Sebelumnya seperti biasa penulis menghaturkan permintaan maaf jika dalam penulisan ini memuat pembaca atau pengunjuk tersinggung atau terpojokkan tetapi apa yang penulis tulis dibawah ini adalah murni pendapat pribadi, sekali lagi penulis mohon maaf.
Dalam dua bulan ini penulis agak kaget dengan pemberitaan soal materi rapat kabinet yang di lakukan oleh Presiden Republik Indonesia selain materi-materi soal isu yang hangat sangat ini yaitu adanya program pemerintah terkait dalam hal MDGs
Mungkin para pembaca dan pengunjung bingung dan bertanya apakah MDGs itu ? MDGs adalah Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Millenium dimana pada tahun 2000 semua kepala dunia menandatangi sebuah pernyataan sikap dimana setiap negara sebisa mungkin atau HARUS bisa menekan angka-angka dalam hal tujuan ini hingga 2015, tujuan itu ada tujuh yang harus dilakukan oleh setiap negara yaitu, Pengentasan Pe/Ke miskinan dan kelaparan, Pendidikan, Kesetaraan Gender, Anak-anak, Angka Kematian Ibu Hamil, HIV-AIDS, Lingkungan Hidup dan Kemitraan Global serta kenapa harus 2015 ? karena menurut PBB 15 tahun adalah waktu yang pas untuk negara dalam memperbaiki masalah-masalah yang terjadi di dunia ini dan kalaupun lewat dari tahun tersebut PBB tidak akan menuntut kepada negara itu tetapi rakyatnya lah yang akan menuntut kepada kepala negara.
Lalu bagaimana dengan MDGs yang ada di Indonesia ? apakah sudah dijalankan atau tidak ? menurut pengamatan penulis sejak di tandatangani pernyataan sikap ini tidak ada bentuk konkrit daripada isi dan tujuan-tujuan daripada pembangunan millenium ini, kita bisa lihat bagaimana dalam hal HIV-AIDS para penderita masih susah untuk mengakses obat khusus penawar rasa sakit, kalaupun dapat kadang-kadang persediaannya sedikit bahkan ada yang kadarluarsa atau tidak adanya pengetahuan tentang HIV-AIDS atau tidak pedulinya warga atau rumah sakit ketika menerima warganya atau pasien yang menderita HIV-AIDS, kemudian soal pendidikan masih banyak sekolah-sekolah yang didaerah yang bangunannya kalau dibandingkan dengan kandang ayam bekisar masih lebih bagus kandang ayam bekisar pejabat walaupun itu semua tertutup dengan prestasi anak Indonesia di area olimpiade berbagai bidang.
Kemudian tingkat Angka Kematian Ibu melahirkan yang masih sangat tinggi karena minimnya akses dan perawatan khususnya bagi yang kurang mampu, atau masih banyak rakyat di daerah pinggiran Ibukota Propinsi yang berpikir ratusan kali untuk membeli beras dan lebih memilih makan dengan singkong atau nasi yang dikeringkan seperti nasi aking, atau masih banyaknya anak-anak yang usia sekolah harus berjuang hidup dengan cara ngamen dan meminta-minta kepada para penumpang angkutan umum walaupun apa yang mereka lakukan ini bukan keinginan mereka tetapi apa boleh buat karena orangtua mereka tidak bisa memberikan hak-hak yang seharusnya mereka terima dari orangtua kembali lagi ke masalah ekonomi.
Kalau kita lihat sekarang ini sudah tahun 2010, itu berarti hanya ada waktu 5 tahun untuk Indonesia menjalankan kegiatan MDGs dan itu juga tinggal 4 tahun lagi bagi Presiden RI untuk menjalankan kegiatan ini dan satu tahun bagi Presiden RI yang terpilih, walaupun akhirnya Pemerintah melalui Menteri / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengatakan bahwa Pemerintah tidak bisa maksimal menjalankan tiga tujuan pembangunan millenium yaitu HIV-AIDS, Angka Kematian Ibu melahirkan dan Pengadaan lahan kosong untuk hutan konservasi
Seharusnya para Menteri yang terkait dalam tujuan MDGs ini menempatkan nomor pertama MDGs dalam program kerjanya entah itu 100 hari atau sampai berakhirnya bukannya menempatkan isu-isu yang marak di masyarakat yang menjadi prioritas kerjanya, kalau sudah seperti ini bagaimana Indonesia menjelaskan kepada masyarakat terutama LSM-LSM yang concert dengan isu-isu MDGs ini dan juga kepada PBB karena Indonesia sudah menandatangani bahkan setiap tahun Indonesia mengadakan acara yang selalu menjadi agenda PBB yaitu Konser Bangkit Beraksi dan melaporkannya ke Markas Pusat PBB-New York, WALAUPUN tidak ada banyak pejabat yang tertarik atau ikut meramaikan sangat kontras sekali dengan negara-negara lain bahkan lebih miskin daripada Indonesia dimana para pemimpin dunianya turut serta bahkan mengucapkan janji akan melaksanakan tujuan millenium tersebut dihadapan negara dan rakyatnya.
Sudah saatnya pemerintah melaksanakan MDGs ini walaupun 3 tujuan MDGs sudah di bendera putihkan oleh pemerintah demi tercapainya waktu akhir dari MDGs dan juga demi kesejahteraan rakyat Indonesia..
14th floor, 210410 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Dalam dua bulan ini penulis agak kaget dengan pemberitaan soal materi rapat kabinet yang di lakukan oleh Presiden Republik Indonesia selain materi-materi soal isu yang hangat sangat ini yaitu adanya program pemerintah terkait dalam hal MDGs
Mungkin para pembaca dan pengunjung bingung dan bertanya apakah MDGs itu ? MDGs adalah Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Millenium dimana pada tahun 2000 semua kepala dunia menandatangi sebuah pernyataan sikap dimana setiap negara sebisa mungkin atau HARUS bisa menekan angka-angka dalam hal tujuan ini hingga 2015, tujuan itu ada tujuh yang harus dilakukan oleh setiap negara yaitu, Pengentasan Pe/Ke miskinan dan kelaparan, Pendidikan, Kesetaraan Gender, Anak-anak, Angka Kematian Ibu Hamil, HIV-AIDS, Lingkungan Hidup dan Kemitraan Global serta kenapa harus 2015 ? karena menurut PBB 15 tahun adalah waktu yang pas untuk negara dalam memperbaiki masalah-masalah yang terjadi di dunia ini dan kalaupun lewat dari tahun tersebut PBB tidak akan menuntut kepada negara itu tetapi rakyatnya lah yang akan menuntut kepada kepala negara.
Lalu bagaimana dengan MDGs yang ada di Indonesia ? apakah sudah dijalankan atau tidak ? menurut pengamatan penulis sejak di tandatangani pernyataan sikap ini tidak ada bentuk konkrit daripada isi dan tujuan-tujuan daripada pembangunan millenium ini, kita bisa lihat bagaimana dalam hal HIV-AIDS para penderita masih susah untuk mengakses obat khusus penawar rasa sakit, kalaupun dapat kadang-kadang persediaannya sedikit bahkan ada yang kadarluarsa atau tidak adanya pengetahuan tentang HIV-AIDS atau tidak pedulinya warga atau rumah sakit ketika menerima warganya atau pasien yang menderita HIV-AIDS, kemudian soal pendidikan masih banyak sekolah-sekolah yang didaerah yang bangunannya kalau dibandingkan dengan kandang ayam bekisar masih lebih bagus kandang ayam bekisar pejabat walaupun itu semua tertutup dengan prestasi anak Indonesia di area olimpiade berbagai bidang.
Kemudian tingkat Angka Kematian Ibu melahirkan yang masih sangat tinggi karena minimnya akses dan perawatan khususnya bagi yang kurang mampu, atau masih banyak rakyat di daerah pinggiran Ibukota Propinsi yang berpikir ratusan kali untuk membeli beras dan lebih memilih makan dengan singkong atau nasi yang dikeringkan seperti nasi aking, atau masih banyaknya anak-anak yang usia sekolah harus berjuang hidup dengan cara ngamen dan meminta-minta kepada para penumpang angkutan umum walaupun apa yang mereka lakukan ini bukan keinginan mereka tetapi apa boleh buat karena orangtua mereka tidak bisa memberikan hak-hak yang seharusnya mereka terima dari orangtua kembali lagi ke masalah ekonomi.
Kalau kita lihat sekarang ini sudah tahun 2010, itu berarti hanya ada waktu 5 tahun untuk Indonesia menjalankan kegiatan MDGs dan itu juga tinggal 4 tahun lagi bagi Presiden RI untuk menjalankan kegiatan ini dan satu tahun bagi Presiden RI yang terpilih, walaupun akhirnya Pemerintah melalui Menteri / Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengatakan bahwa Pemerintah tidak bisa maksimal menjalankan tiga tujuan pembangunan millenium yaitu HIV-AIDS, Angka Kematian Ibu melahirkan dan Pengadaan lahan kosong untuk hutan konservasi
Seharusnya para Menteri yang terkait dalam tujuan MDGs ini menempatkan nomor pertama MDGs dalam program kerjanya entah itu 100 hari atau sampai berakhirnya bukannya menempatkan isu-isu yang marak di masyarakat yang menjadi prioritas kerjanya, kalau sudah seperti ini bagaimana Indonesia menjelaskan kepada masyarakat terutama LSM-LSM yang concert dengan isu-isu MDGs ini dan juga kepada PBB karena Indonesia sudah menandatangani bahkan setiap tahun Indonesia mengadakan acara yang selalu menjadi agenda PBB yaitu Konser Bangkit Beraksi dan melaporkannya ke Markas Pusat PBB-New York, WALAUPUN tidak ada banyak pejabat yang tertarik atau ikut meramaikan sangat kontras sekali dengan negara-negara lain bahkan lebih miskin daripada Indonesia dimana para pemimpin dunianya turut serta bahkan mengucapkan janji akan melaksanakan tujuan millenium tersebut dihadapan negara dan rakyatnya.
Sudah saatnya pemerintah melaksanakan MDGs ini walaupun 3 tujuan MDGs sudah di bendera putihkan oleh pemerintah demi tercapainya waktu akhir dari MDGs dan juga demi kesejahteraan rakyat Indonesia..
14th floor, 210410 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
1 komentar:
Sepakat sekali..,karena melihat kenyataan saat ini Pemerintah lebih suka mengemas isu-isu terkait dengan para pejabat tinggi menjadi isu yang prioritas untuk ditangani (cenderung politis). Padahal Negara seharusnya lebih tanggap akan permasalahan yang dialami oleh sekian banyak rakyatnya yang berada dalam kondisi miskin dan hampir miskin. Persoalan MDGs dalam mengatasi kemiskinan di Negara kita terkadang masih kalah menarik dengan persoalan-persoalan politis. semoga Pemerintah kembali teringat akan kewajibannya terhadap rakyat..
Posting Komentar