Beberapa minggu ini, disejumlah media banyak menurunkan berita tentang banyak pihak yang meminta pemerintah untuk menurunkan harga minyak terutama premium, karena melihat turunnya harga minyak dunia.
Tetapi sampai sekarang pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia belum ada penjelasan dan langkah nyata dalam menjawab saran daripada kalangan perminyakkan untuk menurunkan harga premium yang ketika pemerintah menaikkan sempat terjadi beberapa demo yang hampir mengakibatkan pertumpahan darah.
Pertanyaan sekarang perlukah harga Premium yang biasa di”minum” transportasi masyarakat Indonesia terutama angkutan umum diturunkan ? kalau menurut penulis apa yang dikatakan oleh para pengamat perminyakkan dan gas untuk diturunkan harga minyak terutama premium mengingat harga minyak dunia turun drastis ada perlunya tapi harus diingat para pengamat (penulis dalam tulisan ini bukan ahli perminyakkan yang setiap pernyataan yang dikeluarkan dinantikan oleh sejumlah media), apakah kapasitas turunnya harga minyak dunia selamanya atau hanya sementara ?
Kalau harga minyak itu turun yang bersifat selamanya, bolehlah kita meminta pemerintah untuk menurunkan harga premium paling tidak turun sekitar Rp.1,000 – 5,000 kalau ini diturunkan harga minyak, secara tidak langsung harga kebutuhan pokok pun turun dan kembali normal, ITU kalau bersifat selamanya, bagaimana kalau harga minyak dalam negeri kita diturunkan kemudian TIBA-TIBA harga minyak dunia naik, kalau naiknya hanya sekian persen tetapi kalau naiknya sampai lima puluh bahkan seratus persen dari harga minyak dunia saat ini, apakah pemerintah mau mengembalikan harga minyak ke harga semula, dan pemerintah mau meminta maaf dan menjaga emosi rakyat Indonesia yang semakin hari tidak terkontrol, dan stabilitas keamanan dan pasokan kebutuhan pokok terganggu, apakaj anda berani turun ke jalan membantu pemerintah untuk mengontrol emosi rakyat kalau harga minyak naik!
Ini bukan maksud melecehkan para pengamat perminyakkan dan Sumber Energi, tetapi kalau menurut penulis, untuk menjaga kestabilan negara ini, lebih baik harga minyak tidak perlu diturunkan, kenapa? Ya ..seperti yang penulis utarakan diatas, kalau bersifat selamanya harga minyak itu stabil kita bisa turunkan tetapi kalau ditengah jalan tiba-tiba harga minyak dunia naik bagiamana, tentunya akan merepotkan semua lapisan pemerintah dalam hal ini kalkulasi keuangan negara, toch lagipula hanya negara kita kok dari semua negara dunia manapun yang harganya minyaknya paling murah, kalau dibandingkan dengan negara gajah putih, Thailand dimana harga satu liter bensin kalau tidak salah kalau dikurs-kan ke Rupiah sekitar Rp.13,000 sementara Indonesia Rp. 6,000 untuk satu liter bensin !
Kita tidak tahu apa yang menyebabkan harga minyak dunia turun, bisa turun karena adanya krisis global yang melanda semua negara di bumi ini, atau nantinya harga minyak naik mungkin pada saat pemilihan Presiden Amerika Serikat dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Ruang Ouval oleh Presiden baru ketika memulai kegiatan kenegaraannya untuk pertama kali sebagai Presiden, kita juga tidak tahu bagaimana negara-negara penghasil minyak melihat kinerja Amerika dengan Presiden barunya terkait kebijakan politik luar negeri dalam hal ini soal masalah timur tengah dan keberadaan pasukan mereka dinegara-negara konflik, itu harus menjadi catatan kita.
Jadi apakah negara akan menurunkan harga minyak karena desakan para pengamat perminyakkan dan masyarakat tetapi tiba-tiba harga minyak naik di tengah jalan, atau tetap berpendirian bahwa harga minyak dunia turun tidak berpengaruh terhadap minyak dan pasokannya untuk dalam negeri karena bagaiamanapun naik-turun harga minyak tetap saja rakyat hidup susah, kita lihat saja !…
Tj.Priok 021008 15:45
RKM – 21
Tetapi sampai sekarang pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia belum ada penjelasan dan langkah nyata dalam menjawab saran daripada kalangan perminyakkan untuk menurunkan harga premium yang ketika pemerintah menaikkan sempat terjadi beberapa demo yang hampir mengakibatkan pertumpahan darah.
Pertanyaan sekarang perlukah harga Premium yang biasa di”minum” transportasi masyarakat Indonesia terutama angkutan umum diturunkan ? kalau menurut penulis apa yang dikatakan oleh para pengamat perminyakkan dan gas untuk diturunkan harga minyak terutama premium mengingat harga minyak dunia turun drastis ada perlunya tapi harus diingat para pengamat (penulis dalam tulisan ini bukan ahli perminyakkan yang setiap pernyataan yang dikeluarkan dinantikan oleh sejumlah media), apakah kapasitas turunnya harga minyak dunia selamanya atau hanya sementara ?
Kalau harga minyak itu turun yang bersifat selamanya, bolehlah kita meminta pemerintah untuk menurunkan harga premium paling tidak turun sekitar Rp.1,000 – 5,000 kalau ini diturunkan harga minyak, secara tidak langsung harga kebutuhan pokok pun turun dan kembali normal, ITU kalau bersifat selamanya, bagaimana kalau harga minyak dalam negeri kita diturunkan kemudian TIBA-TIBA harga minyak dunia naik, kalau naiknya hanya sekian persen tetapi kalau naiknya sampai lima puluh bahkan seratus persen dari harga minyak dunia saat ini, apakah pemerintah mau mengembalikan harga minyak ke harga semula, dan pemerintah mau meminta maaf dan menjaga emosi rakyat Indonesia yang semakin hari tidak terkontrol, dan stabilitas keamanan dan pasokan kebutuhan pokok terganggu, apakaj anda berani turun ke jalan membantu pemerintah untuk mengontrol emosi rakyat kalau harga minyak naik!
Ini bukan maksud melecehkan para pengamat perminyakkan dan Sumber Energi, tetapi kalau menurut penulis, untuk menjaga kestabilan negara ini, lebih baik harga minyak tidak perlu diturunkan, kenapa? Ya ..seperti yang penulis utarakan diatas, kalau bersifat selamanya harga minyak itu stabil kita bisa turunkan tetapi kalau ditengah jalan tiba-tiba harga minyak dunia naik bagiamana, tentunya akan merepotkan semua lapisan pemerintah dalam hal ini kalkulasi keuangan negara, toch lagipula hanya negara kita kok dari semua negara dunia manapun yang harganya minyaknya paling murah, kalau dibandingkan dengan negara gajah putih, Thailand dimana harga satu liter bensin kalau tidak salah kalau dikurs-kan ke Rupiah sekitar Rp.13,000 sementara Indonesia Rp. 6,000 untuk satu liter bensin !
Kita tidak tahu apa yang menyebabkan harga minyak dunia turun, bisa turun karena adanya krisis global yang melanda semua negara di bumi ini, atau nantinya harga minyak naik mungkin pada saat pemilihan Presiden Amerika Serikat dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Ruang Ouval oleh Presiden baru ketika memulai kegiatan kenegaraannya untuk pertama kali sebagai Presiden, kita juga tidak tahu bagaimana negara-negara penghasil minyak melihat kinerja Amerika dengan Presiden barunya terkait kebijakan politik luar negeri dalam hal ini soal masalah timur tengah dan keberadaan pasukan mereka dinegara-negara konflik, itu harus menjadi catatan kita.
Jadi apakah negara akan menurunkan harga minyak karena desakan para pengamat perminyakkan dan masyarakat tetapi tiba-tiba harga minyak naik di tengah jalan, atau tetap berpendirian bahwa harga minyak dunia turun tidak berpengaruh terhadap minyak dan pasokannya untuk dalam negeri karena bagaiamanapun naik-turun harga minyak tetap saja rakyat hidup susah, kita lihat saja !…
Tj.Priok 021008 15:45
RKM – 21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar