Jumat, 04 Februari 2011

Kapan 4 Sekawan itu Tidak Ada Lagi di Bumi Indonesia ?


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Penulis agak tergelitik terbahak-bahak ketika membaca sebuah berita yang mana Ketum PSSI beserta jajarannya melaporkan Majalah Tempo ke pihak kepolisian berkaitan dengan materi berita yang disuguhkan yaitu tentang mengangkat indikasi korupsi yang terjadi di lingkungan PSSI.

Kenapa penulis tergelitik terbahak-bahak dengan berita itu, karena bagi penulis apa yang di tuliskan oleh rekan-rekan majalah Tempo adalah benar dan fakta dari beberapa narasumber yang menjadi korban dan kita semua tahu bagaimana kotornya sepakbola di negeri ini apalagi setelah di pegang oleh Nurdin Halid untuk kedua kalinya dan akan menjadi jilid ke-tiga pada tanggal 19 Maret mendatang di Pulau Bintan, Pulau yang agak-agak mirip dengan Nusakambangan jauh dari segalanya dan disanalah sang Ketum ini beserta tiga koleganya meracik layaknya teroris mendoktrin semua pengurus klub dan Pengcab PSSI untuk memilih beliau untuk ketiga kalinya dengan imbalan uang Rp. 2 Milyar !

Kita semua sudah tahu lah bagaimana busuknya sepakbola negara ini, kalau kata sang ketum itu apa yang di tulis Majalah Tempo itu tidak benar bisakah para pengurus ini memberikan bukti secara nyata kalau kompetisi yang mereka buat itu berdasarkan ketentuan yang berlaku di FIFA misalnya tidak ada protes bahkan kekerasan fisik dari pemain, official dan penonton ketika wasit memberikan kartu ketika ada pemain yang jelas-jelas melanggar sesuai ketentuan FIFA adakah ? kita semua tahu kok bagaimana kompetisi sepakbola di negara ini hampir setiap hari dalam 90 menit selalu di penuhi dengan kontroversi bahkan di akhiri dengan kerusuhan seperti kasus pertandingan di bumi Siliwangi yang lalu benar tidak ?

Kenapa Liga Primer Indonesia atau LPI itu muncul pun karena ada beberapa alasan salah satunya tidak becusnya organisasi ini dalam membuat kompetisi yang terdalamnya harus ada unsur FAIR PLAY termasuk tidak netralnya wasit dalam memimpin serta masih “nyusu”nya klub sepakbola kepada dana rakyat yang bernama APBD. Kita bisa lihat banyak klub-klub sepakbola yang terang-terangan beli pemain mahal tetapi ketika melintasi daerahnya masih banyak jalan yang kondisinya 11-12 dengan kubangan mandi kerbau atau gedung sekolah yang tidak jauh berbeda dengan kandang babi ketika di tanya dana untuk ini semua maka pemegang kekuaasaan dengan mudahnya mengatakan kalau dana di gunakan untuk biaya klub sepakbola.

Selama 4 sekawan ini memimpin sepakbola Indonesia selama dua periode tidak pernah kita melihat ada prestasi yang menjanjikan misalnya kita bisa tembus main di ajang Piala Dunia atau menjuarai Piala Asia, padahal kalau di lihat dari usia organisasi ini berdiri yaitu 1930 seharusnya kita sudah berprestasi paling tidak babak kedua Piala Dunia atau menjuarai setidaknya 4 Piala Asia tetapi nyatanya di Piala AFF yang ruang lingkupnya di sepak bola internasional seperti kecamatan hanya mampu mendapatkan predikat MENANG TANPA PIALA !! atau memang menang ketika tahun 2008 Piala Kemerdekaan tetapi itu pun menang dengan cara TIDAK FAIR PLAY dimana ada unsur teror serta intimidasi dan penganiayaan terhadap lawan.

Sudah banyak gelombang protes untuk menentang dan menurunkan 4 sekawan ini untuk meninggalkan dunia sepakbola Indonesia tidak menyurutkan 4 sekawan ini untuk berjaya dan terbukti pada Kongres PSSI di Bali beberapa waktu lalu. Mungkin kalau penulis di tanya kira-kira kapan 4 sekawan ini bisa benar-benar lengser dari dunia sepakbola Indonesia maka penulis akan menjawab SILAKAN TANYA KEPADA TUHAN kapan Tuhan mencabut nyawa mereka karena mungkin dengan pertolongan Tuhan dalam hal ini mencabut kontrak hidup duniawi 4 sekawan ini yang bisa merubah sepakbola Indonesia benar tidak ?!

Bagi penulis kalau memang suara-suara untuk menurunkan 4 sekawan ini tidak di dengar, kalau memang banyak tulisan yang mengkritik 4 sekawan ini tidak di gubris mungkin saatnya para suporter di SELURUH INDONESIA UNTUK BOIKOT PERTANDINGAN ! kenapa penulis mengatakan itu ? karena dengan kita memboikot pertandingan dengan cara MENGOSONGKAN STADION ketika ada pertandingan kompetisi baik dari ISL, T-Phone atau amatir TERMASUK Timnas berarti pemasukan bagi klub dan PSSI TIDAK ADA dan mereka akan pusing sendirinya bagaimana cara memutar uang operasional ini karena mereka berpikir hanya dari tiket mereka mendapatkan dana dan disitulah kita bisa mendesak para petinggi ini termasuk 4 sekawan itu untuk mundur tetapi balik lagi kepada para suporter ini apakah anda sebagai suporter mau menjalankan ini karena penulis melihat masih banyak suporter kita yang bermental munafik !

Kenapa munafik, kita bisa lihat kejadian AFF kemarin dimana banyak suporter kita mengelu-elukan para pemain timnas dan tidak menghiraukan keberadaan PSSI tetapi ketika timnas kita kalah BARU para suporter kita menghina-hina jajaran PSSI padahal kita semua tahu bahwa yang namanya Timnas sepakbola atau yang berbau sepakbola di negara ini bernaung dalam induk yang bernama Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI benar tidak ?!

Proses pemilihan Ketua Umum PSSI tinggal menghitung hari, apakah sepakbola kita HARUS DI PIMPIN LAGI oleh 4 sekawan ini atau akan ada tokoh baru ? kita lihat saja yang pasti buat suporter Indonesia KIRANYA anda semua juga BERCERMIN kenapa sepakbola kita bisa rusak seperti ini SELAIN EFEK dari 4 sekawan ini serta JANGAN SELALU MENGATASNAMAKAN Oknum !!!

Wahai Tuhan KAPAN Engkau memutuskan kontrak hidup duniawi 4 sekawan PSSI ini ?

Salam Revolusi Sepakbola Indonesia

Pintu IX GBK Stadium, 010211 14:00
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: