Sabtu, 18 Desember 2010

Antara Maniak Sepakbola, Prestasi Timnas dan Miskinnya Nama Indonesia di Luar Sana


“Jika benar negerimu sehebat itu antusiasmenya pada sepak bola, kenapa dunia tidak pernah mendengar nama Indonesia di peta sepak bola?”
Markus Prast, Direktur Festival Film Pendek Regensburg


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Indonesia saat ini sedang di liputi rasa nasionalisme kalau kemarin yang sedang mengalami rasa nasionalisme adalah masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dimana mereka bersatu suara demi ke-istimewaan Yogyakarta dimana penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur adalah Sri Sultan Hamengkubowono X dan Sri Paku Alam adalah harga mati kali ini rasa nasionalisme datang dari sekitar 80ribu rakyat Indonesia yang memadati Stadion Umum Gelora Bung Karno, Senayan untuk mendukung tim nasional Indonesia yang sedang berlaga di ajang Piala Suzuki AFF dimana Timnas sukses melaju semifinal dengan produktifitas gol yang diluar perkiraan masyarakat yaitu 13-2 !

Akibat dari prestasi ini banyak pihak mengacungi jempol bahkan sampai terdengar ke luar negeri sana lewat situs jejaring sosial seperti Twitter dimana mulai tanggal 1 Desember kemarin ketika pesta bola se-ASEAN ini dibuka maka setidaknya setiap Timnas kita bermain pasti masuk dalam jajaran 10 besar topik yang sedang diperbincangkan oleh semua masyarakat Indonesia yang terbaca oleh semua pengguna Twitter di dunia bahkan sampai sang Kapten Tim klub besar asal Inggris yang bulan Juli 2009 kemarin batal datang Rio Ferdinand pun kaget dan tidak menyangka dengan apa yang ditorehkan oleh Timnas Indonesia.

Tetapi pertanyaannya sekarang adalah bangga kah kita dengan Timnas saat ini ? bagi sebagian warga pasti menjawabnya pasti bangga bahkan media sekarang dengan gencarnya menaikkan berita seputar Timnas hampir tiap jam kalau kita menyaksikan di televisi pasti selalu ada segmen tentang prestasi Timnas termasuk media ImpoTAInmen benar tidak ?

“Dunia hanya mengenal sang juara, nomor dua hanyalah sang pecundang,”
Jose Mourinho


Menurut penulis Indonesia adalah negara paling gila, kenapa penulis mengatakan negara Indonesia adalah negara paling gila terutama dalam hal sepakbola, kita bisa lihat bagaimana kita dengan rela mata kita dipaksa bangun hanya untuk nonton pertandingan sepak bola misalnya Liga Champion yang padahal kita tahu yang bertanding itu bukan klub asal Indonesia, bahkan ketika Inter Milan Juara Liga Champion banyak masyarakat kita yang berbondong-bondong turun ke jalan padahal tidak punya hubungan emosi atau ketika Jerman membantai Argentina dengan skor 4-0 di ajang Piala Dunia bahkan di sebuah kawasan di Maluku ada sekelompok orang membakar bendera Argentina sebagai tanda permusuhan.

Semua pertandingan sepakbola yang ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi entah itu Liga Champion, Piala Eropa, Piala Asia, sampai Piala Dunia pun pasti ditonton walaupun waktu itu sudah menunjukkan pukul 3 dinihari dan mungkin negara lain yang mempunyai tim sepakbola hebat pun fansnya tidak se-gila dan se-maniak daripada orang Indonesia bahkan kejuaraan sepakbola antar kampung yang memperebutkan Piala Camat atau Piala Kades pun akan disulap seperti pertandingan bergengsi seperti laga-laga besar seperti yang ada di televisi benar tidak ?

Kutipan yang paling atas penulis ambil dari sebuah tulisan daripada seseorang pengamat sepakbola yang terdapat di blognya dan apa yang diucapkan oleh orang tersebut seperti yang penulis kutip setidaknya ada benarnya, kita mungkin bisa menjawabnya dengan mudah tetapi susah menjelaskannya kenapa itu bisa terjadi !

Memang kalau kita lihat di peta terutama peta dunia letak negara yang paling luas terlihat pertama kali dilihat adalah Indonesia, Indonesia memang negara kaya, negara mana yang tidak tahu potensi alam kita tetapi apakah dengan masuk semifinal itu sudah menjadi prestasi yang luar biasa ? kemudian bisa menghajar Malaysia dengan skor besar dan memberikan tiket pulang kepada Thailand adalah prestasi yang luar biasa ? bagi penulis TIDAK ?!

Memang negara ini khususnya pecinta sepakbola nasional sangat haus dengan yang namanya prestasi karena bosan mendengar berita-berita tentang sepakbola Indonesia yang selalu berujung pada kekalahan atau berujung pada kericuhan antar pemain atau antar penonton. Penulis sependapat dengan doktrin yang selalu terlontar dari mulut seorang pelatih flamboyan, Jose Mourinho dimana beliau mengatakan kepada para pemainnya setiap mau memasuki lapangan untuk memulai sebuah pertandingan yaitu yang dikenal oleh dunia adalah juara nomor dua hanyalah sang pecundang, doktrin inilah yang harus tertancap dalam otak daripada semua pemain atau orang-orang terpilih untuk bertarung dilapangan hijau, kalau cuma bisa mengalahkan Malaysia dan Thailand kenapa harus pake pelatih asing, pelatih dan pemain lokal pun bisa tanpa harus me-naturalisasi !

Tetapi yang harus diingat juga para maniak sepakbola Indonesia adalah targaet dan tujuan kita terhadap kondisi sepakbola kita yaitu merevolusi PSSI terhadap melenggserkan sang ketua dan kroni-kroninya tetapi nyatanya mana ? masih adakah kita temui di setiap stadion spanduk yang bertuliskan “REVOLUSI PSSI”, “ TURUNKAN NURDIN HALID” adakah ? TIDAK ! karena kita TERPUKAU dengan aksi-aksi gemilang dan liukan pergerakan daripada Cristian Gonzalez, Irfan Bachim yang berujung pada gol betul tidak ?!

Terserah anda akan menghujat tulisan ini dan menganggap penulis tidak nasionalis, cari sensasi atau apalah tetapi mungkin dengan tulisan ini kita semua tercermin karena tulisan ini adalah refleksi atau CERMIN daripada budaya dan sifat manusia Indonesia yang BERMUKA DUA yaitu dimana ketika Timnas berprestasi seperti saat ini akan selalu diagung-agungkan bahkan setara dengan Tuhan bahkan di kalangan ABG perempuan dan wanita-wanita muda membentuk sebuah agama baru yaitu agama Bachim, tetapi ketika Timnas kalah kita pun sibuk mencerca dengan kata-kata atau nama penghuni Taman Margasatwa Ragunan pun terlontar semua, malas datang ke SUGBK atau stadion-stadion yang ada di negara ini dan tak mau peduli bagaimana sepakbola Indonesia itu sampai ada prestasi lagi seperti saat ini, padahal yang membuat itu semua adalah kita orang Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Mianggas hingga Rote !!

Salam Revolusi dan Pengusiran serta Pencabutan Hak-hak sebagai WNI daripada NH, NB, ADT, NDB !!

GBK Std, 171210 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: