Kamis, 28 Oktober 2010

1 Tahun Beye-Boediono

Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf

Banyak orang ketika melihat angka yang agak “wuah” pasti berarti hoki misalnya 10-10-10 banyak pasangan yang mengikat janji setia sampai akhir hayat di tanggal tersebut dengan harapan bisa mendapatkan berkah yang melimpah atau seperti tanggal 20-10-2010 yang berarti 2010-2010 tetapi tidak bagi mahasiswa dan masyarakat di negara ini.

Tanggal 20 bulan 10 tahun 2010 (selanjutnya 2010-2010) adalah tanggal tepat setahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono dan enam tahun SBY memimpin Republik Indonesia sejak tahun 2004 dengan berpasangan Jusuf Kalla sepanjang 6 tahun Beye memimpin negara ini dan 1 tahun memimpin bersama Boediono ada banyak permasalahan yang terjadi di negara ini apakah itu sudah di jalankan sepenuh hati dan juga melindungi daripada hak-hak rakyat ?

Kita bisa lihat bagaimana kasus Lapindo yang sampai sekarang tidak jelas ujung hukumnya bahkan pembiayaan ganti rugi pun sampai sekarang tersendat padahal pemilik daripada pabrik ini adalah seorang taipan yang pernah menduduki posisi orang terkaya di Indonesia dan nomor sekian (maaf kalau salah) dalam 10 besar se-ASEAN apakah ada seorang Beye menegur dengan keras dengan ancaman pengadilan serta penjara kepada para pemilik dan pemimpin perusahaan untuk membayar apa yang menjadi hak daripada warga tetapi kenyataannya ? hingga saat ini masih banyak warga Sidoarjo yang hidup di tenda-tenda atau lapak-lapak bekas pasar yang disediakan sementara.

Kemudian dalam hal kasus HAM terutama kebebasan beragama dimana negara kita menganut dan menjalankan kebebasan beragama berdasarkan Pasal 29 UUD1945 dimana negara menjamin kebebasan penduduk dalam menjalankan agamanya masing-masing tetapi kenyataannya ? kita bisa lihat bagaimana kawan-kawan Ahmadiyah harus dipenuhi rasa ketakutan ketika akan “berbicara” dengan Tuhannya tetapi pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia tidak ada reaksi dalam hal melindungi yg sesuai amanat Pasal 29 UUD1945 tetapi yang ada malah akan menutup ajaran agama ini karena tidak sesuai dengan kaidah agama yang sudah ada dalam hal ini Islam atau kasus pelarangan ibadah bagi kaum Nasrani dalam hal ini HKBP Ciketing yang berakhir dengan penikaman sedalam 10cm disertai penganiayaan oleh sekelompok orang yang tidak suka dengan keberadaan jemaat tersebut apakah pemerintah langsung perintahkan aparat keamanan untuk mengusut kasus itu ? ternyata sampai hari ini tidak ada tanda-tanda dari kasus tersebut baik sejauh mana prose itu berlangsung demikian juga orang-orang yang diindikasikan melakukan kegiatan itu..

Atau kasus tewasnya Munir yang sudah memasuki tahun keenam hampir sama dengan kepemimpinan Beye tapi sampai sekarang pun kasusnya tidak jelas siapa yang membunuhnya atau APA KABARnya kasus penganiayaan yang menimpa aktivis Indonesian Coruption Watch-ICW, Tama Landung bahkan sampai sang Presiden dan petinggi-petinggi yang di bawah Presiden silih berganti menjenguk dan memberikan pernyataan kepada media tetapi nyatanya sudah lebih 3 bulan kasus ini seperti (maaf) orang BUANG ludah kemudian tertimpa tanah dan terhembus oleh angin benar tidak?!

Itu baru soal HAM dan kemanusiaan bagaimana dengan ekonomi ternyata tidak jauh berbeda bahkan dalam 6 bulan setelah di lantik untuk kedua kalinya harga kebutuhan pokok melonjak naik daripada naik yang seperti biasa salah satunya adalah harga cabai (mungkin) dalam sejarah negara ini bisa menembus harga Rp. 45,000/kg ! belum lagi kebutuhan yang lain.

Pertanyaan penulis sekarang buat pemerintahan ini adalah selama setahun ini apa yang sudah di kerjakan oleh para menteri untuk rakyatnya ? dan untuk Beye selama enam tahun ini apa yang sudah anda persembahkan untuk rakyat dalam berbagai hal ? bagi penulis sepanjang Beye memimpin negara ini hampir tidak ada kesuksesan dalam artian rakyat bisa tersenyum senang dan puas kenapa, ya seperti yang penulis utarakan di atas.

Presiden kita LEBIH memikirkan citra dan imej-nya sendiri dan lingkungan partai serta koleganya ketimbang bersama-sama dengan rakyat dan itu sudah terbukti kok dalam berbagai acara, dimana pemerintahan kita lambat mungkin lebih lambat daripada keong benar tidak?

Seperti contoh kasus Wasior beberapa waktu ini dimana Presiden dan rombongan (maaf) sirkusnya kalah cepat daripada ucapan mantan ibu negara yang sekarang menjadi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Rodham Clinton yang mewakili Obama dan juga rakyat Amerika menyampaikan turut simpati dan duka cita kepada masyarakat Papua terutama di Wasior sedangkan beye dan rombongan sirkusnya ? baru bergerak setelah pernyataan daripada Menteri Clinton itu juga yang turut dua menteri sedangkan Presiden kita ? masih soal Wasior yang sama bersamaan dengan upaya penyelamatan daripada ke-33 petambang yang terisolasi di dasar bumi, dimana Presiden Chile hampir 24 jam lebih berada di lokasi kejadian bahkan masih sempat untuk memantau keadaan negara layaknya pegawai kantoran yang datang pagi ke Istana menjelang siang hingga ketemu pagi berada di Capiapo sedangkan Beye ? tetap dengan pencitraannya mengirimkan dua menteri terlebih dahulu untuk memantau begitu sudah datang baru beliau datang dengan rombongan sirkusnya tetapi apa yang terjadi di sana, Pak Beye tidak bersama-sama dengan rakyat bahkan rakyat yang menjadi korban dikumpulkan kemudian baru di naikkan ke mobil truk semacam tronton untuk di turunkan di suatu tempat untuk bertemu dan berinteraksi dengan Presiden bahkan untuk urusan tidur sang Presiden kita beserta rombongan sirkusnya lebih memilih kasur empuk dengan hangatnya selimut serta sejuknya mesin pendingin di atas Kapal Perang Sultan Hasanuddin daripada bernyamuk ria dengan para pengungsi !

Jadi menurut penulis kinerja Yang Mulia Beye selama 6 tahun memimpin Indonesia dan 1 tahun bersama dengan Boediono tidak ada hasilnya sama sekali untuk negara ini terutama masyarakat bahkan hanya yach seperti hanya manis di bibir atau N.A.T.O ( Not Action TALK ONLY) benar tidak dan juga kinerja Yang Mulia Beye selama 6 tahun ini TIDAK JAUH BERBEDA dengan kinerja daripada Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid jadi percuma saja beye minta PSSI tingkatkan prestasi sepakbola Indonesia sementara orang yang mengeluarkan pernyataan itu juga sama saja tidak ada kerjanya !!

Monas, 201010 15:10
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: