Minggu, 28 November 2010

Kenapa Harus Rusuh di Makassar, Kenapa Tidak Pada Tanggal 1 Desember Di GBK Stadion Saja?

Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Tidak disangka bak petir di siang bolong walaupun kejadian ini sudah menjadi santapan sehari-hari bagi penikmat sepakbola Indonesia dan kejadian ini terjadi kampung halaman daripada ketua umum PSSI yaitu Makassar. Setidaknya dalam seminggu kota Makassar khususnya sekitar Stadion Andi Matalatta, Matoangin-Makassar penuh dengan kebencian.

Kejadian pertama dimana adanya perselisihan sepele antara aparat kepolisian dengan aparat TNI dimana kabarnya aparat kepolisian yang mencoba masuk ke dalam stadion untuk menjaga keamanan penonton dan stadion dilarang masuk tetapi pada saat bersamaan aparat TNI dengan leluasa masuk ke dalam stadion, akibat dari kejadian ini maka terjadi kericuhan kecil antara aparat Kepolisian dengan TNI dan ditambah dengan ulah suporter daripada klub PSM Makassar yang tidak masuk untuk menyaksikan PSM kontra Persiwa Wamena.

Dan pada hari sabtu kericuhan terjadi kembali di stadion Andi Matalatta dan kali ini berada di dalam stadion dimana saat itu pertandingan antara PSM kontra Semen Padang yang mana Semen Padang unggul 1-0, dan puncak dari kerusuhan massa ini terjadi ketika wasit yang memimpin tidak memberikan penalti kepada PSM karena adanya insiden handsball terhadap pemain Semen Padang di kotak penalty Semen Padang akibatnya ratusan massa berhampuran masuk ke tengah lapangan untuk mencari wasit untuk mempertanyakan soal itu selain itu juga banyak massa yang melemparkan mercon dan membakar papan iklan yang ada di pinggir lapangan.

Akibat dari kerusuhan sabtu malam kemarin baik PSSI maupun PT. Badan Liga Indonesia belum mengeluarkan pernyataan sepatah kata pun tentang kasus ini, dan kasus ini selang 4 hari menjelang pentas akbar sepakbolanya Asia Tenggara atau Piala AFF yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno-Senayan.

Melihat peristiwa ini menurut penulis sangat disayangkan walaupun apa yang dilakukan oleh para suporter tersebut adalah bukti akumulasi kemarahan mereka melihat sistem sepak bola kita yang semakin hari semakin tidak jelas terutama dalam hal prestasi kita bisa lihat sudah dua periode Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid dan kawan-kawan tetapi sampai saat ini BELUM DAN TIDAK ADA satu pun gelar juara di raih.

Begitu juga ketika pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia beserta Komite Olahraga Nasional Indonesia-KONI mencoba memfasilitasi aspirasi daripada penikmat sepakbola Indonesia dengan menggelar Kongres Sepakbola Nasional dan menghasilkan sebuah kesepakatan bulat yang diberi nama 7 rekomendasi Kongres Sepakbola Nasional dimana satu dari tujuh rekomendasi itu adalah PSSI segera melakukan reformasi dan restrukturisasi atas dasar usul, saran, dan kritik masyarakat tetapi nyatanya ? pembentukan kongres sepakbola nasional itu pun di tentang keras oleh semua pengurus PSSI dan hasil dari rekomendasi kongres pun sampai penulis menuliskan ini belum ada jawaban dalam bentuk nyata.

Pertanyaan sekarang adalah MAU SAMPAI KAPAN sepak bola kita seperti ini, penuh dengan kemunafikan, kebohongan publik, politik jual-beli skor pertandingan dan hukuman pemain ? Dan juga banyak tuntutan dari kelompok suporter agar adanya gerakan revolusi PSSI tetapi nyatanya ? ada segelintir orang saja yang menyuarakan itu tetapi ketika kasus Makassar ini timbul banyak suporter yang menyayangkan lantas revolusi PSSI yang bagaimana supaya prestasi sepak bola kita meningkat ?

Bukan maksud penulis UNTUK MENJADI provokator tetapi mungkin saran penulis bisa dijadikan refleksikan bagi semua orang MENGAKU pecinta sepakbola nasional demi prestasi dan harga diri bangsa ini JANGAN CUMA BISA teriak REVOLUSI PSSI tetapi NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK tetapi tidak dilanjutkan dengan bukti nyata, kita bisa lihat BERAPA KALI Jak-Mania protes ke PSSI untuk di reformasi atau revolusi tetapi nyatanya ? atau BERAPA KALI timnas kita bertanding dan berapa kali bentangan spanduk “ REVOLUSI PSSI “ atau “ TURUNKAN NURDIN HALID “ terpantau kamera televisi yang menyiarkan Timnas bertanding apakah ada efeknya ? TIDAK ADA kawan !!! yang di butuhkan sekarang adalah TINDAKAN NYATA yang nantinya berbuah hukuman, karena dengan hukuman dari badan Internasional lah seperti FIFA yang BISA membuat REVOLUSI itu terjadi. Karena MAU BERAPA KALI suporter bola Indonesia berdemo, teriak-teriak Reformasi dan Revolusi PSSI sampai putus pita suara atau berapa puluh meter kain di bentangkan sampai menutupi stadion GBK dan stadion di Indonesia dengan tulisan “REVOLUSI PSSI “ atau “TURUNKAN NURDIN HALID” TANPA HUKUMAN dari FIFA atau AFC maka itu AKAN SIA-SIA kawan !!!

Mungkin REVOLUSI ITU BARU TIMBUL ketika timnas kita bertanding dan puluhan suporter MASUK KE DALAM stadion seperti yang terjadi di Makassar atau seperti tindakan Hendri Mulyadi ketika Timnas melawan Oman maka perhitungan penulis ini DILAKUKAN pada tanggal 1 Desember 2010 adalah pertandingan pembukaan Piala Suzuki AFF antara Indonesia melawan Malaysia pastinya banyak tamu penting yang datang seperti Ketua AFC, Ketua AFF, Ketua PSSI dan juga beberapa pejabat organisasi olahraga di Indonesia dan tentunya penonton pecinta sepakbola Indonesia, ketika ada kesalahan wasit dan itu fatal apa yang harusnya menjadi hak dari timnas misalnya penalty tidak diberikan maka timbulkanlah apa yang terjadi di Makassar kemarin di dalam stadion GBK !

Kenapa penulis menyarankan seperti itu, sekali lagi BUKAN MAKSUD untuk sebagai provokator mungkin apa yang terjadi di Makassar ini bisa diulangi kembali di GBK Stadion pada tanggal 1 Desember karena mungkin dengan begitu kia bisa menunjukkan kepada para petinggi-petinggi sepakbola dunia khususnya AFF dan AFC atau mungkin FIFA lewat tayangan saluran televisi kabel misalnya Star Sport atau ESPN Sport kalau beginilah kelakuan suporter Indonesia dan kondisi geografis sepakbola Indonesia yang penuh dengan kemarahan dan arogansi yang tidak lebih dari gerombolan penjahat di bawah kepemimpinan seorang Nurdin Halid yang ternyata juga lebih daripada seorang penjahat !

Secara otomatis pasti Indonesia kena hukuman larangan bertanding di kompetisi luar negeri bukan ? nah dengan hukuman ini penulis dan masyarakat pecinta sepakbola Indonesia BERHARAP DAN SANGAT kiranya Presiden Republik Indonesia dengan kekuasaannya PERINTAHKAN Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia untuk mengambil alih atau istilah kerennya KUDETA terhadap PSSI dan semua perangkatnya dan juga PERINTAHKAN KPK, PPATK, BPK untuk masuk dan mengusut pembukuan daripada PSSI dan perangkatnya !

Selama hukuman dari AFC atau FIFA belum di cabut kiranya juga para Pengurus klub dan PSSI daerah DENGAN NURANI-nya juga bekerja KALAU MEMANG ingin sepakbola Indonesia maju karena selama ini menurut penulis banyak Klub dan PSSI daerah yang penulis boleh bilang (maaf) POLITIK JILAT PANTAT dimana ketika ketum berdongeng dengan konsep Timnas dan sepakbola nasional para pengurus klub dan Pengda PSSI hanya manggut-manggut saja tanda setuju, dan hasil dari manggut-manggut itulah yang membuat sepakbola kita tidak jelas benar tidak ?! menurut penulis hanya PERSEBAYA saja yang BISA BERONTAK dari kusutnya PSSI walau akhirnya PSSI selalu menghambat laju Persebaya jika sukses dalam liga sementara yang lainnya maaf (acungi jempol kebawah) !!

Mau SAMPAI KAPAN sepakbola kita hanya dipenuhi dengan berita-berita kerusuhan antar suporter, kerusuhan antar pemain pemusatan latihan timnas, pembentukan tim usia dini di luar negeri tanpa adanya prestasi yang menjanjikan dari apa yang dikembangkan di otak para pengurus ? hanya waktu dan kitanya sebagai penikmat sepakbola nasional yang bisa membuat itu kalau perlu dengan darah untuk menggeser dan kalau perlu mengusir dari Indonesia dan mencoretnya sebagai WNI terhadap orang-orang yang tidak becus mengurus sepakbola Indonesia dan bisanya NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK dan hobi POLITIK JILAT PANTAT baik itu di PSSI maupun di Pengda dan Klub !!!

GBK Std, 281110 16:35
Rhesza
Pendapat Pribadi

Jumat, 26 November 2010

Malu Punya Pemimpin Bermental Amnesia dan Ayam Sayur

Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Menjelang akhir tahun ini kondisi negara ini semakin tidak jelas terutama kelakuan daripada para pemimpinnya dan rakyat yang bisa mengelus dada saja melihat kelakuan para pemimpin kita yang katanya bekerja dan dipilih oleh rakyat.

Kita bisa lihat sudah berapa banyak kasus yang sampai sekarang tidak jelas ujungnya, seperti Kasus HAM Trisakti, Semanggi I dan II, kasus tewasnya aktivis HAM Munir, kasus pelemparan molotov ke Kantor Redaksi Tempo, Penganiayaan aktivis ICW ketika maraknya gelaran Piala Dunia, Pengrusakan aset dari kelompok Jemaah Ahmadiyah, kasus penusukan dan penganiayaan anggota Jemaat HKBP Ciketing, kasus penganiyaan TKI/W di luar negeri atau yang sekarang kasus Gayus yang bisa keluar masuk sebanyak 68 kali dari penjara polisi..

Dari semua kasus yang penulis utarakan di atas hampir semuanya tidak pernah berujung pada kesimpulan misalnya menangkap dan menjatuhkan hukuman yang setimpal atau paling tinggi mati kepada orang-orang yang secara sah dan menyakinkan dengan nurani melakukan kejahatan itu dan keluarga korban pun puas dengan hasil nyata daripada kerja aparat keamanan atau pemimpin kita dalam memerintahkan langsung kepada institusi yang berwenang tetapi nyatanya ?

Kita bisa lihat seperti kasus Tewasnya Munir aktivis HAM dan Penganiayaan aktivis ICW, Tama di mana Pemimpin tertinggi di negara ini membentuk Tim Pencari Fakta untuk mengusut kasus Munir kemudian mendatangi Tama seorang aktivis ICW di Rumah Sakit dan mengecam tindakan itu kemudian ada satu hal yang membuat penulis agak sedikit sumringah terhadap kedua kasus ini adalah sang pemimpin meminta aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk segera mengusut dan menemukan pelaku karena itu berarti sang pemimpin kita ini SADAR dan TAHU BETUL kalau dia adalah pemimpin dipilih oleh rakyat dan bekerja untuk rakyat tetapi NYATA-nya sampai detik ini BELUM ADA TUCH pelaku dari pada kasus ini !

Kemudian kasus penusukan dan penganiayaan Jemaat HKBP Ciketing dimana Pemimpin Kepala Kepolisan Daerah Metropolitan Jakarta Raya mengatakan akan menuntaskan kasus ini setuntas-tuntasnya tetapi MANA, sampai detik ini pun kasus ini sepertinya ditinggal begitu saja bahkan wajah dan suara daripada pelaku ini pun tidak pernah di publikasikan kepada media padahal pemimpin ini saat ini “NAIK KELAS” menjadi Orang nomor satu di Kepolisian Indonesia.

Pertanyaan sekarang adalah apa yang membuat kasus-kasus seperti yang penulis utarakan di atas tidak pernah jelas dan memuaskan masyarakat Indonesia yang ingin membuktikan kalau yang namanya keadilan itu benar-benar ada bukan hanya sekedar tulisan dan kata-kata tetapi nyatanya menurut penulis yang namanya keadilan hanya berlaku di bibir dan kertas bukan dalam dunia nyata !

Apakah karena pemimpin kita ini terbelenggu atau terpasung dengan kepentingan-kepentingan misalnya kalau kasus ini terbuka seluas-luasnya maka kesepakatan antar partai akan sia-sia begitu ? atau kalau kasus ini terbuka seluas-luasnya maka nasib kehidupan sang pemimpin kita juga akan ikut terancam karena nantinya bisa tersangkut ? padahal logikanya pemimpin kita ini DIPILIH LANGSUNG oleh rakyat BUKAN Partai Politik benar tidak ?!

Kalau keadaannya seperti ini boleh kah penulis mengatakan kalau semua manusia yang mengaku mereka pemimpin di negara ini adalah PEMIMPIN BERMENTAL AYAM SAYUR dan Gangguan Amnesia akut ? pasti banyak juga yang memprotes dengan apa yang penulis katakan tetapi itulah kenyataannya kalau memang pemimpin kita seorang pemimpin yang tegas, keras dan tahu akan tanggung jawabnya kepada siapa beliau dipilih dan diplot menjadi Pemimpin seharusnya Kasus HAM Trisakti serta Tragedi Mei 98, Semanggi I dan II, kasus Munir, Penganiayaan aktivis ICW, Penusukan dan penganiayaan jemaat gereja HKBP Ciketing, rekening gendut Polri dan kasus Gayus biar selesai dan jentikan jari benar tidak ?

Seperti contoh Munir dan aktivis ICW padahal sudah jelas ucapan dari pada pemimpin kita dan kalau bisa kawan-kawan pers kiranya bisa mengeluarkan membuka kembali kaset yang berisi suara daripada pemimpin ini untuk mengusut tuntas tetapi faktanya mana ? terkesan awalnya simpati dan ingin menjadi pahlawan biar di mata keluarga Munir dan aktivis ICW serta rakyat Indonesia kalau pemimpin kita itu membumi bahkan ingin menunjukkan kalau pemimpin itu bisa membumi dan akan membatu rakyatnya yang sedang susah dan menjadi korban, NYATA-nya itu semua PALSU dan terbukti sekarang !!!

Pantas saja negara kita selama hampir 65 tahun merdeka ternyata merdeka itu hanya berlaku ketika jaman Ir. Soekarno menjabat hingga jatuh setelah itu mulai dari Kakek tua arogan dari Cendana hingga sekarang penulis tidak melihat apa itu kemerdekaan atau merdeka bagi rakyat Indonesia, kalau memang negara dan rakyat ini merdeka dari penjajahan seharusnya pelaku tragedi Mei 98, Trisakti, Semanggi I dan II, Pembunuhan Munir, Penganiayaan aktivis ICW, Pelemparan bom molotov ke Kantor Redaksi Tempo, Penusukan serta penganiayaan terhadap jemaat gereja HKBP Ciketing, perwira penyimpan rekening gendut, pengrusakan aset Ahmadiyah SUDAH DI TANGKAP dan DI EKSEKUSI !! benar tidak ?!

Buat manusia-manusia yang ganteng dan cantik, berijazah S1 sampai S-sekian, rambut di sisir dengan gel rambut dan berkonde, berbaju safari, kebaya dan berkemeja necis dengan dasi dan jas yang serasi, bersepatu kulit yang kinclong yang bertebaran dan mejeng di bawah hembusan pendingin udara dan kursi empuk entah itu di kawasan Merdeka Selatan, Barat, Utara, Senayan TOLONG anda itu di PILIH oleh rakyat kiranya anda BEKERJA UNTUK RAKYAT BUKAN UNTUK PARTAI, janganlah urusan RANJANG dan lendir ARTIS seperti aksi Trio Ranjang ARL-CT-LM anda langsung HEBOH SEPERTI INDONESIA MAU KIAMAT tetapi giliran kasus seperti Trisaksi dan tragedi Mei 98, Semanggi I dan II, Munir, penganiayaan aktivis ICW, pelemparan molotov ke kantor Redaksi Tempo, pengrusakan aset kelompok Ahmadiyah, Century, rekening gendut Polri, penusukan dan penganiayaan jemaat HKBP Ciketing, kematian David Hartanto, penganiayaan TKI/W di luar negeri, kasus Gayus anda diam saja atau hanya berkomentar layaknya komentator sepak bola tetapi nyatanya tidak ada, anda itu semua hanya bisa NATO- Ngomong ASAL TANPA OTAK !! padahal anda semua adalah ciptaan Tuhan paling sempurna dan juga anda paling sempurna di mata rakyat karena anda mewakili suara nurani rakyat demi “merdeka” nya negara dan rakyat dari penjajahan yang bukan penjajahan seperti jaman perang tetapi penjajahan masa kini yang namanya KETIDAK ADILAN !!!

Taman Suropati, 241110 10:40
Rhesza
Pendapat Pribadi

Antara Sikap Diam dan Berprestasi Rio Dengan Sikap Omdo ala Dinasti Suprapto


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Ada kabar gempira menghampiri 220 juta jiwa rakyat Indonesia dari sebuah lintasan balap mobil di kawasan Teluk Arab tepatnya di negara Uni Emirat Arab-UEA dimana putera terbaik Indonesia yang bernama Rio Haryanto berhasil menyelesaikan uji cobanya menggunakan mobil balap F-1 milik team Virgin sebegai “hadiah” atas keberhasilannya memenangi lomba mobil semua kategori dari F-3000 hingga F-3 dan hasil ini pun di puji setinggi langit oleh jajaran staff daripada Team Virgin dan mereka bisa memproyeksikan bahwa Rio akan berprestasi di F-1 suatu saat kedepan.

Apa yang di lakukan oleh Rio ini adalah sebagai oase disaat prestasi otomotif kita khususnya jet darat yang semakin lama semakin tidak jelas atau kosong padahal kita mempunyai sarana dan prasarananya tetapi kembali lagi bahwa olahraga otomotif terutama jet darat ini hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu.

Mungkin kita tahu siapa saja yang menguasai lintasan balapan di negara ini kalau bukan dua bersaudara yang memiliki bapak mantan pembalap dan juga penggagas daripada sirkuit Sentul tetapi apakah dua bersaudara ini memiliki prestasi yang juga dimiliki oleh Rio yaitu uji coba mobil F-1 ? ternyata tidak !

Kita bisa lihat bagaimana (boleh kah penulis menggunakan kata-kata) arogan daripada dua bersaudara ini Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto yang boleh dibilang hampir dua dekade belakangan ini mereka berdua selalu menjuarai berbagai serie mulai dari kelas Gokart hingga F-3000 dengan satu tujuan yaitu masuk dunia F-1 semua sponsorship mulai dari perusahaan BUMN hingga yang kecil pun sudah di suplai agar dua bersaudara ini atau paling tidak satu dari mereka bisa membawa dan mengibarkan bendera merah putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya di podium dalam laga F-1 tetapi hasilnya ?! NOL BESAR !! bahkan ketika seorang Wan Abud memproklamirkan saingan F-1 yaitu A-1 yang mana semacam “Piala Dunia-nya F1” pun dua bersaudara ini hanya bisa lari di tempat tanpa ada hasilnya hingga saat ini pun kabar team A-1 Indonesia pun tidak terdengar lagi !!

Bahkan saking arogannya dinasti ini pernah berujar ketika ada seorang wanita yang ingin menjajal mobil jet darat ini dengan sedikit rasis dan diskrimanasi gender mengatakan bahwa seorang wanita tidak akan bisa mengendarai apalagi menjuarai kompetisi mobil jet darat, tetapi omongan dari anggota dinasti ini pun ibarat kentut yang terhembus oleh angin dimana sang wanita ini sukses menjuarai balapan mobil jet darat khusus Asia bahkan juara umum !!

Penulis sich tidak heran dengan sikap dan ucapan-ucapan dari pada keluarga ini karena kita semua sudah tahu kok bagaimana mereka hidup dan bisa beragoransi-arogansi layaknya raja terhadap budak seperti ini karena kedekatan mereka dengan sang penguasa yang tidak punya otak dan nurani yang berasal di Kawasan Cendana yang mana kita juga tahu bagaimana kehidupan daripada manusia-manusia yang ada di kawasan itu, dan yang mempopulerkan olahraga otomotif itu kan hanya dari mereka-mereka semua dan kita sebagai rakyat hanya bisa menjadi penonton dengan mulut nganga karena kagum dengan aksi mereka padahal belum tentu mereka menguasai dengan benar !

Memang kita boleh akui untuk menjadi pembalap itu tidak gampang sekali kemampuan kita yang alami diberikan oleh sang pencipta tentunya adalah sponsor untuk menunjang itu tetapi lebih dari itu semua adalah semangat dan ambisi yang luar biasa untuk mewujudkan itu semua tanpa ada semangat dan ambisi yang luar biasa jangan harap bisa berprestasi walaupun di bantu dengan sponsor yang melimpah seperti yang terjadi di dalam tubuh Ananda Mikola dimana beliau selalu berkoar-koar untuk menjadi pembalap F-1 itu perlu dukungan dari pemerintah dan juga sponsorship-sponsorhip tanpa itu tidak bisa, dan BUKTINYA MANA !?!! sekarang sudah berapa ratus milliar rupiah dan dollar masuk ke dalam kas Ananda Mikola untuk mewujudkan dirinya membawa Indonesia ke F-1 ? TIDAK ADA bukan !! yang ada sekarang menjadi pesakitan karena kasus yang tidak pantas dan ingin merasa jadi pahlawan bagi kekasihnya tercinta. kalau penulis jadi Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia atau jadi CEO daripada perusahaan yang pernah menjadi sponsorship Mikola ketika berjuang demi F-1, penulis akan PERINAHKAN KPK untuk mengusut aliran dana itu karena bagaimana pun dana yang dikucurkan itu bukan uang sebesar Rp. 1,000 yang bisa beli permen sekantung besar tetapi milliaran dan juga mempertaruhkan kestabilan ekonomi daripada perusahaan sponsorship itu sendiri benar tidak ?!

Sedangkan kita bisa lihat bagaimana aksi diam berprestasi ala Rio, hanya bermodalkan sponsor yang tidak lain tidak bukan perusahaan keluarga dan ditambah sebuah stasiun televisi berbasis berita sebagai official broadcaster sudah mencatatkan beberapa prestasi gemilang walaupun penulis yakin sekarang ini sudah lebih dari sepuluh sponsorship yang menaunginya tetapi tetapi mungkin prinsip kerja Rio adalah diam adalah emas atau diam adalah prestasi dan itu harus dicontoh bagi semua anak-anak yang ingin meraih cita-cita dan itu terbukti sekarang ini dimana Rio mungkin satu-satunya pembalap asal Indonesia yang mengendarai mobil F-1 walaupun kapasitasnya hanya uji coba tetapi mungkin dari uji coba itu bisa menghasilkan sebuah terobosan yaitu mengendarai mobil F-1 dan bersaing dengan Sebastian Vettel atau Fernando Alonso di lintasan memperebutkan juara dunia dan konstruksi.

Buat Rio, penulis dan mungkin ratusan juta jiwa rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote bangga dengan prestasi anda terus tingkatan itu semua dan penulis yakin dalam waktu 5 tahun kedepan Indonesia akan memiliki seorang pembalap F-1 dan itu adalah Rio Haryanto.. sedangkan untuk Ananda Mikola, Moreno Soeprapto dan Tinton Soeprapto..TOLONG KEMBALIKAN UANG yang selama ini menjadi sponsorship untuk Mikola agar bisa masuk ke arena F-1, ternyata anda dan anak anda selama ini Cuma bisa membuat rakyat terlena dan meminta agar pemerintah support Mikola biar bisa masuk arena F-1 tetapi kenyataannya mana? Anda itu hanya bisa NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK !!! COBA LIHAT Rio tanpa publikasi secara besar-besaran BISA menjajal mobil F-1 walaupun kapasitasnya hanya uji coba dan mobil team yang di pakai team kemarin sore SEDANGKAN anak anda ?

Maju terus Rio Haryanto, kibar kan dan dengar kan Merah Putih dan Indonesia Raya di manapun engkau berlomba tunjukkan kalau Indonesia itu punya pembalap yang mempunyai sikap rendah hati dan tidak suka publikasi besar-besaran…

Sentul, 211110 17:30

Rhesza
Pendapat Pribadi

Mulianya TKI dan NATO-nya Para Pejabat !!


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Untuk kesekian kalinya berita tentang kebrutalan majikan terhadap Tenaga Kerja Indonesia di luar sana menjadi santapan media bagi rakyat Indonesia dan untuk kesekian kalinya pun pemerintah kita hanya diam dan diam kalau pun berteriak seperti teriak dalam goa yang hanya sekitar saja yang mendengar selebihnya diam kembali..

Korban terakhir yang membuat rakyat kecil dan jelata geram adalah Sumiyati wanita asal Dompu-NTB ini mengalami siksaan bahkan lebih para daripada (maaf) binatang kurban dimana seluruh mukanya rusak akibat benturan bahkan bibirnya pun di gunting layaknya menggunting kerja HVS. Tetapi seperti menjadi kebiasaan dan tradisi di negara ini layaknya Lebaran kasus ini akan kita nikmati dalam satu-dua hari atau paling tidak lebih dari hitungan tiga minggu kedepan berita ini terus di muat dalam semua media dengan kutipan-kutipan keprihatinan mendalam daripada para pejabat dan janji-janji manis dari bibirnya yang (mungkin) seksi untuk menuntaskannya tetapi memasuki minggu-minggu selanjutnya janji-janji itu hanya tinggal janji menguap layaknya kentut yang terhembus angin sampai kita di kejutkan dengan kasus yang baru dan serupa berikutnya seperti kasus terbunuh dan dibuangnya TKI kita ke dalam Tong Sampah oleh majikannya setelah dianiaya dan diperkosa dengan sesuka kelaminnya benar tidak ?

"Arab Saudi merupakan negara yang sangat mulia dalam memperlakukan tenaga kerja. Pemerintah memberikan perlindungan yang nyaman. Tenaga kerja diberikan kebutuhan sandang dan pangan. Mereka diberikan kebebasan utk menunaikan hak-haknya, termasuk jalan-jalan ke luar negeri,"

Abdurrahman Muhamad Amin Al-Khayyat
Dubes Kerajaan Saudi Arabia untuk Republik Indonesia



Kita kita masih ingat dengan janji-janji manis daripada para pejabat ini seperti janji Presiden mulai dari Megawati hingga sekarang Pak Beye atau janji Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari mulai Pak Erman Suparno hingga Pak Muhaimin Iskandar atau Menteri Luar Negeri mulai dari Pak Hassan Wirajuda hingga Pak R.M. Marty Natalegawa terhadap penyelesaian kasus TKI mulai dari di siksa hingga di bunuh seperti kasus Ceriyati, Kurniasih, Siti Hajar, Siti Tarwiyah, Susmiyati, Sariah, Winfaida dan masih banyak lagi nama TKI tetapi nyatanya sampai detik ini ucapan janji itu tinggal janji atau NATO-Ngomong ASAL TANPA OTAK !! bahkan kasus Nirmala Bonat saja yang masuk di Pengadilan tetapi itu pun panjang perjalanannya bahkan kalau tidak salah majikannya sudah bebas karena terkena masa potongan dan tidak terbukti tetapi pemerintah kita hanya diam saja tanpa ada perlawanan banding atau apa demi keadilan daripada Nirmala Bonat !

Bahkan kalau penulis tidak salah ada kasus penganiayaan oleh seorang majikan di Saudi Arabia pada sekitar bulan Agustus 2007 yang mana majikan ini melakukan tindakan yang menyebabkan kematian dari seorang TKI yang bernama Siti Tarwiyah dan Susmiyati serta luka-luka serius pada TKI yang bernama Rumini dan Tari Di-HENTIKAN pembayaran santunannya dan si majikan TERBEBAS dari hukuman yang harusnya di jalani dan lagi-lagi pemerintah kita hanya DIAM dan DIAM dalam hal ini Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia terutama Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia di Luar Negeri !!!

Para pemimpin negara ini sepertinya harus di periksa OTAK dan NURANInya terhadap luka, derita dan kematian daripada TKI terutama perempuan yang teraniaya di luar sana, padahal kita semua tahu para petinggi itu tidak akan pernah melupakan kerincingan remintasi (kiriman uang hasil jerih payah bekerja di luar negeri ) dan pastinya berharap setiap tahunnya akan terus bertambah, bukan begitu bapak/ibu pejabat ?!

Memang kita akui kalau hasil jerih payah daripada para TKI/W ini memang tidak masuk dalam kas negara seperti APBN karena digerogoti oleh maling-maling Rupiah seperti Gayus dan lingkarannya tetapi Remintasi ini cukup berguna bagi roda perekonomian daerah asal TKI/W itu sendiri.. Remintasi Indonesia sendiri di kawasan Asia Pasific menurut data Bank Dunia mencatat berada di posisi keempat dengan penerimaan sebesar 7,1 Milliar dollar AS di BAWAH China yang hanya mendapatkan 51 milliar dollar AS disusul Filipina sebesar 21,3 milliar dollar AS dan Vietnam sebesar 7,2 milliar dollar AS.

Itu berdasarkan data daripada Bank Dunia lalu bagaimana kehidupan uang itu di pemerintahan ternyata tidak jauh berbeda dimana ketika pemerintahan dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri sampai berakhir penerimaan uang dari TKI/W berkisar di angka 1,866 milliar dollar AS jumlah ini semakin tahun meningkat menjadi 5,420 milliar dollar AS dalam persentase itu meningkat hampir 400 persen !! kemudian pada tahun 2005 hingga tahun 2008 menjadi 6.795 milliar dollar AS, jumlah ini tidak bergeser dan tetap pada posisinya pada tahun 2009 dikarenakan adanya krisis ekonomi global dan banyak analisis keuangan memprediksi bahwa penerimaan uang dari TKI/W ini akan meningkat menjadi 7,139 milliar dollar pada tahun 2010 !!!

Tetapi dari itu semua masih ada hal yang membuat para TKI/W kita sebagai warga kelas dua yaitu tidak ada atau ke-ENGGAN-an Republik Indonesia untuk meratifikasi Konvensi PBB tahun 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Buruh Migran dan Anggota keluarganya walau telah diagendakan di RAN HAM 1998-2003 dan juga RAN 2004-2009. kemudian ada juga ketidak adilan dalam hal porsi mereka seperti kita tahu bahwa jerih payah daripada TKI/W lebih besar porsinya daripada total bantuan asing yang beredar di Indonesia dimana kalau pendapatan TKI/W itu berjumlah 7,139 milliar dollar AS sedangkan bantuan asing HANYA 1,2 milliar dollar AS dalam satu tahun yaitu tahun 2010 !!

Itu data teknis lantas apakah dalam kenyataannya sama? Ternyata beda bahkan para TKI/W kita tidak bisa menikmati apa yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia sepertinya masih banyaknya pemerasaan dalam bidang administrasi ketika mereka sampai di terminal 3 khusus TKI dan masih banyak lagi pungutan-pungutan yang menjerat para TKI/W, sedangkan kalau bantuan asing pemerintah kita sepertinya kayak lupa daratan dimana bantuan asing itu mengalir masuk bak Tsunami kecil bahkan tidak ada perjanjian hitam diatas putih bahkan ada yang melanggar kententuan konstitusi negara kita dalam hal ini Pasal 33 seperti contoh kasus Freeport dan Newmont yang telah merusak lingkungan warga Papua dan Sulawesi Utara serta Nusa Tenggara tetapi pemerintah kita HANYA DIAM bahkan terkesan membela karena takut perusahaan itu keluar dan negara ini atau lebih tepatnya pemimpin kita tidak bisa mendapatkan uang sampingan dari perusahaan ini selain gaji utama mereka..bahkan di tebar karpet merah yang wangi jika ada CEO perusahaan yang memiliki perwakilan di negara kita ketika mereka datang bahkan di jamu satu tingkat lebih tinggi daripada jamuan kenegaraan…

Kembali ke permasalahan TKI/W ini penulis agak ragu bahkan pesimis daripada orang-orang yang mengaku para pejabat ini terutama dari Pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia lewat Perwakilan negara mereka di Jakarta yang mengatakan bahwa negaranya SANGAT MULIA MEMPERLAKUKAN tenaga kerja termasuk dalam memberikan perlindungan, tetapi itu kata Dubesnya tetapi faktanya ? BERAPA BANYAK TKI/W kita yang menderita mulai dari di perkosa secara suka-suka entah itu sama majikan pria atau anaknya atau bersama-sama, atau badannya di strika layaknya pakaian bahkan ada yang sampai lumpuh, buta dan gila kalau sudah seperti ini apakah ucapan manis daripada Dubesnya bisa di pertanggung jawabkan secara visual dan di perlihatkan kepada 210 juta jiwa rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote kalau TKI/W sehari-harinya bisa hidup damai dan rukun dengan majikan, BISA KAH WAN ABUD?!

Penulis juga bingung, bukan maksud menghina agama Islam tetapi kan faktanya adalah para TKI/W ini dari Indonesia yang mana negara dengan berpenduduk beragama Islam terbesar di dunia sementara majikan dan negara yang di tuju oleh para TKI/W ini adalah PUSAT daripada ajaran Islam dan beragama Islam, kalau begitu benarnya kenapa para TKI/W ini di SIKSA, di PERKOSA di tanah yang sebagian orang mengatakan atau menjuluki wilayah Saudi Arabia itu adalah TANAH SUCI padahal pengertian TANAH SUCI adalah tanah yang bersih dan tidak ternoda tetapi faktnya para majikan ini TANPA AMPUN dan TIDAK PUNYA otak dan nurani bisa melakukan penyiksaan, perkosaan hingga pembunuhan di TANAH SUCI, dan satu hal lagi adalah para TKI/W dan majikannya dalam doanya selalu mengagungkan nama ALLAH SWT benar tidak ?!

Menurut penulis sudah saatnya para MANUSIA YANG DIPILIH TUHAN SEBAGAI pemimpin di negara ini mulai dari Presiden, Menteri Luar Negeri, Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia, Menteri Tenaga Kerja, BNP2TKI JANGAN CUMA BISA NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK dimana selalu bereaksi geram, buat satuan tugas atau apalah kerja omong kosong itu tetapi kerjanya seperti HANGAT-HANGAT TAI AYAM yang Cuma bertahan dua minggu sementara batin dan nurani daripada korban ini seumur hidup bahkan di bawah sampai akhir hayat mereka karena mereka dan kita semua di mata Tuhan SAMA tetapi kenapa ketika para TKI/W ini menjadi korban para pemimpin ini HANYA MENJUAL CITRA lewat bibirnya dan wajah geram ala sinetron striping di depan kamera televisi ketika mendapatkan kabar tersebut seperti layaknya pria hidung belang yang sedang merayu ABG Perawan dengan kata-kata puitis begitu sudah dapat PERAWANnya lantas di tinggal begitu saja dan mungkin itu lah yang terjadi saat ini kenapa TKI/W serta WNI kita selalu bermasalah di luar sana karena di samping dari dirinya sendiri sudah bermasalah tidak mengikuti aturan yang ada, Pemerintah nya pun hanya baru berekasi ketika masalah itu sudah berujung darah dan kematian kalau darah dan kematian itu belum ada JANGAN HARAP NEGARA MAU BANTU benar tidak ?!

Haryono MT, 191110 15:45
Rhesza
Pendapat Pribadi

Kamis, 18 November 2010

Mana Suara Lantangmu Yang Mulia Tuan Marty ?!


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Lagi-Lagi kasus penganiayaan TKI terjadi kembali dan kali ini menurut penulis lebih parah dari sekian banyak kasus penganiayaan TKI oleh majikan yang terjadi di dataran Arab. Kenapa penulis mengatakan kasus yang ini lebih parah dan tidak manusiawi daripada penganiayaan yang terjadi kepada TKI, coba bayangkan bagaimana sakit nya ketika bibir itu tidak jauh berbeda dengan kertas HVS dimana digunting begitu saja oleh majikannya bahkan mukanya pun seperti mayat yang menjadi korban perdagangan organ tubuh dimana hampir semua mukanya penuh dengan jahitan.

Tetapi seperti kebiasaan para pejabat kita ini yang tidak jauh berbeda dengan keong yang jalannya lambat sekali, begitu kasus ini muncul di media, pejabat kita HANYA BERKATA protes keras tanpa ada reaksi keras misalnya MEMANGGIL dan MENUTUP sementara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh-Saudi Arabia atau memanggil Duta Besar Kerajaan Saudi untuk dimintai keterangan dan menyerahkan protes keras..

Ini sudah kesekian kalinya TKI kita diperlakukan tidak lebih seperti mainan atau binatang yang seenaknya bisa di mainkan tanpa ada rasa sakit dan untuk kesekian kalinya pemerintah kita hanya bisa NATO dan NATO yaitu NOT Action TALK Only dan juga Ngomong Asal TANPA OTAK dimana Cuma berbicara protes tetapi tidak ada bukti nyatanya untuk membuat negara yang memasok TKI kita merinding ketakutan.

Tentunya kita masih ingat dengan kasus Nirmala Bonat, Siti Hajar dimana diperlakukan tidak manusiawi oleh majikan mereka sehingga mengalami cacat permanen bahkan psikisnya terganggu karena perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka dapat, tetapi bagaimana dengan pejabat di negara ini begitu mendengar kasus ini apakah protes keras ? protes keras iya tetapi apakah mereka meminta dan mengawasi kerja penyidikan pemerintah Malaysia untuk menghukum majikan mereka dengan hukuman paling berat yang pernah negara itu lakukan terhadap seorang penjahat ? TIDAK ! bahkan Nirmala Bonat sempat dijadikan tersangka dan juga majikan dari Nirmala Bonat pun dapat bebas karena potong masa tahanan negara kita pun DIAM tanpa protes SAMPAI SEKARANG begitu juga terhadap kasus Siti Hajar!!

Penulis HERAN dan TIDAK HABIS PIKIR dengan sikap daripada pejabat kita ini ketika melihat rakyatnya menderita bahkan disiksa seperti boneka oleh warga negara lain HANYA PROTES KERAS tanpa ada langkah reaktif yang mengejutkan pemimpin negara yang menganiaya warga Indonesia seperti PROTES KERAS ala pejabat kita ini seperti HANGAT-HANGAT TAE AYAM !!!

Penulis ingin bertanya kepada para ORANG-ORANG YANG MENGAKU pemimpin DI NEGARA ini termasuk Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yang ketika menjabat sebagai Kepala Perwakilan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York DENGAN LANTANG MENOLAK Resolusi PBB tentang Iran yang sekarang LOYO, APA SICH yang membuat anda TAKUT dengan negara-negara yang menganiaya TKI dan WNI kita seperti Singapura, Malaysia, Saudi Arabia, Kuwait, Qatar, UEA apa ? padahal bagi penulis kita TIDAK PERLU TAKUT dengan mereka memang kalau kita putus diplomatik dengan mereka seperti PENGUSIRAN Dutabesar mereka di Jakarta dan kita memanggil pulang Dubes kita lantas negara kita LANGSUNG JATUH MISKIN begitu ? kemudian pertanyaan penulis kepada YANG MENGAKU pemimpin di negara ini SEBERAPA HEBAT SICH para WAN ABUD-WAN ABUD itu bagi perekonomian di negara kita kalau HANYA bisa menambah perekonomian dengan cara KAWIN KONTRAK habis itu wanita Indonesia ditelantarkan seperti HABIS MANIS SEPAH DI BUANG ?

KALAU Penulis JADI Menteri Luar Negeri Republik Indonesia penulis akan meniru kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Philipina dimana negara yang mungkin setara dengan kita sama-sama merangkak dalam hal perekonomian tetapi dalam melindungi warganya di luar negara mereka penulis acungin jempol kenapa ? pernahkah kita membaca media baik itu di dalam negeri atau siaran-siaran televisi luar negeri (baca: CNN, Al-Jazerra) yang menayangkan berita tentang penyiksaan majikan terhadap pekerja rumah tangga asal Philipina yang brutal seperti yang dialami oleh para TKI dan TKW kita ? TIDAK ADA !! Kenapa tidak ada, karena pemerintah mereka KERAS DAN MENGANCAM kepada negara-negara pemasok Tenaga Kerja Philipina, jika satu helai rambut atau ada yang tergores di badan daripada warga Philipina yang menjadi Tenaga Kerja disana maka HUBUNGAN DIPOMATIK PUTUS !! kalau sudah seperti ini negara manapun akan berpikir dua kali benar tidak !

Sepertinya kita sebagai rakyat Indonesia juga HARUS BERTANYA kepada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, APA SICH KERJA daripada para staff mulai dari Dutabesar sampai tingkat administrasi dari Kantor Kedutaan Besar dan Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di negara-negara pemasok TKI/W kita SEPERTINYA mereka TIDAK DENGAN HATI bekerja dalam hal melindungi warga Indonesia yang menjadi TKI/W, kalau memang mereka bekerja tentunya TIDAK AKAN ada Nirmala Bonat, Siti Hajar dan yang teraktual adalah Sumiati dengan kondisi tubuh yang kita semua tahu, Benar tidak ? Bukankah Jobdesk daripada Kantor Kedutaan Besar dan Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia itu adalah SELAIN sebagai Representatif daripada negara Indonesia di luar sana itu juga MELINDUNGI daripada warga negara Indonesia TERMASUK HAK-HAK ASASI mereka sesuai dengan konvensi HAM yang berlaku secara Internasional walaupun mereka tidak pernah MELAPOR ke KBRI atau KJRI ?

Akankah Republik Indonesia dalam hal Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengambil sikap tegas kepara pemerintahan Kerajaan Saudi Arabia dalam melihat kasus Sumiati ini misalnya MENUTUP Kantor Kedutaan Besar dan Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia sebagai protes keras negara ini atau itu hanya gertakan sementara layaknya Soto Gebrak yang sekali gertak tetapi selanjutnya diam saja seakan angin lalu tanpa melihat masa depan daripada korban akibat kebrutalan majikannya yang GA PUNYA OTAK !! kita lihat saja nanti…Buat Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Yang Mulia Tuan Dr. R.M. Marty M. Natalegawa KEMANA suara lantangmu seperti ketika menjabat sebagai Kepala Perwakilan Tetap Republik Indonesia yang menolak keras Resolusi PBB tentang pengawasan nuklir Iran KEMANA !

Thamrin, 171110 16:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
--
Lengkapnya berita diatas disini

Terima Kasih Obama…


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Tulisan ini masih berkaitan dengan kunjungan Presiden Obama beserta Isteri ke Jakarta setelah dari India, kita tahu bagaimana kedatangan Presiden ini membuat sebagian jalan di Jakarta mengalami kelumpuhan karena adanya sistem buka-tutup jalan sekitar Thamrin-Sudirman, Kalibata hingga Depok yang katanya Kepolisian dari Direktorat Lalu Lintas Mabes Polri mengatakan buka-tutup jalan sekitar 5-7 menit tetapi nyatanya penulis melihat setidaknya hampir tiga puluh menit..

Penulis tidak akan mempermasalahkan soal jalur buka-tutupnya jalan yang di lalui oleh Obama tetapi ada yang ingin penulis tulis soal Obama yang membuat penulis sedikit kaget, dan angkat topi serta dua jempol buat beliau kenapa ?

Kita bisa lihat bagaimana Obama berpidato tentang Indonesia dan Amerika tentunya yang menurut beberapa orang termasuk penulis belum tentu bisa menjelaskan tentang paham daripada sebuah negara seperti Indonesia kepada warga asing tetapi beliau menurut penulis bisa menjelaskan apa itu Indonesia baik politik maupun ideologinya walaupun jadinya seperti menggurui dan sok tahu..

Seperti pada pidato beliau di Balirung, komplek Universitas Indonesia-Depok, pada awal pidato beliau mengucapkan Assalamualaikum dan salam sejahtera yang selalu menjadi bahasa wajib bagi semua pejabat Indonesia ketika berpidato pada sebuah kegiatan, dari kalimat itu saja Presiden Obama ingin merasakan sebagai orang Indonesia dengan bahasa Indonesia yang dilontarkan pun tidak seperti orang asing yang sedang berbicara bahasa Indonesia dengan terbata-bata tetapi Obama sangat lancer sekali.

Tetapi dari itu semua penulis mengangkat jempol dan topi kepada beliau karena beliau telah mengingatkan kita semua yang merasa warga negara Indonesia tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, kenapa penulis harus mengangkat jempol dan topi kepada Presiden Obama karena kita bisa lihat bagaimana seorang warga negara Amerika Serikat yang juga Presiden Amerika Serikat ini menjabarkan arti dari Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan juga arti dari Istiqlal yang kita sendiri sebegai warga Indonesia pun belum tentu bisa selancar tuan Presiden Obama..

Soal Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika penulis ingin bertanya kepada para pembaca apakah kita sudah mengamalkan dan menjalankan dengan nyata apa itu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan kita sehari-hari ? pasti banyak yang berpikir dahulu baru menjawabnya benar tidak ?

Tidak usah bohong, banyak dari kita yang sampai saat ini belum bisa menjalankan apa isi dari Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, salah satunya adalah kasus penolakan terhadap aktivitas kaum nasrani di Ciketing-Bekasi oleh sekelompok orang yang sok suci (bagi penulis) padahal arti dari Bhinneka Tunggal Ika sendiri adalah Berbeda-beda tetap satu dan dalam Pancasila pun pada sila Pertama adalah, Ketuhanan Yang Maha Esa jadi kasus Ciketing tersebut apanya yang salah kalau muara dari peribadatan itu untuk satu orang yaitu TUHAN, benar tidak ?!

Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah apakah para pejabat ini dalam hal ini mulai dari eksekutif hingga legislative menjalankan apa yang di tulis dan di ucapkan oleh Obama dalam hal ini Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika? Pasti beragam jawabannya tetapi intinya tetap kita malu dan harus intropeksi dalam nurani kita masing-masing benar tidak ?!

Sebenarnya paham negara kita dengan Amerika itu tidak jauh berbeda seperti yang diucapkan oleh Obama dan benar yaitu kalau Indonesia punya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti Berbeda-beda tetapi satu sedangkan Amerika punya semboyan E pluribus unum yang artinya adalah Dari Banyak Menjadi Satu, bukan kah itu juga mengandung dari banyak pemikiran menjadi satu yaitu demi Amerika sama seperti dengan Indonesia benar tidak ?!

Sudah waktunya kita sebagai dan yang mengaku warga negara Indonesia agar kehidupan bangsa ini sesuai dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika jangan Cuma ucapan saja ketika kita jaman kakek tua Cendana kita bisa hapal dan pengamalkan secara nyata tetapi sekarang sudah luntur, apa mesti kita di cambuk lagi dengan ucapan seorang Obama-Obama lainnya ketika berkunjung ke Indonesia dan lebih tahu daripada kita dan baru kita sadar ?

Tuan Obama…terima kasih atas pidato terbuka yang anda sampaikan karena pidato anda ini penulis merasa malu karena anda yang hanya 4,5 tahun hidup di Indonesia tahu dan paham apa itu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika daripada penulis dan mungkin rakyat Indonesia yang sudah beberapa generasi dan terima kasih telah diingatkan kembali soal pentingnya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika karena selama ini para pemimpin di negara ini bekerja tidak di landasi dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tetapi lebih bekerja dengan di landasai ideologi partai-partai, golongan dan perut mereka sendiri…sekali lagi terima kasih Obama…

Depok, 101110 10:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Selasa, 16 November 2010

Malu Punya Pejabat Munafik (bagian 2) !!


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Tulisan ini masih terkait dengan kedatangan atau kata beliau PULANG KAMPUNG NIH Presiden Amerika Serikat, kalau anda membaca tulisan penulis bagian yang pertama (disini) maka masih ada pejabat yang menurut penulis munafik bahkan pangkatnya lebih tinggi daripada pejabat yang penulis tulis pertama kali.

Adegan ini masih di tempat yang sama yaitu Istana Negara, kejadian ini terjadi ketika jamuan makan malam internasional yang di adakan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjamu Presiden Amerika Serikat beserta Istri, dimana tanpa disangka tanpa di duga pada bagian depan samping kanan (kalau melihat di televisi) muncul seseorang yang selama ini ketika diundang negara tidak pernah hadir seperti upacara kenegaraan 17 Agustus atau Hari Pahlawan tanpa alasan tetapi ketika jamuan makan malam internasional beliau datang dan tampak anggun beserta suami, siapakah dia ?

Dia adalah Diah Permata Megawaati Setiawati Soekarnoputri atau biasa kita kenal sebagai Megawati Soekarnoputri, mantan Presiden Republik Indonesia Periode 23 Juli 2001 sampai dengan 20 Oktober 2004 .

Kenapa penulis menulis judul diatas, karena melihat sikap beliau yang memang munafik, kenapa penulis mengatakan munafik kita bisa lihat, bagaimana perang saraf dan sindiran antara presiden dengan Megawati dalam berbagai hal dan masalah terutama urusan kenegaraan dimana mbak Mega selalu mengkritik kerja pemerintah yang tidak beres dalam hal melayani dan mensejahterahkan rakyat.

Seperti contoh ada ungkapan dari beliau kalau pemerintah kita saat ini seperti permainan Yoyo yang naik-turun seperti halnya pemerintah yang selalu naik-turun dalam menjalankan roda pemerintahan negara ini, atau ada lagi beliau menyebut pemerintah seperti sedang melakukan tari poco-poco karena tidak konsisten dalam menjalankan roda perekonomian negara ini. Benarkah demikian ?

Menurut penulis sich dua istilah yang di lontarkan oleh beliau kepada pemerintah soal kerja mereka terhadap negara masih dianggap wajar daripada kerja beliau ketika masih menjabat dimana beliau dengan mudah dan gampangnya menjual yang menjadi aset negara kepada pihak asing yang mana rakyat Indonesia belum menikmatinya seperti contoh kasus penjualan sebuah perusahaan negara yang bergerak di bidang telekomunikasi yang di jual kepada perusahaan telekomunikasi asal Singapura atau penjualan kapal tanker milik Pertamina dengan harga murah padahal kapal tanker tersebut baru saja di buat dan di beli !

Kembali kepada acara jamuan makan malam internasional yang di hadiri beliau dan penulis mengatakan bahwa belaiau adalah pejabat paling munafik di negara ini, kenapa penulis menjulukinya munfik ? kita bisa lihat dan mungkin juga bertanya ada apa ini ketika perayaan-perayaan kenegaraan seperti Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan tiap tanggal 17 Agustus dimana Istana selalu mengirimkan undangan kepada beliau untuk menghadiri upacara tersebut karena sebagai mantan kepala negara tetapi beliau tidak pernah datang sebagai mantan kepala negara atau sebagai bagian dari keluarga besar Bung Karno dengan berbagai alasan, TETAPI KENAPA ketika Presiden Obama beserta istri datang ke Jakarta dan Presiden Yudhoyono menjamu beliau sebagai rasa terima kasih telah datang ke Indonesia dengan jamuan makan malam kenegaraan beliau datang dengan busana khasnya warna merah dan tersenyum lepas ketika bersalaman dan mengobrol sejenak dengan Presiden Obama, ada apa ini ?!

Terlepas dari itu semua kiranya para pejabat negeri ini menjaga sikap dan perilakunya dengan konsisten jangan sampai seperti yang dilakukan oleh dua pejabat ini, sok menjaga imej dan ego mereka di hadapan kolega politik dan rakyat tetapi akhirnya termakan sendiri imej dan ego mereka dengan keadaan yang ada seperti yang terjadi di Istana beberapa hari yang lalu dan rakyat termasuk penulishanya bisa diam, atau tertawa lebar sambil berkata MUNAFIK !!!

Merdeka Selatan, 131110 06:40
Rhesza
Pendapat Pribadi

Senin, 15 November 2010

Antara LPI, ISL dan Impotennya Prestasi PSSI


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Memasuki bulan November ini publik sepakbola nasional di kejutkan (menurut penulis) dengan adanya pertandingan amal antara Persebaya (atau sekarang di kenal dengan Surabaya FC) dan Persema Malang melawan Tim yang berisi pemain-pemain Belanda yang memiliki darah Indonesia dimana hasil dari dua pertandingan ini akan disumbangkan kepada korban bencana Wasior, Mentawai dan Merapi.

Tetapi yang lucu dan menggelitik adalah yang mengorganisasikan pertandingan ini bukanlah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia-PSSI yang selama ini sebagai otoritas tertinggi di Indonesia dalam hal sepakbola tetapi sebuah badan yang menurut penulis badan ini seperti anak kemarin sore yang tiba-tiba muncul begitu saja dengan sedikit membawa “jualan” yang bisa membuat rakyat terbujuk.

Badan itu adalah Liga Primer Indonesia (selanjutnya disebut LPI), sebuah badan yang menurut penulis sedikit tandingan dengan PSSI dan tentunya jualan mereka, ISL. LPI adalah sebuah liga yang dicetuskan oleh sekelompok orang yang menamakan diri mereka Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia-GRSNI, hasil dari pemikiran merea inilah lahirlah sebuah liga yang bernama Liga Primer Indonesia dimana liga ini bertumpu pada professionalisme dan kemandirian tidak seperti yang ada saat ini, hasil dari kerja keras ini membuahkan hasil dimana terwujud laga amal antara Surabaya FC serta Persema Malang dengan IndoHolland.

Tetapi dalam perjalanannya LPI masih dianggap sebelah mata oleh berbagai kalangan terutama kalangan pendukung klub a.k.a. suporter bahkan ada beberapa suporter yang antipati dan sinis melihat LPI ini lebih kepada sebagai kendaraan politik untuk pengusaha Arifin Panigoro penggagas LPI ini untuk duduk di PSSI#1 alias Ketua Umum PSSI.

Kalau bagi penulis sendiri kehadiran LPI ini bisa menjadi sebagai oase di tengah ketidakmampuan atau bahasa lebih jelasnya (maaf) impotennya prestasi PSSI di semua kancah internasional mulai dari Liga Champion Asia, Piala AFC, Piala AFF,SEA GAMES, ASIAN GAMES, Olimpiade hingga Piala Dunia, bahkan Piala Asia sendiri untuk pertama kalinya sejak tahun 1994 kita gagal tembus putaran final.

Pertanyaan sekarang sekaligus merenung dalam nurani anda yang merasa sebagai suporter atau penikmat sepak bola nasional adalah BISA APA ISL atau dulu bernama Liga Indonesia sampai berjilid 13 musim dalam merepresentasikan prestasi Timnas sudah adakah hasilnya paling tidak peroleh Perak atau Emas Asian Games ? atau Juara Piala AFF ? atau selama Liga Indonesia hingga berganti nama menjadi ISL sudah berapa banyak pemain hasil kompetisi ini yang di lirik klub maju Asia seperti Gamba Osaka-Jepang sampai Eropa seperti jejak Park Ji Sung atau Nakata ? atau apakah Liga Indonesi hingga ISL dengan 13 musim ini BISA MENDAMAIKAN Viking-Bobotoh dengan Jak Mania, serta ratusan ribu BONEK ketika klub mereka bertanding paling tidak duduk nyaman satu deret bangku atau ketika berada di luar stadion baik sebelum dan sesudah klub mereka bertanding ?? atau selama Liga Indonesia hingga ISL 13 musim ini SUDAH BERAPA pemain muda usia mulai 13 hingga 23 tahun yang turun berkompetisi secara penuh 90 menit pada satu klub di Liga Indonesia sampai ISL ?

Jawabnya belum ada dan tidak !!! kalaupun ada tidak setenar Park Ji Sung atau Nakata yang bertahun-tahun di klub besar Eropa dan menjadi incaran banyak klub, pemain kita hanya berlabel “Pinjaman” ataupun kontrak hanya 1 musim saja selebihnya pulang dengan banyak alasan seperti “kangen rumah”, “ga kuat udaranya” alasan ini yang selalu digunakan pemain kita ketika dikontrak oleh klub luar Indonesia, makanya pemain kita agak OGAH dilirik dan kontrak penuh klub asing !!

Menurut penulis bukan maksud membela dan memilih LPI sebagai fans, tetapi kita bisa lihat dari apa yang penulis utarakan di atas, sekarang pertanyaannya Sepak bola kita mau kemana arahnya, kalau penulis melihat PSSI ini sekarang ini sudah mengandung motto NATO tetapi NATO kali ini BUKAN Not Action Talk Only tetapi lebih kepada Ngomong Asal TANPA OTAK !! kenapa penulis berkata begitu, kita bisa lihat kok bagaimana prestasi sepak bola kita di tangan 4 serangkai dari jaman penulis SD hingga sekarang masih saja di PSSI tetapi ya itu mereka hanya NATO dan terbukti dari ke-NATO-an mereka sampai sekarang tidak ada gelar piala atau apapun dari sebuah kejuaraan, jangankan gelar, kemenangan dalam bertanding pun yang sifatnya resmi dan akan mempengaruhi rangking FIFA sampai saat ini seperti susah sekali mendapatkannya. Kalau menang paling lawan tim anak kemarin sore seperti Maladewa, Philipina padahal rangking mereka di bawah Indonesia Benar tidak ?!

Penulis agak sedikit tertawa ngakak ketika PSSI akan mengadukan LPI ke FIFA sebgai liga ilegal karena menggunakan wasit internasional berlisensi FIFA asal Mesir untuk memimpin dua laga amal yang dibentuk oleh LPI, kenapa penulis ngakak mendengar isu ini karena menurut penulis apa yang di lakukan oleh LPI adalah mulia membuat pertandingan amal untuk membantu saudara-saudara kita sesama warga Indonesia yang sedang ditimpa musibah, sedangkan PSSI sebagai otoritas sepak bola paling tua di Indonesia dan paling tua dari semua induk organisasi olahraga di Indonesia sampai detik ini tidak ada penulis lihat dan dengar akan adanya pertandingan amal misalnya antara kumpulan pemain Indonesia yang bermain di ISL dan Divisi Utama hingga amatir melawan kumpulan pemain asing yang bermain di ISL dan Divisi Utama hingga amatir bahkan penulis melihat pertandingan ISL TIDAK ADA SATUPUN pemain dan Official yang mengenakan pita hitam di lengan kiri atau kanan mereka sebagai wujud solidaritas dan duka cita atas bencana alam ini, makanya kenapa penulis ngakak mendengar kabar akan ada pelaporan sepertinya PSSI ini kita sudah tidak punya nurani atau mati rasa solidaritas dan juga nurani mereka !!

Penulis melihat LPI ke depan setidaknya bisa memberikan sebuah prestasi mungkin bagi Timnas atau angin segar daripada kompetisi yang sudah sangat tidak layak di tonton kenapa, sebuah tontonan sepak bola itu bukan sekedar hanya permainan satu bola diperebutkan oleh 22 pemain tetapi bagaimana permainan itu di mainkan dengan sedikit hiburan dan tentunya semangat fair play harus ada, di sepakbola negeri ini pun ada hiburannya tetapi hiburan yang menyeramkan dimana wasit di hakimi layaknya maling ayam yang tertangkap oleh warga, atau penonton yang seenak otaknya merusak stadion padahal membuat stadion itu bukan perkara dana Rp 1-10 juta tetapi milyaran, atau pengurus sepak bola kita ini tidak berani memberikan sanksi tegas TANPA ADAnya intervensi daripada pimpinan (baca: remisi atau PK) kepada klub atau pemain yang jelas-jelas melanggar ketentuan dalam dunia sepak bola yang di keluarkan oleh FIFA dan AFC.

Sekali lagi bukan maksud membela LPI dan menghujat ISL serta PSSI tetapi kiranya kita sebelum menghujat dalam hal ini LPI berpikir dulu dengan otak dan nurani yang sehat apakah kita SUDAH PANTAS untuk menghujat LPI sebagai organisasi yang katanya ilegal dan sebagai kendaraan politik seseorang untuk menjadi ketum PSSI sementara yang kita bela ini (baca: PSSI) sampai detik ini tidak bisa memberikan aura kemenangan dan kado terindah bagi supporter Indonesia yang rela ber-ratus-ratus kilometer mereka tempuh dari rumah mereka ke Stadion Gelora Bung Karno HANYA untuk satu tujuan MELIHAT TIMNAS MENANG DAN JUARA !!! tetapi sampai detik ini impian itu belum dan mungkin agak lama terwujudnya padahal pengurus sepak bola ini SUDAH DUA PERIODE bekerja bahkan sudah ada yang mewujudkan PSSI itu PERUSAHAAN KELUARGA !!!

Kita lihat saja bagaimana “napas” daripada LPI ini apakah bisa membuat dunia sepak bola kita lebih maju pesat sesuai dengan semangat fair play yang di dewakan oleh FIFA serta hasil dari LPI ini bisa membuat pemain-pemain sepak bola kita mengikuti jejak Park Ji Sung di kontrak penuh dan lama tanpa ada lagi label “ pinjaman “ dan bisa berganti-ganti kostum klub bergengsi di Eropa serta mencetak gol ke klub lain dalam arena Liga Champion Eropa ? kita lihat saja nanti, sukses buat LPI dan buat 4 serangkai dan juga pengurus PSSI yang sepertinya akan menjadi perusahaan keluarga JANGAN ENGKAU TANYA APA YANG SUDAH KLUB DAN SUPPORTER LAKUKAN UNTUK SEPAK BOLA INDONESIA, TETAPI TANYAKAN PADA NURANI MU APA YANG SUDAH ENGKAU LAKUKAN UNTUK PECINTA SEPAK BOLA INDONESIA jangan cuma bisa NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK !!!

GBK Std, 141110 08:00
Rhesza
Pendapat Pribadi
http://republikkaummiskin.blogspot.com
@rhesza





Jumat, 12 November 2010

Malu Punya Pejabat Munafik (bagian 1) !!


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Sebelum memulai tulisan penulis ingin mengucapkan selamat datang dan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Husein Obama dan Istri yang telah berkunjung ke Indonesia walaupun hanya sekitar 18 jam tetapi dalam 18 jam itu penulis dan mungkin rakyat Indonesia tersentuh dengan ucapan-ucapan beliau yang mengesankan tidak ada jarak dan merasa seperti ada dirumah sendiri.

Baik cukup basa-basinya karena tulisan ini bukan membahas soal sang Presiden tetapi lebih kepada ada dua kejadian yang menurut penulis agak kurang pantas dan tidak terpuji apalagi itu di lakukan seorang yang termasuk kategori pejabat atau tokoh public yang seharusnya menjadi panutan bagi masyarakat, dan tulisan ini satu dari dua tulisan yang akan penulis turunkan yang dikaitakn dengan tingkah 2 pejabat ketika Presiden Obama datang ke Indonesia.

Tulisan pertama dari dua tulisan penulis yang akan penulis tulis mengenai kejadian menghebohkan oleh seorang pejabat. Siapa yang tidak kenal dengan pejabat yang satu ini posisi dia saat ini adalah sebuah posisi yang tidak jauh berbeda dengan Kepala HUMAS antara negara dan rakyat, kenapa penulis menulis judul di atas di karenakan sikapnya yang semua orang sudah tahu.

Sikap khas beliau adalah ketika bertemu dengan seorang wanita apalagi kalau wanita ini ingin berjabat tangan sang penjabat ini langsung mengatupkan kedua tangannya tanpa bersentuhan dengan tangan dan kulit tangan daripada wanita yang ada di dekatnya yang mau berjabat tangan, alasan beliau adalah berkaitan dengan keimanan beliau dimana seorang pria dan wanita yang tidak memiliki status (baca: perkawinan) tidak bisa bersentuhan (maaf kalau penulis salah mengartikannya)

karena sikapnya ini sering kita lihat dimana ketika di wawancara atau kegiatan apapun yang didalam kegiatan itu ada beberapa wanita dengan otomatis beliau segera mengatupkan kedua tangannya di atas dada agar tidak bersentuhan tetapi tidak ketika Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama dimana dengan jelas terlihat kalau pejabat ini berjabat tangan dengan bersentuhan tangan dengan seorang ibu negara yang jelas-jelas kalau menurut kebiasaan keimanan beliau yaitu BUKAN MUHRIM…

Mungkin jika kejadian salaman dengan bukan muhrim ini tidak terlihat oleh mata dan kepala seorang wanita yang juga Pemimpin Redaksi sebuah stasiun televisi yang kebetulan melihat beliau dan di sebar lewat jejaring social mungkin tidak sampai heboh hingga saat ini bahkan ramai juga di perbincangkan oleh semua media baik cetak maupun televisi di negara sang ibu negara bahkan ada yang memparodikannya,
Penulis tidak mempermasalahkan ideology beliau tetapi bagi penulis agak aneh saja dengan ideology beliau dimana tidak mau bersalaman dengan wanita yang bukan bagian dari keluarganya atau muhrim, bagi penulis tindakan beliau itu adalah tindakan egois dan sombong kenapa penulis mengatakan itu logikanya seperti ini saja, bagaimana kalau ketika beliau membutuhkan sesuatu misalnya sedang jatuh atau butuh bantuan yang kebetulan disana hanya ada satu-satunya orang yaitu wanita dan kemudian wanita itu ingin mengulurkan tangannya untuk membantu apakah beliau akan diam atau ? atau ada lagi misalnya beliau sedang jalan kemudian ada seorang wanita yang ingin membutuhkan bantuannya apakah beliau membantu atau tidak kalau berdasarkan ideology mereka, padahal kita semua tahu bahwa Tuhan itu menciptakan manusia saling membutuhkan satu sama lain, kalau kelakuan daripada beliau boleh kah penulis mengatakan kalau beliau tidak menjalankan apa dasar manusia itu di ciptakan oleh Tuhan.

Soal kelakuan beliau sendiri dalam menjalankan pekerjaan sebagai pejabat negara selalu bermasalah mulai dari seratus hari pertama menjabat, sudah banyak kontroversi yang di keluarkan beliau melalui institusinya seperti adanya rancangan undang-undang yang membatasi kegiatan para blogger di jaringan dunia maya, kemudian adanya rencana pemblokiran situs-situs porno yang ada di Indonesia sebelum bulan puasa di buka tetapi kenyataannya ? hingga hari ini saja penulis dan beberapa rekan MASIH BISA bahkan BEBAS MEMBUKA akses pornografi dengan terang-terangan tanpa di sensor seperti pornografi Jepang yang di ijinkan kalau seperti ini apa yang di berantas ? dan yang terakhir kasus jabat tangan dengan ibu negara…

Kalau ditanya yang terlintas pertama kali mendengar nama beliau ini penulis akan berkatan MUNAFIK !!! pesan penulis untuk beliau adalah pak..tolonglah jadi pemimpin itu yang benar, jujur dalam berkata dan berbuat karena bapak di gaji oleh uang rakyat !!!

Apakah dengan tindakan beliau ini membuat satu Amerika mengejek Indonesia dan juga membuat rakyat marah sehingga ketika adanya isu reshuffle beliau ini berada dalam urutan paling atas untuk segera dig anti ? kita lihat saja paling tidak rakyat sudah tahu serta berpikir dewasa dan kritis karena rakyat tahun 2010 ini bukan rakyat yang hidup ketika negara ini dipimpin oleh kakek tua dari Cendana !! kita lihat saja nanti..

Merdeka Selatan, 121110 17:39
Rhesza
Pendapat Pribadi

Rabu, 10 November 2010

Relawan Bencana Adalah Pahlawan Sebenarnya


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Setiap tahun di bulan November tepatnya tanggal 10 negara ini selalu merayakan dengan mengheningkan cipta untuk jasa-jasa para pahlawan kita yang rela berjuang tanpa mengenal apa agama, suku, dan ras mereka tetapi hanya satu yang ia perjuangankan adalah kemerdekaan dan pembebasan dari segala macam penjajahan. Kenapa tanggal 10 November setiap tahun kita rayakan hari Pahlawan karena pada tanggal tersebut ada peristiwa besar dan mengubah negara ini yaitu adanya perobekan kain warna Biru pada bendera Belanda menjadi Bendera Merah Putih di atas puncak hotel Yamato, Surabaya dan dari peristiwa ini muncul sosok yang bernama H. Soetomo atau yang sering kita kenal sebagai Bung Tomo.

Setiap menjelang tanggal 10 November setiap tahun pemerintah memberikan medali kehormatan yaitu Gelar Pahlawan bagi semua warga negara Indonesia yang telah berbakti jiwa dan raga serta pemikirannya untuk negara ini, tetapi tahun ini sepertinya berbeda karena ada isu adanya pemberian gelar kepada mantan Presiden Indonesia kedua dan abadi H.M. Soeharto satu dari 10 kandidat pahlawan karena keterkaitannya dengan sejumlah kasus seperti kasus HAM sepanjang beliau berdinas sampai akhir hayatnya.

Terlepas dari benar atau tidaknya H.M. Soeharto pada tanggal 10 November nanti akan di sematkan medali kehormatan dan gelar pahlawan menurut penulis kiranya kita melihat sebenarnya siapa yang pantas jadi pahlawan untuk negara ini. Kalau penulis mengambil pengertian arti dari pahlawan seperti yang ada di website kementerian Sekretariat Negara adalah point dari salah satu pengertian Pahlawan yaitu bahwa Pahlawan itu seseorang yang telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara kemudian masih dalam pengertian Pahlawan adalah telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat.

Kemudian masih terkait dengan pengertian dari apa itu Pahlawan dimana mereka melakukan pengabdian dan perjuangan yang di lakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya, lalu perjuangannya yang di lakukannya mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional dan memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.

Lantas kira-kira kepada siapa kah cirri-ciri ini disematkan jika kita berbicara tentang Pahlawan ? apakah langsung tertuju kepada isu yang sekarang beredar yaitu H.M . Soeharto atau siapa ? semua orang mempunyai persepsi dan pandangan masing-masing jika mengaitkan pengertian serta rincian apa itu pahlawan tetapi penulis mempunyai criteria nyata tentang kepada siapa criteria dan pantas di berikan untuk medali dan gelar “Pahlawan” ! menurut penulis yang pantas mendapatkan gelar dan medali itu adalah sekelompok orang yang disebut RELAWAN !!

Kenapa penulis mengatakan Relawan yang berhak mendapatkan gelar dan medali “Pahlawan’ itu karena mereka sangat-sangat terkait dengan criteria-kriteria yang ada dalam pengajuan gelar dan medali “pahlawan” kita bisa lihat tugas sebagai relawan itu adalah sangat mulia, mereka melakukan tugas tanpa pernah mengharapkan imbalan bahkan mereka rela mengorbankan jiwa mereka asal orang yang mereka bantu dapat selamat dan tidak kekurangan apapun seperti yang terjadi di kawasan Merapi dimana kabarnya ada sekitar 5-6 orang relawan yang hilang bahkan meninggal dunia terkena awan panas karena mencoba membantu warga sekitar untuk di evakuasi ke tempat yang aman.

Tetapi seperti kelakuan busuk negara ini dimana pekerjaan relawan ini masih di pandang sebelah mata oleh berbagai pihak termasuk negara sendiri kita bisa lihat bagaimana negara hanya diam di tempat ketika ada bencana yang justru bergerak adalah tim relawan, bahkan ketika Merapi tererupsi sampai hari ini, penulis tidak pernah mendengar release berapa banyak korban tewas, luka-luka berat maupun ringan, kehilangan rumah dan harta VERSI Pemerintah tetapi yang ada malah VERSI Relawan dan gerakan militant dari jejaring social seperti tuider..

Atau ketika keperluan apa saja yang dibutuhkan oleh para pengungsi apakah pernah Pemerintah mengeluarkan anjuran atau petunjuk kepada masyarakat luas apa yang boleh dan tidak untuk menyumbang ? TIDAK yang ada malah para relawan dan masyarakat yang mengeluarkan saran dan lagi-lagi lewat jejaring social media seperti tuider.

Saran penulis kepada pemerintah dalam hal memberikan medali kehormatan dan gelar Pahlawan yang (mungkin) berprestasi tetapi berprestasinya secara tidak sehat dan menyengsarakan orang lain lebih baik medali itu diberikan kepada para relawan yang bertugas di daerah bencana dan konflik termasuk yang terjadi di Merapi yang rela mengorbankan ke-egoisan mereka, meninggalkan dunia mereka seperti istri dan anak mereka demi orang lain padahal diantara mereka ada yang hidup sederhana bahkan kekurangan tetapi panggilan hati mereka untuk membantu sesam a yang menguatkan mereka untuk sejenak melepaskan itu semua dan pemerintah pun kiranya bisa berpikir lebih waras dengan nurani untuk melihat para relawan ini daripada politik pencitraan yang membuat sebagian orang termasuk penulis ingin muntah melihatnya.

Untuk para relawan baik yang saat ini sedang bertugas serta yang harus meninggalkan dunia ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas perjuangan mu dalam menolong sesame di negara ini, jasa-jasamu akan selalu kami kenang selalu di hati kami, karena anda semua adalah Pahlawan bagi kami semua Tuhan Berkati kalian semua...

Selamat Hari Pahlawan….

Thamrin, 101110 10:05

Rhesza
Pendapat Pribadi

Protokoler Ternyata Lebih Kejam Daripada Pembunuhan (bag 1)


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

"Tidur di kasur baru kemarin, dari 29 balita kemarin sore dipinjamin tiga kasur busa. Besok dikembalikan, “ Agustinus Mujimin


(lengkapnya )


Kenapa penulis menuliskan judul di atas seperti itu di karenakan adanya berita yang tidak mengenakann di samping berita tentang duka saudara-saudara kita yang ada di Wasior, Mentawai, Merapi dan tempat lainnya. Tulisan ini lebih kepada peringatan buat orang-orang yang merasa pemimpin atau koleganya agar lebih respek dan menggunakan nurani daripada mengikuti apa kata protokoler atau anak buah.

Kita tahu bagaimana para pemimpin ini selalu di awasi gerak-geriknya oleh sejumlah kelompok yang memperkenalkan diri sebagai pasukan pengawal, ajudan atau apapun namanya bahkan fungsi mereka ini lebih vital daripada para pemimpin atau bos mereka tetapi dari vitalnya itu malah lebih menyesengsarakan masyarakat atau orang-orang yang sedang di kunjungi oleh pemimpin mereka.

Kasus yang penulis utarakan adalah terjadi di kawasan Merapi dimana para pemimpin kita datang kesana untuk meninjau situasi terakhir baik itu kondisi Merapinya sendiri begitu juga dengan rakyatnya tetapi apa yang di dapat tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan dengan apa yang di sebut empati secara nurani.

"Kamu pimpinan kelompok, yah. Nanti kalau Bapak Presiden datang bilang 'Hormat kepada Bapak Presiden Republik Indonesia siap grak'," kata guru lain kepada seorang siswa. Si murid hanya manggut-manggut.


[Lengkapnya]


Ada beberapa jurnalis yang menulis bagaimana persiapan sebelum pemimpin ini meninjau yang menurut penulis agak kurang masuk akal dan terkesan menutup-nutupi apa yang sudah terjadi di depan mata atau istilahnya dibersihkan dulu padahal kita mau pemimpin kita tahu dan merasakan apa yang dirasakan oleh kita.

Seperti yang terjadi di Merapi dimana seorang jurnalis melaporkan bahwa sebelum kedatangan sang pemimpin negara ini semua akses jalan yang akan di lewati oleh sang pemimpin di perbaiki supaya nyaman padahal sebelumnya kondisi jalan tersebut memprihatinkan dan sangat parah kondisinya tetapi begitu sang pemimpin ini datang maka jalan yang tadinya memprihatinkan dan parah kondisinya berubah menjadi mulus tanpa ada lubang sedikit pun Walah seperti adegan sulap di tipi-tipi.

Kalau urusan mengubah jalanan yang tadinya rusak parah menjadi bagus bagi penulis tidak ada masalah walaupun dilemma tetapi yang lebih menyakitkan adalah ketika para korban mengungsi ini di arahkan layaknya seorang pemain sinetron yang diarahkan oleh seorang sutradara, sutradara dalam kali ini adalah Rombongan sirkus (baca: Protokoler dan keamanan) daripada lingkaran sang pemimpin yang kemana-mana SELALU menyusahkan rakyat entah itu di jalan hingga mengakibatkan beberapa orang pada tahun 2004 harus tercabut nyawanya di tol atau sampai membuat seorang gadis kecil mengalami trauma karena ke-egoisan daripada rombongan sirkus ini walaupun sang juru bibir mengatakan bahwa iringan-iringan akan di kurangi tetapi nyatanya ? sampai kemarin ( 4/11) sekitar pukul 13.00 melintas rombongan sirkus pemimpin ini yang terdiri dari 4 motor patwal, 2 motor gede jenis sport dan lebih dari 20 mobil katergori SUV dan minivan melintas di daerah Taman Suropati, Jakarta Pusat apakah ini yang di sebut penghematan iring-iringan seperti yang di ucapkan oleh JURU BIBIR ISTANA ?

"Di sini senang di sana senang...di mana-mana hatiku senang. Di sini senang...di sana senang, di mana-mana SBY senang," teriak anak-anak tersebut.


Seperti contoh yang di tuliskan oleh para jurnalis ini adalah pada saat bencana wasior dimana menurut salah satu korban yang bercerita kepada media bahwa mereka diangkut oleh beberapa truk tronton untuk di drop di sebuah tempat yang ternyata tempat untuk berbicara dengan sang pemimpin lengkap layaknya sebuah kegiatan resmi dimana ada tenda dan sebagainya, begitu ditanya oleh Jurnalis salah satu korban itu mengatakan bahwa sebelum mereka diangkut ke tempat itu, tempat itu tidak jelas dan tidak berbentuk karena dampak dari bencana tetapi ketika pemimpin itu datang maka tempat itu pun di sulap menjadi lebih bagus.

Itu yang di Wasior lantas apakah di Merapi sama atau beda tau lebih parah daripada Wasior ? ternyata Kondisi Merapi lebih parah daripada Wasior dan lebih parah daripada settingan di Wasior dimana yang dituliskan oleh seorang Jurnalis dan beredar di jejaring social dimana tempat para korban Merapi di tampung (baca: BARAK) di rapikan oleh rombongan sirkus untuk menjamu sang pemimpin untuk melihat kondisi, yang lebih tragis adalah (mungkin) tanpa sepengetahuan sang pemimpin para rombongan sirkusnya men-set layaknya sutradara sinetron stripping orang-orang di sekitar dan tinggal di barak agar di latih bahasa tubuhnya ketika sang pemimpin mencoba mangajak bicara atau apa apun yang sang pemimpin lihat termasuk nyanyian selamat datang yang dinyanyikan oleh anak-anak sekolah ketika sang pemimpin ini memasuki tempat Barak.

Atau ketika bencana Tsunami Mentawai dimana pak Beye berada di Hanoi dan memutuskan untuk kembali sejenak ke tanah air untuk meninjau Mentawai tiba-tiba sebuah portal berita menuliskan bahwa rombongan sirkus sudah datang ke Mentawai untuk mempersiapkan itu semua, dan LEBIH LUCUNYA adalah KALAU MEMANG pak Beye itu pemimpin dengan latar belakangnya Militer kenapa juga HARUS MENUNGGU INSTRUKSI dengan menginap satu hari di Kota Padang daripada rombongan sirkus ini dan bukannya langsung datang ke TKP menit itu juga !!!

Dari itu semua penulis Cuma melihat bahwa pemimpin negara ini TIDAK BERANI alias TAKUT sama rombongan sirkusnya, kenapa penulis mengatakan itu ? kita bisa lihat BAGAIMANA pemimpin kita HANYA BISA menerima BUKAN melakukan tindakan SPONTAN dari ketentuan yang sudah dirancang oleh rombongan sirkusnya, tindakan ini mengingatkan penulis dengan sebuah acara talkshow dimana salah satu menterinya mengatakan tentang sistem keamanan “bos”nya ketika di jalan terkait dengan kasus Tol Cibubur dan surat pembaca dimana sang menteri ini mengatakan bahwa beliau ketika di dalam kendaraan tidak tahu apa yang terjadi di luar sana begitu sampai baru di beritahu jika ada kecelakaan seperti kasus Cibubur empat tahun yang lalu

Padahal kita semua tahu kalau seorang manusia mendapatkan predikat sebegai pemimpin di sebuah negara karena dipilih oleh rakyat dan bekerja untuk rakyat tetapi nyatanya yang terjadi saat ini adalah pemimpin kita memang bekerja tetapi apakah itu untuk rakyat atau tidak kita tidak tahu. KALAU MEMANG pak Beye itu seorang pemimpin SEHARUSNYA kasus Cibubur 4 tahun yang lalu sehingga membuat seorang supir bus yang usia lanjut harus menjadi TUMBAL daripada KELAKUAN rombongan sirkus ini bisa membuat pak Beye memerintahkan iring-iringan berheni dan pak Beye turun dan ikut membantu BUKANnya jalan terus dan sampai di Istana baru di beri tahu kalau tadi ada kecelakaan, memang pemimpin kita ini TIDAK PUNYA MATA untuk melihat sekitar baik depan belakang samping kanan dan samping kiri yang ia lewati bersama iring-iringan sampai baru tahu di Istana kalau jalan yang ia lewati itu sudah memakan korban jiwa dan menyebabkan satu orang harus menjadi pesakitan apa yang ia tidak perbuat atau SEBELUM MASUK ke mobilnya pak Beye DIBERIKAN semacam kaca mata dan penyangga leher yang HANYA BISA MENATAP KE DEPAN oleh rombongan sirkus !!

Penulis sich berpikir sudah saatnya para pemimpin kita ini mulai dari Presiden hingga Kepala Desa HARUS BERONTAK terhadap sistem protokoler YANG MEMUAKKAN jangan lah para pemimpin kita ini seperti KERBAU DICUCUK HIDUNGnya oleh protokoler dan sistem pengamanan kalau memang bekerja untuk negara dalam hal ini rakyat, sudah banyak pemimpin negara di dunia yang mulai melepaskan atau menolak tawaran daripada rombongan sirkus ketika beliau bekerja seperti Presiden Philipina, Benigno Aquino III dan Perdana Menteri Inggris Raya, David Camerron bahkan menteri-menteri di negara Eropa pun kemana-mana tanpa raungan sirene dan merasakan macet bersama dengan rakyat di jalan raya karena menteri-menteri di negara Eropa dan benua lainnya SADAR DIRI kalau mereka DIPILIH dan BEKERJA untuk rakyat, rakyatlah YANG MEMBAYAR mereka lewat pajak termasuk jalan yang mereka lewati atau halusnya adalah Menteri dan Kepala Negara di negara luar sana seperti Eropa adalah (maaf) KACUNG dan rakyat adalah MAJIKAN !!! dan kalau TIDAK SANGGUP bekerja atau ada aib dalam diri mereka, SECARA LANGSUNG tanpa harus dipaksa atau dimunculkan dulu ke media lewat tulisan-tulisan tajam jurnalis, mereka RELA MUNDUR sebagai rasa tanggungjawab mereka terhadap rakyat, sedangkan para pejabat di negara ini dengan rakyatnya ??!!!

Taman Suropati, 061110 16:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Rabu, 03 November 2010

Benarkah Soeharto Pahlawan Bagi Semua Rakyat Indonesia ?


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Setiap tanggal 10 November setiap tahun negara kita dan juga rakyat Indonesia selalu memperingati hari Pahlawan untuk mengenang dan terima kasih atas jasa-jasa mereka sehingga negara ini merdeka dan maju seperti ini dan setiap menjelang tanggal 10 pemerintah selalu mengeluarkan daftar rincian orang-orang yang menurut pemerintah layak di berikan bintang jasa atas pengabdian mereka atasnegara ini tetapi tahun ini ada yang menarik ketika negara akan memberikan bintang lencana kepada satu dari (mohon dikoreksi jika salah) 10 masyarakat Indonesia yang telah berjasa terhadap negara ini.

Satu dari 10 tokoh tersebut adalah Haji Muhammad Soeharto yang tidak lain tidak bukan adalah Mantan Presiden Republik Indonesia periode 1966 hingga 1998 kenapa penulis menarik karena begitu release nama-nama penerima bintang lencana itu oleh pihak-pihak terkait dalam hal ini Kementerian Sosial Republik Indonesia banyak masyarakat yang menolak pemberian bintang lencana kepada Soeharto karena masyarakat sudah tau bagaimana tokoh ini ketika menjabat sebagai Presiden.

Semua orang tahu bagaimana Soeharto ini memimpin negara ini, (bolehkah penulis mengatakan) kejahatan beliau di mulai ketika tahun 1965 ketika menumpas PKI dimana semua orang yang di lihat beliau memiliki keterikatan dengan PKI maka tidak sungkan-sungkan menangkap dan menahannya hingga bertahun-tahun tanpa ada pembelaan diri daripada sang korban, kemudian pada peristiwa Malam LimA januaRI atau biasa kita kenal dengan Malari pada tanggal 15 Januari 1974 dimana terjadi kerusuhan dan pembakaran produk-produk Jepang ketika PM Jepang kala itu Tanaka Berkunjung, kemudian adanya pembentukan Petrus-Penembak Misterius yang tujuannya untuk mengurangi tingkat criminal kala itu sedang tinggi-tingginya, tetapi yang lebih banyak disorot adalah pelanggaran HAM oleh tentara yang kala itu bernama ABRI-Angkatan Bersenjatan Republik Indonesia ketika itu melakukan Operasi Seroja di Timor-Timur, kemudian Operasi Jaring Merah di Aceh yang kita kenal sebagai Daerah Operasi Militer-DOM Aceh, penculikan aktivitis dan mahasiswa hingga adanya peristiwa Mei 1998 yang melengserkan beliau

Itu soal HAM bagaimana dengan bidang lain selama di pimpin oleh Soeharto terutama bidang Ekonomi, ternyata tidak jauh berbeda dimana sebuah badan internasional yang bergerak dalam bidang analisa korupsi mengatakan bahwa Soeharto masuk dalam daftar kepala negara terkoru di dunia sepanjang 20 tahun terakhir ini, selain itu juga kita semua sudah tahu bagaimana keluarga ini menjalankan negara dengan seenaknya dimana hampir semua anaknya mendapatkan kemudahan dalam menjalankan bisnisnya padahal mereka sama sekali tidak mengerti bahkan ada sebuah buku yang pernah penulis baca (maaf lupa judul bukunya tapi penulis membacanya di Toko buku terkemuka di daerah Pejaten) bahwa pendidikan anak-anak sampai cucu dari mantan pemimpin negara ini tidaklah begitu pintar bahkan berapa kali tidak naik kelas mungkin karena pengaruh ayah dan kakeknya makanya mereka sekeluarga lenggang kangkung sampai pendidikan tinggi padahal nyatanya !

Kasus-kasus yang melibatkan jaringan Cendana ini sudah berapa kali coba di masukan ke Pengadilan tetapi nyatanya hasilnya tetap di tengah jalan dengan stempel “sakit” dan “sakit hingga sampai beliau meninggal dunia pada tanggal 27 Januari 2008 lalu. Kembali ke soal pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto memang ibarat dua sisi mata uang dimana satu sisi kita bisa lihat kebrutalan beliau di balik senyumannya yang manis dimana sepanjang beliau memimpin negara ini sudah berapa banyak rakyat yang harus menderita mulai dari intimidasi seperti adanya “stempel Ex-Tapol “ bagi kelompok PKI sampai dengan penghilangan nyawa yang sampai hari ini entah kemana jasad mereka di kebumikan tetapi di sisi lain karena kepemimpinan beliau maka negara ini paling tidak bisa disegani oleh negara luar tetapi masih lebih disegani ketika masih di pimpin oleh Bung Karno.

Kalau penulis seorang pemimpin sebuah negara dan dipilih langsung oleh rakyat maka nasib Soeharto ini penulis akan menolaknya dengan mentah-mentah kenapa ? pertama, walaupun dia selalu mengatakan tidak bersalah dan sakit bagaimana bisa kita mempercayainya kalau yang berbicara hanya pengacaranya BUKAN beliaunya sendiri yang jelas-jelas mungkin bisa bicara, yang kedua adalah, kiranya para keluarganya menyerahkan semua asset mereka yang selama ini mereka pegang dengan mengatasnamakan rakyat atau negara ini tetapi yang paling utama adalah PENGAKUAN PERMINTAAN MAAF dan GANTI RUGI sebesar-besarnya yang disampaikan keluarga besar Cendana yang di rekam dan di publikasikan ke seantero dunia yang isinya bahwa orangtua mereka telah bersalah dan kami siap untuk menggantikannya ! kenapa penulis mengatakan itu diatas jika penulis berandai RI-01 karena penulis seorang pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat dan penulis berhak melayani rakyat dengan prioritas dan kekebalan yang dipunya seorang pemimpin BUKAN menjadi budak dari golongan mulai dari partai politik sampai lingkaran keluarga benar bukan ?!

Apakah nanti H-2 tanggal 10 November 2010 pemerintah akan memberikan predikat “Pahlawan “ kepada H.M. Soeharto atau tidak yang pasti rakyat pun sudah punya jawaban sendiri ketika pemerintah kita ini memberikannya dan Tuhan pun tau siapa yang membuat negara ini seperti ini…

Merdeka Selatan, 031110 10:25
Rhesza
Pendapat Pribadi