Senin, 16 Februari 2009

Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia 2018 atau 2022 ? Mimpi kali yee…NGACA dulu bung…


Andai saja tayangan reality show yang dulu sempat ditayangkan pada salahsatu stasiun televisi masih ada saat ini, mungkin kita bisa mendaftarkan pengurus PSSI ini menjadi kontestannya dan mungkin juga bisa juara.

Tidak ada hujan tidak ada angin topan walaupun sekarang musim hujan, menjelang kick off pertandingan kualifikasi Pra Piala Asia 2011 antara Timnas Garuda dengan Timnas Kangguru-Australia, sebuah berita yang termuat di dua web-site kantor berita terkemuka dunia membuat geger satu stadion dan juga kalangan wartawan olahraga yang kebetulan sedang meliput pertandingan ini.

Apa yang membuat geger, tidak lain dan tidak bukan adalah berita yang berasal di sebuah kantor di Pintu IX kawasan Stadion Gelora Bung Karno Senayan yaitu PSSI, dimana PSSI mendaftarkan Indonesia sebagai salahsatu calon tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 ke Kantor FIFA dan langsung disetujui untuk dimaksudkan kedalam bursa calon/

Yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah, bisa dan mampukah PSSI menjadi tuan rumah Piala Asia 2018 atau 2022 dengan kondisi yang sudah kita lihat saat ini misalnya kompetisi yang tidak beres ?




“Indonesia show surprise World Cup ambitions”, “Jika keinginan minat Indonesia berkembang menjadi pencalonan penuh, itu akan menjadi persaingan terbuka dengan sesama rekan anggota Konfederasi Sepak Bola Asia seperti Jepang dan Australia,”
– Reuters –



Memang itu hak PSSI selaku federasi sepakbola negara ini untuk mengambil peran dan membawa Indonesia supaya sepakbolanya maju dengan cara mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, tetapi bukankah itu menjadi pekerjaan rumah paling ribet dan sulit, kita bisa lihat bagaimana Afrika Selatan yang tahun 2010 tinggal menghitung ratusan hari hingga hari ini baru menyelesaikan satu buah stadium yang diminta oleh FIFA, bagaimana dengan Indonesia?

Kalau ada wartawan olahraga mewawancarai penulis untuk ditanya soal Indonesia mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, jawaban penulis adalah MALU, kenapa MALU ? kita tidak usah menutup mata bagaimana PSSI sekarang ini terutama dosa-dosa mereka, seperti contoh tidak sesuainya Pedoman Dasar Kerja PSSI dengan statuta FIFA, bahkan FIFA secara tidak resmi sudah meng-black list kepengurusan PSSI di kantor mereka karena kita tersangkut Pasal Kriminal, itu saja sudah tidak bisa berbuat apa-apa walaupun para Exco dan pejabat PSSI dihadapan wartawan ketika ditanya soal itu selalu berdalih bahwa sudah mencapai kata final tetapi MANA draftnya pun kita sebagai penikmat sepakbola tidak tahu isinya apa, betul tidak ? kemudian dosa yang lain adalah kompetisi sepakbola dan Kalender kompetisi yang tidak jelas ? kenapa tidak jelas ? kita bisa lihat bagaimana kompetisi sepakbola kita, setiap pertandingan selalu ada saja kejadian rusuh antar pemain, pemain dengan wasit, official dengan wasit, antar penonton apakah ini kompetisi fair play seperti yang diagung-agungkan FIFA ? kemudian klub harus utang gaji dan bonus sampai berbulan-bulan kepada pemainnya sampai-sampai keluarganya yang tadinya bisa makan sehari 3 kali dengan pola makan 4 sehat 5 sempurna, sekarang berkurang dan sukur-sukur tidak berkenalan dengan nasi aking ! itu baru soal klub dan permasalahannya bagaimana dengan kalender kompetisi, ternyata setali tiga uang nasibnya dengan klub ternyata kalender kompetisi sepakbola negeri ini dibuat sesukanya tanpa ada rencana kedepannya, kita lihat saja terakhir karena ada dua pertandingan timnas untuk kualifikasi Piala Asia 2011, kompetisi putaran kedua yang harusnya sudah dimulai awal tahun ini akhirnya diundur hingga baru dimainkan pada akhir Januari, penulis bisa bayangkan kalau tahun 2018 Indonesia memang jadi tuan rumah Piala Dunia, bisa-bisa kompetisi sepakbola kita akan berhenti satu musim hanya untuk mempersiapkan timnas, sangat konyol sekali!

Soal dana untuk operasional Timnas saja sampai sekarang tidak jelas, padahal kita bisa lihat produk dan jasa yang menjadi Official Sponsor Timnas tidak mungkin kecil nilai sponsornya, tetapi kenapa kita tidak bisa mendatangkan tim yang elite untuk menjadi lawan tanding bagi timnas, dan kenapa juga lawan tandingnya selalu anggota liga atau semua legiun asing dikumpulkan dan dibentuk tim untuk diadu oleh Timnas, pantas saja timnas kita melempem kayak Ikan asin yang baru digoreng tapi dimasukkan kedalam topless.

Bicara soal timnas dengan pengajuan PSSI untuk jadi tuan rumah, penulis malu sambil menundukkan kepala kalau ada orang yang bertanya soal berita ini dimana berita yang ditulis oleh wartawan kantor berita Associate Press-AP menuliskan bahwa Peringkat Indonesia adalah 144 tapi dari segi persyaratan FIFA dimana harus memiliki stadion berkapasitas lebih dari 80,000 kursi Indonesia bisa masuk bursa calon tuan rumah, tapi ada yang lebih menohok nurani dan jantung ini dengan berita dari AP yaitu bahwa Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2010, tersingkir sangat
cepat di babak awal dengan agregat 1-11 oleh Suriah, hanya PESAN penulis dan juga wartawan AP untuk PSSI terkait soal pencalonan sebagai tuan rumah yaitu, “Elu kagak ngaca dulu pada sepak bola negeri elu.”

Kalau boleh diusut siapa yang mengusulkan ini ternyata tidak jauh yaitu sang ketua sendiri, memang sang ketua ini selalu cemerlang sekali ide-ide dan mimpi-mimpinya demi kejayaan sepakbola tetapi hasilnya ? NOL, kita bisa lihat proyek pemusatan calon pemain masa depan mulai dari Baretti, Primavera, Pelatnas Belanda (sampai dilatih oleh Pelatih U-21 Belanda yang membawa team oranje juara Piala Eropa U-21 TAPI kok spirit dari pelatih ini tidak masuk ya kedalam nurani kawan-kawan U-23 ? ), hingga yang sekarang ini diikutsertakan dalam liga uruguay hasilnya ? tidak ada prestasi yang membuat pecinta sepakbola nasional PUAS, hanya hambur-hamburkan dana saja, tapi memang dengan ide-ide dan mimpi-mimpinya Indonesia agak sedikit dikenal karena fanatismenya ketika Piala Asia 2007 kemarin, tetapi percuma saja fanatisme dan minat rakyat dan pecinta sepakbola nasional untuk berbondong-bondong datang ke GBK stadion nonton Bepe dkk main, tetapi tidak ada gelar juara sebagai ucapan terimakasih Bepe dan kawan-kawan kepada para penonton yang sudah mendukungnya yang datang tidak hanya dari wilayah Jabodetabek saja bahkan ada yang datang dari ujung Papua, ibarat Ikan asin dan kerupuk yang abis digoreng tapi dibiarin gitu aja alias Garing alias melempem..betul tidak ?

Jadi STOP lah bermimpi atau berangan-angan, boleh saja anda para pejabat Pintu IX Komplek Stadiun Bung Karno- Senayan bermimpi atau berangan-angan tetapi lihat juga donk kenyataan yang ada di DEPAN MATA anda semua, benahi kompetisi, buat aturan yang ketat seperti mengurangi pemain asing atau pemain asing boleh tapi harus bermain di tingkat level tertinggi dinegaranya kalau perlu diklasifikasi berdasarkan negara, selalu menerapkan penggunaan pemain muda U-23, bubarkan pengurus PSSI yang ada sekarang ini, ikuti apa yang sudah menjadi pedoman dasar kerja operasional organisasi sepakbola berdasarkan FIFA dan AFC, ikuti kalender kompetisi yang dibuat oleh FIFA dan AFC jangan seperti Piala Dunia 2006 disaat negara lain sudah meliburkan kompetisinya negara ini malah masih bermain, kalau itu semua sudah dilaksanakan tidak mustahil Indonesia bisa jadi tuan rumah Piala Dunia bahkan bisa juara malah..betul tidak ?

Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 ? aya..aya..wae..Mimpi kali yeee…. ngaca dulu donk PSSI



GBK Stadium, 140209


Rhesa Ivan Lorca

Pendapat Pribadi