Selasa, 06 April 2010

Kemanakah Tanah Lapang itu ?


Kalau ditanya apa yang anda ketahui tentang Daerah Khusus Ibukota Jakarta lantas apa yang anda jawab ? pasti jawabannya beragam ada lah yang mengatakan kota selalu macet, banyak hiburan, warganya cantik-cantik dan ganteng-ganteng (hmm…), warganya ramah-ramah, banyak gedung bertingkat, tetapi kalau ditanya adakah di DKI Jakarta ini lapangan sepakbola ? pasti semua akan mengangkat alis mereka benar tidak ?

Itu lah yang sudah tidak ada lagi di ibukota ini, tanah lapang atau lapangan bola ! kalau dulu ketika jaman penulis kecil atau jaman Indonesia pasca kemerdekaan mungkin masih banyak tanah-tanah lapang yang bisa digunakan bocah-bocah ketika siang menjelang sore untuk bermain diluar rumah dengan kawan-kawan sebelah rumahnya banyak permainan yang bisa dimainkan di luar rumah dan ditanah lapang misalnya bermain sepak bola atau bentengan atau perang-perangan, lapangan ini juga bisa dijadikan sebagai ajang silaturahmi antar warga, dengan tanah lapang atau lapangan ini warga bisa berolah raga atau menggelar acara musik yang khusus untuk warga. Tetapi yang terjadi sekarang adalah banyak anak kecil generasi Spongebob ini lebih kenal dengan joystick Playstation atau Wii atau keyboard komputer game online hingga berjam-jam membuat mata letih daripada berolahraga yang membuat badan bekerja membakar kalori atau nongkrong sambil genjrang-genjreng gitar di depan gang hingga berjam-jam, benar tidak ?

Kalaupun tanah lapang ada hanya sebesar ukuran lapangan bola voli atau bulutangkis dan itu semua orang menumpuk disana untuk melakukan kegiatan olahraga atau kegiatan lainnya, penulis juga heran dengan sikap para pemimpin di negara ini yang tidak memikirkan aspek lingkungan dan lebih memikirkan aspek bisnis saja, kita bisa lihat tanah lapang yang minim bahkan tidak ada, sekarang pun tidak ada tanaman yang mampu meng”adem”kan panasnya dunia disetiap jengkal jalan benar tidak ?

Penulis sampai berpikir dalam hati, pantas saja Timnas kita selalu kalah dan tidak pernah berprestasi karena sudah tidak ada pembinaan usia muda, fasilitas seperti lapangan pun tidak ada beda sekali dengan Singapura padahal sama-sama kota yang dilirik para taipan-taipan internasional tetapi mereka dengan wilayah negara yang tidak jauh beda dengan wilayah Sumatera masih punya respek dengan mendirikan beberapa stadion dan fasilitas lainnya, dan akhirnya ! timnas mereka pun bisa bersuara dengan paling tidak bisa memberikan perlawanan kepada timnas yang lebih kuat dalam ajang kualifikasi Piala Asia walaupun tidak lolos, daripada negara kita HANYA bisa seri dan kalah !

Dan inilah yang pernah rasakan ketika Jakarta merasakan dua kali gempa dan penulis terpaksa mengevakuasikan diri dengan berdiri di tepi jalan padahal yang namanya jalan itu tidak direkomendasikan sebagai tempat aman jika sedang gempa tetapi lapangan !

Sudah seharusnya dimulai dari sekarang pemerintah melalui Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia membuat kebijakan yang tentunya di setujui oleh Presiden Republik Indonesia yang isinya meminta kepada Pemerintah Propinsi, Kota dan Kabupaten agar menyediakan beberapa hektar setiap jengkal luas daerah untuk pembangunan pusat olahraga atau stadion olahraga, supaya tidak ada lagi anak-anak kecil yang selalu duduk manis di depan komputer atau televisi dengan bermain game, walaupun mereka bilang ini olahraga tetapi bukan olahraga bakar kalori tetapi menambah kalori.

Semoga Pemerintah negara ini masih punya nurani dan lebih mementingkan kesehatan dan lingkungan dengan membangun banyak lapangan dan juga menanam pohon daripada harus bertekuk lutut dengan para taipan-taipan yang tidak punya nurani sosial tetapi nurani bisnis dan keuntungan..semoga saja

Thamrin, 260310 15:10

Rhesza Ivan
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: