Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.
Saat ini masyarakat Indonesia seperti baru lepas dari penjajahan dimana-mana euforia, setiap ujung gang pasti membicarakannya, setiap ibu-ibu mau melakukan kegiatan pengajian atau keagamaan selalu dibuka dengan percakapan ini, begitu juga dengan bapak-bapak sebelum melakukan kegiatan kantornya pasti membicarakan ini, iya masyarakat Indonesia sedang dilanda demam bola karena prestasi Timnas PSSI yang berhasil melaju ke babak final Piala AFF Suzuki 2010 untuk keempat kalinya dan kalau menang untuk pertama kalinya menasbihkan sebagai jawaranya sepakbola di Asia Tenggara.
Apakah ini kebangkitan daripada sepak bola Indonesia ? banyak yang mengatakan iya tetapi ada juga yang mengatakan tidak termasuk penulis, kenapa ? kebangkitan sepakbola iya tetapi apakah dengan kebangkitan sepakbola ini kita lantas lupa akan tugas kita terutama para suporter Indonesia yang dulu selalu meneriakkan ‘REVOLUSI PSSI”, atau “TURUNKAN NURDIN” harus kandas karena terbuai dengan euforia ini.
Kenapa penulis menuliskan judul seperti itu ? karena penulis MALU punya negara dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote dimana Team sepakbolanya maju ke final sebuah turnamen lewat hasil kepala dan kaki daripada pemain BULE yang oleh negara diberikan cuma-cuma pasport dan nomor induk warga negara supaya bisa bermain dan meningkatkan performa Timnas begitu juga dengan taktik haruskah kita berterima kasih kepada pelatih BULE !
Sampai begini frustasikah PSSI sampai harus meminta negara agar mengabulkan permohonan seorang BULE yang jelas-jelas darahnya bukan darah Indonesia supaya sepakbola kita terangkat dan tidak lagi mendengar “ BISANYA LATIHAN MULU, GILIRAN BERTANDING KALAH MULU” ? kalau melihat sejarah sepakbola kita.
Penulis juga heran dengan sikap para suporter Indonesia yang sekarang ini sepertinya meng-AMINI kebijakan daripada PSSI seperti kenaikan tiket pertandingan padahal sebelum adanya kemenangan besar ini para suporter kita dengan bengisnya membentangkan spanduk “REVOLUSI PSSI” atau “TURUNKAN NURDIN” setiap ada pertandingan sepakbola walaupun banyak pihak terutama suporter mengatakan bahwa kita mendukung Timnas Indonesia tetapi BUKAN PSSI tetapi nyatanya ? dan pertanyaan penulis buat para pendukung Timnas Indonesia tetapi tidak mendukung PSSI adalah memangnya anda kira Timnas itu di kelola oleh siapa ? segala keperluan mereka seperti seragam yang berwarna merah dengan logo Garuda di sebelah kiri itu siapa yang menyediakan ?
Soal BULE yang telah membuat Timnas kita maju ke Final dan membuat para pecinta sepakbola kita terbuai padahal kalau mengutip ucapan sang bapak bangsa negara ini yaitu JAS MERAH- JAngan Sekali-(kali) MElupakan sejaRAH dimana sebenarnya BULE ini adalah ANAK EMAS daripada sang ketum ! kenapa penulis bilang anak emas ? kita bisa lihat rekam jejak catatan kriminal sang BULE yaitu PERNAH MEMUKUL pengurus klub Persita Tangerang pada tahun 2004, MENANDUK penyerang klub PSIS Semarang, Emmanuel de Porras pada tahun 2006, MELUDAHI seorang wasit ketika pertandingan Persik Kediri melawan Pelita Jaya tahun 2007, MEMUKUL bek PSMS, Erwinsyah Lubis pada tahun 2008 bahkan sempat masuk BAP Kepolisian Medan tetapi dari itu semua yang penulis utarakan TIDAK SATUPUN HUKUMAN DARI KOMSID DI JALANI oleh sang BULE karena DIHAPUSKAN OLEH NURDIN HALID !!! jadi BOLEH DONK penulis mengatakan kalau BULE dan NH SAMA-SAMA KRIMINAL !!
Kembali kaitan dengan judul di atas, negara kita negara besar kenapa sampai harus mendatangkan BULE-BULE untuk membantu sepakbola kita, dahulu kita bisa menjuarai semua kejuaraan internasional dengan kemampuan diri sendiri kenapa sekarang harus membutuhkan bantuan BULE-BULE itu..padahal kalau mau kita berusaha kita bisa kok membentuk timnas yang benar-benar 100% WNI caranya.
Pertama, kembangkanlah liga-liga usia dini seperti mulai dari liga U-10 hingga U-23 itulah kunci sukses sebuah Timnas berprestasi seperti contoh kenapa Timnas Belanda dan Jerman sukses di arena Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan kemarin, karena sebagian pemainnya berasal dari kompetisi usia dini mulai dari U-19 sampai U-23 sedangkan negara kita boro-boro liga usia dini, team usia dini yang dibentuk oleh sebuah kementerian ketika diambil alih oleh PSSI untuk mewakili Indonesia di ajang Piala Asia U-16 ternyata hasilnya ? HANYA JADI PECUNDANG bahkan LEBIH PECUNDANG daripada team kemarin sore, Timor Leste dengan skor 2-0, memang kita sudah punya Timnas U-19 yang sekarang lagi nimba ilmu di Uruguay hampir dua tahun tetapi mana hasil dari belajar itu sampai sekarang pun kita tidak pernah melihat kemampuan daripada individu para pemain U-19 kenapa tidak dipanggil entah 2-3 orang dari team U-19 itu di jajaran timnas senior atau bagaimana dengan para alumni dari U-19 tersebut sampai sekarang pun tidak terdengar mereka main di klub mana saja di ISL atau Divisi Utama atau jangan-jangan begitu sudah tidak di U-19 mereka langsung beralih profesi atau kembali ke aktivitas kebiasaan anak muda di Indonesia, kuliah dan nongkrong ?
Kedua, jangan segan untuk memanggil pemain yang bermain di kompetisi liga paling bawah seperti Divisi Utama, satu dan dua kenapa ? karena selama ini banyak pemain yang menjadi bagian dari Timnas adalah berasal dari klub-klub besar yang bermain di kompetisi tingkat tinggi seperti ISL padahal banyak timnas di dunia terutama negara-negara kecil seperti Islandia atau Afrika menggunakan pemain yang bermain di liga dunia yang klubnya bermain di kasta kedua tetapi apa intinya adalah mereka adalah warga negara yang siap bertaruh demi nama negara sedangkan timnas kita masih selalu ada jurang antara pemain yang bermain di klub besar dengan klub-klub kecil yang kastanya lebih rendah padahal kalau di sejajarkan banyak kok pemain Indonesia yang kebetulan main di liga bawah yang kemampuannya di atas rata-rata pemain yang bermain di ISL seperti Irvin Museng, Andik Firmansyah benar tidak ?!
Jadi dimana sosok Christian Gonzalez buatan Indonesia itu berada ? sampai kapan kita harus menyembah dan mengagungkan sebagai dewa daripada sosok BULE-BULE ini kalau kita kasih pertanyaan kepada mereka apa itu UUD1945 berikut isinya dan Pancasila hanya di jawab dengan planga-plongo jika dikaitkan dengan jumlah penduduk negara ini yang berjumlah hampir menembus 300 juta jiwa rakyat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulo Rote dan menempatkan negara kita nomor tiga penduduk terbesar di dunia hanya untuk mencari 22 pemain Timnas !!
Dan satu lagi dahulu rakyat bersatu padu dan satu suara untuk mengusir BULE-BULE PENJAJAH dari bumi Indonesia demi yang namanya kemerdekaan, KENAPA SEKARANG Timnas kita harus maju ke final melalui kepala dan kaki seorang BULE berselimutkan paspor Garuda !!
Taman Suropati, 221210 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Saat ini masyarakat Indonesia seperti baru lepas dari penjajahan dimana-mana euforia, setiap ujung gang pasti membicarakannya, setiap ibu-ibu mau melakukan kegiatan pengajian atau keagamaan selalu dibuka dengan percakapan ini, begitu juga dengan bapak-bapak sebelum melakukan kegiatan kantornya pasti membicarakan ini, iya masyarakat Indonesia sedang dilanda demam bola karena prestasi Timnas PSSI yang berhasil melaju ke babak final Piala AFF Suzuki 2010 untuk keempat kalinya dan kalau menang untuk pertama kalinya menasbihkan sebagai jawaranya sepakbola di Asia Tenggara.
Apakah ini kebangkitan daripada sepak bola Indonesia ? banyak yang mengatakan iya tetapi ada juga yang mengatakan tidak termasuk penulis, kenapa ? kebangkitan sepakbola iya tetapi apakah dengan kebangkitan sepakbola ini kita lantas lupa akan tugas kita terutama para suporter Indonesia yang dulu selalu meneriakkan ‘REVOLUSI PSSI”, atau “TURUNKAN NURDIN” harus kandas karena terbuai dengan euforia ini.
Kenapa penulis menuliskan judul seperti itu ? karena penulis MALU punya negara dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote dimana Team sepakbolanya maju ke final sebuah turnamen lewat hasil kepala dan kaki daripada pemain BULE yang oleh negara diberikan cuma-cuma pasport dan nomor induk warga negara supaya bisa bermain dan meningkatkan performa Timnas begitu juga dengan taktik haruskah kita berterima kasih kepada pelatih BULE !
Sampai begini frustasikah PSSI sampai harus meminta negara agar mengabulkan permohonan seorang BULE yang jelas-jelas darahnya bukan darah Indonesia supaya sepakbola kita terangkat dan tidak lagi mendengar “ BISANYA LATIHAN MULU, GILIRAN BERTANDING KALAH MULU” ? kalau melihat sejarah sepakbola kita.
Penulis juga heran dengan sikap para suporter Indonesia yang sekarang ini sepertinya meng-AMINI kebijakan daripada PSSI seperti kenaikan tiket pertandingan padahal sebelum adanya kemenangan besar ini para suporter kita dengan bengisnya membentangkan spanduk “REVOLUSI PSSI” atau “TURUNKAN NURDIN” setiap ada pertandingan sepakbola walaupun banyak pihak terutama suporter mengatakan bahwa kita mendukung Timnas Indonesia tetapi BUKAN PSSI tetapi nyatanya ? dan pertanyaan penulis buat para pendukung Timnas Indonesia tetapi tidak mendukung PSSI adalah memangnya anda kira Timnas itu di kelola oleh siapa ? segala keperluan mereka seperti seragam yang berwarna merah dengan logo Garuda di sebelah kiri itu siapa yang menyediakan ?
Soal BULE yang telah membuat Timnas kita maju ke Final dan membuat para pecinta sepakbola kita terbuai padahal kalau mengutip ucapan sang bapak bangsa negara ini yaitu JAS MERAH- JAngan Sekali-(kali) MElupakan sejaRAH dimana sebenarnya BULE ini adalah ANAK EMAS daripada sang ketum ! kenapa penulis bilang anak emas ? kita bisa lihat rekam jejak catatan kriminal sang BULE yaitu PERNAH MEMUKUL pengurus klub Persita Tangerang pada tahun 2004, MENANDUK penyerang klub PSIS Semarang, Emmanuel de Porras pada tahun 2006, MELUDAHI seorang wasit ketika pertandingan Persik Kediri melawan Pelita Jaya tahun 2007, MEMUKUL bek PSMS, Erwinsyah Lubis pada tahun 2008 bahkan sempat masuk BAP Kepolisian Medan tetapi dari itu semua yang penulis utarakan TIDAK SATUPUN HUKUMAN DARI KOMSID DI JALANI oleh sang BULE karena DIHAPUSKAN OLEH NURDIN HALID !!! jadi BOLEH DONK penulis mengatakan kalau BULE dan NH SAMA-SAMA KRIMINAL !!
Kembali kaitan dengan judul di atas, negara kita negara besar kenapa sampai harus mendatangkan BULE-BULE untuk membantu sepakbola kita, dahulu kita bisa menjuarai semua kejuaraan internasional dengan kemampuan diri sendiri kenapa sekarang harus membutuhkan bantuan BULE-BULE itu..padahal kalau mau kita berusaha kita bisa kok membentuk timnas yang benar-benar 100% WNI caranya.
Pertama, kembangkanlah liga-liga usia dini seperti mulai dari liga U-10 hingga U-23 itulah kunci sukses sebuah Timnas berprestasi seperti contoh kenapa Timnas Belanda dan Jerman sukses di arena Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan kemarin, karena sebagian pemainnya berasal dari kompetisi usia dini mulai dari U-19 sampai U-23 sedangkan negara kita boro-boro liga usia dini, team usia dini yang dibentuk oleh sebuah kementerian ketika diambil alih oleh PSSI untuk mewakili Indonesia di ajang Piala Asia U-16 ternyata hasilnya ? HANYA JADI PECUNDANG bahkan LEBIH PECUNDANG daripada team kemarin sore, Timor Leste dengan skor 2-0, memang kita sudah punya Timnas U-19 yang sekarang lagi nimba ilmu di Uruguay hampir dua tahun tetapi mana hasil dari belajar itu sampai sekarang pun kita tidak pernah melihat kemampuan daripada individu para pemain U-19 kenapa tidak dipanggil entah 2-3 orang dari team U-19 itu di jajaran timnas senior atau bagaimana dengan para alumni dari U-19 tersebut sampai sekarang pun tidak terdengar mereka main di klub mana saja di ISL atau Divisi Utama atau jangan-jangan begitu sudah tidak di U-19 mereka langsung beralih profesi atau kembali ke aktivitas kebiasaan anak muda di Indonesia, kuliah dan nongkrong ?
Kedua, jangan segan untuk memanggil pemain yang bermain di kompetisi liga paling bawah seperti Divisi Utama, satu dan dua kenapa ? karena selama ini banyak pemain yang menjadi bagian dari Timnas adalah berasal dari klub-klub besar yang bermain di kompetisi tingkat tinggi seperti ISL padahal banyak timnas di dunia terutama negara-negara kecil seperti Islandia atau Afrika menggunakan pemain yang bermain di liga dunia yang klubnya bermain di kasta kedua tetapi apa intinya adalah mereka adalah warga negara yang siap bertaruh demi nama negara sedangkan timnas kita masih selalu ada jurang antara pemain yang bermain di klub besar dengan klub-klub kecil yang kastanya lebih rendah padahal kalau di sejajarkan banyak kok pemain Indonesia yang kebetulan main di liga bawah yang kemampuannya di atas rata-rata pemain yang bermain di ISL seperti Irvin Museng, Andik Firmansyah benar tidak ?!
Jadi dimana sosok Christian Gonzalez buatan Indonesia itu berada ? sampai kapan kita harus menyembah dan mengagungkan sebagai dewa daripada sosok BULE-BULE ini kalau kita kasih pertanyaan kepada mereka apa itu UUD1945 berikut isinya dan Pancasila hanya di jawab dengan planga-plongo jika dikaitkan dengan jumlah penduduk negara ini yang berjumlah hampir menembus 300 juta jiwa rakyat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulo Rote dan menempatkan negara kita nomor tiga penduduk terbesar di dunia hanya untuk mencari 22 pemain Timnas !!
Dan satu lagi dahulu rakyat bersatu padu dan satu suara untuk mengusir BULE-BULE PENJAJAH dari bumi Indonesia demi yang namanya kemerdekaan, KENAPA SEKARANG Timnas kita harus maju ke final melalui kepala dan kaki seorang BULE berselimutkan paspor Garuda !!
Taman Suropati, 221210 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar