Mungkin sepanjang karier pak beye sebagai orang nomor wahid di negara ini, baru kali ini menutup tahun 2008 dengan kemarahan.
Ini terjadi ketika beberapa hari lalu ratusan penduduk Perumahan di Sidoarjo datang ke Istana untuk meminta bantuan kepada pemerintah pusat untuk meminta PT.Lapindo Brantas membayarkan apa yang menjadi hak mereka, karena sudah dua tahun peristiwa ini terjadi, dan hingga saat ini belum ada kejelasan sama sekali soal ganti rugi.
Penulis tidak perlu lagi menuliskan awal kisah ini, karena mungkin para pembaca sudah tahu kisah ini dari banyak media, yang menjadi pertanyaan sekarang termasuk penulis Kenapa SBY baru saat ini Marah, seharusnya ketika satu tahun peristiwa ini terlewati Marah ?
Selain soal ganti rugi yang tidak jelas, SBY juga marah dan mungkin sedikt geram karena sang bos dari peristiwa ini datang terlambat, padahal menurut staff protokel istana yang memantau mengatakan bahwa sang bos NB telah berada didekat istana sekitar pukul 12.00 karena terjebak massa dari korban Lapindo.
“terima kasih kepada pak sunarno yang telah bekerja keras dan bertangung jawab. masalah ini telah berjalan bertahun-tahun dan mengganggu pikiran saya berhari-hari. masalah aceh saja bisa kita selesaikan! kenapa ini tidak juga!”
Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI –
Kalau menurut penulis apa yang menjadi alasan SBY marah adalah sudah jelas, karena rakyat yang menjadi korban tidak pernah mendapatkan apa yang menjadi hak mereka, selain itu penyelesaian yang kesannya tidak profesional dan tidak bertanggung jawab, tapi ada satu kritikan RKM buat Presiden adalah, apa yang dilakukan oleh Lapindo Brantas seperti setengah-setengah dalam hal membayar kewajiban ganti rugi karena tidak tegas dan beraninya SBY terhadap perusahaan ini, bahkan menerbitkan surat keputusan, padahal kita tahu bahwa apa yang dilakukan oleh Lapindo Brantas adalah salah dan murni kecelakaan bahkan ketegori Kriminal kalau boleh mengadopsi pasal di Kepolisian BUKAN faktor alam dan itu dibuktikan lagi dengan adanya pertemuan sedunia ahli geologi.
Sehingga mungkin dengan adanya Surat Keputusan ini, membuat NB selaku bos Lapindo Brantas bisa santai-santai sejenak dan mungkin lebih memikirkan Timnas Indonesia menjelang SuzukiAFF Cup 2008, karena mungkin dipikiran beliau toch negara ini akan membantu sementara dalam hal ganti rugi karena alasan tidak punya dana buat ganti rugi (seharusnya perusahaan yang bekerja berada di lingkungan perumahan dan beresiko tinggi harus bisa mendepositkan keuangannya untuk hal yang tidak diinginkan), sehingga masalah ini berlarut hingga 2 tahun! Coba dari awal pemerintah tegas dalam menyelesaikan ini dengan aturan misal dalam jangka waktu 1 tahun semua korban baik yang terpeta-kan atau tidak akan mendapatkan ganti rugi (misalnya!) 300 sampai 1,000 kali lipat dari ketentuan ganti rugi yang berlaku di negara ini, kalau tidak sanggup sampai jangka waktu yang ditentukan maka pemerintah atas nama korban secara otomatis melaporkan ke pihak Mabes Polri, tetapi kenyataannya ?
Memang dengan marahnya Pak Beye membuat point atau citra positifnya naik paling tidak sudah ada modal awal untuk masuk Pemilu2009 mendatang, tetapi bagaimanapun pemerintah juga mempunyai andil dalam kasus ini, karena ya itu tadi adanya Keppres, kalau tidak ada Keppres mungkin rakyat Sidoarjo yang menjadi korban baik yang lahannya ter-peta atau tidak ter-peta tidak akan merasakan pahitnya seperti ini.
Menjadi pertanyaan adalah buat NB, adakah anda pernah datang, melihat, mendengarkan dari hati ke hati keluh kesah mereka dimana setiap hari mereka memikirkan bagaimana mereka hidup, anak mereka putus sekolah, bahkan untuk (maaf!?) perang kelamin antar suami-istri saja tidak lagi mereka lakukan karena sudah letih dan capai memikirkan nasib hidup mereka, apakah NB mau bertanggung jawab secara nurani dan moril mengembalikan psikologi mereka ke semula, karena setahu penulis sudah ada beberapa warga yang menjadi korban ini menjadi GILA !!!
Dan juga apakah NB mau bertanggung jawab secara nurani dan moril kalau ternyata di Sidoarjo banyak anak-anak usia sekolah dan produksi menjadi “Kupu-Kupu Malam” ataua bahasa anak sekarang adalah Lady Escort ++ karena tidak mampu bersekolah dan juga ingin meringankan beban orangtua, apakah anda NB mau bertanggung jawab secara moril ? coba Bapak NB bayangkan kalau dua hal ini terjadi pada anda, istri dan anak-cucu, menantu anda, sakit bukan !? itulah yang dirasakan oleh ribuan bahkan ratusan ribu korban kebringasan pekerja anda di Sidoarjo yang hanya mementingkan bagaimana minyak ini dijual ke luar negeri dan mendapatkan ratusan lembar kertas yang bergambar Mantan Presiden AS, George Washington, tentunya ini bukan warisan atau pepatah bijak yang disampaikan ayahanda anda bukan ketika berdiskusi tentang makna hidup antara kaya dan miskin ?
Benarkah kemarahan SBY mampu mengobati nasib dari ribuan korban Lapindo baik yang terpeta-kan atau tidak terpeta-kan, atau sama seperti yang lalu-lalu, marah sebentar tetapi dua minggu hingga satu bulan ke depan kemarahan dan bukti itu tidak ada yang ada hanya kegaulan kembali dari korban..dan itulah sikap yang selalu diberikan pejabat kepada rakyatnya dalam meraih empati dan simpati demi tingkat kepopularitas positif yang sesaat dan rakyat selalu menjadi korban!
Merdeka Selatan, 031208
RKM-21 / RKM- 29 / RKM-32 / Rvanca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar