Kamis, 22 Oktober 2009

Menantikan Kerja Nyata Menteri Luar Negeri Republik Indonesia


Pertama-tama penulis ingin mengucapkan selamat bertugas kepada Bapak Dr. Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, M.Phil, B.Sc sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, semoga di kepemimpinan bapak Indonesia bisa kembali berjaya dan disegani oleh dunia Internasional tanpa menghilangkan politik bebas aktifnya dan bukan sekedar Not Action Talk Only dalam berbagai masalah internasional yang melibatkan Indonesia seperti tapal batas dan masalah TKI


menurut penulis apa yang di lakukan oleh Pak beye dalam memilih seseorang untuk menduduki posisi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia sangat tepat kenapa penulis katakan sangat tepat karena sudah saatnya Menteri Luar Negeri memiliki sikap kredibilitas yang tegas kalau perlu frontal melawan arus yang sudah ada.



Indonesia dengan Ibu kota Daerah Khusus Jakarta dan berpenduduk lebih dari 220 juta jiwa mempunyai banyak permasalahan terutama masalah luar negeri, seperti masalah diplomasi dengan Malaysia, TKI di Malaysia, Singapura dan Saudi Arabia tetapi kenyataannya kasus-kasus itu hanya seperti timbul tenggelam seperti kapal selam



Kita bisa lihat bagaimana masih banyaknya kasus TKI yang ada di Malaysia, Singapura dan Saudi Arabia mulai dari penganiayaan, diperkosa sampai tidak dibayar beberapa bulan tetapi oleh Pemerintah kasus-kasus ini hanya sampai pada meja para pejabat tetapi untuk tindak lanjut seperti penghukuman misalnya ganti rugi sampai sekarang tidak ada titik terangnya, kisah bisa lihat bagaimana kasus Nirmala Bonat, Ceriyati, Arsita, Nur Miyati, Siti Tarwiyah, Susmiyati, Tari, Ruminih, dan Keni yang hanya diselesaikan dalam forum dialog tanpa ada permintaan maaf, ganti rugi dan tuntutan hukum seperti hukuman penjara kepada sang majikan, begitu juga TKI kita dipaksa bekerja 24 jam 7 hari seminggu tanpa ada hari libur satu hari



Itu baru urusan TKI yang berada di luar negeri bagaimana dengan masalah internasional yang berkaitan dengan Indonesia dengan Negara lain misalnya dengan Negara Malaysia ? kita hampir bosan dan muak dengan pemberitaan yang berkaitan dengan Negara itu misalnya klaim budaya lah, klaim makanan lah atau mencoba mengacak-acak wilayah kedaulatan kita dengan berulang kali mencoba melintasi dengan kapal perang mereka tetapi masih bisa di jangkau oleh TNI



Tetapi tetap saja permasalahan tapal batas dan memasuki wilayah territorial hanya sekedar perjanjian antar mulut saja tanpa tindakan nyata bahkan kedua Negara terutama Menlu yang kemarin-kemarin malah menyalahkan media yang terlalu menggembar-gemborkan masalah ini..



Dua masalah inilah yang harus bisa dan wajib ditangani segera oleh Menteri Luar Negeri yang baru beserta jajarannya dalam hal menjaga hormat dan harkat Indonesia dimata dunia, kalau boleh melihat fakta sejarah di masa lampau, Negara kita dulu sangat di takuti dan disegani oleh dunia Internasional bahkan Negara kita sering diminta menjadi fasilitator untuk berbagai masalah yang terjadi di dunia ini, tetapi kenapa sekarang peran Indonesia dalam dunia Internasional tidak terlihat lagi yuach ?


Belum lagi masalah internal Deplu sendiri dalam melindungi warga Indonesia di luar dimana masih ada rasa pilih memilih jika ada WNI yang sedang membutuhkan pertolongan di beberapa Perwakilan Indonesia di luar negeri apakah mereka berkantong tebal atau tidak, kenapa penulis berkata ini karena penulis beberapa kali pernah membaca surat dari WNI yang merasa terdisriminasi oleh pejabat yang nota bene sesama warga yang berKTP logo burung garuda !!


Sudah saatnya Indonesia menunjukkan “taring”nya di dunia internasional, dengan cara mungkin kita lebih tegas dan keras terhadap Negara-negara yang mencoba merusak Negara kita seperti mulai dari dari teguran keras sampai penarikan staff diplomatic dengan Negara yang bermasalah dengan kita misalnya pada kasus TKI di Malaysia, Singapura dan Saudi Arabia, kita bisa memberikan teguran keras apakah mereka bisa menjamin hak daripada para pekerja Indonesia, jangan sampai masuk ke Negara mereka sehat walafiat tetapi begitu didalam Negara itu menderita sengsara bahkan kembali ke Indonesia hanya dengan nama dan peti mati, kiranya Menteri Luar Negeri kita harus belajar dari Kementerian Luar Negeri Philipina dalam menjaga dan melindungi warganya yang berada di luar Negara Philipina..


Buat Bapak Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, selamat bertugas dalam menjaga nama Indonesia di mata dunia, buktikan bahwa Indonesia masih ada dan akan terus mengkritisi serta terdepan dalam berbagai masalah Internasional seperti yang anda lakukan dalam ruang rapat Gedung yang beralamat di 1st Ave & E 44th St, New York, NY 10017 ketika tangan anda spontan bergerak ke atas dengan lantang dan semua mata tertuju ke anda dan meja delegasi Indonesia…

Tidak ada komentar: