinya seperti contoh kasus penjualan sebuah perusahaan negara yang bergerak di bidang telekomunikasi yang di jual kepada perusahaan telekomunikasi asal Singapura atau penjualan kapal tanker milik Pertamina dengan harga murah padahal kapal tanker tersebut baru saja di buat dan di beli !

Kembali kepada acara jamuan makan malam internasional yang di hadiri beliau dan penulis mengatakan bahwa belaiau adalah pejabat paling munafik di negara ini, kenapa penulis menjulukinya munfik ? kita bisa lihat dan mungkin juga bertanya ada apa ini ketika perayaan-perayaan kenegaraan seperti Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan tiap tanggal 17 Agustus dimana Istana selalu mengirimkan undangan kepada beliau untuk menghadiri upacara tersebut karena sebagai mantan kepala negara tetapi beliau tidak pernah datang sebagai mantan kepala negara atau sebagai bagian dari keluarga besar Bung Karno dengan berbagai alasan, TETAPI KENAPA ketika Presiden Obama beserta istri datang ke Jakarta dan Presiden Yudhoyono menjamu beliau sebagai rasa terima kasih telah datang ke Indonesia dengan jamuan makan malam kenegaraan beliau datang dengan busana khasnya warna merah dan tersenyum lepas ketika bersalaman dan mengobrol sejenak dengan Presiden Obama, ada apa ini ?!

Terlepas dari itu semua kiranya para pejabat negeri ini menjaga sikap dan perilakunya dengan konsisten jangan sampai seperti yang dilakukan oleh dua pejabat ini, sok menjaga imej dan ego mereka di hadapan kolega politik dan rakyat tetapi akhirnya termakan sendiri imej dan ego mereka dengan keadaan yang ada seperti yang terjadi di Istana beberapa hari yang lalu dan rakyat termasuk penulishanya bisa diam, atau tertawa lebar sambil berkata MUNAFIK !!!

Merdeka Selatan, 131110 06:40
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: