Senin, 27 Desember 2010

Jangan Salahkan Laser Hijau, Tetapi Salahkan….


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Akhirnya apa yang penulis bayangkan selama ini terbukti dimana Timnas Indonesia mengalami kekalahan telak dari negara tetangganya Malaysia dengan skor yang cukup telak 3-0. Sebelum pertandingan antara Indonesia kontra Malaysia penulis sempat berseloroh di jejaring sosial, facebook dimana penulis mengatakan berulang kali bahwa Indonesia pasti kalah dari Malaysia dan berharap tidak juara tetapi apa yang penulis utarakan banyak dihujat dengan mengatakan bahwa penulis tidak nasionalis, penghianat bangsa dan negara tetapi akhirnya apa yang penulis katakan terjadi bukan !

Banyak faktor yang membuat timnas Indonesia kita kalah telak, tetapi MEMANG DASAR tabiat BODOH dan KERAS KEPALA daripada rakyat Indonesia terutama pecinta sepakbola Indonesia yang selalu menyalahkan apapun yang ada di sekitar stadion, seperti pertandingan kemarin para pihak mengatakan kalau timnas kita kalah KARENA laser hijau yang berapa kali terlihat mengganggu permainan timnas bahkan sambil Kiper Timnas AGAK LEBAY meminta wasit untuk menegur panitia untuk mencari sumber laser tersebut tetapi menurut penulis BUKAN KARENA sinar laser tersebut yang membuat timnas kita kalah tetapi ada beberapa faktor dan SANGAT DANGKAL SEKALI OTAK daripada pecinta sepakbola kalau sinar laser di jadikan inti kekalahan, sekali lagi SANGAT DANGKAL DAN BODOK SEKALI.

Faktor-faktor yang membuat timnas kita kalah adalah pertama, MEDIA kenapa penulis mengatakan media ? kita bisa lihat ketika timnas kita memulai pertandingan perdana Piala AFF Suzuki Cup 2010 dengan hasil 5-1 melawan Malaysia semua media mulai dari harian bertiras nasional hingga majalah gosip menurunkan berita kemenangan ini seheboh-hebohnya bahkan tayangan inpoTAInment yang jelas-jelas tidak ada hubungan dengan olahraga pun memutar arah liputannya kearah olahraga begitu pun ketika Indonesia menang telak 6-0 melawan Laos dan menang tragis melawan Thailand sampai menuju final semua media meliput padahal isi dan gambarnya pun di semua stasiun televisi SAMA PERSIS, bahkan ketika dalam pesawat menuju Kuala Lumpur pun sebuah tipi dengan predikat TIPI EKSKLUSIF TAPI BODOH pun meliput kegiatan mereka di dalam pesawat sepanjang perjalanan, ada yang photo-photo dengan penyiar tipi yang kebetulan wanita dengan “kelebihannya fisiknya” tersebut bahkan lagi makan pun disorot, KENAPA TIDAK SEKALIAN disorot kamera ketika mereka sedang (maaf) BUANG HAJAT !

Faktor kedua, adalah EKSPLOITASI para pemain sama seperti dengan faktor pertama adalah dimana pemain seperti apa yang pelatih Riedl katakan dan setuju bahwa pemain timnas BUKAN PEMAIN SIRKUS yang bisa diperintah sana-sini oleh berbagai pihak tetapi nyatanya ? kita bisa lihat bagaimana mereka bisa berlatih dengan serius kalau lapangan tempat mereka berlatih di serbu oleh penggemar bahkan ketika selesai latihan banyak stasiun televisi ataupun penggemar yang ingin bertanya sambil melayani tanda tangan daripada penggemar dan itupun sampai dihadang di depan pintu masuk bus yang membawa mereka.

Kemudian ketika mereka sedang berlatih tiba-tiba harus melayani kunjungan daripada rombongan sirkus asal Merdeka Selatan yang datang cuma menanyakan kesiapan daripada timnas tetapi selebihnya ? photo-photo bersama ! atau ketika pemain yang seharusnya beristirahat total menjelang pertandingan semifinal ternyata layaknya seorang artis atau group band MENGGELAR TOUR mulai dari rumah seorang pengusaha lumpur sidoarjo HANYA untuk mencicipi sarapan pagi entah itu masak sendiri oleh istri sang pengusaha beserta mantunya yang cantik atau catering kemudian mendatangi sebuah pondok pesantren untuk berdoa bersama walaupun akhirnya kita tidak tahu isi doa itu apa dan apakah doa itu dipanjatkan dengan iklas atau tidak tetapi nyata dilapangan bisa menjawab itu semua benar tidak ?!

Faktor ketiga adalah TIDAK BECUSNYA MANAGER TIMNAS, kenapa penulis mengatakan itu kita tahu bahwa kita semua tidak menyangka perjalanan timnas kita yang selama ini kita pandang hanya sebagai tim pecundang ternyata selalu menunjukkan prestasi seharusnya bisa memproteksi pemain ini daripada hal-hal yang bisa mengganggu performa team, penulis setuju dengan sikap disiplin serta keras daripada pelatih tetapi tidak diimbangi juga dengan penerapan disiplin non teknis oleh manager timnas kita bisa lihat dimana ketika tidak mendapatkan porsi latihan para pemain kita sibuk dengan ponselnya masing-masing bahkan ada yang bertelepon ria sambil mengamati rekan-rekannya yang sedang menerima instruksi dari pelatih di tengah lapangan.

Penulis setuju dengan apa yang dikatakan oleh mantan manager timnas Indonesia ketika berlagak di SEA GAMES Manila 1991 dimana beliau sebagai manager memberlakukan disiplin keras, saluran telepon di hotel (belum ada ponsel jaman itu) di putus, akses untuk ketemu dengan orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan sepakbola di perketat walaupun yang ingin ketemu itu adalah petinggi-petinggi PSSI sekalipun…

Faktor keempat adalah ANDA SENDIRI DENGAN PERCAYA DIRI YANG KETINGGIAN DENGAN KEMUNAFIKANNYA, pasti selalu bertanya kenapa faktor keempat adalah diri anda? Karena kita bisa lihat bagaimana prestasi timnas yang menanjak dan diluar perkiraan membuat semua negeri ini tiba-tiba menggilai sepakbola Indonesia, bela-belain datang dari tempat antah berantah ke Senayan hanya untuk mendukung timnas semua lawan di anggap remeh bahkan ketika bus yang membawa team Philipina mau memasuki stadion pun anda dengan ratusan rekan-rekan anda mencoba mengintimidasi team Philipina dengan cara menggedor-gedorkan atau memukul badan bus mereka atau MENGACUNGI JARI TENGAH DAN JEMPOL KE BAWAH ke arah kaca bus sambil berteriak-teriak..atau dengan pedenya anda dan pecinta sepakbola lainnya menuliskan status anda di situs jejaring sosial entah itu facebook atau twitter dengan mengatakan INDONESIA PASTI JUARA, GARUDA DI DADAKU, GANYANG MALAYSIA tetapi faktanya ?!

Soal kemunafikannya para pecinta sepakbola Indonesia, kita bisa lihat DULU-DULU SEBELUM timnas bertanding di ajang AFF Suzuki Cup 2010 semua SATU SUARA yaitu TURUNKAN NURDIN, REVOLUSI PSSI tetapi ketika timnas kita berhasil mengalahkan Malaysia dengan 5-1, Laos dengan 6-0, Thailand dengan 2-1 kemudian dua kali ketemu Philipina dengan agregat 2-0 APAKAH KITA MASIH MENDENGAR suara-suara itu ? YANG ADA sekarang seperti GARUDA DI DADAKU, W BANGGA DENGAN TIMNAS, W SETUJU DENGAN ADANYA NATURALISASI dan BARU ADA lagi kata-kata TURUNKAN NURDIN, REVOLUSI PSSI ketika kita TIDAK MEMPEROLEH TIKET pertandingan karena tidak beresnya management alur lalu lintas tiket atau DENGAN BANGGA mengatakan W CINTA TIMNAS TETAPI TIDAK DENGAN PSSI bagaimana BISA cinta timnas tetapi tidak dengan PSSI terus yang MENDATANGKAN pelatih Alfred Riedl siapa ? terus yang membayar makan, penginapan mereka di hotel yang kabarnya bertarif sekitar Rp. 2 juta/malam ini siapa ? tipi yang menyiarkan siaran langsung pertandingan dananya ke siapa ? coba PIKIR dengan OTAK SEHAT anda !!!

Kembali ke soal tabiat BODOH dan OTAK DANGKAL daripada rakyat Indonesia yang mengatakan bahwa sinar laser sebagai kekalahan timnas bahkan sampai Presiden RI mengatakan agar di Senayan kita tidak membalasnya, tetapi asal kita tahu bahwa kita lah YANG MEMULAI PENGGUNAAN SINAR LASER, coba tipi TAYANGKAN KEMBALI bagaimana selebrasi gol dari Irfan Bachdim ke gawang Malaysia dimana ADA LASER HIJAU yang menempel di leher dan pipi kiper Malaysia dan itu sebanyak dua kali jadi WAJAR kalau penonton Malaysia MENIRU apa yang di lakukan sang “kakak” mereka yaitu SUPORTER INDONESIA, kalau tidak percaya silakan minta tipi-tipi di negara ini memutar kembali tayangan selebrasi daripada gol kelima Indonesia yang dicetak oleh Irfan Bachdim…

Apakah Timnas BISA MENCETAK 4 gol tanpa balas di Gelora Bung Karno dan meraih Piala AFF Suzuki dengan bayang-bayang hasil inspeksi dari team pemantau AFF yang kemungkinan mengancam GBK sebagai tuan rumah Final leg 2 ? kita lihat saja paling tidak kekalahan 3-0 itu menjadi CERMIN bagi kita semua bahwa YANG NAMANYA berlebihan itu TIDAK BAIK dan terbukti sekarang dan satu lagi JANGAN LAH JADI SUPORTER BERMENTAL MUNAFIK !!!

Salam Revolusi dan Pengusiran serta Pencabutan Hak-hak sebagai WNI daripada NH, NB, ADT, NDB !!

GBK Std, 261210 23:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Maaf, Saya Tidak Cinta Dengan Timnas Saat ini…

Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Hampir satu bulan ini semua media menyoroti tentang perjalanan Timnas Indonesia di ajang Piala AFF Suzuki Cup 2010 bahkan berita tentang RUU Keistimewaan Yogyakarta, Gayus Tambunan, atau bencana Bromo dan peringatan 6 tahun Tsunami Pasific pun hanya sepersekian menit di tampilkan selebihnya Timnas dan Timnas sampai membuat penulis pengen muntah dan muak ketika semua tipi menyiarkan berita tentang timnas yang kalau di lihat-lihat narasi dan gambarnya pun SAMA tidak ada bedanya !

Kenapa penulis menuliskan judul seperti di atas, mungkin bagi sebagian pembaca pasti menghujat penulis dengan mengatakan penulis tidak nasionalis, penulis penghianat atau apalah yang menghujat, tetapi ada alasan yang membuat penulis menuliskan judul tersebut dan itu adalah sikap penulis daripada maaf kalau penulis agak kasar mengatakan bahwa anda-anda semua yang ada di GBK HANYA SEBAGAI suporter SEMU dan MUNAFIK yang datang dan memuji ketika menang dan selalu menghujat ketika timnas kalah atau tidak beres ! dan itu BENAR TERJADI !!

Kita bisa lihat contohnya apakah ada gerombolan suporter meneriakkan “TURUNKAN NURDIN” dan “REVOLUSI PSSI” di depan kamera televisi ketika di wawancarai setelah 3 pertandingan penyisihan group dan dua laga semifinal melawan Philipina di GBK yang ada malah “ GUE SUKA DENGAN TIMNAS SEKARANG” atau “GARUDA DI DADAKU” atau BARU HEBOH mengumpat “ PSSI SAMPAH” atau “ PSSI TIDAK PROFESSIONAL” ketika tidak mendapatkan kejelasan tentang alur lalu lintas pendistribusian tiket benar tidak hayo jangan bohong ?!

Penulis juga heran dengan sikap –sikap daripada manusia-manusia terutama yang ada di jejaring facebook penulis atau di luar sana yang mengatakan “ W SUKA DENGAN TIMNAS TETAPI TIDAK DENGAN PSSI “ atau “ YANG PENTING TIMNAS MENANG” atau “ GA PEDULI DENGAN PSSI YANG PENTING TIMNAS MAJU KE FINAL SAJA SUDAH BAGUS” atau “ W SUKA TIMNAS TETAPI TIDAK SUKA DENGAN ISL “ dan masih banyak lagi komentar dari teman-teman facebook penulis dan di luar sana yang penulis lihat dan dengar padahal mereka ANTARA SADAR ATAU TIDAK Timnas yang mereka elu-elukan itu adalah timnas yang di bentuk oleh PSSI, memangnya timnas Indonesia yang sedang bertanding itu bernaung dalam organisasi olahraga apa coba ? TIDAK MUNGKIN FORKI pasti PSSI kan ? kemudian yang menyediakan peralatan mereka seperti seragam Timnas, celana, kaos kaki, sepatu bahkan makanan serta hotel mereka menginap selama pertandingan sampai di Malaysia itu DANA DARI MANA ? PSSI kan ? kemudian sukses timnas kita bisa meraih nilai sempurna itu berkat siapa ? kalau mengatakan itu berkat kejelian daripada Alfred Riedl, itu benar , tetapi di belakang pemilihan Alfred Riedl untuk menjadi pelatih timnas siapa ? PSSI kan ? kemudian pemain timnas kita bisa sukses ini berkat dari kompetisi liga yang bernama ISL, nah ISL itu bernaung di organisasi apa coba ? PSSI kan ?! jadi percuma anda berkata seperti yang penulis diutarakan di atas intinya anda secara tidak langsung MENGAKUI keberadaan PSSI terlebih sang Ketua, Wakil Ketua, Sekjend dan Manager Timnas yang selama ini membuat sepakbola kita merana !

Dan terbukti kan dengan PENGAKUAN secara langsung dan tidak langsung anda terhadap Timnas membuat PSSI sekarang seperti BESAR KEPALA dan PAHLAWAN bagi rakyat Indonesia, dimana-mana para pengurus terutama Ketum dan Sekjen ber-pawai layaknya artis band, dari satu televisi ke televisi lain untuk di minta sebagai narasumber bahkan DENGAN BANGGAnya mereka mengatakan ““Inilah hasil kerja kami!” sambil membusungkan dada mereka atau ketika Indonesia mengalahkan team “gado-gado” Philipina, para pengurus ini dengan bangganya lagi mengatakan “Indonesia seperti menaklukkan separoh kekuatan timnas Inggris” atau oleh para pengurus PSSI timnas ini di arak ke rumah sebuah pengusaha kriminal yang telah menyengsarakan rakyat Sidoarjo untuk sarapan bersama bahkan tidak segan-segan dengan spontan memberikan 25 hektar tanah keluarga besar kriminal ini kepada PSSI untuk tempat Pelatnas, kemudian besoknya di giring ke sebuah tempat peribadatan untuk berdoa bersama supaya timnas kita menang dan juara, dari semua ini apakah TIDAK TERPIKIR DALAM OTAK para pecinta sepakbola nasional, tetapi ya itulah MENTAL rakyat Indonesia, ibarat lagu dari groupband Kuburan LUPA-LUPA INGAT.. KEMARIN selalu menuntut PSSI agar di revolusi eehhh SEKARANG begitu berprestasi maju final hawanya udah serasa juara dunia sehingga tuntutan untuk merevolusi PSSI terpinggirkan dan baru muncul lagi kalau timnas kita KEMBALI JADI PECUNDANG, KEMBALI JADI IMPOTEN ? benar tidak ?!

Penulis berharap euforia ini jangan sambil berlebihan karena yang namanya berlebihan itu tidak mengenakkan, penulis tidak bisa membayangkan kalau euforia itu tiba-tiba oleh sang pencipta di hentikan seperti jentikan jari apa jadinya ya kondisi dunia sepakbola kita apakah GBK menjadi lautan merah dalam artian tidak jauh berbeda dengan Mei’98 ketika pada tanggal 29 Indonesia tidak bisa mencetak lebih dari tiga gol dan harus menangis tersedu-sedu ketika melihat Mohammad Safee, Kapten Timnas Malaysia MENERIMA PIALA AFF dari Presiden RI kemudian bersama rekan-rekannya membawa keliling GBK Piala tersebut !

Salam Revolusi dan Pengusiran serta Pencabutan Hak-hak sebagai WNI daripada NH, NB, ADT, NDB !!

GBK Std, 261210 21:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Sabtu, 25 Desember 2010

Merry Christmas


REPUBLIK KAUM MISKIN BLOG INGIN MENGUCAPKAN

SELAMAT HARI NATAL BAGI KAWAN-KAWAN YANG MERAYAKAN

SEMOGA DAMAI NATAL SELALU MENYERTAI KITA SEPANJANG HIDUP

TUHAN BERKATI

--

BLOG OF THE POOR WANT TO SAY

HAPPY DAY FOR CHRISTMAS friends who CELEBRATES

MAY PEACE ALWAYS be with us ALL THE CHRISTMAS LIFE

GOD bless...

--

BLOGG AV DÅRLIG ønsker å si

HAPPY DAY TIL JUL venner som feirer

KAN FRED ALLTID være med oss alle de CHRISTMAS LIFE

Gud velsigne

--

BLOG VAN DE ARMEN wil zeggen

HAPPY DAY VOOR KERSTMIS vrienden die VIERT

Moge Vrede altijd met ons allen de KERST LIFE

God zegene

--

مدونة للفقراء أريد أن أقول

عيد سعيد لعيد الميلاد الذي يحتفل أصدقاء

والسلام دائما معنا عيد الميلاد الحياة

الله يبارك

--


BLOG DER ARMEN Wanna Say

HAPPY DAY FOR CHRISTMAS Freunde, die FEIERT

Möge Frieden immer bei uns sein alle Weihnachtsgeschenke LIFE

Gott segne

--

BLOG DE LOS POBRES QUIERO DECIR

FELIZ DIA DE NAVIDAD amigos que celebra

Que la Paz esté siempre con nosotros TODOS LA NAVIDAD LA VIDA

DIOS bendiga


Dimana Christian Gonzales BUATAN INDONESIA Berada ?


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Saat ini masyarakat Indonesia seperti baru lepas dari penjajahan dimana-mana euforia, setiap ujung gang pasti membicarakannya, setiap ibu-ibu mau melakukan kegiatan pengajian atau keagamaan selalu dibuka dengan percakapan ini, begitu juga dengan bapak-bapak sebelum melakukan kegiatan kantornya pasti membicarakan ini, iya masyarakat Indonesia sedang dilanda demam bola karena prestasi Timnas PSSI yang berhasil melaju ke babak final Piala AFF Suzuki 2010 untuk keempat kalinya dan kalau menang untuk pertama kalinya menasbihkan sebagai jawaranya sepakbola di Asia Tenggara.

Apakah ini kebangkitan daripada sepak bola Indonesia ? banyak yang mengatakan iya tetapi ada juga yang mengatakan tidak termasuk penulis, kenapa ? kebangkitan sepakbola iya tetapi apakah dengan kebangkitan sepakbola ini kita lantas lupa akan tugas kita terutama para suporter Indonesia yang dulu selalu meneriakkan ‘REVOLUSI PSSI”, atau “TURUNKAN NURDIN” harus kandas karena terbuai dengan euforia ini.

Kenapa penulis menuliskan judul seperti itu ? karena penulis MALU punya negara dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote dimana Team sepakbolanya maju ke final sebuah turnamen lewat hasil kepala dan kaki daripada pemain BULE yang oleh negara diberikan cuma-cuma pasport dan nomor induk warga negara supaya bisa bermain dan meningkatkan performa Timnas begitu juga dengan taktik haruskah kita berterima kasih kepada pelatih BULE !

Sampai begini frustasikah PSSI sampai harus meminta negara agar mengabulkan permohonan seorang BULE yang jelas-jelas darahnya bukan darah Indonesia supaya sepakbola kita terangkat dan tidak lagi mendengar “ BISANYA LATIHAN MULU, GILIRAN BERTANDING KALAH MULU” ? kalau melihat sejarah sepakbola kita.

Penulis juga heran dengan sikap para suporter Indonesia yang sekarang ini sepertinya meng-AMINI kebijakan daripada PSSI seperti kenaikan tiket pertandingan padahal sebelum adanya kemenangan besar ini para suporter kita dengan bengisnya membentangkan spanduk “REVOLUSI PSSI” atau “TURUNKAN NURDIN” setiap ada pertandingan sepakbola walaupun banyak pihak terutama suporter mengatakan bahwa kita mendukung Timnas Indonesia tetapi BUKAN PSSI tetapi nyatanya ? dan pertanyaan penulis buat para pendukung Timnas Indonesia tetapi tidak mendukung PSSI adalah memangnya anda kira Timnas itu di kelola oleh siapa ? segala keperluan mereka seperti seragam yang berwarna merah dengan logo Garuda di sebelah kiri itu siapa yang menyediakan ?

Soal BULE yang telah membuat Timnas kita maju ke Final dan membuat para pecinta sepakbola kita terbuai padahal kalau mengutip ucapan sang bapak bangsa negara ini yaitu JAS MERAH- JAngan Sekali-(kali) MElupakan sejaRAH dimana sebenarnya BULE ini adalah ANAK EMAS daripada sang ketum ! kenapa penulis bilang anak emas ? kita bisa lihat rekam jejak catatan kriminal sang BULE yaitu PERNAH MEMUKUL pengurus klub Persita Tangerang pada tahun 2004, MENANDUK penyerang klub PSIS Semarang, Emmanuel de Porras pada tahun 2006, MELUDAHI seorang wasit ketika pertandingan Persik Kediri melawan Pelita Jaya tahun 2007, MEMUKUL bek PSMS, Erwinsyah Lubis pada tahun 2008 bahkan sempat masuk BAP Kepolisian Medan tetapi dari itu semua yang penulis utarakan TIDAK SATUPUN HUKUMAN DARI KOMSID DI JALANI oleh sang BULE karena DIHAPUSKAN OLEH NURDIN HALID !!! jadi BOLEH DONK penulis mengatakan kalau BULE dan NH SAMA-SAMA KRIMINAL !!

Kembali kaitan dengan judul di atas, negara kita negara besar kenapa sampai harus mendatangkan BULE-BULE untuk membantu sepakbola kita, dahulu kita bisa menjuarai semua kejuaraan internasional dengan kemampuan diri sendiri kenapa sekarang harus membutuhkan bantuan BULE-BULE itu..padahal kalau mau kita berusaha kita bisa kok membentuk timnas yang benar-benar 100% WNI caranya.

Pertama, kembangkanlah liga-liga usia dini seperti mulai dari liga U-10 hingga U-23 itulah kunci sukses sebuah Timnas berprestasi seperti contoh kenapa Timnas Belanda dan Jerman sukses di arena Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan kemarin, karena sebagian pemainnya berasal dari kompetisi usia dini mulai dari U-19 sampai U-23 sedangkan negara kita boro-boro liga usia dini, team usia dini yang dibentuk oleh sebuah kementerian ketika diambil alih oleh PSSI untuk mewakili Indonesia di ajang Piala Asia U-16 ternyata hasilnya ? HANYA JADI PECUNDANG bahkan LEBIH PECUNDANG daripada team kemarin sore, Timor Leste dengan skor 2-0, memang kita sudah punya Timnas U-19 yang sekarang lagi nimba ilmu di Uruguay hampir dua tahun tetapi mana hasil dari belajar itu sampai sekarang pun kita tidak pernah melihat kemampuan daripada individu para pemain U-19 kenapa tidak dipanggil entah 2-3 orang dari team U-19 itu di jajaran timnas senior atau bagaimana dengan para alumni dari U-19 tersebut sampai sekarang pun tidak terdengar mereka main di klub mana saja di ISL atau Divisi Utama atau jangan-jangan begitu sudah tidak di U-19 mereka langsung beralih profesi atau kembali ke aktivitas kebiasaan anak muda di Indonesia, kuliah dan nongkrong ?

Kedua, jangan segan untuk memanggil pemain yang bermain di kompetisi liga paling bawah seperti Divisi Utama, satu dan dua kenapa ? karena selama ini banyak pemain yang menjadi bagian dari Timnas adalah berasal dari klub-klub besar yang bermain di kompetisi tingkat tinggi seperti ISL padahal banyak timnas di dunia terutama negara-negara kecil seperti Islandia atau Afrika menggunakan pemain yang bermain di liga dunia yang klubnya bermain di kasta kedua tetapi apa intinya adalah mereka adalah warga negara yang siap bertaruh demi nama negara sedangkan timnas kita masih selalu ada jurang antara pemain yang bermain di klub besar dengan klub-klub kecil yang kastanya lebih rendah padahal kalau di sejajarkan banyak kok pemain Indonesia yang kebetulan main di liga bawah yang kemampuannya di atas rata-rata pemain yang bermain di ISL seperti Irvin Museng, Andik Firmansyah benar tidak ?!

Jadi dimana sosok Christian Gonzalez buatan Indonesia itu berada ? sampai kapan kita harus menyembah dan mengagungkan sebagai dewa daripada sosok BULE-BULE ini kalau kita kasih pertanyaan kepada mereka apa itu UUD1945 berikut isinya dan Pancasila hanya di jawab dengan planga-plongo jika dikaitkan dengan jumlah penduduk negara ini yang berjumlah hampir menembus 300 juta jiwa rakyat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulo Rote dan menempatkan negara kita nomor tiga penduduk terbesar di dunia hanya untuk mencari 22 pemain Timnas !!

Dan satu lagi dahulu rakyat bersatu padu dan satu suara untuk mengusir BULE-BULE PENJAJAH dari bumi Indonesia demi yang namanya kemerdekaan, KENAPA SEKARANG Timnas kita harus maju ke final melalui kepala dan kaki seorang BULE berselimutkan paspor Garuda !!

Taman Suropati, 221210 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi

Benarkah Pa Beye Menerima Gratifikasi ?


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Penulis ingin mengucapkan selamat bertugas kepada Pak Busyro Muqodash sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang menggantikan posisi daripada Pak Antasari Azhar yang pada senin lalu di lantik di Istana.

Ada yang menarik daripada KPK ini kalau senin siang Pak Busyro dilantik di KPK maka selasa sore di hari kedua beliau bertugas dimana salah satu anggota KPK yaitu Muh. Yassin dalam presscon mengatakan berkaitan dengan euforia kemenangan timnas Indonesia di Piala AFF Suzuki 2010 bahwa dua tiket laga semifinal antara Timnas PSSI melawan Timnas Philipina kepada tamu yang duduk di VVIP adalah GRATIFIKASI !! dasar gratifikasi adalah karena tiket tersebut PEMBERIAN GRATIS dalam wujud undangan yang diberikan oleh PSSI kepada Presiden.

Kalau itu benar terjadi dan masuk kategori GRATIFIKASI berarti pak Beye secara tidak langsung menjilat ludahnya sendiri dan masuk dalam kategori manusia munafik, kenapa penulis mengatakan manusia munafik ? kita bisa lihat ketika beliau berkampanye dalam pilpres beliau selalu mengatakan tugas utama dari pemerintahnya nanti adalah pemberantasan korupsi sampai ke akar-akarnya dalam bentuk apapun tetapi sekarang nyatanya ?

Penulis juga heran dengan kelakuan daripada para pejabat ini, soal tiket Piala AFF Suzuki 2010 dimana katanya Istana pada pertandingan pertama dan kedua meminta tiket kepada PSSI lebih dari 100 lembar pertanyaannya sekarang adalah, untuk siapa saja tiket itu diberikan oleh Istana ? sedangkan kita bisa lihat ditelevisi siapa saja yang ada di sekeliling pak Beye dan ibu Ani ketika menyaksikan dua laga semifinal, selebihnya ? menurut penulis AGAK KONYOL dan GA PUNYA OTAK serta NURANI kalau melihat berita dimana istana entah itu memesan, meminta, diberikan gratis sampai menembus angka 100 lembar di saat masyarakat kecil dan kaum jelata yang kepengen nonton langsung di Senayan harus dipersulit oleh PSSI dalam alur lalu lintas tiket sementara para pemimpin kita dan keluarganya se-ENAK JIDAT dan PERUT-nya datang TANPA ANTRE, TANPA DESAK-DESAKAN di loket-loket untuk menukarkan nota voucher dengan tiket asli bahkan di depan tempat duduknya telah tersedia makanan ringan dan buah-buahan segar , sedangkan rakyat jelata sampai menit menjelang tendang bola sebagai dimulainya pertandingan pun masih bingung soal keberadaan tiket !

Penulis sangat setuju sekali dan berterima kasih banyak kepada KPK kalau benar dua tiket pertandingan semifinal Piala AFF Suzuki 2010 itu kepada rombongan VVIP-VIP masuk dalam kategori GRATIFIKASI dan kalau bisa diusut tuntas apakah benar itu GRATIFIKASI langsung dan murni dari PSSI diberikan kepada para pejabat terkait termasuk pak Beye atau dari pihak pa Beye dan protokoler istana yang meminta (baca: JATAH PREMAN) kepada PSSI termasuk juga alur keuangan daripada penjualan tiket mulai dari pembukaan hingga akhir turnament ini karena menurut penulis agak janggal masak tidak di kasih tahu berapa lembar yang dicetak, berapa lembar yang terjual dan berapa yang sisa tanpa menunjukkan bukti itu ketika media dan masyarakat bertanya, kemudian juga kalau bisa KPK mempublikasikan harta kekayaan daripada sang ketua dan wakil ketua PSSI, Sekjend, jajaran official timnas SEBELUM turnament dan SESUDAH turnament kepada masyarakat supaya jelas ada apa dibalik kenaikan harga tiket Piala AFF ini apakah murni untuk ongkos operasional atau untuk bagi-bagi hasil usaha mereka di turnament ini.

Semoga dengan kehadiran Pak Busyro bisa membuat hidup kembali KPK sebagai panglima daripada pemberantasan korupsi di bumi Indonesia ini yang sudah lama diimpikan masyarakat Indonesia dimana Indonesia bersih daripada korupsi !!

Bekasi, 221210 01:30
Rhesza
Pendapat Pribadi

Pembinasaan Pemain Muda itu Bernama Naturalisasi


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Sepertinya rakyat Indonesia sedang disuguhkan tontonan yang membuat masalah yang ada di negara ini hilang sekejap, tontonan itu adalah Piala AFF 2010 dimana Indonesia diluar perkiraan rakyat Indonesia mampu mengalahkan team seperti Malaysia dan Laos dengan skor besar dan memberikan tiket pulang kepada Thailand, dan prestasi ini ada karena adanya peran daripada pemain asing berpaspor Indonesia yaitu Christian Gonzales dan seorang peranakan Indonesia-Belanda yang bernama Irfan Bachim.

Berkat kontribusi kedua pemain “asing” ini dan tentunya para pemain Indonesia yang terpilih oleh pelatih, Timnas PSSI sekarang bisa menembus final dan semoga bisa juara untuk pertama kalinya.

Christian Gonzales sebelum memegang pasport Indonesia adalah warga negara Uruguay, beliau masuk wilayah Indonesia adalah tahun 2003 ketika itu memperkuat PSM Makassar kemudian lanjut ke Persik Kediri kemudian ke Persib Bandung hingga saat ini, sedangkan Irfan Bachim muncul ketika adalah pemusatan latihan Timnas PSSI yang dipersiapkan untuk bertarung di Asian Games 2008 Doha dan kualifikasi Pra Piala Dunia walaupun akhirya tidak bisa bergabung karena cidera.

Kehadiran kedua pemain ini tidaklah tanpa sebab, alasan adanya naturalisasi dikarenakan (mungkin) stress daripada para pengurus PSSI ini untuk mendongkrak prestasi sepakbola Indonesia dan juga mewujudkan tuntutan daripada 250 juta jiwa rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote agar sepakbola kita berprestasi masak jumlah rakyat dan wilayah yang luas ternyata minim prestasi.

Awal adanya issue naturalisasi ini pun banyak yang pro dan kontra walaupun sekarang kita sudah bisa lihat bagaimana naturalisasi itu berjalan dimana saat ini Indonesia sudah masuk final dan kita tinggal menuggu apakah program naturalisasi itu sejalan dengan pemikiran daripada para pengurus PSSI dan rakyat Indonesia yaitu bisa menjuarai turnament Piala ASEAN- AFF Suzuki Cup 2010.

Tetapi pertanyaan sekarang adalah memang negara Republik Indonesia dengan ibukota Daerah Khusus Ibukota Jakarta KEKURANGAN pemain sepakbola sehingga sampai harus memberikan pasport dan nomor induk penduduk Indonesia kepada warga asing yang berprofessi pemain sepakbola ?

Kalau ditanya kepada penulis perlu atau tidaknya naturalisasi bagi timnas sepakbola PSSI maka penulis dengan tegas MENOLAK ide naturalisasi karena dengan adanya naturalisasi ini telah MEMBUNUH cita-cita daripada anak-anak Indonesia yang telah susah payah meyakinkan orangtua mereka kalau mereka pengen dan bisa menjadi pemain timnas PSSI seperti pada film Garuda Di Dadaku harus kandas karena ide ini.

Kenapa penulis menolak karena pertama, negara kita kan luas dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulo Rote masak tidak bisa menemukan 22 pemain yang dipersiapkan untuk membela PSSI dalam sebuah turnament, padahal PSSI sepanjang berdiri dan juga negara ini berdiri telah menjalankan liga yang diikuti lebih dari 100 klub mulai dari Indonesian Super League, Divisi Utama, Divisi Satu sampai Tiga sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh FIFA sebagai otoritas sepakbola tertinggi di dunia, kalau memang tidak bisa menemukan 22 pemain yang berkualitas untuk menjadi pemain timnas PSSI sampai harus memberikan dengan “cuma-cuma” pasport dan nomor induk penduduk Indonesia LEBIH BAIK BUBARKAN saja liga-liga itu !

Soal pemain, sebenarnya ada dua pemain Indonesia yang mungkin saat ini sudah hilang dari ingatan kita tetapi ketika penulis ulang kembali mungkin hilang ingatan itu kembali teringat bahkan lebih sukses daripada kepopuleran Irfan Bachim saat ini. Tahun 2006 ada bocah bernama Irvin Museng sempat membuat heboh dunia karena membawa klubnya Makassar Football School (MSF) menduduki PERINGKAT 4 kompetisi Piala Dunia mini ala Perusahaan Minuman asal Perancis setelah berhasil menggulung team Belanda (6-0), Kanada (3-0) dan Irlandia (6-0) dan dia pun menjadi TOP SKOR turnament tersebut dengan torehan 10 gol, karena prestasi ini membuat klub ternama dunia asal Belanda, Ajax Amsterdam BELA-BELAIN datang ke Makassar untuk meminta tanda tangan anak ini dan orang tuanya agar mau masuk Ajax Amsterdam Junior, dan berhasil dia menjadi SATU-SATUnya orang Asia dan Asia Tenggara yang BERHASIL masuk dalam team Ajax Amsterdam Junior tetapi sekarang kemana dia, kenapa dia TIDAK DIPANGGIL oleh pelatih Afred Riedl ? apa karena sekarang beliau bermain di klub divisi bawah BUKAN ISL ? kemudian, ada lagi yang bernama Rigan Agachi, anak Indonesia yang dengan uang sendiri sampai bela-belain menjual tanah dan rumah demi berlatih dan bermain di PSV Eindhoven-Belanda dan akhirnya terwujud, kenapa dia tidak dipanggil oleh Alfred Riedl ? apa karena sama dengan Museng bermain di tingkat divisi tiga Belanda TAKUT BIKIN MALU sama lawan masak pemain timnas Indonesia ada yang dari divisi bawah liga !

Kedua, PSSI TIDAK PERNAH belajar dari kesalahannya yaitu pembinaan usia muda, kita bisa lihat bagaimana banyak Timnas kita selalu punya hobi kalah dan kalah karena sering putusnya pembinaan muda bahkan tidak ada pembinaan usia muda seperti liga-liga U-10, U-14, U16, U-17, U-19, U-21 sampai senior, kalau ditanya kenapa tidak ada liga usia dini secara konsisten pihak organisasi selalu berdalih TIDAK ADA DANA, TIDAK ADA SPONSOR ?! gimana tidak ada dana dan tidak ada sponsor, wong aliran dana operasional dari PSSI aja tidak pernah diketahui oleh masyarakat Indonesia berapa uang yang masuk dan berapa uang yang keluar dari organisasi ini benar tidak ?!

Kita bisa lihat bagaimana prestasi team U-16 binaan Kementerian Pendidikan Nasional dan Pemerintahan Kabupaten Bangkalan-Madura yang lolos ke putaran final Piala Asia U-16 kemudian team ini diambil alih oleh PSSI hasilnya ? JURU KUNCI klasemen Piala Asia U-16 dan tragisnya kita JADI PECUNDANG dari team kemarin sore Timor Leste dengan skor 2-0 !

Seharusnya PSSI belajar dan studi banding ke kompetisi Basket di Indonesia kenapa ? kompetisi basket di Indonesia mulai jaman Kobatama hingga Indonesian Basketball League-IBL selalu disponsori oleh produsen rokok tetapi tahun 2008 kompetisi IBL harus berpisah dengan produsen rokok karena habis kontrak dan Kobatama di urus oleh Perbasi, lantas apakah berpisahnya dengan produsen rokok ini membuat kompetisi IBL berhenti total ? TIDAK bahkan mereka bisa MANDIRI selama setahun berkompetisi dan pada tahun 2010 ini IBL secara resmi berganti nama menjadi NBL-National Basketball League bergandeng dengan sebuah promotor olahraga dan juga musik, Deteksi Production..

Jujur penulis MALU melihat Timnas kita, masak Timnas masuk Final Piala AFF Suzuki 2010 lewat kepala dan kaki dari seorang BULE yang diberikan secara cuma-cuma oleh Kementerian Hukum dan HAM RI kewarganegaraan Indonesia padahal negara kita berpenduduk lebih dari 250 juta jiwa dan sekarang tambah satu lagi BULE yang diberikan stempel “WNI” yaitu Kim Jeffrey Kurniawan walaupun kita TIDAK TAHU apakah mereka BISA HAPAL DAN MENGERTI ISI PANCASILA dan ISI PEMBUKAAN UUD1945.

Sudah saatnya PSSI lebih memperhatikan pemain-pemain cilik yang dari dulu bercita-cita untuk memakai seragam merah-putih seperti dalam film GARUDA DI DADAKU daripada memberikan cuma-cuma paspor dan nomor induk warga negara kepada BULE-BULE yang jelas-jelas kemampuannya sama bahkan dibawah kemampuan daripada pemain Indonesia, lebih baik pergunakan anak-anak Indonesia yang ada seperti para alumni-alumni U-19 yang berlatih di Uruguay kemarin atau kompetisi Piala Danoe, kompetisi yang dibuat oleh sebuah perusahaan energi asal Swedia, atau kompetisi AC Milan yang kemarin menang benar tidak ?!

Salam Revolusi dan Pengusiran serta Pencabutan Hak-hak sebagai WNI daripada NH, NB, ADT, NDB !!

GBK Std, 211210 09:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Bunda…


Kau adalah yang pertama kali menyentuhku, mendekapku di kala dingin malam datang..

Kau adalah sesuatu yang indah bagiku selalu ceriakan hatiku di kala hati dan fisik ini terpuruk.

Kau sosok yang tak tergantikan, merelakan jiwa raga dan seluruh hidupmu hanya untuk ku mulai dari usia 4 minggu hingga 9 bulan mendatang dan sampai detik ini..

Kau adalah sosok yang tak tergantikan oleh siapapun didunia ini walau tak semuanya ragamu ada setiapmu selalu melekat mungkin sampai aku di ujung usia.

Bunda…ijinkan aku bersujud dan menciummu sebagai tanda cintaku kepadamu…Bunda akan ku jaga pengabdianmu di hidupku karena itu sungguh berarti bagiku

Tuhan… terima kasih engkau telah berikan hidup kepadaku terlebih kepada wanita pertama ketika melihat dunia karena dialah anugerah terindah yang pernah kumiliki dalam hidupku yang selalu kucinta di dalam hatiku walaupun banyak hal yang tidak sesuai keinginannya dalam hidupku tetapi dia tetap terbaik di mata dan hatiku…

Love U Mom…


Tulisan ini untuk semua wanita Indonesia, karena anda lah kami bisa merasakan dunia dan kasih sayang….Tuhan Berkati

Menteng, 221210 10:00

Munafiknya Suporter Indonesia !


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Seperti akhir tahun 2010 ini adalah menjadi penutup (mungkin) yang paling indah bagi pecinta sepakbola Indonesia dimana kita semua disuguhkan sejak awal bulan hingga detik ini bagaimana prestasi Timnas kita tidak disangka bisa meroket jauh dari perkiraan kita semua.

Mungkin anda sebagai pecinta sepakbola merasa tersinggung atau marah dengan judul di atas ? tetapi bagi penulis itulah kondisi saat ini, kenapa penulis mengatakan begitu ? coba kita lihat, pada saat tahun 2007 ketika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia bersama dengan Thailand, Vietnam dan Malaysia semangat nasionalisme kita tumbuh dan terus tumbuh seiring dengan kemenangan 2-1 atas negara padang pasir, Bahrain lewat tendangan Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas tetapi pertandingan kedua dan ketiga antara Saudi Arabia dan Korea Selatan kita kalah tipis yaitu 2-1 dan 1-0 setelah turnament tersebut kita masih terus membanggakan timnas kita dimana banyak beredar bahwa dua kekalahan ini karena ditonton oleh Presiden dan rombongan VVIP entah itu benar atau tidak..

Tetapi begitu tahun 2008 dimana ada ajang olahraga tingkat Asia timnas kita mengalami kemunduran dimana timnas kita U-23 kalah telak di ajang ASIAN GAMES dan juga Pra Piala Dunia dimana timnas U-23 kita sebelumnya sudah diberangkatkan ke negerinya Marco Van Basten untuk berlatih bersama Pelatih kepala U-21 Belanda Foppe de Hahn tetapi nyatanya kita Cuma jadi penggembira saja tetapi yang lucunya adalah Pelatih Timnas U-23 setelah usai acara Asian Games dan kualifikasi Pra Piala Dunia ini berhasil membawa team Belanda U-21 sebagai Juara Eropa U-21.

Akibat dari kekalahan ini banyak suporter kita marah besar dan menuntut agar adanya pemilihan ketum PSSI karena ketum PSSI tidak mampu memberikan prestasi sepakbola kepada masyarakat Indonesia, tetapi isu ini pun hanya bertahan beberapa bulan saja kemudian hilang bak tertiup angin, kemudian timbul lagi ketika Timnas kita melakukan pertandingan SEA GAMES dimana bisa-bisanya kita kalah dari dua team kemarin sore yaitu Myanmar dan Laos dengan skor tipis dari sinilah gelora semangat para pendukung kita memuncak agar ketum di ganti melalui berbagai cara di keluarkan termasuk aksi daripada Hendri Mulyadi yang berani menerobos barikade petugas keamanan menuju dalam stadion untuk “membantu” timnas agar bisa seri dengan Oman dalam laga Kualifikasi Pra Piala Asia walaupun akhirnya di”keroyok” oleh petugas keamanan untuk dimintai keterangan tetapi nyatanya ? ketum kita masih asik-asik saja di tempat duduknya bercanda bersama kroni-kroni busuknya !

Dan sekarang disaat gencarnya para pendukung sepakbola nasional untuk menuntut agar Ketum PSSI turun ternyata luntur begitu saja ketika Timna kita memberikan kemenangan besar 5-1 atas negara yang mengaku sodara, Malaysia kemudian pada hari ketiga membantai team yang SEA GAMES kemarin memberikan tiket pulang kepada kita, Laos dengan skor 6-0 dan menang dramatis dengan Thailand 2-1 dalam turnament Piala AFF dan sekarang sedang berjuang untuk menembus dan meraih sebagai juaranya sepakbola Asia Tenggara.

Kalau melihat seperti ini alur kehidupan daripada suporter Indonesia boleh kah penulis mengatakan kepada anda yang MENGAKU fans, pecinta timnas yang memiliki sifat MUNAFIK, BERMUKA DUA ? KEMANA ITU SUARA-SUARA atau TULISAN SPANDUK “REVOLUSI PSSI” kemudian “ TURUNKAN NURDIN” itu semua tertutup oleh silauan keberhasilan Timnas di ajang PSSI, padahal KALIAN ITU TERBUAI atau DI-TIPUoleh “SULAP” yang diberikan oleh NH lewat pelatih Alfred Riedl benar tidak ?

Kita bisa lihat baru menang besar 6-0, 5-1 dari Laos dan Malaysia kita BANGGA-nya sudah seperti menjuarai Piala Dunia padahal itu baru penyisihan group ! dan sekarang ini juga kita bangga setengah mampus ketika berhasil masuk ke semifinal semua media mengangkat berita sampai-sampai berita tentang Gayus, Century, RUU Istimewa Yogyakarta pun hilang dari halaman koran karena prestasi sesaat daripada Timnas kita ! bahkan saking bangga dan nasionalisme sebagai pecinta Timnas tinggi kita entah sadar atau tidaknya kita sampai kurang menghargai keberadaan lawan kita dengan semangat fair play ini terbukti ketika bus yang membawa rombongan Timnas Philipina memasuki dan keluar dari stadion dengan menunjukkan ekspresi atau teror yang menurut penulis agak aneh jika dikatakan mereka itu adalah MANUSIA ciptaan Tuhan seperti memukul-mukul bus Timnas Philipina, meneriakan kata-kata tidak pantas sambil mengacungkan jari tengah dan jempol ke bawah TANPA BERPIKIR bagaimana kalau apa yang fans ini lakukan terjadi pada Timnas kita di negara manapun oleh pendukungnya ketika Timnas kita bertanding misalnya ketika bus Timnas Indonesia masuk dan keluar dari Stadion Bukit Jalil-Malaysia langsung oleh fans Timnas Malaysia meneriakan “ DASAR INDON”, “OH INI BUSNYA PEMAIN-PEMAIN NEGARA TKI/W sambil mengacungkan jari tengah dan jempol kebawah atau mungkin ekstrem memperliatkan (maaf) kelamin atau bokong daripada para fans Malaysia atau meniru apa yang dilakukan demonstran beberapa waktu lalu yaitu melemparkan serta menempelkan kotoran entah hewan atau manusia ke kaca dan badan bus Timnas Indonesia !!

Kalau memang anda pecinta sepakbola Indonesia sejati tentunya anda tidak akan seperti ini dimana ketika prestasi sepakbola kita menurun atau meningkat tuntutan adanya reformasi dan revolusi tetapi berjalan tetapi kenyataannya ?! bahkan ada beberapa orang yang mengatakan “ W bangga dengan Timnas sekarang “ atau “ W ga peduli dengan ISL yang penting w bangga ama Timnas” padahal kalau mereka tahu akan sepakbola pasti mengerti kalau baik atau prestasinya timnas itu berasal dari kemampuan daripada liga itu sendiri dalam membentuk karakter seorang pemain dan prestasi bagusnya liga itu juga berasal dari kemampuan orang-orang di federasi sepakbola yang mampu membaca situasi jadi percuma saja Timnas kita bagus tetapi liga kita masih berantakan TIDAK JAUH BEDA dengan kompetisi kampung yang memperebutkan Piala Pak Camat atau Pak Kades benar tidak ?

Satu-satunya cara adalah kita sebagai suporter HARUS KONSISTEN atau kalau boleh mengutip ucapan daripada tokoh bapak bangsa negeri ini adalah SATUNYA KATA DAN PERBUATAN, jadi kalau memang kita semua mau sepakbola kita maju ya harus semuanya kita rombak bukan hanya timnas tetapi semuanya termasuk orang-orang yang ada di Kantor PSSI itu kalau bisa dikeluarkan dari kantor itu dan negara ini karena mau jadi apa sepakbola kita kalau Timnas-nya bagus tetapi manajemen liganya beserta perangkat teknisnya rusak bahkan berjiwa kriminal !

Salam Revolusi dan Pengusiran serta Pencabutan Hak-hak sebagai WNI daripada NH, NB, ADT, NDB !!

GBK Std, 201210 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi

Sabtu, 18 Desember 2010

Antara Maniak Sepakbola, Prestasi Timnas dan Miskinnya Nama Indonesia di Luar Sana


“Jika benar negerimu sehebat itu antusiasmenya pada sepak bola, kenapa dunia tidak pernah mendengar nama Indonesia di peta sepak bola?”
Markus Prast, Direktur Festival Film Pendek Regensburg


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Indonesia saat ini sedang di liputi rasa nasionalisme kalau kemarin yang sedang mengalami rasa nasionalisme adalah masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dimana mereka bersatu suara demi ke-istimewaan Yogyakarta dimana penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur adalah Sri Sultan Hamengkubowono X dan Sri Paku Alam adalah harga mati kali ini rasa nasionalisme datang dari sekitar 80ribu rakyat Indonesia yang memadati Stadion Umum Gelora Bung Karno, Senayan untuk mendukung tim nasional Indonesia yang sedang berlaga di ajang Piala Suzuki AFF dimana Timnas sukses melaju semifinal dengan produktifitas gol yang diluar perkiraan masyarakat yaitu 13-2 !

Akibat dari prestasi ini banyak pihak mengacungi jempol bahkan sampai terdengar ke luar negeri sana lewat situs jejaring sosial seperti Twitter dimana mulai tanggal 1 Desember kemarin ketika pesta bola se-ASEAN ini dibuka maka setidaknya setiap Timnas kita bermain pasti masuk dalam jajaran 10 besar topik yang sedang diperbincangkan oleh semua masyarakat Indonesia yang terbaca oleh semua pengguna Twitter di dunia bahkan sampai sang Kapten Tim klub besar asal Inggris yang bulan Juli 2009 kemarin batal datang Rio Ferdinand pun kaget dan tidak menyangka dengan apa yang ditorehkan oleh Timnas Indonesia.

Tetapi pertanyaannya sekarang adalah bangga kah kita dengan Timnas saat ini ? bagi sebagian warga pasti menjawabnya pasti bangga bahkan media sekarang dengan gencarnya menaikkan berita seputar Timnas hampir tiap jam kalau kita menyaksikan di televisi pasti selalu ada segmen tentang prestasi Timnas termasuk media ImpoTAInmen benar tidak ?

“Dunia hanya mengenal sang juara, nomor dua hanyalah sang pecundang,”
Jose Mourinho


Menurut penulis Indonesia adalah negara paling gila, kenapa penulis mengatakan negara Indonesia adalah negara paling gila terutama dalam hal sepakbola, kita bisa lihat bagaimana kita dengan rela mata kita dipaksa bangun hanya untuk nonton pertandingan sepak bola misalnya Liga Champion yang padahal kita tahu yang bertanding itu bukan klub asal Indonesia, bahkan ketika Inter Milan Juara Liga Champion banyak masyarakat kita yang berbondong-bondong turun ke jalan padahal tidak punya hubungan emosi atau ketika Jerman membantai Argentina dengan skor 4-0 di ajang Piala Dunia bahkan di sebuah kawasan di Maluku ada sekelompok orang membakar bendera Argentina sebagai tanda permusuhan.

Semua pertandingan sepakbola yang ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi entah itu Liga Champion, Piala Eropa, Piala Asia, sampai Piala Dunia pun pasti ditonton walaupun waktu itu sudah menunjukkan pukul 3 dinihari dan mungkin negara lain yang mempunyai tim sepakbola hebat pun fansnya tidak se-gila dan se-maniak daripada orang Indonesia bahkan kejuaraan sepakbola antar kampung yang memperebutkan Piala Camat atau Piala Kades pun akan disulap seperti pertandingan bergengsi seperti laga-laga besar seperti yang ada di televisi benar tidak ?

Kutipan yang paling atas penulis ambil dari sebuah tulisan daripada seseorang pengamat sepakbola yang terdapat di blognya dan apa yang diucapkan oleh orang tersebut seperti yang penulis kutip setidaknya ada benarnya, kita mungkin bisa menjawabnya dengan mudah tetapi susah menjelaskannya kenapa itu bisa terjadi !

Memang kalau kita lihat di peta terutama peta dunia letak negara yang paling luas terlihat pertama kali dilihat adalah Indonesia, Indonesia memang negara kaya, negara mana yang tidak tahu potensi alam kita tetapi apakah dengan masuk semifinal itu sudah menjadi prestasi yang luar biasa ? kemudian bisa menghajar Malaysia dengan skor besar dan memberikan tiket pulang kepada Thailand adalah prestasi yang luar biasa ? bagi penulis TIDAK ?!

Memang negara ini khususnya pecinta sepakbola nasional sangat haus dengan yang namanya prestasi karena bosan mendengar berita-berita tentang sepakbola Indonesia yang selalu berujung pada kekalahan atau berujung pada kericuhan antar pemain atau antar penonton. Penulis sependapat dengan doktrin yang selalu terlontar dari mulut seorang pelatih flamboyan, Jose Mourinho dimana beliau mengatakan kepada para pemainnya setiap mau memasuki lapangan untuk memulai sebuah pertandingan yaitu yang dikenal oleh dunia adalah juara nomor dua hanyalah sang pecundang, doktrin inilah yang harus tertancap dalam otak daripada semua pemain atau orang-orang terpilih untuk bertarung dilapangan hijau, kalau cuma bisa mengalahkan Malaysia dan Thailand kenapa harus pake pelatih asing, pelatih dan pemain lokal pun bisa tanpa harus me-naturalisasi !

Tetapi yang harus diingat juga para maniak sepakbola Indonesia adalah targaet dan tujuan kita terhadap kondisi sepakbola kita yaitu merevolusi PSSI terhadap melenggserkan sang ketua dan kroni-kroninya tetapi nyatanya mana ? masih adakah kita temui di setiap stadion spanduk yang bertuliskan “REVOLUSI PSSI”, “ TURUNKAN NURDIN HALID” adakah ? TIDAK ! karena kita TERPUKAU dengan aksi-aksi gemilang dan liukan pergerakan daripada Cristian Gonzalez, Irfan Bachim yang berujung pada gol betul tidak ?!

Terserah anda akan menghujat tulisan ini dan menganggap penulis tidak nasionalis, cari sensasi atau apalah tetapi mungkin dengan tulisan ini kita semua tercermin karena tulisan ini adalah refleksi atau CERMIN daripada budaya dan sifat manusia Indonesia yang BERMUKA DUA yaitu dimana ketika Timnas berprestasi seperti saat ini akan selalu diagung-agungkan bahkan setara dengan Tuhan bahkan di kalangan ABG perempuan dan wanita-wanita muda membentuk sebuah agama baru yaitu agama Bachim, tetapi ketika Timnas kalah kita pun sibuk mencerca dengan kata-kata atau nama penghuni Taman Margasatwa Ragunan pun terlontar semua, malas datang ke SUGBK atau stadion-stadion yang ada di negara ini dan tak mau peduli bagaimana sepakbola Indonesia itu sampai ada prestasi lagi seperti saat ini, padahal yang membuat itu semua adalah kita orang Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Mianggas hingga Rote !!

Salam Revolusi dan Pengusiran serta Pencabutan Hak-hak sebagai WNI daripada NH, NB, ADT, NDB !!

GBK Std, 171210 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi

Susah atau Malu Pasang Lambang PSSI di Kaos Timnas ?



Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Ada berita yang mengangetkan seluruh rakyat Indonesia terutama para pecinta sepakbola nasional dimana ketika para pecinta sepakbola ini sedang merayakan kesusksesan Timnas melaju ke semifinal Piala Suzuki AFF 2010 dimana seorang warga negara Indonesia yang berprofesi pengacara melayangkan gugatan dan gugatan ini tidak tanggung-tanggung dimana beliau yang bernama David Tobing ini melayangkan gugatan kepada Presiden RI, Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Ketua PSSI dan produsen olahraga asal AS yang menjadi sponsor kit Timnas, Nike.

Tuntutan beliau ini adalah soal pemasangan lambang Garuda di dada kiri daripada seragam Timnas Indonesia dan juga gambar bayangan Garuda di kaos yang terletas di tengah-tengah kaos. Akibat dari gugatan ini banyak pihak yang marah, geram dengan aksi daripada pengacara publik yang mengatakan gugatan David ini adalah gugatan yang sangat aneh, tetapi menurut penulis bukan maksud membela apa yang di ajukan oleh David tapi ada pentingnya kita bercermin kembali.

Maksudnya ? sekali lagi penulis bukan maksud membela tetapi apa yang di ajukan oleh David ini ada benarnya karena begini, kalau para pembaca adalah pecinta sepakbola sejati coba penulis pengen bertanya serta berikan bukti kepada penulis, apakah ada seragam Tim Nasional sepakbola di dunia ini dimana pada sisi kiri seragamnya terhadap lambang negara selain Indonesia ? adakah ? jawabannya TIDAK ADA kan ?

Bagi pribadi penulis lambang Garuda Indonesia, Bendera Merah Putih, Bahasa Indonesia, lagu Indonesia Raya itu adalah hal paling suci setelah Tuhan jadi tidak sembarang di pergunakan apalagi di taruh sembarangan seperti seragam Timnas, lagipula apa susahnya sich menaruh lambang PSSI di bagian kiri daripada seragam Timnas PSSI, kenapa ? MALU PUNYA lambang yang simple dan tidak bisa memunculkan aura kebangsaan ? mungkin saat ini pembuat, penggagas daripada lambang PSSI bersedih karena percuma beliau merancang lambang PSSI kalau lambang itu TIDAK PERNAH TERPASANG di sebelah kiri seragam Timnas PSSI yang ada cuma terpasang di seragam klub-klub yang berada dalam liga Indonesia benar tidak ?

Sekarang kalau pemasang lambang Garuda ini tidak masalah seperti yang diucapkan oleh para orang terutama pakar telepornografi RS, berarti kedepannya boleh donk cabang olahraga lain selain sepakbola seperti cabang tinju dimana lambang Garuda itu ditaruh persis didepan (maaf) kemaluannya pada celana karena tidak mungkin donk bertinju dengan pakaian apalagi seperti seragam sepakbola kemudian pada atlet binaraga atau bola voli pantai atau atlet gulat benar tidak ?

Kemudian alasan pakar telepornografi yang juga anggota dewan Senayan ini adalah selama niatnya menaikkan harga diri bangsa, lantas bagaimana kalau seragam itu yang mana ada lambang Garuda secara tersamarkan ROBEK, atau SENGAJA/TIDAK tertendang oleh pemain lawan dalam menjaga pertahanan mereka, SENGAJA/TIDAK menyeka keringat, atau kotor karena terjatuh dan berlumuran tanah, atau membuka baju kemudian melemparkan ke tanah sebagai wujud selebrasi atas gol yang ia ciptakan bukankah itu kategori MENGHINA jika mengacu pada Pasal 57 ayat a dan b ?

kita semua tahu lah bagaimana bahan dari pada seragam bola, seperti contoh pada pertandingan MU-Arsenal beberapa hari lalu saja penulis melihat ada salah satu pemain Arsenal yang kostumnya ROBEK karena bersaing dengan pemain MU, bagaimana kalau itu terjadi pada seragam Timnas yang mana pada seragam itu ada lambang Garuda yang di samarkan ?!

Seharusnya kita bisa lihat bagaimana negara Singapura protes kepada sebuah perusahaan pakaian renang yang menjadi mitra bagi organisasi renang Singapura karena memperkenalkan seragam team renang Singapura dimana pada bagian depan seragam itu menampilkan lambang daripada negara Singapura, Bulan dan Bintang alasannya tidak pantas lambang negara itu ditaruh dipakaian olahraga.

Sudah saatnya kita semua bercermin, boleh-boleh saja kok kita bangga dengan Garuda sampai menaruh di seragam Timnas tetapi lihat lagi apakah kita mau lambang Garuda itu yang terdapat di seragam Timnas itu harus bercampur dengan keringat, robek atau terkena serpihan tanah dan rumput ? kembalikan lah lambang Garuda itu sebagai lambang negara yang sepantasnya yang bersifat suci serta sakral dan bangga lah dengan lambang PSSI yang ada saat ini karena bagaimana pun Timnas itu ketika akan mengikuti berbagai kegiatan harus melalui Federasi Sepakbola dalam hal ini PSSI dan itu di ketahui oleh FIFA, AFC, AFF BUKAN lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga !!!

Selamat berjuang Timnas PSSI raih lah Piala itu..

Saya BANGGA dengan Timnas TAPI LEBIH BANGGA LAGI KALAU NH, ADT, NB, NDB itu DIUSIR dari Indonesia dan DICABUT HAK-HAKnya sebagai WNI !!!

GBK Std 161210 11:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Antara Pong Hardjatmo dan Budiono


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Apa yang terlintas spontan dalam pikiran anda kalau mendengar nama aktor senior yang bernama, Pong Hardjatmo ? pasti secara spontan kita menjawab orang gila, atau seorang pria nekat yang siang-siang bolong tanpa kejelasan naik ke puncak gedung kura-kura daripada Gedung DPR dan menuliskan tiga kata Jujur, Adil, Tegas dengan cat semprot warna merah benar tidak ?

Ternyata aksi om Pong ini menjadi inspirasi bagi seorang warga Surabaya yang juga penggemar fanatik klub sepakbola asal Surabaya, Persebaya. Penggemar ini bernama Budiono apa yang dia lakukan sampai bisa setara dengan aksi om Pong ini ? ternyata beliau tidak jauh berbeda dengan aksi om Pong tetapi sang bonek ini tidak melakukannya di dalam negeri tetapi di negara orang yaitu Swiss dan tidak tanggung-tanggung tempat yang beliau datangi adalah kantor FIFA, kantor dimana semua kegiatan sepakbola dunia berada !

Sama dengan om Pong, kegiatan cak Budiono ini tidak diketahui oleh petugas keamanan kompleks FIFA karena sebagian staff terfokus di Zurich Messe untuk mengumumkan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 padahal jumlah mereka ada enam orang, tetapi bukan bonek namanya kalau tidak nekat, walaupun mereka tidak berhasil menemui sang Presiden Sepp Blatter tetapi mereka BERHASIL membentangkan spanduk besar yang bertuliskan “Justice For Indonesian Football”, Bonek Suporter Surabaya; di dalam komplek kantor pusat FIFA serta membagi-bagikan semacam press release kepada media internasional yang kebetulan sedang meliput kegiatan pengumuman tuan rumah Piala Dunia serta memberikan petisi kepada salah satu staff FIFA agar diberikan kepada sang Presiden.

Apa yang dilakukan oleh cak Budiono ini adalah mungkin perwakilan perasaan daripada pecinta sepakbola nasional dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote yang sebenarnya sudah muak dengan kondisi sepakbola Indonesia yang semakin lama semakin tidak jelas, kita bisa lihat bagaimana sering kita lihat atau baca dimedia ada saja kejadian di dalam lapangan seperti wasit yang berat sebelah memberikan hukuman, permainan yang kasar bahkan menjurus ke arah perkelahian, maraknya stadion yang jebol oleh orang-orang yang kebelet nonton klub kesayangannya bertanding tetapi tidak punya uang dan tiket, atau otoritas penyelenggara kompetisi yang memberikan hukuman yang ringan terhadap klub atau pemain yang bermasalah dan masih banyak lagi.

Tetapi segala protes tersebut hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri oleh para pejabat terkait yang mengurusi sepakbola Indonesia bahkan hasil dari Kongres Sepakbola Nasional yang diprakarsai oleh Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia untuk mewujudkan apa yang diingini oleh pecinta sepakbola Indonesia berupa 7 rekomendasi nasional dimana intinya PSSI harus direformasi, nyatanya ya seperti itu masuk kuping kanan keluar kuping keluar bahkan sedikit mengancam dan menggertak daripada kongres ini yang menyatakan kongres ini ilegal.

Kembali ke tindakan cak Budiono, menurut penulis apa yang dilakukan oleh cak Budiono harus kita apresiasikan tetapi banyak masyarakat terutama para penggemar sepakbola negeri ini yang membudayakan NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK maksudnya adalah kita tahu semua orang menginginkan sepakbola Indonesia kita maju tetapi bentuk nyata untuk hasil sepakbola Indonesia yang maju tidak ada ! kita bisa lihat ratusan suporter Jak-Mania berdemo di kantor PSSI berkali-kali tetapi nyatanya ada hasilnya ? TIDAK ADA ?! bahkan sekarang isu melengserkan Nurdin Halid dan kawan-kawan pun TERSELENGSERKAN akibat euforia 3 kemenangan besar Timnas kita di ajang AFF CUP padahal mereka tidak tahu kalau 3 kemenangan besar Timnas itu adalah BENTUK SUAP secara halus para pengurus PSSI kepada masyarakat Indonesia agar REFORMASI PSSI terutama pergantian pengurus TIDAK DI ANGKAT LAGI ke permukaan lagi seperti kemarin-kemarin benar tidak ? kalau memang kita mau PSSI ini bersih dari manusia-manusia hina ini salah satunya adalah contohlah sikap daripada tindakan nekat cak Budiono, kalau perlu setiap pertandingan baik itu ISL, divisi utama, divisi satu dan dua atau Timnas stadion kosong dengan cara ini mungkin para pengurus klub stress bagaimana caranya mendapatkan dana klub selain tiket masuk karena APBD sudah tidak boleh lagi sehingga mau tidak mau para pengurus klub akan menggugat PSSI dan PSSI pun akan kalang kabut melihat situasi ini atau kalau perlu mari kita melakukan aksi “bedol kompetisi” dengan cara melompat ke kompetisi yang sekarang lagi diperbincangkan sampai-sampai sepuluh perangkat pertandingan seperti wasit PSSI harus di kandangkan karena memimpin beberapa partai pertandingan pra musim dari Liga Primer Indonesia.

Apakah setelah aksi cak Budiono ini akan terus berlanjut sampai benar-benar para pengurus PSSI ini hengkang dari kantor PSSI kalau perlu keluar dari Indonesia dan dicabut haknya sebagai WNI ? pesan penulis cuma satu buat para penggemar sepakbola yaitu SATUKAN KATA DENGAN PERBUATAN !! kalau memang anda pengen PSSI itu reformasi kiranya tidak boleh terlena dengan apapun harus FOKUS, JANGAN karena tiga kemenangan besar Timnas PSSI lantas cita-cita kita agar sepakbola kita maju dan pengurus PSSI yang bersih dari catatan kriminal LUNTUR itu harus tetap jalan, janganlah jadi pecinta atau fans atau tifosi sepakbola nasional yang NATO-Ngomong Asal Tanpa OTAK !!!

Salam reformasi dan revolusi PSSI

GBK Std, 151210 09:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Apa Salah Umat Nasrani WAHAI Umat Muslim ?


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Mungkin para pembaca bertanya-tanya tentang judul yang penulis tulis di atas tetapi itulah fakta yang ada saat ini di negara yang KATANYA mengandung ideologi BHINEKA TUNGGAL IKA yang memiliki arti BERBEDA-BEDA TETAPI SATU JUA tidak bisa menjalan fungsi ideologi secara fakta di lapangan, kita bisa lihat bagaimana Umat Nasrani selalu menjadi korban daripada orang-orang (penulis tidak lagi menggunakan kata oknum karena bagi penulis kata-kata “oknum” itu adalah pengalihan atau menutup kejahatannya biar tidak dikatakan sebagai pelaku padahal pelaku) yang MENGAKU, MERASA dirinya Muslim baik di KTP ataupun lingkungan seperti kasus yang baru-baru ini terjadi di HKBP Rancaekek-Bandung atau kasus HKBP Ciketing yang berakhir penusukan dan penganiayaan kepada Jemaat bahkan berkasnya pun sampai hari ini entah sudah sampai mana akhirnya.

BUKAN MAKSUD RASIS, atau MELECEHKAN agama Muslim tetapi mungkin ini akumulasi kegeraman penulis terhadap apa yang terjadi pada kaum Nasrani ketika mereka ingin berbicara secara khusuk dengan Tuhan selalu di ganggu oleh orang-orang yang katanya PALING AHLI dalam agama PALING TAAT BERAGAMA, kalau di tanya apa agama penulis maka penulis akan menjawab dalam diri penulis banyak agama makanya penulis mengartikan agama penulis adalah pluralisme.

Lewat tulisan ini penulis hanya ingin bertanya kepada para pembaca yang beragaama MUSLIM kalau Republik Indonesia kita ini di-ANDAI-kan sebagai negara dengan mayoritas agamannya adalah Nasrani bagaimana dengan sikap anda ketika penulis memberikan beberapa pertanyaan.. Kenapa penulis mengatakan meng-ANDAI-kan Indonesia sebagai negara bermayoritas Nasrani supaya kalian umat Muslim juga bisa merasakan apa yang dirasakan umat Nasrani selama ini yaitu.

Pertanyaan pertama, bagaimana sikap anda ketika tahu yang namanya mengurus ijin mendirikan Masjid atau Musollah itu membutuhkan waktu sampai 10-20 tahun ?

Kemudian, kedua bagaimana sikap anda ketika anda sedang beribadah tiba-tiba dari luar tempat ibadah anda muncul sekelompok massa yang meminta anda untuk tidak beribadah karena tempat/bangunan yang anda pakai sebagai tempat ibadah selama ini adalah tanah sengketa dan tidak ada Izin Mendirikan Bangunan?

Ketiga, bagaimana sikap anda ketika anda ingin mendirikan Musollah atau Masjid di lingkungan rumah dimana dalam perundang-undangan anda harus dan wajib mengumpulkan setidaknya 60-90 tanda tangan dari warga se-iman anda dan harus juga mengumpulkan tandatangan dari warga sekitar sebagai persetujuan, tetapi nyatanya warga beragama Muslim di tempat anda tidak sampai 60 orang kemudian tetangga anda adalah warga Nasrani dan MENOLAK dengan keras usulan anda untuk mendirikan Musollah atau Masjid ?

Keempat, apa tindakan dan sikap anda ketika anda dan kolega anda di sekitar perumahan mempunyai sebidang tanah dan itu adalah statusnya HAK MILIK tetapi seiring dengan pembangunan, anda menggunakan tanah itu sebagai tempat ibadah sementara sampai Musollah atau Masjid itu selesai dengan sempurna ternyata di TOLAK oleh warga sekitar bahkan sampai membawa petugas Satpol PP untuk membongkarnya ?

Kalau anda bisa menjawabnya maka jawaban anda sama atau mewakili daripada sikap dan perasaan daripada umat Nasrani yang selama ini selalu di ganggu seperti yang kita lihat di Ciketing atau Rancaekek-Bandung padahal negara dalam UUD 1945 Pasal 29 telah menjamin kebebasan beragama daripada rakyatnya, tetapi kenapa umat Nasrani selalu di rundung ketakutan setiap mereka akan mengadakan kebaktian padahal mereka tidak pernah berbuat onar atau apapun kepada masyarakat sekitar apalagi terhadap negara ini.

Negara ini pun mulai jaman perang hingga kemerdekaan pun tidak pernah memandang atau mengklaim bahwa kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 Pukul 10.00 di Jl. Proklamasi 58 itu adalah hasil dari perjuangan para pejuang Muslim tetapi semua golongan ! kita bisa lihat di pemerintahan awal-awal kemerdekaan kita kenal ada Bung Hatta yang orang Bukittinggi beragama Muslim, kemudian Johannes Leimena yang orang Maluku beragama Kristen, ada lagi Anak Agung Gede Agung dari Bali beragama Hindu. Atau kita kenal pahlawan seperti Cut Nyak Dien dan Teuku Umar berdarah Aceh, Sultan Hasanuddin dari Makassar yang beragama Muslim, kemudian Christina Martatiahahu dan Thomas Matullesy dari Maluku yang beragama Nasrani, I Gusti Ngurah Rai dari Bali yang beragama Hindu mereka semua ini berjuang demi satu tujuan yaitu mengusir penjajah dari Indonesia tanpa memikirkan apapun termasuk agama daripada rekan-rekan mereka !

Sekali lagi tulisan ini bukan maksud untuk melecehkan umat Muslim tetapi hanya ingin mengajak rekan-rekan Muslim untuk merasakan apa yang dirasakan oleh rekan-rekan Nasrani seandainya itu terjadi pada kaum Muslim itu saja…

Hidup Bhineka Tunggal Ika dan Pasal 29 UUD 1945 !!!

Bandung, 131210 16:10
Rhesza
Pendapat Pribadi

Sudahkah Hak Kita Sebagai Warga di Berikan Oleh Negara ?


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Setiap tanggal 10 bulan Desember setiap tahun semua negara di dunia termasuk negara kita, Indonesia memperingati yang namanya Hari Hak Asasi Manusia Internasional, berbagai macam acara di gelar muai dari seminar, ataupun demonstrasi untuk mempertanyakan kepada para pemimpin negara untuk lebih memperhatikan Hak-Hak Asasi daripada warganya.

Lewat tulisan ini juga penulis ingin merenung dan juga sedikit bertanya kepada para manusia-manusia yang diberi Tuhan untuk menjadi sebagai pemimpin entah itu Presiden, Menteri ataupun anggota dewan lewat momen ini.

Sebenarnya negara kita, Republik Indonesia sebelum Deklarasi HAM yang dicanangkan oleh PBB kita telah membuatnya yaitu melalui Pembukaan UUD 1945 dan Pasal-pasal yang ada didalamnya, seperti dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat dimana negara memberikan hak-hak daripada warganya seperti melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban duniayang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tetapi dari itu semua ada yang lebih penting yang harus diperhatikan oleh pemimpin dan negara ini kalau berbicara hak-hak rakyat Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pasal 27, 29, 31, 33 dan 34 UUD 1945 yang menurut penulis sampai sekarang isi dalam pasal-pasal tersebut belum sepenuh hati di jalankan oleh Pemerintah, padahal pasal-pasal itu adalah HAK daripada rakyat Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote benar tidak ?

Kita lihat pasal 27 UUD 1945 (original) dimana tertulis ayat (1) Segala warganegara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Itu isinya tetapi FAKTA dilapangan atau di kehiduapan sehari-hari apakah sudah sesuai ? ternyata TIDAK kita masih bisa lihat bagaimana para penegak hukum kita masih tebang pilih dalam menyelesaikan hukum kita bisa lihat beberapa waktu lalu dimana ada dua siswa kelas 5 SD yang harus menjalani sidang dengan ancaman kurungan 5 TAHUN hanya karena uang Rp. 1,000 sementara seorang Gayus yang jelas-jelas merugikan negara sampai detik ini pun belum terbongkar siapa saja orang-orang yang menerima uang itu termasuk aparat keamanan !

Kalau memang menurut pasal 27 UUD1945 ini mengatakan kalau segala warganegara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan KENAPA para aparat polisi yang bernaung dalam korps Kepolisian Negara Republik Indonesia terutama pangkat mulai dari Inspektur hingga Jenderal ketika JELAS-JELAS mereka melanggar hukum HANYA DIKENAKAN MUTASI NON JOB di markas satu tingkat lebih tinggi dari markas tempat ia bekerja lalu enam bulan kemudian naik pangkat dengan posisi yang lebih tinggi daripada posisi ketika bermasalah TETAPI ketika pangkat bawah seperti Bhayangkara hingga Brigadir MELAKUKAN KESALAHAN SESUAI HUKUM di Indonesia mereka LANGSUNG DIPENJARA, DI PECAT dengan cara di jemur dan di GANTI PAKAIANnya dari pakaian dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan baik DAN ITU DISOROT OLEH MEDIA, adakah yang bisa jelaskan ini ?!

Begitu juga dengan aparat korps Tentara Nasional Indonesia, ketika lagi trend-nya penculikan dan penyiksaan terhadap mahasiswa dan rakyat yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah KENAPA yang dipenjara dan disidang HANYA pangkat-pangkat bawah seperti halnya Kepolisian sementara para komandan-komandan besarnya tidak pernah di sentuh sama sekali sampai sekarang, padahal kalau melihat sejarah Indonesia pada tahun 1965 ketika PKI mulai berulah dan kakek tua dari Cendana berhasil menyeret-nyeret perwira tentara entah itu bersalah atau tidak terutama pangkat atas ke hadapan Pengadilan kenapa sekarang tidak bisa padahal semua rekomendasi sudah di berikan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, kalau seperti ini caranya BUAT APA ada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia capek-capek mereka menyerahkan rekomendasi tetapi hasil dari rekomendasi itu TIDAK PERNAH di jalankan termasuk menyeret para penguasa yang secara langsung dan tidak langsung memberikan perintah !!

Lalu ada Pasal 29 UUD 1945 dimana ayat (1) (original) berbunyi, Negara berdasarkan atas Ke Tuhanan Yang Maha Esa, dan ayat (2) berbunyi, Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Pertanyaannya adalah apakah Pasal ini sudah dilaksanakan secara penuh dan nurani oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia ? ternyata belum sepenuhnya !!

Anda masih ingat dengan kasus Ahmadiyah yang sampai sekarang tidak pernah jelas penyelesaiannya ? padahal kalau melihat isi dari Pasal ini SANGAT JELAS SEKALI kalau negara harus bisa melindungi dan menjamin semua rakyat Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote, memang kasus Ahmadiyah ini ibarat dua sisi koin di mana satu sisi secara pengajaran dan ilmu mereka menyimpang daripada agama muslim tetapi di satu sisi mereka seperti ini di Indonesia karena negara menjamin mereka sesuai dengan Pasal 29 benar tidak tetapi nyatanya agama ini dilarang bahkan akan di bubarkan.

Kasus Ahmadiyah ini tidak jauh berbeda dengan sebuah agama di kalangan Nasrani yang bernama Saksi Yehova, dimana doktrin mereka mengajarkan penolakan terhadap Tritunggal dimana mereka percaya bahwa Yesus BUKANLAH Allah yang mengenakan tubuh manusia MELAINKAN Ia diciptakan oleh Allah tetapi FAKTANYA komunitas ini BISA BERTAHAN HIDUP di negara ini kalau saksi Yehova walaupun pada jaman orde baru dilarang beribadah dan tidak ada yang memprotes beda sekali dengan Ahmadiyah yang hidupnya dalam menjalani ibadah tidak jauh dengan maling harus di liputi dengan ketakutan padahal mereka, Ahmadiyah dan orang-orang yang mencoba merusak dan membubarkan mereka adalah SAMA-SAMA DICIPTAKAN OLEH TUHAN benar tidak ?

Kemudian masih terkait dalam pasal 29 ini adalah kenapa Republik Indonesia ini berSIKAP DISKRIMINASI terhadap suatu agama dalam hal pembangunan tempat ibadah, mungkin banyak orang tidak tahu bahwa sampai hari ini MASIH BANYAK rakyat Indonesia terutama yang beragama Nasrani, SUSAH SEKALI MENDAPATKAN IJIN untuk mendirikan tempat ibadah baik dari pemerintah setempat entah itu Kelurahan, Kecamatan, Walikota hingga Gubernur dan Kementerian Agama RI padahal tanah yang mereka ajukan untuk ijin itu adalah tanah mereka sendiri dan sekarang di PERSULIT lagi dengan adanya Surat Ketetapan Bersama 3 Menteri (SKB 3 Menteri) dimana ketika akan mendirikan tempat ibadah kiranya harus mendapatkan persetujuan dan tanda tangan daripada warga yang berada di tanah yang akan didirikan oleh pemeluk agama Nasrani dalam hal ini kaum Muslim.

Kalau BOLEH FAIR dan TRANSPARAN mengacu pada SKB 3 Menteri, apakah Masjid dan Mushollah di tempat anda dan penulis berada atau yang sering kita lihat dan gunakan setiap Jumatan itu BENAR-BENAR BER-IMB dan ADA persetujuan serta tanda tangan terutama daripada warga yang beragama Nasrani, Hindu, Budha ?

Bagaimana dengan hak Pendidikan kita ? mari kita lihat isi dari Pasal 31 ayat (1) original, Tiap Warganegara berhak mendapat pengajaran kemudian ayat (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistim pengajaran nasional, yang diatur Undang-Undang. Kalau ayat (2) penulis yakin pemerintah kita melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah menjalankannya tetapi bagaimana dengan Pasal 1 apakah sudah semua ? ternyata yang namanya pendidikan sampai sekarang pun masih dianggap atau setara dengan barang mewah, kita bisa lihat bagaimana berapa banyak anak usia sekolah ketika jam-jam sekolah beredar di perempatan-perempatan lampu merah dengan membawa alat musik yang terbuat dari beberapa lempengan tutup botol untuk dimainkan di kaca mobil pribadi sambil menunggu lampu merah berganti dengan hijau.

Atau sudahkah Pemerintah kita terutama Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia membenahi atau membuat gedung sekolah dengan nyaman ? ternyata BELUM kita bisa lihat bagaimana media terutama televisi menyorot kondisi-kondisi gedung sekolah terutama di daerah pinggiran dan pedalaman seperti di ujung Papua yang kalau penulis bandingkan antara gedung sekolah mereka dengan gedung Pos Polisi Bunderan HI, masih lebih bagusan gedung Pos Polisi Bunderan HI padahal kita semua tahu semua negara itu bisa maju dan terdepan selain ekonomi adalah pendidikan dan yang lebih penting adalah sarana prasarananya, bagaimana bisa maju para siswa ini kalau bangunannya saja bisa mengancam kehidupan mereka belum lagi pola pengajaran mereka jadi jangan heran kalau pendidikan di Indonesia Barat terutama Pulau Jawa lebih bagus, lebih pintar dari pada pendidikan di Indonesia Timur terutama dipedalaman-pedalaman karena ya itu sarana penunjangnya saja tidak merata, penulis berpikir jangan-jangan photo resmi kenegaraan Presiden dan Wakil Presiden RI yang ada disetiap kelas di daerah pedalaman misalnya kalimantan atau Papua MASIH photo Soeharto dengan beberapa wakil Presiden misalnya Sudharmono atau GusDur atau Megawati BUKAN Susilo Bambang Yudhoyono benar tidak ?!

Kemudian bagaimana Hak Asasi Manusia rakyat Indonesia dalam hal ekonomi yang mana sesuai dengan isi daripada Pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi, ayat (1) ; Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan, ayat (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara dan ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran Rakyat.

Kalau soal koperasi mungkin sudah banyak kita lihat di pedesaan bagaimana koperasi menjadi urat nadi kehidupan bagi kaum petani dan peternak walaupun masih ada yang kesulitan misalnya kesediaan pupuk dan juga harga jual yang tidak tetap tetapi itu tidak menjadi persoalan. Yang menjadi persoalan sekarang adalah kenyataan daripada ayat 2 dan 3 ini bagi masyarakat apakah kita sudah merasakannya ? TIDAK !!

Kita bisa lihat kalau memang ayat 2 ini dimana cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara tidak mungkin kita mempersoalkan siapa saja yang boleh menggunakan bensin berlabel Premium benar tidak ? tetapi yang sangat memprihatinkan bagi negara ini terutama rakyatnya adalah ayat 3, dimana bumi, air dan kekayaan alam yang harusnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk rakyat nyatanya TIDAK ADA!! Kita bisa lihat bagaimana Freeport menguasai lahan Papua tanpa ada satupun rakyat Papua merasakannya apalagi negara tetapi yang merasakan itu hanya segelintir orang saja yang berlabel “Pemimpin, Pemerintahan, APARAT” dan orang-orang yang berlabel itu pun tidak berani tegas bahkan terkesan menjalankan (maaf) POLITIK JILAT PANTAT dan rakyat lah yang kena getahnya dalam hal ini KEMISKINAN ! benar tidak ?

Atau kita mau tidak mau harus membeli air minum mineral dengan harga paling murah Rp. 500 untuk ukuran gelas kecil padahal kalau melihat isi ayat 3 Pasal 33 ini kita tidak perlu membayar bahkan bisa mengambil air itu sesuka kita tetapi itulah negara kita dengan politiknya yang lebih mementingkan kepentingan koleganya daripada rakyatnya ! benar tidak ?! atau kita harus memakan nasi yang berasal dari beras yang di impor dari negara Paman Ho, Vietnam padahal secara fakta tertulis dan mata negara kita pernah disebut oleh dunia sebagai negara agraria, sebuah negara yang sekitar 40 persennya adalah hamparan tanah luas yang banyak ditumbuhi berbagai macam tanaman termasuk diantaranya padi tetapi para pejabat kita malah mengubahnya dengan cara ya seperti itu setiap tahun selalu mendatangkan beras Cap Paman Ho dari Vietnam dengan alasan untuk cadangan padahal nyatanya para petani padi kita sanggup kok menyediakan ratusan ribu ton beras bahkan lebih daripada yang diminta pemerintah kepada Paman Ho !

Itu hak kita untuk urusan ekonomi atau istilah kerennya hak kita untuk mendapatkan kekenyangan walaupun pemerintah kita belum bisa memberikan apa yang bisa membuat perut kita kenyang lantas bagaimana dengan hak daripada rakyat miskin seperti fakir miskin dan anak terlantar ?

Ternyata dalam UUD 1945 Pasal 34 tertulis Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar diperliahara oleh Negara, pertanyaannya sekarang adalah apa yang tertulis dalam Pasal ini sudahkah di jalankan oleh negara ? ternyata belum sama sekali kenapa ? kalau memang Pasal 34 UUD 1945 ini SUDAH DIJALANKAN OLEH NEGARA kita tidak akan lagi melihat banyak anak kecil berseliweran dengan membawa alat musik khas mereka dari rangkaian tutup botol minuman di gepengkan dan di tancapkan dengan paku ke kayu atau ibu-ibu setengah baya dengan menggendong anaknya atau para penyandang cacat yang sering kita temui di setiap perempatan-perempatan lampu merah benar tidak ?

Memang negara kita sudah menjalankan Pasal 34 UUD 1945 terhadap fakir miskin dan anak-anak terlantar tetapi menjalankan itu sepertinya layaknya tukang tadah, dimana kita semua tahu bagaimana fakir miskin dan anak-anak terlantar ini tidak berjalan tidak sendiri tetapi melalui jaringan dan lewat jaringan itu pula petugas kita mendapatkan keuntungan benar tidak ?

Tapi kalau dilihat menurut penulis sepertinya negara masih setengah-setengah dalam menjalankan Pasal ini begitu juga dengan kaum fakir miskin dan anak terlantas kenapa ? kita bisa lihat bagaimana aparat negara dalam hal ini Satuan Polisi Pamong Praja-Satpol PP menertibkan para fakir miskin dan anak telantar yang ada di sekitar perempatan lampu merah dan membawanya ke panti sosial tetapi dalam perjalanan para Satpol PP ini selalu mencari keuntungan dengan cara melakukan negosiasi kepada para fakir miskin dan anak telantar ini untuk menyerahkan sejumlah uang untuk petugas agar mereka tidak di bawa ke panti sosial dan menurunkan mereka ditengah jalan, atau ketika sampai di pantai para fakir miskin dan anak terlantar ini selalu tidak betah karena metode yang diajarkan selalu itu dan itu tidak ada perubahan.

Kalau memang negara ini menjalankan Pasal 34 harusnya pemerintah bisa merangkul para fakir miskin dan anak terlantar ini dengan cara mengajarkan mereka apa yang menjadi kekurangan mereka, seperti contoh kiranya para pemimpin kita ini melihat apa yang dilakukan oleh Muluk, seorang manusia yang digambarkan dalam tayangan film Alangkah Lucunya Negeri Ini dimana Muluk berhasil mengubah orientasi para pencopet yang tadinya mencopet menjadi pedagang asongan yang tadinya tidak bisa membaca dan mengenal agama walaupun kita tahu yang namanya pencopet atau pedagang asongan pun sama-sama fakir miskin tetapi sebenarnya mereka mau berusaha kalau kita ikut membantunya dan terbukti dalam film itu seorang tokoh Muluk berhasil menyimpan uang daripada anak-anak pencopet ini sampai menembus angka Rp. 21 Juta dan ini pun tidak pernah di bayangkan oleh kelompok anak copet ini dari film ini pun kita diajarkan dimana mereka sebenarnya tidak menyukai dengan pekerjaan ini tetapi apa mau dikata hanya itu lah kemampuan mereka walaupun mereka mampu mengerjakan pekerjaan yang lain tetapi kembali lagi dengan kendala-kendala yang ada misalnya kurangnya pendidikan kemudian tidak adanya modal jika ingin membuka sebuah usaha, maka itu seharusnya pemerintah merangkul mereka seperti antara ayah dengan anak sehingga tidak ada lagi jurang antara pemerintah dan para fakir miskin dan anak telantar ini benar tidak ?

Sampai kapan pun rakyat akan selalu menagih janji-janji daripada hak-hak mereka sesuai dengan UUD 1945, pemimpin saat ini harus bisa merealisasikan apa yang telah di cita-cita dan dirancang oleh para pendiri bangsa ini, mereka menuliskan cita-cita mereka dalam UUD 1945 itu bukan hanya sekedar cita-cita dan ucapan belaka tetapi demi satu tujuan yaitu mereka tidak mau melihat kehidupan Indonesia kedepan tidak seperti apa yang para pendiri bangsa ini melihat walaupun nyatanya sekarang kondisi Indonesia tidak jauh beda ketika negara ini sepuluh tahun baru berdiri benar tidak ?!

Taman Suropati, 101210 21:45
Rhesza
Pendapat Pribadi