Senin, 17 November 2008

Apa Kabar PSSI ?



Lama tak bersua dan bergaung, tiba-tiba ada suatu masalah yang masuk kedalam komplek Pintu IX Senayan dan ternyata makin lama makin bertambah dan kompleknya masalah itu.

Kali ini PSSI terjebak dalam kasus utangan dengan tiga pihak sekaligus yaitu manajemen Hotel Kaisar, Rental mobil Putra, rental bus PT Dasa Sentosa, dan Flora Laundry dengan total utangan dari ketiga pihak ini kepada PSSI sebesar Rp 228 juta, dengan rincian rental mobil Rp 90 juta, rental bus 88 juta, dan Flora Laundry Rp 50 juta dan ini sudah dilaporkan kepada Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya-Polda Metro Jaya dengan tuduhan tak kunjung menepati janji dan telah melakukan tindakan penipuan lewat pengacara ketiga pihak ini, Deolipa Yumara.

Kasus ini baru terungkap setelah berakhirnya Piala Kemerdekaan yang beberapa bulan lalu digelar oleh PSSI untuk menyemarakkan peringatan HUT Republik Indonesia yang ke 63 yang dinodai juga ketika final dimana Indonesia yang jelas-jelas kalah dinyatakan juara setelah Tim Nasional Libya menyatakan tidak bermain pada babak kedua, karena terjadi insiden dimana terjadinya pemukulan yang diduga oleh Pelatih Kiper Timnas kepada Pelatih Kepala Timnas Libya.

Bicara tentang buruk dan bobroknya PSSI tidak akan pernah habis diomongkan, kasus utangan ini mungkin baru terjadi, tetapi selain kasus itu banyak sekali permasalahan yang terjadi disana, mulai dari sistem kompetisi yang tidak beres dan selalu berubah seenak pemikiran para pengurus ini, sampai pada keputusan FIFA selaku otoritas sepakbola dunia yang tidak mengakui PSSI sebagai institusi sepakbola karena dipimpin oleh seorang kriminal bermental korupsi ! dan harus membuat ketetapan PSSI sesuai dengan yang dibuat oleh FIFA.

Apa kabar Statuta PSSI ? itulah yang harus kita tanyakan kepada mereka, soal Statuta penulis sepertinya PSSI tidak ada niatan membuatnya walaupun sudah didesak oleh FIFA dan AFC selaku yang bertanggung jawab atas sepakbola Asia, karena menurut mereka apa yang sudah mereka lakukan sudah berpedoman dengan konsep yang dibuat oleh FIFA dan AFC.

Penulis berpendapat, sudah saatnya PSSI berubah dan tidak lagi diisi oleh orang-orang yang tidak mengerti sepakbola walaupun dia sendiri mantan pemain sepakbola! Kenapa penulis bisa bilang begitu, kita bisa lihat bagaimana PSSI di era NH seorang pesakitan korupsi yang anak buahnya tidak ada yang (menurut penulis) beres dalam membawa sepakbola Indonesia berprestasi padahal mereka semua adalah mantan pemain dan pengurus klub, kompetisi dibuat tidak jelas jadwalnya selalu dirubah, lalu sering terjadi pergesekkan antar suporter bahkan ajang ring tinju dadakan antara antar suporter atau antar pemain dan pemain dengan wasit, belum lagi banyaknya pemain asing yang ternyata kemampuan sepakbolanya tidak sehebat yang kita kira dimana begitu datang pemain asing mampu menjadikan liga Indonesia menjadi disegani dan bergengsi ternyata!

Sudah saatnya PSSI ini berubah dan melakukan reformasi kalau perlu revolusi demi tercapainya impian 200 juta penikmat sepakbola nasional yang menginginkan timnas mereka bermain di ajang Piala Asia, Piala Dunia, Piala Konfrederasi Dunia kalau perlu ketiga piala itu dibawa ke Jakarta, menurut penulis ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk merubaha MUKA PSSI sekarang ini yaitu, pertama, memBUBARkan pengurus PSSI yang ada saat ini karena menurut penulis pengurus PSSI saat ini tidak jauh dengan kelakuan anak-anak batita, yang sesuka mereka mengganti atau membuat kebijakan tanpa ada sosialisasi contohnya kasus ISL yang mana setiap klub harus mengharamkan APBD untuk masuk kedalam kas klub, padahal kita tahu semua klub mendewakan APBD untuk operasional klub, korban dari kebijakan PSSI ini banyak klub yang sampai hari ini belum membayar gaji pemain bahkan ada yang hampir 7 bulan! Kedua, membuat aturan AD/ ART sesuai dengan apa yang dibuat, direncanakan dan dihalalkan oleh AFC dan FIFA. ketiga, dalam kepengurusan harus menseleksi dengan ketat orang-orang yang akan menduduki kursi PSSI, bukan seperti sekarang mosok Ketua seorang pesakitan, penulis sebagai penikmat sepakbola nasional ingin mempertanyakan dan meminta pertanggungjawaban kepada para pengurus PSSI didaerah (Pengda PSSI ) yang mencalonkan NH sebagai ketua umum, padahal kita tahu bagaimana sosok ini di kancah politik dan juga mungkin kriminalitas, menurut penulis Pengda PSSI adalah MUNAFIK dan PENJILAT !! di awal-awal getol dan semangat mencalonkan NH begitu NH harus bersahabat dengan hotel prodeo, langsung dengan cepat mengecam dan meminta PSSI dibubarkan dan mengganti ketua yang baru betul tidak !

Sarana penulis carilah ketua umum dan pengurus yang bersih dari segala yang berbau ujung-ujungnya hotel prodeo, kalau perlu dari kalangan jurnalis karena merekalah yang tahu bagaimana sepak bola kita mau bersanding bersamaan dengan Tim Selecao-Brazil atau kampium Piala Eropa- Spanyol kalau kita masuk Piala Dunia, karena selama ini media olahraga selalu dihujat dan dituding merusak aura kompetisi karena pemberitaannya dan juga para pengamat sepakbola dan tentunya atlet yang benar-benar kompeten.

Kalau perlu contoh dan terapkan sistem administrasi dan kompetisi yang dibuat oleh Perbasi-Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia dan Indonesian Basketball League, padahal mereka olahraga nomor dua di Indonesia, tetapi mereka mampu merangkul dunia industri segala macam untuk menjadi sponsor baik kompetisi itu sendiri maupun klub, sedangkan Sepakbola cabang olahraga sejuta umat tidak bisa merangkul dan memancing dunia industri untuk menjadi sponsor bahkan ada rumor sponsor utama dari kompetisi ini akan hengkang karena tidak jelasnya PSSI dan juga sering terjadi kompetisi tinju dadakan setiap pertandingan, konyol bukan !

Jadi.. kapan sepakbola kita bisa bersaing dengan Tim Spanyol, atau Tim Brazil atau Tim Jepang di ajang internasional yang masuk kalender FIFA dan AFC,atau hanya sebagai macan ompong dan jago kandang atau banci pujian kalau kita menjadi tuan rumah, hanya para pengurus yang ada di pintu IX-lah yang tahu mau dibawa kemana sepakbola kita ini kedepan….

Senayan 121108 09:10

Rvanca
Laison Officer Regional RKM

Tidak ada komentar: