Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf
From: eli cohen
Subject: Mohon Penyelidikan Skandal Suap saat Piala AFF di Malaysia
Kepada Yth. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia
Di Jakarta
Dengan Hormat, Perkenalkan nama saya Eli Cohen, pegawai pajak dilingkungan kementrian Keuangan Republik Indonesia. Semoga Bapak Presiden dalam keadaan sehat selalu.
Minggu ini saya membaca majalah tempo, yang mengangkat tema khusus soal PSSI. Saya ingin menyampaikan informasi terkait dengan apa yang saya dengar dari salah satu wajib pajak yang saya periksa dan kebetulan adalah pengurus PSSI (maaf saya tidak bisa menyebutkan namanya).
Dari testimony yang disampaikan ternyata sangat mengejutkan yaitu adanya dugaan skandal suap yang terjadi dalam Final Piala AFF yang dilangsungkan di Malaysia.
Disampaikan bahwa kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh Bandar Judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI yaitu NH dan ADS
Dari kekalahan tim Indonesia ini baik Bandar judi maupun 2 orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah.
Informasi dari kawan saya, saat dikamar ganti dua orang oknum PSSI ini masuk ke ruang ganti pemain (menurut aturan resmi seharusnya hal ini dilarang) untuk memberikan instruksi kepada oknum pemain. Insiden “laser” dinilai sebagai salah satu desain dan pemicunya untuk mematahkan semangat bertanding.
Keuntungan yang diperoleh oleh dua oknum ini dari Bandar judi ini digunakan untuk kepentingan kongres PSSI yang dilangsungkan pada tahun ini. Uang tersebut untuk menyuap peserta kongres agar memilih NH kembali sebagai Ketua Umum PSSI pada periode berikutnya.
Saya bukan penggemar sepak bola, namun sebagai seorang nasionalis dan cinta tanah air saya sangat marah atas informasi ini. Nasionalisme kita seakan sudah dijual kepada bandar judi untuk kepentingan pribadi oleh oknum PSSI yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karenanya saya meminta Bapak Presiden untuk melakukan penyelidikan atas skandal suap yang sangat memalukan ini.
Semoga Tuhan memberkati Negara ini.
Hormat Kami, Eli Cohen Pegawai Pajak
Tembusan:
1. Menteri Olah Raga
2. Ketua KPK
3. Ketua DPR
4. Ketua KONI
Tulisan di atas adalah transkrip email yang di tulis oleh seseorang yang bernama Elin Cohen kepada Presiden Republik Indonesia isi emailnya adalah mengindikasikan bahwa ada dugaan suap ketika pertandingan Final Leg 1 Piala AFF antara tuan rumah, Malaysia melawan Timnas Indonesia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia ketika itu Timnas Indonesia kalah 3-0 dari Malaysia.
Akibat dari email ini membuat jajaran pemerintahan terutama Kementerian Negera Pemuda dan Olahraga serta Pengurus KONI dan PSSI panas telinga, kalau memang ini benar adanya maka sangat memalukan sekali.
Tetapi penulis hanya tertawa terbahak-bahak sampai sakit perut ketika membaca isi email dan juga pengakuan dari sang “legenda” sepakbola nasional yang juga wakil kapten Timnas di AFF dalam blognya yang menyoroti email ini. Huahahahahaha…
Kenapa penulis tertawa terhadap isi email dan klarifikasi dari sang wakil kapten ini karena, kita semua sudah tahu lah bagaimana kondisi PSSI saat ini terutama dalam 10 tahun terakhir ini, bahkan ketika tahun 1950-an dan 1970-an pun negara ini terutama sepakbola kita PERNAH terkena penyakit yang namanya SUAP-MENYUAP jadi apa yang di tulis Cohen (yang ternyata nama email itu diambil dari nama seorang wanita agen rahasia Israel, Mossad) ada benarnya.
Soal klarifikasi sang wakil kapten soal email Cohen seperti sang wakil kapten ini harus baca sejarah dan juga harus bisa VOKAL dalam apapun, jangan cuma bisa VOKAL di web-nya tetapi ngomong manis di depan kamera !
Kita bisa lihat dalam tulisannya beliau dimana mengatakan
kalo memang sang wakil kapten ini berkata tidak puas dengan kinerja PSSI KENAPA BERTERIAK di web-nya atau BERKICAU di akun tuidernya KENAPA TIDAK NGOMONG LANGSUNG di depan MUKA sang ketum yang secara kebetulan ada dan di liput oleh teman-teman jurnalis, justru dari perkataan itu yang mengkritik sang “Cohen” penulis berpikir sang wakil kapten timnas TIDAK JAUH BERBEDA dengan “Cohen” SAMA-SAMA PENGECUT padahal sang wakil kapten ini boleh di bilang tahu segalanya dalam dunia sepakbola benar tidak !?
kemudian dalam klarifikasinya beliau soal “ Cohen” adalah
Pertanyaan-nya sekarang buat sang wakil kapten kalau benar anda mengutarakan ini kepada sebuah majalah musik, KENAPA anda dan kawan-kawan anda beserta Pelatih dan Official Timnas MENERIMA undangan sarapan pagi dari pengusaha lumpur ? seharusnya kalau anda berkata seperti di atas MESTI-nya anda sebagai PEMAIN SENIOR dan DI HORMATI oleh semua pemain Timnas karena jam terbangnya cukup tinggi BISA MENOLAK tawaran sarapan pagi itu bukan begitu bung ?!
Kemudian yang paling lucu adalah tulisan beliau tentang pertanyaan Pelatih Timnas soal ketum dimana sang pelatih berkata
Tetapi FAKTA-nya yang penulis lihat adalah SEMALAM (3/2) dalam sebuah acara berita olahraga di stasiun televisi A*Tv termuat “HOT COMMENT” dari sang pelatih dimana dalam hot comment itu pelatih mengatakan “ tidak ada pengurus yang masuk ke dalam ruang ganti, kalau pun ada yang masuk pasti saya tendang keluar “ pertanyaan sekarang adalah MANA yang harus di percaya ? OMONGAN Pelatih yang ditulis oleh sang wakil kapten timnas atau HOT COMMENT yang semalam penulis tonton ?!
Kembali ke soal email “Cohen” menurut penulis apa yang ditulis beliau ada benarnya walaupun mungkin tipis kebenarannya tetapi kalau di lihat sejarah sepakbola negara ini maka mungkin ada keterkaitannya dengan email tersebut bahkan sebuah majalah terkemuka di Jakarta pun menurunkan tulisan tentang dunia hitamnya sepakbola Indonesia yang mungkin sang wakil kapten Timnas ini tahu tetapi tidak mau mengakuinya.
Kita bisa lihat dalam isi majalah tersebut bahwa klub-klub di Indonesia ini dalam hal pengelolaan keuangan MASIH LEBIH BAGUS anak SMEA atau mahasiswa akuntansi dalam mengelola keuangan pribadi, dimana sebuah auditor internasional mengeluarkan temuannya dimana HANYA 3 KLUB yang PUNYA laporan keuangan teraudit, kemudian HANYA 4 KLUB yang memiliki badan hukum selebihnya ? silakan anda kira-kira sendiri !
Dalam hal laporan keuangan klub yang ada di Indonesia TIDAK PUNYA sistem pembukuan standar, bentuk laporannya pun hanya di buat dalam program Excel yang semua orang bisa menggunakan tanpa ada proteksi misalnya menggunakan kata kunci. Dalam hal inventarisasi pun klub TIDAK PUNYA ASET seperti stadion, asrama dan kendaran operasional merupakan NGEMIS kepada pemerintah setempat.
Soal perdagangan pertandingan, penulis pernah membaca bahkan tertawa dimana artikel tersebut mengatakan bahwa ada pemain MENJUAL DIRI-nya untuk BERSANDIWARA dan itu di lakukan beberapa hari sebelum pertandingan, bahkan ada sandi-sandi khusus untuk kasus ini seperti “ Nich ada lima kambing siap disembelih, tertarik atau tidak ? “ dan tarifnya pun tidak main-main yaitu berkisar antara Rp. 5 juta dan Rp. 10 juta itu pun tergantung dari tim dan penting tidaknya pertandingan tersebut, alasan “kambing” ini di sembelih karena gaji yang mereka dapat sering terlambat bahkan nilai kontrak di manipulasi.
Sebelum pertandingan para pemain yang berlabel “kambing” ini pun memulai aksinya seperti ketika team A melawan team B, beberapa hari sebelum bertanding manajer team B menelepon beberapa pemain team A untuk tidak bermain ketika hari pertandingan dengan imbalan uang yang setara dengan gaji yang di terima atau sisa gaji yang belum diterima oleh management team A ditambah dengan adanya transfer pemain tersebut ke team B biasanya mereka melakukan dengan menggunakan nomor yang sekali pakai.
Atau ketika di lapangan, pemain yang berlabel “kambing” ini memulai aksinya seperti berpura-pura marah dan berakhir dengan kartu oleh wasit atau modus lain adalah bermain kasar di daerah permainan sendiri atau pura-pura tidak bisa menjaga bola, khusus kiper seperti trik suap tahun 1980-an dan masih di pakai sampai sekarang adalah Kiper menyatukan telunjuk dan jari tengah dalam satu lubang jari sarung. Lalu jari manis disatukan dengan kelingking, juga di satu lubang. Alhasil, dua lubang jari sarung kosong. Tentu saja, bola gampang lolos dari tangkapan. Setelah kebobolan, kiper akan segera pasang tampang kesal dan kecewa. Ia melepas dan membuang sarung tangannya. ( kalau kiper, bukan maksud memojokkan tetapi kalau di lihat isi email Cohen serta tulisan investigas dari majalah ini dan sikap dari kiper timnas di leg 1 sepertinya ada kesamaan….uuuuppppssss)
Jadi menurut penulis apa yang di tuliskan oleh orang yang mengaku Elin Cohen ada benarnya dan harus di tanggapi serius kalau mau sepakbola kita maju dan bisa bermain di level Piala Dunia mau sampai kapan seperti ini terus benar tidak ?
Buat orang yang bernama Elin Cohen , terima kasih walaupun anda bukan penggemar sepakbola dan juga di katakan oleh sang wakil kapten Timnas dengan pertanyaan APAKAH ANDA JUGA MEMPUNYAI HATI…??? tetapi paling tidak nasionalisme anda masih ada.
Dan buat wakil kapten timnas Indonesia sebaiknya anda belajar kembali sejarah kompetisi sepakbola negara ini sebelum menulis !! penulis juga ingin menanyakan kembali pertanyaan yang anda tanyakan kepada Elin Cohen APAKAH ANDA JUGA MEMPUNYAI HATI…??? Ketika masih banyak gedung sekolah di pinggiran Jakarta yang kondisinya TIDAK JAUH BEDA dengan kandang BABI dan KAMBING atau MASIH LEBIH BAGUS Pos Polisi Thamrin samping Kedubes Inggirs seperti ketika kunjungan Wakil Gubernur DKI ternyata diusut kenapa masih banyak gedung sekolah yang tidak layak ini karena dana (baca: APBD) yang digunakan untuk merevonasi gedung sekolah itu 90 % DIGUNAKAN untuk membayar biaya operasional klub yang anda naungi salah satunya MEMBAYAR GAJI+BONUS anda yang kabarnya masuk dalam PEMAIN INDONESIA TERMAHAL di Indonesia kalau seperti ini APAKAH ANDA MASIH PUNYA HATI wahai wakil kapten Timnas Indonesia ?!
Taman Menteng, 040211
Rhesza
Pendapat Pribadi
From: eli cohen
Subject: Mohon Penyelidikan Skandal Suap saat Piala AFF di Malaysia
Kepada Yth. Bapak Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia
Di Jakarta
Dengan Hormat, Perkenalkan nama saya Eli Cohen, pegawai pajak dilingkungan kementrian Keuangan Republik Indonesia. Semoga Bapak Presiden dalam keadaan sehat selalu.
Minggu ini saya membaca majalah tempo, yang mengangkat tema khusus soal PSSI. Saya ingin menyampaikan informasi terkait dengan apa yang saya dengar dari salah satu wajib pajak yang saya periksa dan kebetulan adalah pengurus PSSI (maaf saya tidak bisa menyebutkan namanya).
Dari testimony yang disampaikan ternyata sangat mengejutkan yaitu adanya dugaan skandal suap yang terjadi dalam Final Piala AFF yang dilangsungkan di Malaysia.
Disampaikan bahwa kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh Bandar Judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI yaitu NH dan ADS
Dari kekalahan tim Indonesia ini baik Bandar judi maupun 2 orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah.
Informasi dari kawan saya, saat dikamar ganti dua orang oknum PSSI ini masuk ke ruang ganti pemain (menurut aturan resmi seharusnya hal ini dilarang) untuk memberikan instruksi kepada oknum pemain. Insiden “laser” dinilai sebagai salah satu desain dan pemicunya untuk mematahkan semangat bertanding.
Keuntungan yang diperoleh oleh dua oknum ini dari Bandar judi ini digunakan untuk kepentingan kongres PSSI yang dilangsungkan pada tahun ini. Uang tersebut untuk menyuap peserta kongres agar memilih NH kembali sebagai Ketua Umum PSSI pada periode berikutnya.
Saya bukan penggemar sepak bola, namun sebagai seorang nasionalis dan cinta tanah air saya sangat marah atas informasi ini. Nasionalisme kita seakan sudah dijual kepada bandar judi untuk kepentingan pribadi oleh oknum PSSI yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karenanya saya meminta Bapak Presiden untuk melakukan penyelidikan atas skandal suap yang sangat memalukan ini.
Semoga Tuhan memberkati Negara ini.
Hormat Kami, Eli Cohen Pegawai Pajak
Tembusan:
1. Menteri Olah Raga
2. Ketua KPK
3. Ketua DPR
4. Ketua KONI
Tulisan di atas adalah transkrip email yang di tulis oleh seseorang yang bernama Elin Cohen kepada Presiden Republik Indonesia isi emailnya adalah mengindikasikan bahwa ada dugaan suap ketika pertandingan Final Leg 1 Piala AFF antara tuan rumah, Malaysia melawan Timnas Indonesia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia ketika itu Timnas Indonesia kalah 3-0 dari Malaysia.
Akibat dari email ini membuat jajaran pemerintahan terutama Kementerian Negera Pemuda dan Olahraga serta Pengurus KONI dan PSSI panas telinga, kalau memang ini benar adanya maka sangat memalukan sekali.
Tetapi penulis hanya tertawa terbahak-bahak sampai sakit perut ketika membaca isi email dan juga pengakuan dari sang “legenda” sepakbola nasional yang juga wakil kapten Timnas di AFF dalam blognya yang menyoroti email ini. Huahahahahaha…
Kenapa penulis tertawa terhadap isi email dan klarifikasi dari sang wakil kapten ini karena, kita semua sudah tahu lah bagaimana kondisi PSSI saat ini terutama dalam 10 tahun terakhir ini, bahkan ketika tahun 1950-an dan 1970-an pun negara ini terutama sepakbola kita PERNAH terkena penyakit yang namanya SUAP-MENYUAP jadi apa yang di tulis Cohen (yang ternyata nama email itu diambil dari nama seorang wanita agen rahasia Israel, Mossad) ada benarnya.
Soal klarifikasi sang wakil kapten soal email Cohen seperti sang wakil kapten ini harus baca sejarah dan juga harus bisa VOKAL dalam apapun, jangan cuma bisa VOKAL di web-nya tetapi ngomong manis di depan kamera !
Kita bisa lihat dalam tulisannya beliau dimana mengatakan
“Sejujurnya boleh dikatakan, saya juga termasuk orang yg tidak puas dengan kinerja dari organisasi bernama PSSI. Akan tetapi dengan menyebarkan isu seperti diatas, kok rasanya orang yg bersangkutan tidak lebih baik dari seorang pengecut, yg tidak berani bermain secara fair. Menurut pendapat saya, isu tersebut sangatlah kejam dan tidak manusiawi… “
kalo memang sang wakil kapten ini berkata tidak puas dengan kinerja PSSI KENAPA BERTERIAK di web-nya atau BERKICAU di akun tuidernya KENAPA TIDAK NGOMONG LANGSUNG di depan MUKA sang ketum yang secara kebetulan ada dan di liput oleh teman-teman jurnalis, justru dari perkataan itu yang mengkritik sang “Cohen” penulis berpikir sang wakil kapten timnas TIDAK JAUH BERBEDA dengan “Cohen” SAMA-SAMA PENGECUT padahal sang wakil kapten ini boleh di bilang tahu segalanya dalam dunia sepakbola benar tidak !?
kemudian dalam klarifikasinya beliau soal “ Cohen” adalah
“ Seperti yg pernah saya sampaikan dalam interview saya bersama majalah Rolling Stone Indonesia: “Sepakbola akan sangat indah jika di biarkan murni sebagai sebuah olahraga, tanpa ada embel-embel apapun”. Biarkanlah olahraga bernama sepakbola tersebut, terbebas dari isu-isu politik, persaingan bisnis atau dendam pribadi… “
Pertanyaan-nya sekarang buat sang wakil kapten kalau benar anda mengutarakan ini kepada sebuah majalah musik, KENAPA anda dan kawan-kawan anda beserta Pelatih dan Official Timnas MENERIMA undangan sarapan pagi dari pengusaha lumpur ? seharusnya kalau anda berkata seperti di atas MESTI-nya anda sebagai PEMAIN SENIOR dan DI HORMATI oleh semua pemain Timnas karena jam terbangnya cukup tinggi BISA MENOLAK tawaran sarapan pagi itu bukan begitu bung ?!
Kemudian yang paling lucu adalah tulisan beliau tentang pertanyaan Pelatih Timnas soal ketum dimana sang pelatih berkata
“Bambang apakah ketua umum tadi masuk keruangan ini..??” sayapun menjawab “Tidak coach”, Alfred pun kembali berkata “Saya sangat kecewa, mengapa Ketua Umum datang ke ruang ganti hanya saat tim ini menang, dan saat kita kalah dia tidak datang kemari”, kata-kata Alfred tersebut saya yakin di dengar oleh semua orang yg ada di dalam ruangan tersebut…
Tetapi FAKTA-nya yang penulis lihat adalah SEMALAM (3/2) dalam sebuah acara berita olahraga di stasiun televisi A*Tv termuat “HOT COMMENT” dari sang pelatih dimana dalam hot comment itu pelatih mengatakan “ tidak ada pengurus yang masuk ke dalam ruang ganti, kalau pun ada yang masuk pasti saya tendang keluar “ pertanyaan sekarang adalah MANA yang harus di percaya ? OMONGAN Pelatih yang ditulis oleh sang wakil kapten timnas atau HOT COMMENT yang semalam penulis tonton ?!
Kembali ke soal email “Cohen” menurut penulis apa yang ditulis beliau ada benarnya walaupun mungkin tipis kebenarannya tetapi kalau di lihat sejarah sepakbola negara ini maka mungkin ada keterkaitannya dengan email tersebut bahkan sebuah majalah terkemuka di Jakarta pun menurunkan tulisan tentang dunia hitamnya sepakbola Indonesia yang mungkin sang wakil kapten Timnas ini tahu tetapi tidak mau mengakuinya.
Kita bisa lihat dalam isi majalah tersebut bahwa klub-klub di Indonesia ini dalam hal pengelolaan keuangan MASIH LEBIH BAGUS anak SMEA atau mahasiswa akuntansi dalam mengelola keuangan pribadi, dimana sebuah auditor internasional mengeluarkan temuannya dimana HANYA 3 KLUB yang PUNYA laporan keuangan teraudit, kemudian HANYA 4 KLUB yang memiliki badan hukum selebihnya ? silakan anda kira-kira sendiri !
Dalam hal laporan keuangan klub yang ada di Indonesia TIDAK PUNYA sistem pembukuan standar, bentuk laporannya pun hanya di buat dalam program Excel yang semua orang bisa menggunakan tanpa ada proteksi misalnya menggunakan kata kunci. Dalam hal inventarisasi pun klub TIDAK PUNYA ASET seperti stadion, asrama dan kendaran operasional merupakan NGEMIS kepada pemerintah setempat.
Soal perdagangan pertandingan, penulis pernah membaca bahkan tertawa dimana artikel tersebut mengatakan bahwa ada pemain MENJUAL DIRI-nya untuk BERSANDIWARA dan itu di lakukan beberapa hari sebelum pertandingan, bahkan ada sandi-sandi khusus untuk kasus ini seperti “ Nich ada lima kambing siap disembelih, tertarik atau tidak ? “ dan tarifnya pun tidak main-main yaitu berkisar antara Rp. 5 juta dan Rp. 10 juta itu pun tergantung dari tim dan penting tidaknya pertandingan tersebut, alasan “kambing” ini di sembelih karena gaji yang mereka dapat sering terlambat bahkan nilai kontrak di manipulasi.
Sebelum pertandingan para pemain yang berlabel “kambing” ini pun memulai aksinya seperti ketika team A melawan team B, beberapa hari sebelum bertanding manajer team B menelepon beberapa pemain team A untuk tidak bermain ketika hari pertandingan dengan imbalan uang yang setara dengan gaji yang di terima atau sisa gaji yang belum diterima oleh management team A ditambah dengan adanya transfer pemain tersebut ke team B biasanya mereka melakukan dengan menggunakan nomor yang sekali pakai.
Atau ketika di lapangan, pemain yang berlabel “kambing” ini memulai aksinya seperti berpura-pura marah dan berakhir dengan kartu oleh wasit atau modus lain adalah bermain kasar di daerah permainan sendiri atau pura-pura tidak bisa menjaga bola, khusus kiper seperti trik suap tahun 1980-an dan masih di pakai sampai sekarang adalah Kiper menyatukan telunjuk dan jari tengah dalam satu lubang jari sarung. Lalu jari manis disatukan dengan kelingking, juga di satu lubang. Alhasil, dua lubang jari sarung kosong. Tentu saja, bola gampang lolos dari tangkapan. Setelah kebobolan, kiper akan segera pasang tampang kesal dan kecewa. Ia melepas dan membuang sarung tangannya. ( kalau kiper, bukan maksud memojokkan tetapi kalau di lihat isi email Cohen serta tulisan investigas dari majalah ini dan sikap dari kiper timnas di leg 1 sepertinya ada kesamaan….uuuuppppssss)
Jadi menurut penulis apa yang di tuliskan oleh orang yang mengaku Elin Cohen ada benarnya dan harus di tanggapi serius kalau mau sepakbola kita maju dan bisa bermain di level Piala Dunia mau sampai kapan seperti ini terus benar tidak ?
Buat orang yang bernama Elin Cohen , terima kasih walaupun anda bukan penggemar sepakbola dan juga di katakan oleh sang wakil kapten Timnas dengan pertanyaan APAKAH ANDA JUGA MEMPUNYAI HATI…??? tetapi paling tidak nasionalisme anda masih ada.
Dan buat wakil kapten timnas Indonesia sebaiknya anda belajar kembali sejarah kompetisi sepakbola negara ini sebelum menulis !! penulis juga ingin menanyakan kembali pertanyaan yang anda tanyakan kepada Elin Cohen APAKAH ANDA JUGA MEMPUNYAI HATI…??? Ketika masih banyak gedung sekolah di pinggiran Jakarta yang kondisinya TIDAK JAUH BEDA dengan kandang BABI dan KAMBING atau MASIH LEBIH BAGUS Pos Polisi Thamrin samping Kedubes Inggirs seperti ketika kunjungan Wakil Gubernur DKI ternyata diusut kenapa masih banyak gedung sekolah yang tidak layak ini karena dana (baca: APBD) yang digunakan untuk merevonasi gedung sekolah itu 90 % DIGUNAKAN untuk membayar biaya operasional klub yang anda naungi salah satunya MEMBAYAR GAJI+BONUS anda yang kabarnya masuk dalam PEMAIN INDONESIA TERMAHAL di Indonesia kalau seperti ini APAKAH ANDA MASIH PUNYA HATI wahai wakil kapten Timnas Indonesia ?!
Taman Menteng, 040211
Rhesza
Pendapat Pribadi
1 komentar:
@bepe23 dipercaya...
gw diri pertama dah berpikir negatif terhadapnya..
Posting Komentar