Jumat, 04 Februari 2011

Gerakan Koin Rp. 1,000 untuk Pak Beye


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Mungkin awal tahun 2011 ini adalah awal tahun yang paling berat bagi seorang Presiden Republik Indonesia yang bernama Susilo Bambang Yudhoyono, dimana satu minggu setelah tahun baru, para tokoh lintas agama “turun gunung” untuk bersuara terhadap negara ini yang ternyata negara ini mengalami banyak kebohongan terutama kepada rakyat walaupun apa yang diucapkan oleh para tokoh lintas agama ini coba di bantah dan ditutupi oleh pemerintah dengan segala ucapan manisnya.

Setelah permainan bohong dan tidak bohong ala pemerintah ini bukannya sikap diam dan berkaca daripada pemerintah ini terutama sang Presiden tiba-tiba sang Presiden ini sedikit curhat di depan “junior”nya dalam rapat pimpinan TNI/Polri yang berlangsung di kawasan Kelapa Gading-Jakarta Utara dimana entah darimana awalnya tiba-tiba sang Presiden mengatakan bahwa sudah 6-7 tahun ini gaji Presiden Republik Indonesia tidak naik !

Pertanyaan sekarang adalah apakah pantas seorang Presiden Republik Indonesia berkeluh kesah atau mencurahkan isi hati dan otaknya kepada para Jenderal tentang gajinya yang senilai Rp. 62 juta ini yang mungkin di rasa beliau sangat kurang ? banyak kalangan yang mengatakan bahwa Presiden tidak pantas mengutarakan isi hatinya kepada publik di saat rakyat masih miskin beliau membicarakan gajinya, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa sang Presiden bukan curhat benarkah demikian ?

Kalau menurut penulis apa yang di ucapkan beliau ketika bertemu dengan jajaran para Jenderal di kawasan Kelapa Gading tersebut adalah sebenarnya setengah curhat tetapi tepat untuk mencurahkan isi “gaji” tersebut tidak pada tempatnya karena menurut penulis kalau memang ingin menenangkan para tentara ini soal gaji mereka yang tidak pernah naik sama dengan gaji Presiden seharusnya beliau berbicara itu di depan sebuah barak militer atau sebuah detasemen yang berisikan prajurit berpangkat Prajurit Satu, Kopral hingga Sersan seperti ketika kunjungan ke daerah pos perbatasan seperti di kawasan perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini BUKAN di depan Jenderal benar tidak ?!

Pertanyaan sekarang kepada sang Presiden dan Ibu Negara adalah KURANG-kah gaji bulanan Presiden sebesar Rp. 62 juta terhadap kelangsungan hidup beliau ? itu pun belum termasuk beberapa tunjangan seperti tunjangan beras, tunjangan kendaraan layaknya tunjangan yang diberikan negara kepada para pegawai negeri sipil, KURANG-kah ? kalau menurut penulis kalau dana sebesar Rp. 62 juta itu kurang di karenakan beliau harus mengeluarkan kocek Rp. 62 juta itu untuk bayar tol untuk mobil beliau beserta rombongan sirkusnya (baca: Pengawal) ketika keluar dari kediaman pribadi beliau di Cikeas menuju Istana, atau membayar tagihan telepon mulai dari telepon selular hingga telepon rumah dan jaringan internet atau membayar bensin mobil dinas beliau dan mobil pengawalnya atau membayar tiket pesawat, visa dan fiskal beliau dan rombongan ketika kunjungan ke negara-negara sahabat dalam rangka kerjasama misalnya ekonomi dan budaya, atau membeli sayur-mayur, daging untuk makan siang dan malam beliau beserta pengawal-pengawalnya itu bisa di maklumi tetapi ini semua kebutuhan beliau dan keluarga di-TANGGUNG oleh negara jadi apanya yang kurang benar tidak ?!

Semua orang juga tahu dimana kalau ingin meminta sesuatu yang lebih harus juga diimbangi dengan prestasi yang sepadan, seperti anak sekolah jika ia mau sepeda tentunya orang tua tidak langsung memberikan itu dengan mentah-mentah tentunya dengan hasil yang sepadan misalnya harus bisa rangking satu dan juara umum di sekolah baru di berikan sepeda, begitu juga dengan Presiden kalau memang Presiden ingin atau minta di naikkan gajinya dari yang sekarang tentunya harus ada hasil yang sepadan yang bisa diberikan atau supaya rakyat senang, kalau sekarang Presiden (misalnya) naik gaji apakah pantas ? harga cabai yang sampai menembus Rp. 100,000 untuk 1 kg sepanjang Indonesia merdeka saja TIDAK BISA diturunkan sama beliau bagaimana nanti kalau naik gaji jangan-jangan beliau cuek dengan rakyat miskin yang hidupnya tinggal berbalut tulang dan kulit, benar tidak ?!

Penulis sangat setuju saja kalau ada penggalangan dana Rp. 1,000 untuk gaji Presiden berbarengan dengan kegiatan penggalangan dana Rp. 1,000 untuk memulangkan TKI yang berada di bawah kolong jembatan di sebuah kawasan di negara Saudi Arabia, supaya para pejabat negara ini MALU karena seharusnya yang utama dalam memperhatikan negara ini termasuk rakyatnya adalah negara dalam hal ini Presiden Republik Indonesia beserta jajaran kabinetnya dan tentunya jajaran parlemen BUKAN RAKYAT !! karena rakyat beserta pengamat bekerja dengan cara mengkritik dan mengawasi sedangkan para pemimpin negara ini mulai dari Presiden, Wakil Presiden, Menteri beserta jajarannya, pimpinan DPR-MPR-DPD dan jajarannya di seluruh Indonesia tugasnya adalah MELAYANI LAYAKNYA PEMBATU apa yang di minta rakyat sesuai dengan konsitusi negara ini yaitu Pembukaan UUD1945 alinea ke-empat, Pasal 26 sampai Pasal 24 UUD 1945 (ORIGINAL) walaupun saat ini rakyat-lah yang MELAYANI para pejabat di negara ini seperti harus menyediakan segalam macam keperluan-keperluan yang tidak penting layaknya artis luar yang mau konser ketika mengadakan kunjungan benar tidak ?!

Apakah ini curhatan terakhir sang Presiden atau masih banyak curhat-curhatan beliau ketika dalam suatu acara, sepertinya tiap sudut istana HARUS DIPASANG BANYAK kaca ukuran besar supaya manusia-manusia yang ada didalamnya BERKACA dahulu sebelum benar-benar keluar dari Istana untuk melakukan pekerjaan terhadap rakyat !!!

Taman Suropati, 240111
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: