Sabtu, 18 Desember 2010

Antara Pong Hardjatmo dan Budiono


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Apa yang terlintas spontan dalam pikiran anda kalau mendengar nama aktor senior yang bernama, Pong Hardjatmo ? pasti secara spontan kita menjawab orang gila, atau seorang pria nekat yang siang-siang bolong tanpa kejelasan naik ke puncak gedung kura-kura daripada Gedung DPR dan menuliskan tiga kata Jujur, Adil, Tegas dengan cat semprot warna merah benar tidak ?

Ternyata aksi om Pong ini menjadi inspirasi bagi seorang warga Surabaya yang juga penggemar fanatik klub sepakbola asal Surabaya, Persebaya. Penggemar ini bernama Budiono apa yang dia lakukan sampai bisa setara dengan aksi om Pong ini ? ternyata beliau tidak jauh berbeda dengan aksi om Pong tetapi sang bonek ini tidak melakukannya di dalam negeri tetapi di negara orang yaitu Swiss dan tidak tanggung-tanggung tempat yang beliau datangi adalah kantor FIFA, kantor dimana semua kegiatan sepakbola dunia berada !

Sama dengan om Pong, kegiatan cak Budiono ini tidak diketahui oleh petugas keamanan kompleks FIFA karena sebagian staff terfokus di Zurich Messe untuk mengumumkan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 padahal jumlah mereka ada enam orang, tetapi bukan bonek namanya kalau tidak nekat, walaupun mereka tidak berhasil menemui sang Presiden Sepp Blatter tetapi mereka BERHASIL membentangkan spanduk besar yang bertuliskan “Justice For Indonesian Football”, Bonek Suporter Surabaya; di dalam komplek kantor pusat FIFA serta membagi-bagikan semacam press release kepada media internasional yang kebetulan sedang meliput kegiatan pengumuman tuan rumah Piala Dunia serta memberikan petisi kepada salah satu staff FIFA agar diberikan kepada sang Presiden.

Apa yang dilakukan oleh cak Budiono ini adalah mungkin perwakilan perasaan daripada pecinta sepakbola nasional dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote yang sebenarnya sudah muak dengan kondisi sepakbola Indonesia yang semakin lama semakin tidak jelas, kita bisa lihat bagaimana sering kita lihat atau baca dimedia ada saja kejadian di dalam lapangan seperti wasit yang berat sebelah memberikan hukuman, permainan yang kasar bahkan menjurus ke arah perkelahian, maraknya stadion yang jebol oleh orang-orang yang kebelet nonton klub kesayangannya bertanding tetapi tidak punya uang dan tiket, atau otoritas penyelenggara kompetisi yang memberikan hukuman yang ringan terhadap klub atau pemain yang bermasalah dan masih banyak lagi.

Tetapi segala protes tersebut hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri oleh para pejabat terkait yang mengurusi sepakbola Indonesia bahkan hasil dari Kongres Sepakbola Nasional yang diprakarsai oleh Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia untuk mewujudkan apa yang diingini oleh pecinta sepakbola Indonesia berupa 7 rekomendasi nasional dimana intinya PSSI harus direformasi, nyatanya ya seperti itu masuk kuping kanan keluar kuping keluar bahkan sedikit mengancam dan menggertak daripada kongres ini yang menyatakan kongres ini ilegal.

Kembali ke tindakan cak Budiono, menurut penulis apa yang dilakukan oleh cak Budiono harus kita apresiasikan tetapi banyak masyarakat terutama para penggemar sepakbola negeri ini yang membudayakan NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK maksudnya adalah kita tahu semua orang menginginkan sepakbola Indonesia kita maju tetapi bentuk nyata untuk hasil sepakbola Indonesia yang maju tidak ada ! kita bisa lihat ratusan suporter Jak-Mania berdemo di kantor PSSI berkali-kali tetapi nyatanya ada hasilnya ? TIDAK ADA ?! bahkan sekarang isu melengserkan Nurdin Halid dan kawan-kawan pun TERSELENGSERKAN akibat euforia 3 kemenangan besar Timnas kita di ajang AFF CUP padahal mereka tidak tahu kalau 3 kemenangan besar Timnas itu adalah BENTUK SUAP secara halus para pengurus PSSI kepada masyarakat Indonesia agar REFORMASI PSSI terutama pergantian pengurus TIDAK DI ANGKAT LAGI ke permukaan lagi seperti kemarin-kemarin benar tidak ? kalau memang kita mau PSSI ini bersih dari manusia-manusia hina ini salah satunya adalah contohlah sikap daripada tindakan nekat cak Budiono, kalau perlu setiap pertandingan baik itu ISL, divisi utama, divisi satu dan dua atau Timnas stadion kosong dengan cara ini mungkin para pengurus klub stress bagaimana caranya mendapatkan dana klub selain tiket masuk karena APBD sudah tidak boleh lagi sehingga mau tidak mau para pengurus klub akan menggugat PSSI dan PSSI pun akan kalang kabut melihat situasi ini atau kalau perlu mari kita melakukan aksi “bedol kompetisi” dengan cara melompat ke kompetisi yang sekarang lagi diperbincangkan sampai-sampai sepuluh perangkat pertandingan seperti wasit PSSI harus di kandangkan karena memimpin beberapa partai pertandingan pra musim dari Liga Primer Indonesia.

Apakah setelah aksi cak Budiono ini akan terus berlanjut sampai benar-benar para pengurus PSSI ini hengkang dari kantor PSSI kalau perlu keluar dari Indonesia dan dicabut haknya sebagai WNI ? pesan penulis cuma satu buat para penggemar sepakbola yaitu SATUKAN KATA DENGAN PERBUATAN !! kalau memang anda pengen PSSI itu reformasi kiranya tidak boleh terlena dengan apapun harus FOKUS, JANGAN karena tiga kemenangan besar Timnas PSSI lantas cita-cita kita agar sepakbola kita maju dan pengurus PSSI yang bersih dari catatan kriminal LUNTUR itu harus tetap jalan, janganlah jadi pecinta atau fans atau tifosi sepakbola nasional yang NATO-Ngomong Asal Tanpa OTAK !!!

Salam reformasi dan revolusi PSSI

GBK Std, 151210 09:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: