Rabu, 24 Desember 2008
X'MAS
Timnas Indonesia is a REAL Looser Tim…it’s Fact !!
Kenapa RKM menjuluki Looser Tim, ini bisa kita lihat dari performa timnas itu sendiri yang semakin hari semakin tidak jelas padahal kalau kita bandingkan dengan Thailand justru kita lebih untung kenapa ?
Pertama, sang pelatih Benny “ Bendol” Dolo di kontrak PSSI bulan Januari 2008 dan efektif melatih Februari 2008, sedang Mr. Peter Reid pelatih Thailand baru di kontrak kalau tidak salah 1 bulan sebelum ajang Piala AFF ini, itu berarti waktu bendol sangat panjang untuk meramu timnas daripada waktu Peter Reid, tetapi kenapa Peter Reid yang sukses dalam satu bulan bisa membuat timnas Thailand kompak bahkan bisa membuat clean sheat dengan total 11-0 pada babak penyisihan sedangkan Indonesia ?
Kedua, proses adaptasi pemain bisa lebih akrab karena mengenal satu sama lain terutama dengan pelatih, sedangkan Thailand pelatihnya pun hanya diberi materi dan masukan yang sekedarnya dari team kepelatihan yang disiapkan oleh Federasi Sepakbola Thailand selebihnya hanya mengamati permainan dan atmosfer daripada liga Thailand, tetapi nyatanya bagaimana tim kita bisa mudahnya dipecundangi oleh Thailand?
Sebenarnya permainan dan pemain nasional kita tidak jauh berbeda bahkan lebih diatas daripada permainan tim-tim ASEAN lainnya, bahkan ada beberapa pemain kita diacungi jempol oleh beberapa pelatih timnas bahkan pelatih klub terkenal karena kemampuan skillnya, tetapi kenapa giliran di ajang internasional yang menentukan selalu keok dan tidak berkutit.
Penulis agak keberatan dengan ucapan-ucapan yang dilontarkan oleh Benny Dolo ketika Press Confrence setelah menghadapi Thailand pada semifinal leg 1 dimana sambil dengan emosi melemparkan bola yang ada didekatnya dengan mengatakan bahwa bola itu bundar semua bisa terjadi, atau ketika memberi komentar setelah memimpin anak asuhnya latihan disawangan mengatakan bahwa kemarin timnas Indonesia bisa mengalahkan Bahrain, menekan permainan Korea dan Arab Saudi walaupun kalah kenapa Thailand tidak bisa?
Kenapa penulis keberatan, pertama; memang bola itu bundar tetapi sejauh mana usaha timnas kita membaca pameo bahwa bola itu bundar, sebenarnya kelemahan anak-anak pasukan Garuda adalah tidak adanya mental “pembunuh” dan sering terlihat dengan jelas adanya kepanikan ketika ketinggalan gol awal dari tim lawan, dan itu selalu terus menerus menjadi momok menakutkan timnas kita siapapun pelatihnya, apakah dalam sesi latihan tidak diterapkan pola dalam mengendalikan kepanikan jika ketinggalan gol dari lawan, apakah ini menjadi kutukan bagi timnas, jika soal kepanikan penulis tidak pernah melihat adegan kepanikan ini ketika menyaksikan tayangan Indonesian Super League-ISL.
Soal prestasi timnas kita yang bisa menekan permainan Arab Saudi dan Korea Selatan walaupun kalah tipis dan menang melawan Bahrain, itu dikarenakan adanya pemilihan pemain yang sudah sesuai dan memahami karektek dari posisi mereka, sedangkan sekarang diera tangan Bendol berbeda 180 derajat kenapa ? pertama, kita bisa lihat bagaimana kokohnya pertahanan kita pada saat Piala Asia lalu hanya kebobolan 4 gol padahal kalau kita melihat pertandingannya berapa banyak peluang gol yang diarahkan ke gawang Indonesia oleh pemain-pemain Arab Saudi, Korea dan Bahrain itu karena disiplinnya para pemain dan ditunjang juga pemain yang mengerti akan posisinya, kita bisa lihat bagaimana peran dari Ricardo Salampessy, Mahyadi Panggabean, M. Ridwan, Supardi yang berani dan kuat naik-turun untuk membantu penyerang dan pertahanan kita selama 90 menit, tetapi itu tidak akan kita lihat ketika Piala AFF kemarin karena tidak dipanggil dan juga tidak jelas alasan Bendol tidak memanggil mereka, tetapi ketika masuk leg kedua semifinal Salampessy dipanggil Timnas tetapi usaha pemanggilan tersebut hanya sia-sia belaka karena terbentur peraturan bahwa pemain boleh diganti asalkan mengalami cidera serius, sementara semua pemain dalam kondisi fit.
Itu baru performa dari pemain belakang era Piala Asia bagaimana dengan pemain tengah jika kita bandingkan Piala Asia dengan sekarang, sebenarnya sudah bagus tetapi kurang maksimal di bagian lebar lapangan baik sektor sayap kiri dan kanan, kita bisa lihat pada Piala Asia dimana ada Atep yang selalu bergantian dengan Mahyadi Panggabean menyalurkan bola-bola crosing ke arah BP atau Budi Sudarsono, dan mereka berdua tinggal menyelesaikannya atau umpan manis yang diperagakan oleh Eka Ramdhani atau Emmanuel Wanggai membuat pola permainan Indonesia semakin indah bukan seperti sekarang yang mungkin saja bisa terbaca, walaupun pada leg kedua semifinal Piala AFF Peter Reid mengatakan panik dengan pola yang diterapkan Indonesia walaupun bisa juga mengalahkannya dengan satu analisa yaitu buat pemain Indonesia PANIK !!!
Yang harus segera dan wajib di benahi dari timnas ini supaya tidak mengecewakan penikmat sepakbola nasional adalah yang utama yaitu benahi Psikis daripada pemain, bukan maksud menyindir bahwa psikis dari pemain timnas tidak beres tetapi lebih kepada penekanan mental mereka terutama kepanikan mereka, kalau soal menghilangkan trauma kekalahan mereka sudah bisa dengan terbukti bisa mengalahkan Myanmar dimana dalam dua minggu mereka harus takluk dari negeri junta militer, KEPANIKAN ketika tertinggal gol lawan yang harus dibenahi, bagaimana menutup rasa kepanikan tersebut supaya tidak terlihat oleh lawan bahwa mereka panik.
Kemudian dalam pola pemanggilan kiranya, pelatih melihat langsung atau menganalisis pemain tiap posisinya terutama sektor pertahanan, kita bisa lihat (bukannya menyombongkan atau membandingkan) bagaimana tidak ada pemain seperti Salampessy dan Panggabean pertahanan kita koyak walaupun dari segi komunikasi sudah bagus, tetapi yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana pertahanan kita diisi dengan pemain yang penuh disiplin dan tahu hitungan waktu kapan dia harus menjaga pertahanan kapan harus maju untuk membantu rekannya yang susah melewati pertahanan lawan.
Pembaca yang juga penikmat sepakbola nasional khususnya timnas, pernah melihat tidak cara permainan dan pemanggilan pemain oleh pelatih lokal dengan pelatih asing, kalau anda jeli kita bisa lihat bagaimana pada era Ivan Kolev dua kali dan Peter White, pemain seperti Mahyadi Panggabean, Saktiawan Sinaga, Boaz Solloza, Emmanuel Wanggai, Gerry Satria, Jajang Mulyana, Richardo Salampessy, Eka Ramdhani, Airlangga, Atep, Maman Abdurahman, Legimin Raharjo, M. Ridwan, Jack Komboy selalu dipanggil timnas, dan permainan mereka memukau walaupun faktanya juga kalah tetapi kenapa nama-nama itu yang sudah menjadi garansi mampu menghidupkan permainan sepakbola layaknya tontonan liga Eropa ditangan pelatih Bendol tidak ada ? atau jangan-jangan Bendol terlalu banyak catatan dan sedikit ruang geraknya dalam menentukan pemain karena banyak kepentingan dari berbagai pihak termasuk klub atau PSSI ? sementara pelatih asing tidak ? ini patut kita tanyakan kepada Bendol.
Ini menjadi pekerjaan rumah yang berat karena memasuki awal minggu pertama bulan Januari di tahun yang baru, Merah Putih akan menjamu kalau tidak salah Australia dalam Penyisihan Pra Piala Asia dimana Indonesia digrup berat, dan yang lebih parahnya lagi pada ajang Piala AFF, tim soccerros Australia menyuruh staff kepelatihan dari Federasi mereka untuk mematai-matai permainan Indonesia dan juga fasilitas dan lapangan sepakbola yang sering digunakan oleh Timnas, mau tidak mau Bendol harus berpikir ratusan kali bagaimana bisa lolos dari hadangan grup maut ini.
Buat Bang Bendol…kalau dilihat dari ucapan anda bahwa setiap pelatih harus punya optimis kalau tidak punya optimis lebih baik tidak usah jadi pelatih, penulis sangat setuju dengan ucapan anda itu tetapi kenyataannya mana bung? Lain kali pasanglah kuping itu dengarkan apa yang wartawan sarankan BUKAN mana menuduh balik kawan-kawan wartawan seperti yang anda lakukan ketika selesai menjamu Tim Singapura.
Akankah KEPANIKAN itu akan hilang dengan motivasi dan mental PEMBUNUH di kotak penalti ada dalam diri setiap pemain timnas, dan ungkapan yang penulis jadikan judul diatas akan hilang dan menjadi TIMNAS Indonesia is THE CHAMP atau malah akan terus menjadi REAL LOOSER NATIONAL TEAM atau alias Timnas kita hanya BANCI pujian dari banyak pelatih yang menjadi lawan kita !!!
GBK Stadium, 201208
Rhesa Ivan Lorca
Pendapat Pribadi
Brutalnya Polisi di Negara ku tercinta ini
"Waktu dibawa polisi dia terlihat pingsan," ujar seorang saksi mata yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kenapa brutal ? ini terkait dengan dua peristiwa di dua wilayah hukum polisi yaitu yang pertama adalah di Jogjakarta dimana puluhan pendemo ditangkap polisi bahkan dengan kekerasan seperti ditangkap lalu para polisi tersebut membentuk lingkaran kecil dan memukul secara bergantian tersebut para prajurit tersebut ke arah mahasiswa atau menyeret mereka bergesekan dengan aspal jalan sambil dipukul, kejadian ini terkait dengan kedatangan kunjungan RI-1 ke Jogjakarta, yang kedua tidak jauh beda bahkan lebih tragis daripada kejadian di Jogjakarta, kejadian ini berlangsung di kota Makassar tepatnya yang bertikai adalah mahasiswa Universitas Hasanuddin-Makassar dengan aparat Polisi dari unit perintis Poltabes Makassar dimana ada beberapa mahasiswa yang diinjak-injak oleh Polisi, dipukul dan tindakan keji lainnya.
Apa yang dipertontonkan oleh para aparat ini sungguh memalukan apalagi ditayangkan oleh semua stasiun televisi nasional maupun lokal, percuma saja Kapolri, Ditlantas dan BaReskrim Mabes Polri membuat kebijakan yang gunanya lebih memasyarakatkan polisi ditengah masyarakat kalau dirusak oleh sekelompok polisi hanya karena urusan yang sebetulnya bisa diselesaikan dengan negosiasi dan dialog tetapi adu fisiklah yang lebih berkuasa daripada dua hal yang halus itu.
"Saya tadi menelepon Kapolda agar menarik pasukannnya karena dosisnya sudah tidak wajar,"
Rektor Unhas, Idrus Paturusi
Menurut penulis apa yang di tampilkan oleh para aparat kepolisian ini sudah dibatas kewajaran norma tentang HAM dan ini perlu diselesaikan dengan hukum, penulis berpandangan bahwa polisi sekarang semakin menunjukkan jati dirinya sebagai polisi setelah “cerai” dari ABRI dan langsung berada di Presiden selaku “The God Father” mereka ketimbang TNI yang berada dalam kekuasaan Menteri Pertahanan Republik Indonesia, salah satu yang mencolok sekali arogannya adalah pada saat mengawal dan mengamankan demo terutama demo yang dilakukan oleh mahasiswa dan kaum minoritas seperti buruh migran selalu diwarnai ketegangan sampai berakhir kericuhan.
Yang sangat disayangkan adalah dari tindakan polisi ini adalah tidak ada tanggung jawab moral daripada komandan lapangan mereka terhadap anak buah mereka, kita tahu latar belakang pendidikan dari para perwira polisi yang selalu berada berhadapan face to face dengan pendemo adalah lulusan SMA, jadi kalau ada kericuhan atau bentrok itu sama saja kita melihat anak SMU sedang tawuran sementara KEMANA para komandan mereka dilapangan yang mulai berpangkat letnan dua hingga mayor berada ketika itu terjadi ? ini terbukti berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis ketika kampus sedang rusuh akibat tawuran atau demo yang berakhir rusuh, dimana puluhan personel dikerahkan untuk menetralisir keadaaan sampai terkendali turun ke jalan, tetapi kemana para komandan mereka, disaat para anak buah sedang menjaga keamanan dari kericuhan tadi ternyata para komandan mereka sedang ongkang-ongkang kaki disalah satu rumah makan padang sambil mengorek sela gigi karena ada sisa makanan dengan tusuk gigi sambil bercanda dengan sejawatnya, tulisan ini bukan sekedar tulisan sensasi tetapi berdasarkan fakta yang penulis lihat sendiri, ketika itu sedang membantu kawan membeli sebungkus nasi, ketika berada disana agak kaget dengan banyaknya beberapa komandan duduk bersama di dua meja jadi satu makan besar sepertinya, tetapi apakah di nurani mereka terpikir bagaimana dengan anak buahnya yang terus-terusan menjaga situasi tanpa tahu apakah anak buahnya sudah makan atau belum dari tadi pagi.
Sudah sepantasnya dan selayaknya para personel polisi ini baik yang terjadi di Jogjakarta maupun di Makassar untuk diproses secara hukum dan transparan kepada publik, karena selama ini penulis melihat banyak kasus seperti bentrok aparat dengan mahasiswa sampai brutal diajukan ke dewan pengawas dan Propam Polri tetapi tidak terbuka hasil akhir kasus ini kepada publik yang ada hanya mungkin teguran dan mutasi ke tingkat Polda kalau personil ini berada dari lingkungan Polsek, Polres, Polwil, Poltabes atau Polri kalau tingkatan Polda dengan jabatan non struktural kemudian dalam hitungan 6 bulan sampai 1 tahun begitu ada telegram rahasia Kapolri instruksi mutasi, personil yang kena kasus dan ditarik ke Polda atau Mabes ini akan masuk dalam mutasi tersebut, kalau sudah seperti ini apanya yang namanya adil dan kebenaran ? padahal bukti sudah ada seperti banyaknya kamera televisi nasional bahkan asing yang jelas-jelas menyorot secara dekat muka daripada para personil yang melakukan kekerasan..
Menurut penulis yang terpenting adalah dalam kasus ini semua pihak tanpa terkecuali di panggil termasuk dari kalangan mahasiswa untuk berani melaporkan institusi ini ke meja hijau dan dalam proses hukumnya pun bukan hanya komandannya yang kena sanksi tetapi semua anak buah yang menjadi tanggungannya harus bertanggung jawab karena selama ini komandannya lah yang bertanggung jawab sementara anak buahnya merajalela memang disatu sisi ada sifat dari seorang ksatria tetapi itu bukan sebagai pembelajaran buat anak buah malah makin menjadi karena mungkin prinsip mereka berbuat salah terus saja yang penting saya tidak kena, yang kena kan komandan saya.
Apakah program 100 hari Kapolri akan rusak karena kasus ini dan seterusnya atau program 100 ini tetap berjalan walaupun banyak masyarakat yang sudah tidak simpati dengan korps baju cokelat tribrata ini..kita lihat saja bagaimana tindakan kapolri dalam menindak anak buahnya apakah Cuma dengan mutasi komandannya mulai dari komandan lapangan, Kanit Intelkam Polres hingga Polda atau melikuidasi unit polisi yang menjadi biang kerok dari dua peristiwa ini seperti yang dilakukan oleh Mantan KSAD ketika kota Binjai bergejolak dimana salahsatu unit TNI disana dibubarkan dan baru dibuka lagi 2 tahun kemudian..bisakah seperti itu Kapolri sekarang ? kita lihat saja nanti..waktu yang akan berbicara….
Trunojoyo, 191208
Rh. Lorca
Pendapat Pribadi
Elpiji dimana engkau berada ?
Ternyata pasokan gas lpj untuk ukuran 3 kg dan 12 kg kosong sudah beberapa hari, karena pabrik ntuk mengisi dan mengedarkan gas lpj yang selama ini dikonsumsi oleh ibu-ibu, tukang mie ayam dan gorengan sedang mengalami kerusakan sehingga arus distribusi sedikit terganggu ?
Kejadian ini bukan untuk pertama kali setidaknya menurut catatan RKMdalam satu tahun pasti ada 3 kali kejadian hilangnya gas elpiji di pasar, alasan yang mereka keluarkan selalu itu kilang pertamina di Balongan kalau tidak rusak pasti
dalam tahap perawatan, sementara rakyat hanya bisa mengantri dan mengelus dada sampai bertanya dalam hati sampai kapan ini terus terjadi.
Seharusnya Pertamina sebagai badan yang di akui negara untuk mengurusi masalah ini kalau menurut ( maaf!?) tidak BECUS, kenapa tidak becus ? kita bisa lihat setiap ada masalah hilangnya gas, pihak Pertamina hanya bisa mengucapkan maaf tanpa ada tindakan lanjut misalnya mengejar perbaikan secepat mungkin misalnya 24 jam terus \endash menerus, tetapi yang ada malah mengatakan perbaikan membutuhkan waktu paling cepat 21 hari misalnya..
Yang menjadi pertanyaan adalah dengan kondisi ini berarti semua pihak harus menunggu sampai ada kejelasan dan nyata di lapangan, apakah Pertamina MAU menanggung kerugian yang diakibatkan kelalain perusahaan terhadap masyarakat pengguna ? misalnya menggratiskan biaya gas mulai dari kilang itu rusak hingga diperbaiki, dan juga mengganti rugi uang sebesar 10 x jumlah tabung yang dimiliki oleh ibu-ibu rumah tangga, tukang mie ayam, tukang bakso, tukang nasi goreng misalnya tukang mie ayam dia akan mendapatkan ganti rugi sebesar Rp. 170,000 untuk satu tabung ukuran 3 kg atau misalnya seorang ibu rumah tangga akan mendapat kerugian sebesar Rp. 550,000 untuk satu tabung ukuran 12 kg mau pertamina ?
Seharusnya sebagai badan yang diakui negara dalam urusan perminyakan dan tambang bisa benar-benar melayani rakyat dengan sepenuh hati bukan seperti ini hanya dengan dibalas dengan ucapan maaf dengan sangat manis sekali oleh bagian hubungan masyarakat
dengan senyuman, sementara rakyat hanya bisa menunggu, sependapat dengan ucapan salahsatu pejabat kalau bisa kilang itu tersebar disemua pulau di Indonesia bukan hanya satu-dua tempat saja sehingga jika ada kilang yang rusak bisa langsung diambil alih oleh kilang di daerah lain untuk memasok kebutuhan gas untuk rumah tangga dan UKM, dan yang paling utama adalah transparansi dalam apapun. Juga adanya kelangkaan ini bukti kelalaian dan ketidak pekaan pemerintah dalam memperhatikan rakyatnya, kita bisa lihat dulu gas 3 kg dibuat untuk apa? Untuk menghilangkan minyak tanah dari dapur rakyat miskin, tetapi pada awal-awal pemerintah tidak mempersiapkan segalanya seperti untuk isi ulangnya bahkan jaminan keamanan dari gas 3 kg itu tidak diperhatikan, pembaca mungkin sudah beberapa kali baca berita di media massa tentang ledakan kompor dan kebakaran yang diakibatkan gas 3 kg ini bukan ? tetapi tidak ada jawaban dan permintaan maaf sama sekali yang ada mana menyalahkan konsumen.
Kemudian setelah banyaknya beredar gas 3 kg lambat laun minyak tanah ditinggalkan karena harganya yang menjulang hingga ada yang mencapai Rp. 10,000 untuk satu liter, dan sekarang dengan hilangnya gas, tidak mungkin rakyat kembali ke minyak tanah dengan kondisi harga minyak tanah Rp. 10,000 untuk satu liter sedangkan dananya saja pas-pasan.
Yang harus menjadi perhatian oleh perusahaan ini supaya jelas benarkah kilang minyak itu rusak atau hanya sekedar isu, kiranya perusahaan ini dan negara menjelaskan secara detail dan nyata kalau perlu jurnalis di ajak ke tempat kerusakan dan memberitakannya
sehingga rakyat percaya bahwa hilangnya gas dari peredaran karena kerusakan bukan karena misalnya di timbun atau dikuasai oleh agent-agent gas besar yang kepemilikkannya dimiliki oleh pejabat dan mantan pejabat.
Apakah hilangnya gas-gas ini tidak akan terulang lagi di tahun 2009 yang tinggal menghitung hari atau masih saja terjadi ? kita lihat saja nanti bagaimana tanggung jawab perusahaan ini terhadap rakyat yang telah menggunakan
gas walaupun sangat berat dari segi dana dan lebih baik menggunakan minyak tanah walaupun tidak baik untuk kesehatan kita lihat saja nanti.
Gas..gas.. dimana engkau..
Pak Beye Marah (lagi ! )
"Kita mulai rapat ada unjuk rasa, kita tidak bisa bekerja. Apakah loud speaker itu dibenarkan? Ini satu-satunya negara di dunia. Unjukrasanya siapa yang menangani,"
Susilo Bambang Yudhoyono
Akibat dari marahnya pak beye, konon kabarnya BHD akan menerapkan kebijakan untuk melarang penggunaan loud speaker ukuran besar untuk kegiatan per-demoan. Apa yang dilakukan oleh pak beye sangat konyol sekali dan tidak mengerti apa yang dinamakan demokrasi.Kenapa ? memang disatu sisi apa yang dikatakan oleh pak beye ada benarnya karena mengganggu kerjaan pak beye apalagi kalau sedang menerima tamu negara bisa malu pak beye apa kata dunia, tetapi di sisi lain yang namanya demonstrasi adalah hak asasi manusia dalam menyalurkan aspirasinya dan harus siap menerima dan mendengar apa yang diaspirasikan oleh warga, dan juga Istana adalah rumah rakyat juga karena penghuni dari Istana tersebut adalah pemimpin pilihan rakyat lewat pemilu betul tidak !
Penulis TIDAK SETUJU dan MENENTANG SANGAT KERAS dengan ucapan pak beye ini dan juga kebijakan yang akan dilakukan oleh BHD, kenapa tidak setuju ? pertama,negara kita sudah diakui oleh mata dunia sebagai negara yang sangat demokrasi dan menghargai HAM kemudian apa kata dunia kalau larangan menggunakan loudspeaker keras terdengar dan termuat di koran-koran luar negeri.Kedua,sebagai seorang pemimpin seharusnya mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh warganya bukan melarang sambil marah-marah seperti yang dilakukan oleh pak beye.
Lagipula soal loudspeaker yang digunakan oleh para pendemo yang ada di Istana tersebut masih dalam tahap wajar dan manusiawi kok bahkan dari segi kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan-THT masih tahap wajar tidak membuat tuli,di negara-negara luar juga banyak kok orang berdemo dengan menggunakan loudspeaker bahkan ada yang lebih banyak dan besar-besar ukurannya tetapi polisi di sana tidak bermasalah tetapi kenapa disini dilarang ?
Dan juga seharusnya pak beye berkaca dan bertanya sama nuraninya, kenapa para pendemo itu dan demo-demo yang lain kenapa mereka berdemo di Istana, adakah kebijakan yang saya lakukan, atau anak buah saya lakukan telah mengecewakan rakyat saya ? dan juga kalaupun ada yang berdemo di depan Istana KALAU BISA turun ke depan pagar depan Istana TEMUI para pendemo itu ajak masuk ke ruangan anda kemudian dengarkan apa yang mereka keluhkan sampai mereka berdemo di Istana, BUKANnya menyuruh Kapolri melarang penggunaan loudspeaker setiap demo atau MENYURUH Jubir Istana dan Paspampres mendampingi dan mencatat keluhan mereka lalu memberikan kepada anda untuk dibaca, padahal apakah anda tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi misalnya banyak anak buah anda yang ABS. SEHARUSNYA itu yang harus ditanyakan BUKAN marah-marah dan meminta Kapolri untuk melarang loudspeaker setiap berdemo,
Orientasi pengekangan demonstrasi harus bisa dikurangi kalau memang negara ini menganut paham Demokrasi bukan paham otoriter.INGAT !anda menjadi Presiden karena siapa ? anda bisa bertempat tinggal di Istana dan bisa berjumpa dengan pemimpin dunia karena siapa ? anda bisa berlalu lalang tanpa kemacetan dan semua sarana diperbaiki kalau anda sedang kunjungan karena siapa ? RAKYATlah yang memilih anda, apakah anda bisa melakukan itu semua tanpa rakyat ! JANGAN jadi kacang lupa sama kulitnya !
Penulis dan banyak orang tahu bahwa yang namanya seorang pemimpin adalah harus bisa menyejahterakan rakyatnya, tegas tanpa pandang bulu dan yang paling utama adalah mendengarkan apa yang dikeluhkan warganya, karena dia }{\b SADAR}{ bahwa dia pilih dan diamanatkan oleh rakyat untuk menjaga keutuhan bangsa, seharusnya pak beye seperti ini BUKAN sebaliknya.
Tetapi itulah manusia, setiap individu selalu memiliki keterbatasan tetapi seorang pemimpin tetaplah harus bisa menyenangkan dan menyejahterakan rakyatnya walaupun dalam hatinya sedang kesusahan dan kesulitan. Akankah loudspeaker itu tetap dilarang
kalau memang iya akan dilarang maka tidak akan ada terdengar lagi jeritan dan suara rakyat kecil yang membutuhkan perubahan akibat kebijakan-kebijakan kapitalis dan penjaga negara ini yang selalu dalam aturan dan kebijakan selalu menggunakan stempel rakyat tetapi kenyataan di lapangan ?
Merdeka Selatan, 121208 14:50
Rvanca
Editor of RKM
Pendapat Pribadi, tulisan ini tidak mencerminkan pandangan redaksional
Kamis, 18 Desember 2008
Indonesia banci Vooridjer
Misalnya dalam hal berkendaraan, kita bisa lihat bagaimana pejabat taruhlah semacam menteri, selalu ketika berkendaraan dan berada di jalanan selalu dikawal paling tidak kalau keadaan normal ada satu unit mobil SUV merek perusahaan Oto Jepang yang menemani dibelakang mobil menteri, tetapi kalau keadaan mendesak misalnya dipanggil ke Istana mau tidak mau pengawal ditambah dengan sepeda motor besar milik Patroli Pengawal untuk membuka jalan supaya lancar.
Ini juga berlaku bagi semua pejabat mulai dari Presiden hingga Menteri dan juga pejabat parlement atau yang setingkat termasuk militer. Dengan adanya seperti ini kita sebagai warga awam sangat jengkel dengan kelakuan yang sangat arogan dari pada para pengawal pejabat ini, karena mau tidak mau akses jalan kita terganggu sehingga menimbulkan kemacetan, sekarang kalau soal protokoler masih lumayan jika dibandingkan ketika dinasti cendana berkuasa.
Penulis ingat kalau dinasti cendana sedang lewat semua akses harus bersih dan kosong sampai dinasti ini kembali, sedangkan sekarang sudah tahu macet jalanan malah tambah macet dengan adanya raung-raungan dari suara sirene mobil patroli pengawal untuk membuka jalan terhadap pejabat yang mau lewat padahal haknya sebagai pengguna jalan dengan yang lain adalah sama yang membedakan mungkin status dia sebagai pejabat.
Itu kondisi dan gambaran kota DKI dengan segala macam kemacetan dan tingkah laku dari para pejabat atau orang yang sok menjadi pejabat dengan menyewa atau meminta Polisi untuk membuka jalan supaya lancar sampai ditujuan, bagaimana dengan negara luar ?
Ternyata di belahan dunia terutama negara-negara Eropa, Amerika dalam memberikan akses lancar jalan supaya sampai di tujuan hanya diberikan kepada Kepala Negara atau Kepala Pemerintahan atau Kerajaan seperti Presiden, Perdana Menteri / Kanselir atau Raja/ Ratu dan tentunya Ambulance atau mobil paramedis.
Sebagai rasa tanggung negara terhadap pejabat dari negara sahabat, misalnya Perdana Menteri/Kanselir, Presiden dan Raja/Ratu, negara yang menjadi tuan rumah menyediakan Voridjer untuk memperlancar perjalanan mereka selama berada dinegeri yang dikunjunginya, tetapi Voridjer ini tidak berlaku bagi wakil Perdana Menteri, bahkan menteri sekalipun. Bahkan kalau tidak salah disalahsatu negara ASEAN sang perdana menterinya dalam melakukan kunjungan kerja, atau misalnya berangkat dari rumah ke kantornya tidak menggunakan kendaraan Voridjer.
Soal voridjer, penulis ingat dengan tulisan salahsatu mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Brussel-Belgia, mengatakan bahwa ketika itu Wapres Indonesia, Bapak Jusuf Kalla sedang berkunjung ke Belgia untuk memenuhi undangan dari Sekretaris Jenderal Uni Eropa (Sekjend UE), Javier Solana ketika itu tahun 2006, kita tahu bagaimana kalau JK melintas di jalan-jalan Ibukota yang selalu dikawal dua mobil dan empat motor patroli Polisi Militer di depan, kemudian dua mobil SUV Paspampres, lalu mobil JK, kemudian dibelakang dua mobil SUV Paspampres dan yang terakhir adalah dua mobil dan empat motor patroli Polisi Militer kalau resmi dan itu di Indonesia karena sebagai orang nomor dua di negara dan mau tidak mau keamanan harus dijamin, mau tahu kalau JK di luar negeri.
Ternyata seorang JK yang nota bene orang nomor dua di negara Indonesia, tidak dipandang oleh pemerintahan Brussel, karena statusnya menurut pemerintahan Brussel seorang JK tidak lebih dari seorang menteri (?) jadi tidak perlu membutuhkan Voridjer. Bahkan alasan yang digunakan oleh Pemerintah Brussel yang penulis baca dari tulisan mahasiswa Indonesia disana sangat perlu kita resapi di negara ini yaitu, kalau posisinya sebagai Wakil Perdana Menteri seperti kasus JK, berapa banyak tenaga yang dibutuhkan walaupun kita tahu bagaimana pendapat dari negara Belgia yang sangat tinggi, mereka mengatakan bisa saja mereka memberikan Voridjer kepada JK tetapi akan memacetkan jalan dan juga merugikan warganya yang selama ini membayar pajak sangat tinggi!
Menurut RKM, sudah saatnya Protokoler itu harus diperhatikan maksudnya adalah kepada siapa kita harus memberikan pelayanan contohlah apa yang dilakukan oleh Belgia, RKM berpendapat dan saran kiranya mulai sekarang untuk mengefisienkan anggaran terutama anggaran bensin, kiranya para menteri tidak lagi mendapat pengawalan ketika akan pergi ke kantor atau ke daerah, baru menggunakan Voridjer ketika dipanggil Presiden yang keadaan mendesak, kenapa begitu ? kita tahu menteri atau pejabat ini bekerja untuk siapa ? Presiden sedangkan Presiden bekerja untuk siapa ? siapa lagi kalau bukan rakyat, jadi intinya adalah para pejabat ini harus bisa sama-sama merasakan panasnya jalanan, sumpeknya jalanan ibukota, macetnya jalanan dan tingkah laku pengendara di jalanan betul tidak ? bukannya seenaknya dengan label pejabat ! soal keamanan pun RKM yakin tidak akan ada yang ganggu tanpa Voridjer, justru dengan Voridjer orang akan semakin penasaran dengan tokoh dibalik mobil yang di kawal itu dan lagi pula maut dan kematian ada di tangan sang pencipta BUKAN ditangan para bapak-bapak Voridjer betul tidak !? memangnya bapak-bapak Voridjer ini sama levelnya dengan TUHAN !
Sudah saatnya para pejabat di negara ini mulai dari Wapres hingga Bupati melepaskan Voridjer dalam melakukan kegiatan, kalau memang tugas dan kewajiban anda kepada rakyat mari bersama-sama bekerja dengan rasa yang dialami oleh rakyat, misalnya dalam berkendaraan, toch tanpa Voridjer jalanan semakin lancar, dan soal macet itu sudah menjadi kebutuhan sehari-hari di negara ini, kalau mau lancar ? buat saja kebijakan dimana setiap hari ada perayaan idul fitri ! Betul Tidak ?
Tanah Abang, 091208 00:20
RKM- 17 / RKM- 48 / RKM-01
Budi Sudarsono, sang Voridjer Timnas
Penulis juga heran, tetapi ada satu hal yang membuat mantan pemain Persik Kediri ini memiliki ciri khas yaitu tanpa dia Timnas kita tidak akan berjalan mulus ke depan, maksudnya adalah ? ciri khasnya karena dialah sang pembuka jalan bagi timnas lewat gol-golnya.
“Budi dalam kondisi tidak terlalu baik, Ia punya persoalan internal karena belum memiliki pelabuhan (baca: klub). Ia sedikit terpengaruh permasalahan itu” Beny Dollo-Pelatih TimnasKenapa penulis bilang Budi Sudarsono adalah sebagai pembuka, coba kita lihat catatan yang sempat penulis rangkum, aksi Budi sebagai gol pembuka Indonesia selama di Timnas dan Timnas ketika bertanding di kejuaraan dunia dimulai pada Piala Asia 2004 yang bertempat di China, ketika itu Indonesia berhadapan dengan Qatar dan Indonesia menang 2-1, kemudian dilanjutkan pada Piala Asia 2007 di Gelora Bung Karno- Jakarta ketika Indonesia berhadapan dengan Bahrain dan lagi-lagi Budi membuka gol pembuka dan menang 2-1 (kalau tidak salah satu gol disumbangkan oleh Bambang Pamungkas hasil rebound dari Firman Utina), dan terakhir di Piala Suzuki AFF Cup 2008 dimana ia membuka gol pembuka ketika laga Indonesia melawan tim Myanmar yang secara rekor dalam dua minggu kalah telak ketika di Myanmar dalam turnament Grand Royal Cup kali ini mereka bungkam dengan skor 3-0 dengan tambahan dari Firman Utina dan Bambang Pamungkas.
Sudah layaknya kita mengangkat topi dan mengacungkan dua jempol (bahkan lebih!) kepada sosok pemain kelahiran Kediri, 19 September 1979 walaupun sebelum program TC Timnas untuk mempersiapkan ke ajang ini Budi sempat kena larangan bermain dan denda Rp. 50 Juta akibat melakukan pemukulan kepada Bek PSMS Medan, Erwinsyah Hasibuan, ketika Persik menang 2-1 atas PSMS di Stadion Brawijaya-Kediri, tetapi setelah melewati banding dan sebagainya akhirnya vonis larangan bermain diperingan menjadi percobaan selama satu tahun, tetapi vonis ini tidak terkait dengan aktivitas Timnas Indonesia walaupun sudah menjadi etika bagi Badan Tim Nasional-BTN, kasus Budi ini mengingatkan penulis dengan Isnan Ali dan Hariono yang ketika itu dicoret dari Timnas.“Saya hanya bisa katakan padanya, jika main bagus di timnas, klub-klub bakal datang dengan sendirinya.” Beny “Bendol” Dolo- Pelatih Timnas
Bahkan pemain yang pernah merumput disalah satu klub Malaysia ketika musim kompetisi Ligina libur, PDRM Malaysia mencetak hattrick atau tiga gol dalam satu pertandingan ketika melawan tim lemah Kamboja, ada yang membuat penulis sedih dan miris melihat sosok ini dalam selebrati golnya, Budi berlari ke arah bangku cadangan dengan menaruh kedua tangannya ke kepala sambil berputar dan satu lagi kedua jari telunjuknya mengarah ke arah bawah matanya, dua gaya selebrasi golnya ini menandakan bahwa pemain ini sedang mengalami kesulitan.
Dan benar sekali, sebelum masuk Timnas untuk TC Budi memutuskan kontraknya dengan Klub Persik Kediri, dia memutuskan kontrak karena nasib keuangan klub yang tidak menentu akibat diHARAMkannya Anggaran Belanja Pendapatan Daerah-APBD untuk digunakan keperluan klub sepakbola dan lagi ditambah krisis keuangan global, sementara pemasukan dari klub hanya berdasarkan pemasukan tiket pertandingan yang kadang-kadang tekor karena sering banyaknya yang penonton gelap.
Tapi itulah Budi, tanpa sosok Budi mana mungkin Timnas kita berjaya dan berhasrat ingin menang apalagi menang besar, betul tidak ?
Tingkatkan Prestasi mu Budi, Kami yakin pasti ada jalan keluar dari keluh kesahmu..yang penting sekarang adalah bawalah Timnas ini menjadi juara dan disegani kembali dikalangan sepakbola dunia terutama tingkat ASEAN dan ASIA lewat gol pembukamu..
Itulah Budi Sudarsono..sang Voridjer Timnas
Budi Sudarsono Fact
Nama
Budi Sudarsono
Tempat Tanggal Lahir
Kediri, 19 September 1979
No Punggung
13
Caps/Penampilan di Timnas
31 / 14 gol
Karier Klub
2008 – Persik Kediri
2007 – PDRM Malaysia
2006-2007 Persik Kediri
2004-2005 Persija Jakarta
2003-2004 Deltras Sidoarjo
2001-2003 Persija Jakarta
1999-2000 Persebaya Surabaya
1997-1999 Persebaya Surabaya Junior
1994-1996 SSB Fatahilah Surabaya
1992-1993 SSB Fatahilah Jakarta
1987-1991 SSB PETA Kediri
GBK Stadium, 121208 19:41
Rh. Lorca
Visitor Editor of RKM
Sudahkah Anda Korupsi Hari Ini ?
“ aset uang negara banyak yang hilang. Padahal sangat berguna untuk membangun negeri,"
Presiden RI- Susilo Bambang Yudhoyono
Judul diatas bukan maksud menyindir atau menyuruh anda korupsi tapi sekedar Joke atau lelucon segar saja.
Tanggal 9 Desember 2008 kemarin seluruh dunia merayakan hari anti korupsi dunia yang mana dimeriahkan dengan suka cita mulai dari membagi-bagikan bunga dan stiker ajakan untuk tidak berkorupsi sambil pada pendeklarasian untuk tidak korupsi secara serendak dan diliput oleh media, dan itu sampai juga ke negara kita tercinta Indonesia mulai dari ujung Pulau Sumatera hingga Ujung Papua merayakannya.
Bahkan SBY dalam pidato menyambut Hari Anti Korupsi yang berlangsung di Lapangan Monas mengatakan ada lima alasan kenapa korupsi harus di berantas dari bumi pertiwi Indonesia yaitu pertama aset uang negara banyak yang hilang. Kedua, akibat korupsi, potensi pemasukan dari sumber daya alam Indonesia makin berkurang. Ketiga, korupsi menyebabkan kegiatan perekonomian serta dunia usaha gagal memberikan pendanaan buat negara.
Keempat adalah lanjut mertua dari presenter acara olahraga, Annisa Pohan ini Mental korup membuat Indonesia tidak tentram, penuh curiga dan tidak percaya, dan yang terakhir lanjut peraih Doktor bidang pertanian dari IPB ini adalah korupsi mencoreng citra dan kehormatan bangsa di dunia internasional.
Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah, sudah amankah negara kita tercinta dari korupsi ? menurut penulis BELUM dan mungkin akan butuh waktu lama untuk bisa bersih dari budaya Korupsi terutama korupsi berjamaah. Memang negara kita sudah hampir 8 tahun ini memiliki badan anti korupsi yang bernama Komisi Pemberantasan Korupsi-KPK, sudah banyak prestasi yang ditorehkan KPK ketika dulu masih bernama Komisi Penyelenggara Kekayaan Pejabat Negara-KPKPN kemudian berganti nama menjadi KPK dibawah pimpinan Taufikkurahman Ruki pensiunan Polri hingga Antasari Ashar dari Kejaksaan, mungkin prestasi yang patut dibanggakan oleh KPK saat ini dan mungkin rakyat Indonesia adalah dengan dipesankan kamar hotel prodeo oleh KPK kepada besan orang nomor wahid di negara ini yaitu Aulia Pohan walaupun dalam kenyataannya fasilitasnya beda dengan fasilitas tahanan maling ayam atau maling jemuran ibu-ibu.
“ lu datang aja ke kantor polisi, bilang minta tolong dibuatkan surat kelakuan baik, abis itu lu kasih aja gocap ( Rp. 50 ribu) pasti jadi dah”
Kalau untuk ukuran korupsi kelas paus boleh dikatakan sukses lalu bagaimana dengan pelaku korupsi kelas semut menurut penulis para pelaku korupsi kelas semut inilah yang paling membahayakan bahkan menjadi laten bagi negara ini ketimbang korupsi kelas paus. Anda pasti berpikir sambil mengkerutkan dahi anda dengan pernyataan penulis dan pertanyaan spontan yang keluar dari mulut anda adalah maksudnya ?
Maksud penulis kenapa pelaku korupsi kelas semut bisa menjadi bahaya latent bagi negara ini ketimbang pelaku korupsi kelas paus. Kita ambil contoh, anda pernah mengurus KTP ? atau perpanjang KTP dan identitas lainnya seperti SIM, Pasport ? menurut anda proses dalam hal mengurus ketentuan itu memerlukan biaya ? setahu penulis khusus DKI pengurusan KTP dan perpanjang KTP adalah GRATIS hukumnya, dan mungkin di daerah ditarik bayaran sekitar Rp. 10,000 dan itu dalam hitungan 1 hari menjadi KTP baru, itu menurut aturan yang dikeluarkan oleh Pemda DKI atau Pemda setempat, TETAPI kenyataan dilapangan menurut anda ? boro-boro gratis, malah ditarik bayaran hingga Rp. 150ribu tapi jadinya itu KTP seminggu sampai satu bulan, bahkan ada yang kilat dengan uang Rp.300-400 ribu langsung dalam hitungan 1 jam, atau Rp. 500 ribu untuk KTP kilat khusus pendatang dari daerah ! itu 1 KTP untuk 1 orang coba anda kalikan berapa banyak orang dalam satu hari yang datang ke kelurahan untuk mengurus KTP ? kalau begini caranya bukankah korupsi macam inilah yang paling bahaya daripada teroris kalau kita bandingkan dengan korupsi yang dilakukan oleh anggota dewan Senayan, betul tidak !
Ada lagi ini pengalaman yang penulis dapat dari seorang rekan ketika berbicara ala warung kopi, dia bingung bagaimana cara mendapatkan Surat Keterangan Catatan Kriminal-SKCK (d/h Surat Keterangan Kelakuan Baik-SKKB) yang dikeluarkan kantor kepolisian setempat, kemudian dengan spontan temannya langsung berkata “ lu datang aja ke kantor polisi, bilang minta tolong dibuatkan surat kelakuan baik, abis itu lu kasih aja gocap ( Rp. 50 ribu) pasti jadi dah” kemudian sang rekan ini pergi dan tidak lama selang dua jam kembali dengan surat yang ia inginkan ada di tangannya kemudian rekan ini berkata “ bener juga kata lu men, gw kasih aja gocap langsung jadi nih surat “ terbukti bukan ! padahal kita semua tahu aturan tertulis bahwa mengurus surat keterangan yang dikeluarkan oleh panji tribrata ini tidak dipungut biaya TETAPI fakta di lapangan berbicara ! itu urusan administrasi, lalu bagaimana dengan perilaku korupsi kelas semut di lingkungan pendidikan seperti sekolahan, kalau dilingkungan ini aura korupsinya hanya (maaf!?) berkembang biak pada tahun ajaran baru misalnya pada bulan Mei hingga Oktober, seperti biaya pendaftaran, uang kursi atau uang meja bahkan ada uang pagar (?) setelah bulan itu, akan berkembang biak lagi pada saat menjelang ujian akhir kalau kita dahulu menyebutnya Ebtanas, itu sudah pasti banyak semut-semut berkeliaran kelilingi siswanya dengan iming-iming kelulusan dengan gampang tidak perlu belajar tentunya dengan negosiasi beberapa bahkan ratusan lembaran kertas yang ada gambar duo proklamator yang berwarna merah daerah pucat atau gambar pencipta lagu Indonesia Raya yang berwarna biru pucat, betul tidak ? tidak usah menufik lah anda !
Jadi menurut penulis, upaya untuk memberantas korupsi harus dimulai dari tingkat paling-paling bawah seperti di tingkat kelurahan bahkan RT sekalipun karena sebelum melakukan korupsi besar seperti yang dilakukan bapak-bapak dan ibu-ibu paling terhormat dan terpandang di Senayan mereka terlebih dahulu mencicipi nikmatnya korupsi dari bawah begitu sudah bosan yang dibawah baru mencoba yang besar-besar seperti yang dilakukan para bapak dan ibu yang dipesankan KPK kamar hotel prodeo untuk mereka betul tidak?!. KPK pun perlu menyelidiki kasus-kasus korupsi kelas semut ini bukan hal kelas paus yang dipesankan kamar.
Ada beberapa hal untuk mengurangi tindak korupsi supaya tidak menjadi parasit dan benalu dalam negara ini. Pertama, KPK sebagai badan anti korupsi setiap tiga bulan bekerja sama dengan media cetak menerbitkan laporan keuangan dan kekayaan daripada para pejabat yang ada dinegara ini. Kedua, menentukan standarisasi apa yang masuk cakupan KPK dalam hal kekayaan, karena kita tahu yang menjadi target dari KPK adalah tindak korupsi atau kekayaan pejabat yang kerjanya berada di posisi atau sejajar dengan Direktur atau staff khusus seharusnya itu harus dirubah dengan semua individu yang berpenghasilan minimal (misal) Rp. 5 Juta atau sesuai dengan UMR, karena seperti penulis utarakan di atas banyak koruptor kelas semut yang menjadi semacam raja kecil seperti di kelurahan, kantor pelayanan publik tidak ditangkap oleh KPK walaupun sekarang sudah bergerak tapi yang seperti ini harus juga menjadi bidikan dari KPK paling utama dan mendasar selain korupsi kelas paus!
Ketiga, setiap pemanggilan kalau dia sudah menjadi tersangka HARUS menggunakan seragam yang dibagian depannya ditulis SAYA MEMANG KORUPSI, penulis sangat setuju dengan apa yang dilakukan salahsatu LSM anti korupsi yang mengirimkan contoh baju tahanan korupsi dan sedang direalisasi tetapi lebih baik untuk jera dan malu kiranya kata-kata SAYA MEMANG KORUPSI perlu dicantumkan dengan huruf besar dan kapital di bagian depan !
keempat, dalam hal penahanan kiranya KPK segera membuat Hotel Prodeo sendiri BUKAN menitipkan ke Hotel Prodeo Polda Metro, Mabes Polri atau Mako Brimob bahkan dengan segala macam fasilitas layaknya bukan pesakitan, seperti yang penulis baca di sebuah situs berita bahwa terbongkar oleh sebuah LSM adanya kegiatan pemasukan alat-alat elektronik seperti AC, TV Plasma dengan jaringan TV kabel, bahkan komputer dengan akses internet ke salahsatu ruang tahanan yang menjadi titipan KPK di salah satu Hotel Prodeo yang selama ini KPK titip, yang lucunya pihak Hotel Prodeo tersebut TIDAK MENAHU soal adanya kegiatan masuk-memasukkan alat-alat elektronik, lucunya…! Padahal kita tahu kalau maling jemuran, maling ayam, copet, jambret ditangkap dan ditanya kenapa mereka melakukan perbuatannya, mereka menjawab mereka melakukan itu untuk memenuhi kebutuhan rumah mereka karena tidak punya uang, dan mereka selama dalam pemeriksaan pembuatan berita acara pemeriksaan-BAP selalu mendapatkan “salam” dari para penyidik dari ujung rambut hingga ujung kaki tidak ada yang terlewat satu inci pun dan inilah yang benar-benar membuat kita iba, itu baru maling ayam belum lagi ceritanya bahkan lebih tragis kalau aktivis mahasiswa atau buruh yang ditangkap kemudian belum lagi cobaan mereka ketika berada di dalam kamar Hotel Prodeo harus berdesak-desakan tidurpun harus beradu kaki ketemu kepala-kepala ketemu kaki dan lagi banyaknya pungli, tetapi coba kalau para koruptor, pada saat BAP mereka dengan enak dan santainya mengobrol sambil menghisap dalam-dalam rokok kesayangannya, makan bersama dengan penyidik dan seperti tidak ada rasa bersalah atau sekedar mungkin anjangsana karena lama tidak bertemu, ruang tidurnya di Hotel Prodeo di pisahkan satu orang satu kamar, bahkan boleh dikunjungi selama 24 jam 7 hari fasilitas mulai dari AC hingga koneksi internet dapat, apakah ini efek jera untuk koruptor !
Mungkin cara ampuh paling gampang dan cepat untuk membuat trauma para koruptor ini tidak melakukan korupsi lagi kalau keluar atau membuat pejabat atau orang Indonesia berpikir dua kali kalau ingin berkorupsi adalah dengan cara MEMASUKKAN mereka yang menjadi tersangka korupsi ini SATU SEL dengan maling ayam, jawara preman, tukang mutilasi, tukang perkosa, di JAMIN 100% korupsi di negara ini TIDAK ADA !!
Jadi SUDAHKAH ANDA BERNIAT KORUPSI HARI INI ?!
Selamat Hari Anti Korupsi Se-Dunia, Mari kita bersihkan negara ini dari Drakula Rupiah dan tentunya dari hati kita sendiri memulai untuk tidak menjadi Drakula Rupiah !!
Lapangan Monas, 121208 14:50
Rh. Lorca
Visitor Editor of RKM
Pendapat Pribadi Tulisan ini tidak mencerminkan sikap bersama dari redaksi RKM
Mahalnya Cucian DKI 1
Ada apa dengan DKI 1 ? ini berawal dari isu adanya pemberian laptop kepada semua jajaran Kepala Dinas Pemprov DKI bahkan anggaran laptop ini melebihi anggaran laptop yang dahulu pernah diminta anggota dewan Senayan, kalau anggaran laptop anggota dewan Senayan sebesar Rp. 21,5 juta kalau pemprov sebesar Rp. 35 juta untuk satu unit !
Yang bikin hebohnya adalah bahwa anggaran Rp.35 juta untuk satu unit ini dibebankan kepada kas APBD Pemprov DKI, alasan pemberian laptop ini menurut Kepala Humas dan Protokoler Pemprov DKI adalah untuk meningkatkan kinerja pejabat terutama pejabat bidang luar negeri yang membutuhkan laptop dengan kecepatan tinggi. Selain itu juga Pemprov juga menganggarkan komputer dengan harga satu unitnya Rp. 20 juta, kemudian memanjakan Dinas Pemadam Kebakaran dengan memberikan alat musik yang harganya sekitar Rp. 1 Miliar ! ( alat musik seperti apa sampai harganya segitu?) serta biaya perawatan komputer selama satu tahun dengan nominal Rp. 4 Juta.
Tapi yang menjadi pertanyaan saat ini, apakah dengan pembelian alat-alat tersebut sudah pasti akan menunjang kinerja mereka makin bagus dalam hal melayani kebutuhan publik? Menurut penulis kalau dilihat satu sisi dengan alasan yang diutarakan oleh Kepala Humas dan Protokoler Pemprov DKI ada benarnya tetapi kalau kita lihat lagi bagaimana dengan mutu pelayanan para pejabat itu sendiri kepada masyarakat?
Kita bisa lihat bagaimana pelayanan publik yang semakin hari semakin tidak jelas, seperti banyaknya pungutan dalam mengurus dokumen mulai dari KTP hingga mungkin surat keterangan untuk saudara kita yang keturunan dan itu nominalnya bukan dalam hal satuan melainkan ratusan bahkan puluhan ribu rupiah, tetapi yang ada ketika dikonfirmasi kepada para pejabat, pejabat ini selalu mengatakan bahwa semua pengurusan dokument adalah Gratis tanpa dipungut biaya !!! aneh bukan ?
Itu baru sekedar isu, tetapi ada yang lebih heboh untuk pembaca dan pengunjung disimak yaitu bahwa DKI 1 dan DKI 2 dalam memelihara kebersihan pakaiannya saja Pemprov memparkirkan dana untuk cuci bajunya sebesar Rp 70 juta Wowww!!
Apa yang dipikirkan oleh para pejabat pemprov ini sangat tidak manusiawi, penulis sependapat dengan salahsatu LSM yang mengkritiknya bahwa anggaran itu hanya untuk memanjakan para pejabatnya bukan para rakyat yang seharusnya mendapatkannya.
Dalam data anggaran kas DKI, kita bisa lihat Kas DKI untuk tahun 2009 sebesar Rp. 22,2 triliun, dan berapa persenkah dari Rp. 22,2 triliun itu untuk alokasi rakyat miskin ? ternyata dana untuk rakyat miskin yang diparkirkan oleh Pemprov HANYA sekitar 1,7 % sisanya ? ya..seperti yang penulis sajikan di atas.
Kalau sudah seperti ini tidak ada artinya slogan yang selama kita dengar di kalangan pejabat publik yaitu Melayani BUKAN Dilayani melainkan Dilayani terus-menerus BUKAN Melayani. Betul tidak ?
Sudah saatnya para pejabat kita bukan saja dari DKI tetapi mulai dari ujung Sumatera hingga Ujung Papua bersama-sama bersatu dalam melayani apa yang rakyat mau, bukan untuk kesenangan pribadi dengan mengatasnamakan rakyat dan kebutuhan akan rakyat…betul tidak ?!
Kebon Sirih, 101208
RKMD- 01 / Rvanca
INI BUKAN KANDANG KITA LAGI !!! part 2
MANA KREASI DAN ANALISA SERANGAN ANDA KAWAN PEMAIN TENGAH ? JANGAN CUMA BISA JAGO LIGA SUPER SAJA ANDA TETAPI DI TIMNAS TIDAK ADA APA-APANYA !!!
Coach..anda boleh bicara bahwa pemain anda pernah mengalahkan Bahrain menekan permainan Arab Saudi dan Korea Selatan pada Piala Asia 2007 lalu, kenapa Thailand kita tidak bisa lawan..tapi BUKTINYA mana bung... ?
KITA BUKAN MAU UCAPAN SPIRIT ANDA TETAPI BUKTI NYATA DI LAPANGAN..KENAPA ANDA BARU PANGGIL SALAMPESSY, BOAZ KETIKA TAHU KALAH, TETAPI TIDAK BISA JUGA MASUK KAN KE TIMNAS…SEHARUSNYA DARI AWAL BUKAN SEPERTI SEKARANG COACH !!!
STOP PRESS !!! Kabar dari Bank Indonesia
Rp10.000 Tahun Emisi (TE) 1998 (Gambar Muka: Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien),
Rp20.000 Tahun Emisi (TE) 1998 (Gambar Muka: Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara),
Rp50.000 Tahun Emisi (TE) 1999 (Gambar Muka: Pahlawan Nasional WR. Soepratman),
Rp100.000 Tahun Emisi (TE) 1999 (Gambar Muka: Pahlawan Proklamator Dr.Ir.Soekarno dan
"Bank Indonesia secara rutin melakukan pencabutan dan penarikan uang rupiah. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan antara lain masa edar yang cukup lama dan perkembangan teknologi unsur pengaman (security features) pada uang", demikian disampaikan S. Budi Rochadi, Deputi Gubernur bidang Pengedaran Uang.
Dengan pencabutan dan penarikan uang rupiah dari peredaran maka terhitung mulai tanggal 31 Desember 2008, empat pecahan uang tersebut tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran yang sah (legal tender).
Namun demikian, bagi masyarakat yang masih memegang uang pecahan-pecahan tersebut dapat melakukan penukaran dengan uang rupiah pecahan yang sama atau pecahan lainnya yang masih berlaku di kantor-kantor Bank Indonesia atau bank umum terdekat. Batas waktu penukaran empat uang pecahan tersebut di bank umum adalah sampai dengan tanggal 30 Desember 2013 atau 5 (lima) tahun sejak pencabutan dan penarikan uang tersebut. Sementara itu, batas waktu penukaran di Bank Indonesia adalah sampai dengan tanggal 30 Desember 2018 atau selama 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal pencabutan. Hak untuk menuntut penukaran empat pecahan uang rupiah yang dicabut dan ditarik tersebut tidak berlaku lagi setelah 10 (sepuluh) tahun terhitung tanggal 31 Desember 2018.
Jakarta, 26 November 2008
Jumat, 12 Desember 2008
In Memory : ALI ALATAS S.H.( 1932-2008 )
H.E. Ali Alatas, S.H
Former of Ministry of Foreign Republic of Indonesia ( 1988 - 1999 )Chairman of Presidential Advisory Council
Who passed away on Thursday, December 11, 2008 at the age of 76
Noted contributor to Indonesia’s Foreign relation and to the development of nation
May his soul rest in peace and may GOD grant strength and faith to his family..
Kalibata, 121208 10:30
Editor of RKM
Selamat Jalan Mr. Ali Alatas ( 4 Nov 1932 - 11 Des 2008 )
Yang Mulia Ali Alatas S.H.
Mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia ( 1988 - 1999 ), Ketua Dewan Pertimbangan Presiden
Yang meninggal pada hari Kamis 11 Desember 2008 dalam Usia 76 tahun
Peranan beliau sangat penting dalam hubungan luar negeri Indonesia dan juga dalam membangun dunia menjadi lebih baik.
Semoga arwahnya dapat diterima di sisiNya. Dan kiranya Tuhan memberikan kekuatan dan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan
Kalibata, 121208 10:30
Editor RKM
Rabu, 10 Desember 2008
INI BUKAN KANDANG KITA !! MAJU TAPI GENTAR
Charis Yulianto..Isnan Ali…Ismed…Firman (Syamsul Bachri) DIMANA DISIPLIN KALIAN ?. masak gol pertama bisa CEPAT begitu permainan BARU berjalan MENIT Ke- 3
Ponaryo…Moh. Roby….Arif Suyono (Erol)….Bambang Pamungkas (Aliyudin).. DIMANA KREASI kalian dalam mengGANGGU pertahanan dan permainan lawan !!!
Coach Bendol..JANGAN PERNAH !! berpikiran KALAH BESAR karena rotasi !! Lain kali coba dengarkan apa yang Pengamat Sepakbola dan Jurnalis utarakan lewat analisis mereka di Media, kalau seperti ini dengan kondisi pemain yang mungkin saja ada yang cedera, sementara target anda adalah JUARA !! jangan sampai anda membuat 200 juta pendukung dan penikmat Timnas yang sudah OPTIMIS dengan ucapan anda jadi KECEWA !!!
GBK stadium, 101208 17:30
Selasa, 09 Desember 2008
INI KANDANG KITA !!! MAJU TAK GENTAR TIMNAS GARUDA
INI KANDANG KITA, MAJU TAK GENTAR..
DEMI 220 JUTA PENDUKUNG MU YANG RELA BERKERINGAT DAN JAUH-JAUH DARI UJUNG SUMATERA HINGGA PAPUA MENUNGGU BERJAM-JAM DI LOKET TIKET HANYA DEMI MELIHAT PENAMPILAN ANDA DAN TENTUNYA MENJADI JUARA..
TEGAKKAN MERAH PUTIH DAN HARGA DIRI SEPAKBOLA INDONESIA..LAWAN SINGAPURA YANG HANYA BERMODALKAN 7 PEMAIN “CABUTAN”, JANGAN SAMPAI KALAH DAN BUKTIKAN KEPADA DUNIA BAHWA TIMNAS YANG MENGANDALKAN “PRODUK DALAM NEGERI” LEBIH PANTAS BERJAYA DAN BERHAK MENJADI JUARA
INI KANDANG KITA…MAJU TAK GENTAR KAWAN, HADANG DAN SIKAT SEMUA LAWAN HINGGA SAMPAI PODIUM JUARA DENGAN SEMANGAT FAIR PLAY DAN 220 JUTA PENCINTA TIMNAS GARUDA BERADA DI BELAKANGMU LANGSUNG KAWAN !!!
GBK, 091208 18.30
Editor of RKM
Welcome AVA to Indonesia
We hope your enjoy and happy what Jakarta give to your, and I hope your come and play concert again in Jakarta and please tell your musician in Amerika if Indonesia is safety, friendly and god for concer ok
God Bless U AVA Band
Senayan, 091208
Editor of RKM
Senin, 08 Desember 2008
Akhirnya…. Pak Beye Marah Besar
Ini terjadi ketika beberapa hari lalu ratusan penduduk Perumahan di Sidoarjo datang ke Istana untuk meminta bantuan kepada pemerintah pusat untuk meminta PT.Lapindo Brantas membayarkan apa yang menjadi hak mereka, karena sudah dua tahun peristiwa ini terjadi, dan hingga saat ini belum ada kejelasan sama sekali soal ganti rugi.
Penulis tidak perlu lagi menuliskan awal kisah ini, karena mungkin para pembaca sudah tahu kisah ini dari banyak media, yang menjadi pertanyaan sekarang termasuk penulis Kenapa SBY baru saat ini Marah, seharusnya ketika satu tahun peristiwa ini terlewati Marah ?
Selain soal ganti rugi yang tidak jelas, SBY juga marah dan mungkin sedikt geram karena sang bos dari peristiwa ini datang terlambat, padahal menurut staff protokel istana yang memantau mengatakan bahwa sang bos NB telah berada didekat istana sekitar pukul 12.00 karena terjebak massa dari korban Lapindo.
“terima kasih kepada pak sunarno yang telah bekerja keras dan bertangung jawab. masalah ini telah berjalan bertahun-tahun dan mengganggu pikiran saya berhari-hari. masalah aceh saja bisa kita selesaikan! kenapa ini tidak juga!”
Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI –
Kalau menurut penulis apa yang menjadi alasan SBY marah adalah sudah jelas, karena rakyat yang menjadi korban tidak pernah mendapatkan apa yang menjadi hak mereka, selain itu penyelesaian yang kesannya tidak profesional dan tidak bertanggung jawab, tapi ada satu kritikan RKM buat Presiden adalah, apa yang dilakukan oleh Lapindo Brantas seperti setengah-setengah dalam hal membayar kewajiban ganti rugi karena tidak tegas dan beraninya SBY terhadap perusahaan ini, bahkan menerbitkan surat keputusan, padahal kita tahu bahwa apa yang dilakukan oleh Lapindo Brantas adalah salah dan murni kecelakaan bahkan ketegori Kriminal kalau boleh mengadopsi pasal di Kepolisian BUKAN faktor alam dan itu dibuktikan lagi dengan adanya pertemuan sedunia ahli geologi.
Sehingga mungkin dengan adanya Surat Keputusan ini, membuat NB selaku bos Lapindo Brantas bisa santai-santai sejenak dan mungkin lebih memikirkan Timnas Indonesia menjelang SuzukiAFF Cup 2008, karena mungkin dipikiran beliau toch negara ini akan membantu sementara dalam hal ganti rugi karena alasan tidak punya dana buat ganti rugi (seharusnya perusahaan yang bekerja berada di lingkungan perumahan dan beresiko tinggi harus bisa mendepositkan keuangannya untuk hal yang tidak diinginkan), sehingga masalah ini berlarut hingga 2 tahun! Coba dari awal pemerintah tegas dalam menyelesaikan ini dengan aturan misal dalam jangka waktu 1 tahun semua korban baik yang terpeta-kan atau tidak akan mendapatkan ganti rugi (misalnya!) 300 sampai 1,000 kali lipat dari ketentuan ganti rugi yang berlaku di negara ini, kalau tidak sanggup sampai jangka waktu yang ditentukan maka pemerintah atas nama korban secara otomatis melaporkan ke pihak Mabes Polri, tetapi kenyataannya ?
Memang dengan marahnya Pak Beye membuat point atau citra positifnya naik paling tidak sudah ada modal awal untuk masuk Pemilu2009 mendatang, tetapi bagaimanapun pemerintah juga mempunyai andil dalam kasus ini, karena ya itu tadi adanya Keppres, kalau tidak ada Keppres mungkin rakyat Sidoarjo yang menjadi korban baik yang lahannya ter-peta atau tidak ter-peta tidak akan merasakan pahitnya seperti ini.
Menjadi pertanyaan adalah buat NB, adakah anda pernah datang, melihat, mendengarkan dari hati ke hati keluh kesah mereka dimana setiap hari mereka memikirkan bagaimana mereka hidup, anak mereka putus sekolah, bahkan untuk (maaf!?) perang kelamin antar suami-istri saja tidak lagi mereka lakukan karena sudah letih dan capai memikirkan nasib hidup mereka, apakah NB mau bertanggung jawab secara nurani dan moril mengembalikan psikologi mereka ke semula, karena setahu penulis sudah ada beberapa warga yang menjadi korban ini menjadi GILA !!!
Dan juga apakah NB mau bertanggung jawab secara nurani dan moril kalau ternyata di Sidoarjo banyak anak-anak usia sekolah dan produksi menjadi “Kupu-Kupu Malam” ataua bahasa anak sekarang adalah Lady Escort ++ karena tidak mampu bersekolah dan juga ingin meringankan beban orangtua, apakah anda NB mau bertanggung jawab secara moril ? coba Bapak NB bayangkan kalau dua hal ini terjadi pada anda, istri dan anak-cucu, menantu anda, sakit bukan !? itulah yang dirasakan oleh ribuan bahkan ratusan ribu korban kebringasan pekerja anda di Sidoarjo yang hanya mementingkan bagaimana minyak ini dijual ke luar negeri dan mendapatkan ratusan lembar kertas yang bergambar Mantan Presiden AS, George Washington, tentunya ini bukan warisan atau pepatah bijak yang disampaikan ayahanda anda bukan ketika berdiskusi tentang makna hidup antara kaya dan miskin ?
Benarkah kemarahan SBY mampu mengobati nasib dari ribuan korban Lapindo baik yang terpeta-kan atau tidak terpeta-kan, atau sama seperti yang lalu-lalu, marah sebentar tetapi dua minggu hingga satu bulan ke depan kemarahan dan bukti itu tidak ada yang ada hanya kegaulan kembali dari korban..dan itulah sikap yang selalu diberikan pejabat kepada rakyatnya dalam meraih empati dan simpati demi tingkat kepopularitas positif yang sesaat dan rakyat selalu menjadi korban!
Merdeka Selatan, 031208
RKM-21 / RKM- 29 / RKM-32 / Rvanca
Selamat Berjuang Kawan, Tunjukkan Kemenanganmu Dihadapan Pendukungmu Bukan Hanya Sekedar banci Pujian !!!
Piala AFF adalah turnament sepakbola yang diikuti negara-negara yang tergabung dalam kawasan ASEAN, dulu nama kejuaraan ini adalah Piala Tiger karena disponsori oleh perusahaan minuman alkohol asal negara Singapura, dan sekarang karena tidak mensponsori kejuaraan ini maka namanya menjadi AFF Cup walaupun beberapa bulan sebelum acara ini akan digelar, perusahaan otomotif jepang berminat mensponsori kejuaraan ini dan alhasil turnament ini menjadi Suzuki AFF Cup 2008.
Kalau bicara soal ajang ini kita tidak bisa lepas dari tiga negara yang selalu bernafsu untuk menjadi jawara sepakbola Asia Tenggara yaitu Singapura, Thailand dan tentunya negara kita Indonesia, kita tahu bagaimana ketiga negara ini ibarat lingkaran setan selalu bertemu dipuncak turnament ini dan mungkin yang bisa mengganjal ketiga negara ini adalah negara Paman Ho, Vietnam dan Negara junta militer, Myanmar selebihnya bisa mudah dilalui oleh ketiga negara ini.
Lalu bagaimana kans Timnas Merah Putih untuk menyimpan Piala AFF yang untuk pertama kali mengganti sponsor di lemari Kantor PSSI ? memang seharusnya negara dengan penduduk paling besar didunia, kondisi sepakbolanya pun harus sesuai dengan jumlah penduduk misalnya berprestasi, tetapi kenyataannya timnas kita hanya bisa menunjukkan keahliannya dalam mengontrol kulit bundar tetapi miskin prestasi.
Penulis sebenarnya muak dan pengen muntah rasanya dengan pemberitaan di sejumlah media, terutama media olahraga ketika negara ini mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah, stadion Gelora Bung Karno yang didirikan Bung Karno sebagai stadion paling megah ketika jaman itu berlautkan merah putih, dan tidak ada satupun bangku stadion yang kosong, kompak melantunkan lagu Indonesia Raya kemudian meneriakkan dan menyanyikan lagu-lagu yang bersemangatkan patriotisme kepada pemain dilapangan, tetapi HASILNYA ? selalu kalah, dan pengamat sepakbola internasional atau pejabat organisasi sepakbola internasional selalu bersalaman dengan pejabat PSSI atau diminta wawancara stasiun televisi dan memberikan pernyataan bahwa seumur hidup mereka belum pernah melihat fenomenal stadion penuh sesak dan spirit dari pada pendukung timnas begitu besar, apakah ini yang harus selalu kita terima opini atau citra positif dari penyelenggaraan tetapi prestasi timnas ibarat macan ompong, masak iya negara kita dan khususnya sepakbola hanya terkenal dengan pujian atau istilah kerennya banci pujian, dimana prestasi itu ?
Sebenarnya kalau penulis boleh jujur, Timnas kita tidak jauh kelasnya dengan Timnas negara-negara di Asia Tenggara bahkan di Asia sekalipun tetapi ya kembali lagi yang menjadi titik kelemahan kita adalah non teknis dibelakang layar Timnas kita. Apa maksudnya ? maksudnya adalah peran dari para pengurus PSSI, karena bagaimanapun Timnas kita sukses tanpa ada dukungan dari pengurus apalah artinya.
Kita bisa lihat bagaimana Pengurus PSSI sepertinya lepas tangan, seperti contoh dana untuk pembiayaan Timnas seperti uang saku pemain yang mengikuti Pelatnas, uang transportasi dan operasi sehari-hari jika mengikuti kejuaraan, seharusnya dengan logika akal sehat jiwa dan rohani dana itu berasal dari kantong PSSI, tetapi kenapa juga dibebankan ke Badan Tim Nasional dan juga lewat individu yang kebetulan berlatarbelakang pengusaha, memang dana yang diberikan oleh beberapa sponsor Timnas seperti appreal kit Timnas yang dipasok oleh salahsatu perusahaan alat olahraga terbesar di AS, kemudian royalti hak siar dari stasiun televisi, itu semua kemana ? sekedar info saja yang penulis dapat, dana yang disuntikkan oleh appreal kit Timnas itu berkisar Rp. 5 Miliar dan hak siar dari stasiun televisi itu sekitar Rp. 3,6 Miliar setiap tahun, ini sangat aneh dana sebanyak itu tidak jelas keberadaannya, pantas saja timnas kita mainnya loyo dan kalah terus di setiap kejuaraan karena dana yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan apa yang mereka dengar, penulis jadi agak sedikit berpikiran negatif (semoga tidak benar!) jangan-jangan dana yang berasal dari royalti stasiun televisi dan appreal kit tersebut disalah gunakan untuk kepentingan pribadi !
Ini masih soal non teknis lagi yang membuat timnas kita loyo dan mungkin (maaf!) menjadi pecundang sejati ! yaitu kalender pertandingan liga yang tidak konsisten bahkan seenaknya merubahnya, faktor inilah yang paling utama menurut penulis kenapa timnas kita selalu tidak berdaya atau yang seperti penulis tulis diatas Timnas kita tidak lebih pecundang dan banci pujian, kita bisa lihat baru-baru ini saja PSSI lewat Badan Liga Indonesia (BLI) membonsai klub yang bermain di Liga Super, karena sebelumnya banyak klub ditampung untuk beradu di Liga Indonesia, sudah begitu jadwal yang tidak jelas, jangankan jadwal format saja mereka tidak becus membuatnya kadang musim ini satu wilayah, musim besok berubah menjadi dua wilayah sehingga inilah yang membuat timnas kita tidak jelas kenapa ? karena dengan tidak jelasnya kalender dan format kompetisi bisa membuat fisik pemain yang dipanggil timnas untuk TC menurun bahkan bisa menyebabkan cidera mulai dari ringan hingga berat, kita bisa lihat bagaimana nasib Boaz yang sampai sekarang belum masuk juga ke dalam TC timnas karena trauma dengan cidera yang nyaris merenggut nyawa kariernya.
Selain itu penulis melihat sudah lunturnya semangat nasionalisme daripada para pemain ini, mereka lebih menjadi budak uang dan bonus pertandingan daripada membela merah putih, anda mungkin tahu kasus atau cerita tentang program PSSI tahun 2006 lalu yang mana PSSI membuka TC Timnas ke Belanda selamat 3 bulan dengan arahan Pelatih Timnas U-21 Belanda Foppe de Han, untuk persiapan Asian Games Doha- Qatar, mereka memanggil beberapa pemain untuk mengikuti TC tapi nyatanya banyak diantara pemain yang dipanggil nota bene pemain timnas menolak ke Belanda dengan alasan siapa yang membayar gaji kami disana dan siapa yang memperhatikan keluarga kami ! memang kita tidak usah munafik, hari gene tidak suka yang namanya Rupiah, tapi kan kalau dilihat sisi positifnya kalau kita membela timnas paling tidak kita ditonton ratusan juta penonton yang mana sekian persen dari penonton itu adalah pemandu bakat klub terkemuka baik itu dari klub Asia atau bahkan klub Eropa, ibaratnya Timnas ini adalah ruang etalase yang siap dibeli oleh siapapun kalau bagus kualitasnya, penulis juga agak sedikit heran dengan beberapa pemain ketika ditanya untuk profilnya cita-cita selanjutnya apa ? jawaban mereka ingin bermain di klub luar negeri, bagaimana bisa bermain di klub luar negeri kalau dipanggil timnas ogah-ogahan dan lebih memilih uang bonus pertandingan, dan juga kalaupun bermain diluar negeri hanya sebatas regional saja dan itu tidak lama durasi kontraknya (biasa penyakit orang negeri ini selalu kangen dan rindu), saran dan pesan penulis buat para pemain yang cita-citanya pengen bermain di klub luar negeri sukur-sukur di klub Eropa, contohlah kiprah pemain Chelsea Dider Drogba atau Pemain Korea yang bermain di Man.Utd, Park Ji Sung mereka bisa disana karena apa ? selain kualitas fisik dan bermain mereka juga terus bermain di Timnas tanpa memikirkan berapa penghasilan yang didapat ! mestinya para pemain sepakbola kita MALU sama negara yang kemarin bermain di Ajang Piala Dunia 2006 kemarin seperti negara Angola, Togo, Pantai Gading, mereka adalah negara kecil dengan serba kekurangan seperti ekonomi lemah, infrastruktur tidak memadai tapi apa yang membuat mereka BISA masuk ke pentas Piala Dunia 2006 kemarin dan membuat mata dunia terbuka lebar ! spirit dan kemauan untuk memajukan negara mereka supaya tidak dipandang sebelah mata dari sektor politik dan ekonomi dunia, karena menurut mereka hanya dengan olahraga negara kita bisa dipandang walaupun dinegaranya sendiri tidak jelas kondisinya, sedangkan kita negara dengan penduduk 220 juta jiwa mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, ekonomi kita kuat, dipandang dan dihormati secara mendunia bahkan selalu menjadi tolak ukur dunia TAPI olahraganya terutama SEPAKBOLAnya ? NOL BESAR !!! prestasi paling besar adalah medali perak pada SEA GAMES Manila 1991 dan medali emas tahun 1997, dan kebanyakan banci pujian karena setiap menyelenggarakan suatu kegiatan pasti sukses, aman terkendali tetapi prestasi untuk Timnas-nya MANA?
Sudah saatnya Timnas Merah Putih asuhan Bendol harus bangkit dan berikan yang terbaik kepada para pendukungnya dan juga dunia bahwa Indonesia bisa prestasi secara bersamaan bukan hanya sekedar negara yang selalu sukses ketika menjadi tuan rumah, tetapi sukses juga menjuarai turnament yang berada dalam “rumah” sendiri, bisakah itu dilakukan oleh BP dan kawan-kawan ? hanya 22 pemain beserta official-lah yang mampu menjawab itu toch, mereka juga akan malu sendiri kalau sudah sepenuh raga bahkan dari ujung Sumatera atau ujung Papua datang dengan berbagai rintangan demi memotivasi timnas ternyata mengecewakan.
Pesan penulis kepada 22 pemain Timnas, mengutip slogan semangat juang anda ketika SEA GAMES Thailand kemarin yaitu YES U CAN ! SELAMAT PERJUANG KAWAN Di SUZUKI AFF CUP 2008
Senayan IX, 051208
Rhesa Ivan
Mahasiswa Dept. Komunikasi Fisipol UKI
Pendapat Pribadi