Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.
Tidak di sangka dan tidak di duga sekelompok tokoh agama yang selama ini kita hanya mendengar petuah-petuah mereka lewat khotbah di setiap kegiatan keagamaan tiba-tiba berkumpul dalam satu ruangan dan melahirkan sebuah kesimpulan dimana membuat negara ini kaget terutama kalangan Istana dan jajaran menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Karena tokoh-tokoh agama ini melahirkan sebuah pernyataan yang dikenal sebagai “ kebohongan [rezim] Presiden SBY ? akibat dari pernyataan para tokoh lintas agama ini membuat sebagian masyarakat negara ini yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote bertanya-tanya kenapa mereka ini “ turun gunung” secara bersamaan dan langsung mengeluarkan sejumlah daftar “kebohongan” tersebut ?
Memang para tokoh lintas agama ini sepertinya tidak secara resmi mewakili organisasinya atau umatnya masing-masing tetapi kalau dilihat posisi mereka, mereka sangat representatif atau mewakili suara dari umat lintas agama. Kita bisa lihat dalam pertemuan ini ada Buya Ahmad Syafii Maarif ( mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Andreas Yewangoe ( Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia-PGI), Din Syamsuddin (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia-MUI), Mgr Martinus D Situmorang (Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia-KWI), Biksu Sri Mahathera Pannyavaro ( Mahanayakka Budha Mahasangha Theravada Indonesia), KH Salahuddin Wahid ( Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng dan tokoh nasional asal Nahdlatul Ulama-NU), serta I Nyoman Udayana Sangging ( Parisada Hindu Dharma Indonesia-PHDI)
Kalau dilihat dari kehadiran daripada para tokoh ini jelas sekali para tokoh lintas agama ini tidak akan gegabah mengeluarkan pernyataan terbuka yang agak keras dan frontal ini. Sebelum pertemuan yang menghebohkan ini mereka sudah berkali-kali mengadakan pertemuan di tempat para tokoh agama berbeda ini, berkali-kali juga mereka menyusun susunan data yang kemudian di jadikan sebuah pernyataan terbuka yang mengungkapkan berbagai masalah serius yang harus dan wajib di tanggulangi oleh bangsa ini.
Akibat dari kehebohan ini banyak media mempublikasikan hasil pertemuan terakhir bahkan ada sampai sebuah media cetak dan televisi menurunkan dalam bentuk tajuk rencana bersama, dan bisa di tebak dimana semua pemberitaan itu termasuk editorial bersama itu di salahkan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto. Tetapi lantas apakah dengan media mempublikasikan pertemuan itu lantas di salahkan ? menurut penulis apa yang di tulis oleh kawan-kawan jurnalis adalah membahas fakta yang ada tetapi itulah birokrasi negara ini begitu keluar berita, langsung secara berjamaah menteri dan staff Istana membela dengan mengatakan pemerintah tidak pernah berbohong kepada publik, tetapi nyatanya ?
Tetapi pertanyaan sekarang adalah benarkah atau apakah pemerintah berbohong ? kalau melihat pertanyaan ini kita bisa debat kusir panjang sekali tentang hal ini. Daripada berdebat istilah dan makan kiranya kita bicara substansi yang ada saat ini yaitu perbedaan antara yang di katakan dan yang di lakukan pemerintah
Pertama, pemerintah mengklaim bahwa pengurangan kemiskinan mencapai 31,02 juta jiwa ? nyatanya ? kalau memang kemiskinan itu berkurang mencapai 31,02 juta jiwa KENAPA penulis dan (mungkin) kita masih melihat ratusan anak kecil dengan alat musik sederhananya, ibu-ibu sambil gendong balitanya, pejual rokok, penjual poster dan mainan anak serta majalah setiap hari berdiri di bawah tiang lampu lalu lintas setiap perempatan menunggu lampu merah menyala untuk mengetuk kaca jendela berharap pengemudi tersebut membeli barang dagangannya atau sekedar berharap mendapatkan koin dari tembaga berwarna putih bertulisan 500 dan lambang BI, atau kalau memang (KATANYA) tingkat kemiskinan berkurang, KENAPA penulis sering melihat sebuah keluarga hidup di bawah kolong jembatan di atas aliran sungai ciliwung di daerah dekat dengan Detasemen Polisi Militer Komando Daerah Militer Jakarta Raya ( Det POM Kodam Jaya) daerah Guntur atau potret keluarga yang hidup di daerah pinggiran rel kereta api di daerah Jatinegara ? atau kalau (KATANYA) tingkat kemiskinan berkurang, KENAPA dan APAKAH para pemimpin negara kita ini MELIHAT DENGAN MATA, OTAK dan NURANI mereka ke daerah Belu- Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan negara termuda di dunia, Timor Leste dimana mereka rela meninggalkan istri, suami dan keluarga yang ada di Timor Leste demi Merah Putih, Garuda serta Pancasila tetapi NYATA-nya, mereka seperti layaknya (maaf) seorang pelacur yang di rayu om-om senang untuk memberikan lubang kenikmatannya setelah itu ditinggal begitu saja dengan beberapa lembar Rupiah, penulis pernah melihat di daerah sana bagaimana seorang bocah usia 10 tahun HARUS menjadi tukang sayur atau kondektur angkutan umur, padahal kalau tidak salah berdasarkan ketentuan pekerja yang di keluarkan oleh badan pekerja internasional (baca: ILO) dimana seorang anak di bawah umur tidak boleh bekerja atau menjadi pekerja..
Kedua, Presiden SBY pernah mencanangkan program 100 hari untuk swasembada pangan, NYATA-nya ? harga cabai yang sampai menembus angka Rp. 100 ribu untuk 1 kg saja pemerintah kita lewat Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan saja TIDAK MAMPU menurunkan harga cabai sampai ke titik kemampuan warga Indonesia… Ketiga, presiden kita mendorong terobosan ketahanan pangan dan energi berupa pengembangan varietas Supertoy HL-2 dan program Blue energi, NYATAnya ? NOL BESAR bahkan sang penciptanya pun sekarang menginap di hotel prodeo !!! Keempat, ini yang sangat konyol bagi penulis dimana Presiden melakukan prescon terkait dengan pem-bom-an Hotel JW Marriot dimana beliau mendapatkan informasi (katanya akurat A-1) data intelijen yang mengatakan bahwa mereka menemukan beberapa foto beliau yang menjadi sasaran tembak ternyata setelah diselidiki photo-photo tersebut adalah photo JADUL yang sudah dipublikasikan terlebih dahulu kepada anggota komisi I DPR pada tahun 2004 huahahahahaha….
Kemudian dalam bidang Hukum dan HAM Presiden SBY berjanji menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir sebagai a test of our history tetapi NYATA-nya ?! OMONG KOSONG !! sampai penulis menulis tulisan ini penulis tidak pernah melihat kemajuan daripada kasus ini, begitu juga kasus penganiayaan aktivis Indonesia Corruption Watch-ICW Tama S Langkun terkait kasus rekening BABI para perwira Polri, NYATA-nya juga OMONG KOSONG bahkan Kapolri Bambang Hendarso Danuri mengatakan kasus aktivis ICW tutup buku !! atau ketika kasus Lapindo dimana pada Debat Calon Presiden tahun 2009 MENJANJIKAN akan menyelesaikannya tetapi NYATA-nya ? sampai saat ini dompet negara (baca: APBN) masih terus di kuras untuk para korban padahal kasus ini BUKAN pemerintah yang buat atau bencana alam tetapi keluarga Bakrie lah yang membuat tetapi ya itulah pemerintah kita seperti terserang IMPOTEN ketika melihat keluarga ini !!
Atau dalam Pidato Kenegaraan 17 Agustus 2010 dimana Presiden menyebutkan bahwa Indonesia harus mendukung kerukunan antarperadaban atau Harmony among civilization tetapi NYATA-nya ?! sebuah catatan dari The Wahid Institute yang pernah penulis baca dimana sepanjang 2010 terdapat 33 PENYERANGAN FISIK dan PROPERTI ATAS NAMA AGAMA dan Kapolri ketika itu Bambang Hendarso Danuri mengatakan berdasarkan data Polri ada sekitar 49 kasus KEKERASAN ORMAS AGAMA sepanjang tahun 2010. Kemudian kasus kekerasan pada Pers dimana Presiden menginstruksikan kepada polisi untuk menindak kasus kekerasan pada Pers tetapi NYATA-nya ? berdasarkan data dari LBH Pers terdapat 66 kekerasan fisik dan non fisik terhadap pers sepanjang tahun 2010. Dalam hal TKI/W dimana Presiden mengeluarkan kebijakan dimana akan ada pembagian telepon selular kepada semua TKI/W dengan pertimbangan ketika TKI/W ini bermasalah bisa langsung menghubungi pihak-pihak terkati misalnya KBRI dan KJRI tetapi NYATA-nya ? sampai detik ini pembagian telepon selular tersebut TIDAK ADA KABAR-nya bahkan berdasarkan data Migran Care sepanjang tahun 2010 setidaknya 1,075 TKI mendapatkan perlakukan kekerasan dan pemerintah kita HANYA DIAM dan NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK !! bahkan kasus vonis majikan Sumiyati, TKI yang di aniaya berat di Saudi Arabia di ganjar 3 tahun oleh Pengadilan setempat atau kasus dugaan Perkosaan TKW oleh Menteri Komunikasi Malaysia sampai saat ini BELUM ADA REAKSI sama sekali yang membuat negara tujuan TKI/W ini ketakutan hanya PETUNJUK Presiden kepada Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Republik Indonesia.
Lalu dalam kasus perlakuan tidak baik selama 36 jam atas tiga petugas KKP oleh Kepolisian Diraja Malaysia pada September 2010 Presiden mengatakan akan menindaklanjuti kasus ini tetapi NYATA-nya ? sampai detik ini penulis TIDAK mendengar lagi langkah pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dalam menuntaskan kasus ini sampai jelas termasuk memperbaiki hubungan dalam hal perbatasan dengan negara Malaysia. Dalam kasus Korupsi presiden negara ini berkali-kali MENJANJIKAN sebagai pemimpin pemberantasan korupsi terdepan, tetapi NYATA-nya ? hanya 24 % dari September 2009 sampai September 2010 keberhasilan dan dukungan dari Presiden dalam pemberantasan korupsi !!
Dalam kasus Gayus pun pemerintah dalam hal ini Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia-Kapolri Jenderal Timur Pradopo BERJANJI akan menyelesaikan kasus tamasya tahanan Gayus dan Istrinya ke Bali DALAM WAKTU 10 HARI tetapi NYATA-nya ? sampai DETIK INI kasus ini tidak ada kejelasan sama sekali dalam penangannya, malah sekarang Gayus NAIK KELAS, kalau dulu tamasya dari tahanan ke bali sekarang tamasya dari tahanan ke Makau, Malaysia, Singapura, dan HongKong.
Dari uraian yang penulis utarakan di atas, kiranya kita bisa lihat substansinya adalah adanya keresahan dari masyarakat daripada janji pemerintah yang tidak ditepati, penulis tahu bahwa para tokoh lintas agama ini tidaklah memiliki latar belakang atau belajar politik tetapi fungsi mereka adalah mengingatkan pemerintah agar mengerjakan pekerjaan rumahnya (baca: janji) dengan sungguh-sungguh.
Seharusnya pemerintah tidak reaktif atau marah besar ketika mendengar, melihat dan membaca pernyataan daripada para tokoh lintas agama ini bahkan berterima kasih kepada mereka karena mereka mengeluarkan unek-unek yang merepresentatifkan kehidupan masyarakat dengan jujur, terus terang, dan berani tanpa peduli melihat resikonya ketika kita melihat jaman dinasti Cendana dimana orang yang berkritik keras langsung di “amankan” dalam artian nyawa.
Jika Presiden dan jajaran menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu ini mau tercatat dalam tinta emas dalam sejarah Republik Indonesia negara yang berpenduduk lebih dari 230 juta jiwa ini kiranya mulai dari sekarang bekerja dengan sungguh-sungguh, berani, tegas, tidak ada kompromi terutama dari kumpulan partai-partai politik dan selalu membumi pasti tinta emas itu akan tercatat, percuma latar belakang militer berprestasi yang mana kita semua tahu bahwa yang namanya militer itu tegas, keras, tidak mau berkompromi atau istilahnya saya atau anda yang mati tetapi NYATA-nya klemar-klemer kayak banci salon, JAIM padahal beliau di pilih oleh rakyat !! Jadi Pak Beye dan Kabinet Indonesia Bersatu SAATnya MELAYANI RAKYAT PASANG KUPING LEBAR-LEBAR, SIDAK BERKALI KE LAPANGAN, BUKAN NATO-Ngomong ASAL TANPA OTAK !!!
Merdeka Barat, 17011 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Tidak di sangka dan tidak di duga sekelompok tokoh agama yang selama ini kita hanya mendengar petuah-petuah mereka lewat khotbah di setiap kegiatan keagamaan tiba-tiba berkumpul dalam satu ruangan dan melahirkan sebuah kesimpulan dimana membuat negara ini kaget terutama kalangan Istana dan jajaran menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Karena tokoh-tokoh agama ini melahirkan sebuah pernyataan yang dikenal sebagai “ kebohongan [rezim] Presiden SBY ? akibat dari pernyataan para tokoh lintas agama ini membuat sebagian masyarakat negara ini yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote bertanya-tanya kenapa mereka ini “ turun gunung” secara bersamaan dan langsung mengeluarkan sejumlah daftar “kebohongan” tersebut ?
Memang para tokoh lintas agama ini sepertinya tidak secara resmi mewakili organisasinya atau umatnya masing-masing tetapi kalau dilihat posisi mereka, mereka sangat representatif atau mewakili suara dari umat lintas agama. Kita bisa lihat dalam pertemuan ini ada Buya Ahmad Syafii Maarif ( mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah), Andreas Yewangoe ( Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia-PGI), Din Syamsuddin (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia-MUI), Mgr Martinus D Situmorang (Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia-KWI), Biksu Sri Mahathera Pannyavaro ( Mahanayakka Budha Mahasangha Theravada Indonesia), KH Salahuddin Wahid ( Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng dan tokoh nasional asal Nahdlatul Ulama-NU), serta I Nyoman Udayana Sangging ( Parisada Hindu Dharma Indonesia-PHDI)
Kalau dilihat dari kehadiran daripada para tokoh ini jelas sekali para tokoh lintas agama ini tidak akan gegabah mengeluarkan pernyataan terbuka yang agak keras dan frontal ini. Sebelum pertemuan yang menghebohkan ini mereka sudah berkali-kali mengadakan pertemuan di tempat para tokoh agama berbeda ini, berkali-kali juga mereka menyusun susunan data yang kemudian di jadikan sebuah pernyataan terbuka yang mengungkapkan berbagai masalah serius yang harus dan wajib di tanggulangi oleh bangsa ini.
Akibat dari kehebohan ini banyak media mempublikasikan hasil pertemuan terakhir bahkan ada sampai sebuah media cetak dan televisi menurunkan dalam bentuk tajuk rencana bersama, dan bisa di tebak dimana semua pemberitaan itu termasuk editorial bersama itu di salahkan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto. Tetapi lantas apakah dengan media mempublikasikan pertemuan itu lantas di salahkan ? menurut penulis apa yang di tulis oleh kawan-kawan jurnalis adalah membahas fakta yang ada tetapi itulah birokrasi negara ini begitu keluar berita, langsung secara berjamaah menteri dan staff Istana membela dengan mengatakan pemerintah tidak pernah berbohong kepada publik, tetapi nyatanya ?
Tetapi pertanyaan sekarang adalah benarkah atau apakah pemerintah berbohong ? kalau melihat pertanyaan ini kita bisa debat kusir panjang sekali tentang hal ini. Daripada berdebat istilah dan makan kiranya kita bicara substansi yang ada saat ini yaitu perbedaan antara yang di katakan dan yang di lakukan pemerintah
Pertama, pemerintah mengklaim bahwa pengurangan kemiskinan mencapai 31,02 juta jiwa ? nyatanya ? kalau memang kemiskinan itu berkurang mencapai 31,02 juta jiwa KENAPA penulis dan (mungkin) kita masih melihat ratusan anak kecil dengan alat musik sederhananya, ibu-ibu sambil gendong balitanya, pejual rokok, penjual poster dan mainan anak serta majalah setiap hari berdiri di bawah tiang lampu lalu lintas setiap perempatan menunggu lampu merah menyala untuk mengetuk kaca jendela berharap pengemudi tersebut membeli barang dagangannya atau sekedar berharap mendapatkan koin dari tembaga berwarna putih bertulisan 500 dan lambang BI, atau kalau memang (KATANYA) tingkat kemiskinan berkurang, KENAPA penulis sering melihat sebuah keluarga hidup di bawah kolong jembatan di atas aliran sungai ciliwung di daerah dekat dengan Detasemen Polisi Militer Komando Daerah Militer Jakarta Raya ( Det POM Kodam Jaya) daerah Guntur atau potret keluarga yang hidup di daerah pinggiran rel kereta api di daerah Jatinegara ? atau kalau (KATANYA) tingkat kemiskinan berkurang, KENAPA dan APAKAH para pemimpin negara kita ini MELIHAT DENGAN MATA, OTAK dan NURANI mereka ke daerah Belu- Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan negara termuda di dunia, Timor Leste dimana mereka rela meninggalkan istri, suami dan keluarga yang ada di Timor Leste demi Merah Putih, Garuda serta Pancasila tetapi NYATA-nya, mereka seperti layaknya (maaf) seorang pelacur yang di rayu om-om senang untuk memberikan lubang kenikmatannya setelah itu ditinggal begitu saja dengan beberapa lembar Rupiah, penulis pernah melihat di daerah sana bagaimana seorang bocah usia 10 tahun HARUS menjadi tukang sayur atau kondektur angkutan umur, padahal kalau tidak salah berdasarkan ketentuan pekerja yang di keluarkan oleh badan pekerja internasional (baca: ILO) dimana seorang anak di bawah umur tidak boleh bekerja atau menjadi pekerja..
Kedua, Presiden SBY pernah mencanangkan program 100 hari untuk swasembada pangan, NYATA-nya ? harga cabai yang sampai menembus angka Rp. 100 ribu untuk 1 kg saja pemerintah kita lewat Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan saja TIDAK MAMPU menurunkan harga cabai sampai ke titik kemampuan warga Indonesia… Ketiga, presiden kita mendorong terobosan ketahanan pangan dan energi berupa pengembangan varietas Supertoy HL-2 dan program Blue energi, NYATAnya ? NOL BESAR bahkan sang penciptanya pun sekarang menginap di hotel prodeo !!! Keempat, ini yang sangat konyol bagi penulis dimana Presiden melakukan prescon terkait dengan pem-bom-an Hotel JW Marriot dimana beliau mendapatkan informasi (katanya akurat A-1) data intelijen yang mengatakan bahwa mereka menemukan beberapa foto beliau yang menjadi sasaran tembak ternyata setelah diselidiki photo-photo tersebut adalah photo JADUL yang sudah dipublikasikan terlebih dahulu kepada anggota komisi I DPR pada tahun 2004 huahahahahaha….
Kemudian dalam bidang Hukum dan HAM Presiden SBY berjanji menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir sebagai a test of our history tetapi NYATA-nya ?! OMONG KOSONG !! sampai penulis menulis tulisan ini penulis tidak pernah melihat kemajuan daripada kasus ini, begitu juga kasus penganiayaan aktivis Indonesia Corruption Watch-ICW Tama S Langkun terkait kasus rekening BABI para perwira Polri, NYATA-nya juga OMONG KOSONG bahkan Kapolri Bambang Hendarso Danuri mengatakan kasus aktivis ICW tutup buku !! atau ketika kasus Lapindo dimana pada Debat Calon Presiden tahun 2009 MENJANJIKAN akan menyelesaikannya tetapi NYATA-nya ? sampai saat ini dompet negara (baca: APBN) masih terus di kuras untuk para korban padahal kasus ini BUKAN pemerintah yang buat atau bencana alam tetapi keluarga Bakrie lah yang membuat tetapi ya itulah pemerintah kita seperti terserang IMPOTEN ketika melihat keluarga ini !!
Atau dalam Pidato Kenegaraan 17 Agustus 2010 dimana Presiden menyebutkan bahwa Indonesia harus mendukung kerukunan antarperadaban atau Harmony among civilization tetapi NYATA-nya ?! sebuah catatan dari The Wahid Institute yang pernah penulis baca dimana sepanjang 2010 terdapat 33 PENYERANGAN FISIK dan PROPERTI ATAS NAMA AGAMA dan Kapolri ketika itu Bambang Hendarso Danuri mengatakan berdasarkan data Polri ada sekitar 49 kasus KEKERASAN ORMAS AGAMA sepanjang tahun 2010. Kemudian kasus kekerasan pada Pers dimana Presiden menginstruksikan kepada polisi untuk menindak kasus kekerasan pada Pers tetapi NYATA-nya ? berdasarkan data dari LBH Pers terdapat 66 kekerasan fisik dan non fisik terhadap pers sepanjang tahun 2010. Dalam hal TKI/W dimana Presiden mengeluarkan kebijakan dimana akan ada pembagian telepon selular kepada semua TKI/W dengan pertimbangan ketika TKI/W ini bermasalah bisa langsung menghubungi pihak-pihak terkati misalnya KBRI dan KJRI tetapi NYATA-nya ? sampai detik ini pembagian telepon selular tersebut TIDAK ADA KABAR-nya bahkan berdasarkan data Migran Care sepanjang tahun 2010 setidaknya 1,075 TKI mendapatkan perlakukan kekerasan dan pemerintah kita HANYA DIAM dan NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK !! bahkan kasus vonis majikan Sumiyati, TKI yang di aniaya berat di Saudi Arabia di ganjar 3 tahun oleh Pengadilan setempat atau kasus dugaan Perkosaan TKW oleh Menteri Komunikasi Malaysia sampai saat ini BELUM ADA REAKSI sama sekali yang membuat negara tujuan TKI/W ini ketakutan hanya PETUNJUK Presiden kepada Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Republik Indonesia.
Lalu dalam kasus perlakuan tidak baik selama 36 jam atas tiga petugas KKP oleh Kepolisian Diraja Malaysia pada September 2010 Presiden mengatakan akan menindaklanjuti kasus ini tetapi NYATA-nya ? sampai detik ini penulis TIDAK mendengar lagi langkah pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dalam menuntaskan kasus ini sampai jelas termasuk memperbaiki hubungan dalam hal perbatasan dengan negara Malaysia. Dalam kasus Korupsi presiden negara ini berkali-kali MENJANJIKAN sebagai pemimpin pemberantasan korupsi terdepan, tetapi NYATA-nya ? hanya 24 % dari September 2009 sampai September 2010 keberhasilan dan dukungan dari Presiden dalam pemberantasan korupsi !!
Dalam kasus Gayus pun pemerintah dalam hal ini Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia-Kapolri Jenderal Timur Pradopo BERJANJI akan menyelesaikan kasus tamasya tahanan Gayus dan Istrinya ke Bali DALAM WAKTU 10 HARI tetapi NYATA-nya ? sampai DETIK INI kasus ini tidak ada kejelasan sama sekali dalam penangannya, malah sekarang Gayus NAIK KELAS, kalau dulu tamasya dari tahanan ke bali sekarang tamasya dari tahanan ke Makau, Malaysia, Singapura, dan HongKong.
Dari uraian yang penulis utarakan di atas, kiranya kita bisa lihat substansinya adalah adanya keresahan dari masyarakat daripada janji pemerintah yang tidak ditepati, penulis tahu bahwa para tokoh lintas agama ini tidaklah memiliki latar belakang atau belajar politik tetapi fungsi mereka adalah mengingatkan pemerintah agar mengerjakan pekerjaan rumahnya (baca: janji) dengan sungguh-sungguh.
Seharusnya pemerintah tidak reaktif atau marah besar ketika mendengar, melihat dan membaca pernyataan daripada para tokoh lintas agama ini bahkan berterima kasih kepada mereka karena mereka mengeluarkan unek-unek yang merepresentatifkan kehidupan masyarakat dengan jujur, terus terang, dan berani tanpa peduli melihat resikonya ketika kita melihat jaman dinasti Cendana dimana orang yang berkritik keras langsung di “amankan” dalam artian nyawa.
Jika Presiden dan jajaran menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu ini mau tercatat dalam tinta emas dalam sejarah Republik Indonesia negara yang berpenduduk lebih dari 230 juta jiwa ini kiranya mulai dari sekarang bekerja dengan sungguh-sungguh, berani, tegas, tidak ada kompromi terutama dari kumpulan partai-partai politik dan selalu membumi pasti tinta emas itu akan tercatat, percuma latar belakang militer berprestasi yang mana kita semua tahu bahwa yang namanya militer itu tegas, keras, tidak mau berkompromi atau istilahnya saya atau anda yang mati tetapi NYATA-nya klemar-klemer kayak banci salon, JAIM padahal beliau di pilih oleh rakyat !! Jadi Pak Beye dan Kabinet Indonesia Bersatu SAATnya MELAYANI RAKYAT PASANG KUPING LEBAR-LEBAR, SIDAK BERKALI KE LAPANGAN, BUKAN NATO-Ngomong ASAL TANPA OTAK !!!
Merdeka Barat, 17011 15:30
Rhesza
Pendapat Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar