Senin, 17 Mei 2010

Antara Rupiah, Sponsor dan Tipisnya Nasionalisme


Seperti menjadi kebiasaan dalam pembuka blog atau tulisan, penulis menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata membuat sebagian pembaca merasa tersinggung, marah atau apa, sekali lagi tulisan ini hanya pendapat pribadi penuli dan tidak ada maksud untuk menghasut atau apapun sekali lagi mohon maaf. Dan tulisan ini untuk refleksi nurani buat yang MERASA atlet dalam bidang olahraga apapun..

Sekali lagi Tim Nasional Bulutangkis Putra/I gagal membawa piala yang menjadi kebanggaan dan tolak ukur harga diri negara dalam bidang bulutangkis yaitu Piala Thomas dan Uber dimana Timnas Uber kita gagal masuk ke putaran final karena di semifinal mereka di”ajarkan” cara bermain bulutangkis oleh China walaupun timnas Putri China di”ajarkan” juga cara bermain bulutangkis oleh Puteri Korea, kemudian Timnas Putera kita juga harus di”ajarkan” cara bermain bulutangkis oleh China dan uniknya Timnas Putera/I kita kalah dengan skor yang sama yaitu 3-0 !

Ada apa dengan Bulutangkis kita, padahal rakyat Indonesia sangat berharap Timnas Bulutangkis kita bisa menyegarkan dunia olahraga kita yang terganggu dengan ulah-ulah suporter sepak bola kita yang tiap hari tidak enak dipandang mata dan banyak kekalahan yang di berikan Timnas Sepakbola kita di depan pendukungnya sendiri tetapi apa daya ternyata Timnas bulutangkis kita tidak jauh berbeda dengan Sepakbola dimana selalu kalah dan kalah hanya menang di suporter dan nama besar !

Maaf kalau penulis bilang Timnas bulutangkis kita tidak jauh berbeda dengan Timnas PSSI dimana selalu kalah dan kalah hanya menang di suporter dan nama besar ? karena itulah yang terjadi, seharusnya dengan dukungan suporter banyak yang sudah capek ngantri atau datang jauh-jauh misalnya 1000 km dari tempat pertandingan dengan harapan ke-capek-an mereka bisa terbalaskan dengan kemenangan ternyata ?

Penulis melihat atlet-atlet kita sekarang ini seperti (maaf) tidak mempunyai lagi jiwa nasionalisme dalam bertanding dan lebih mementingkan lembaran-lembaran kertas yang berlogo BI kenapa penulis berkata begitu ? sekali lagi seperti di awal pembuka tulisan ini penulis tidak ada maksud untuk menghasut atau menyudutkan, ini pandangan pribadi.

Kita tahu jauh sebelum ajang ini berlangsung, beberapa surat kabar terutama tabloid olahraga menurunkan adanya permasalahan antara pemain dengan para pejabat teras organisasi tersebut berkaitan dengan perjanjian kontrak sponsor dan pemain dimana ada beberapa pemain yang menolak perjanjian kontrak kerjasama tersebut bahkan ada salah satu pemain yang hengkang dari pelatnas. pertanyaannya adalah se-RENDAH inikah nilai nasionalisme para pemain dimana nilai kontrak tidak sesuai maka ancamannya adalah keluar dari pelatnas ?

Kita tahu bagaimana biaya hidup di negara ini terutama Jakarta ibaratnya kalau (maaf) kencing aja di banderol Rp. 1,000 nantinya (maaf) kentut pun juga akan di banderol tetapi apakah hanya masalah nominal Rupiah saja jadi anda enggan untuk bela negara ? bukan maksud untuk melihat kebelakang tetapi sepertinya para pemain ini perlu mencontoh para senior-senior mereka dalam membawa nama Indonesia di dunia perbulutangkisan internasional di takuti.

Siapa yang tak kenal Rudi Hartono, King, Lius Pongoh, Ferry Sonoville, Ivana Lie dan masih banyak lagi, kenapa mereka bisa menang ? karena mereka LEBIH mementingkan negara, prestasi daripada sponsor, dan bonus-bonus walaupun kita tahu jaman dahulu itu tidak ada yang namanya sponsor apalagi bonus yang melimpah seperti saat ini bahkan mereka mencari sendiri dana agar bagaimana Indonesia bisa ikut serta dan dikenal, setelah mereka menang di tiap kejuaraan barulah yang namanya bonus itu datang dan tentunya sponsor benar tidak ?!

Satu lagi perumpamaan biar para atlet ini YANG NGAKU bela Indonesia agar berkaca dan berkata dalam nuraninya JANGAN HANYA berkata Maaf kepada rakyat Indonesia begitu kalah tetapi ke depannya ga ada BUKTI NYATA, PERNAH kah anda melihat kehidupan para anggota tentara atau polisi yang bertugas di daerah perbatasan antar negara ? BERAPA RUPIAH yang mereka dapat dalam sebulan SEBANDING kah dengan kerjanya yang harus mengamankan wilayah Indonesia dari segala macam ancaman ? PERNAH KAH anda wahai atlet melihat dengan mata dan kepala anda para aparat ini di kala bebas tugas dan jaga DUDUK SANTAI di kedai kopi label internasional atau JALAN-JALAN di MALL sambil utak-atik smart handphone-nya? atau anda TAHU berapa pendapatan sebuah pasukan elite terkenal di negara ini yang tiap hari dan tiap detik HARUS berjuang MENJAGA nyawa 220 juta jiwa rakyat Indonesia dari Sabang Sampai Merauke dari Miangas hingga Rote termasuk diantaranya VVIP dan anda dari serangan teroris dan BOM TERNYATA hanya di banderol HAMPIR SAMA dengan pendapatan sebuah seorang karyawan swasta yang FRESH GRADUATE atau HAMPIR SAMA dengan harga 1 buah smart handphone jenis GEMINI belum lagi uang makan per-hari-nya team elite ini SEHARGA PULSA SEBULAN BISA KALIAN BAYANGKAN wahai para atlet !! sedangkan anda sudah banyak sponsor , hidup mewah tetapi hasilnya untuk negara dan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote MANA ? jangan juga anda menyalahkan negara karena tidak pernah ada perhatian, negara ini SUDAH BANYAK pekerjaannya dan negara hanya bisa membantu jika ada swasta yang ingin menyumbang tetapi intinya adalah USAHA DARI ATLETnya itu sendiri, PERCUMA Negara mendukung penuh tetapi NYATAnya ?

Ada lagi, mau tahu kenapa Korea Utara BISA LOLOS Piala Dunia ? karena yang ada di OTAK para pemain dan official mereka adalah BAGAIMANA CARANYA meloloskan negara ini dan dikenal walaupun negara mereka secara politik internasional bermasalah dan terbukti ! sementara negara ini ? boro-boro lolos Piala Dunia, Peringkat 3 SEA GAMES kemarin saja senangnya na-aju-bila bin jali ckckckckck…benar tidak ?!

Seharusnya para atlet ini MALU dengan para aparat keamanan kita, atlet dan aparat keamanan terutama tentara TIDAK JAUH BERBEDA bahkan SAMA yaitu SAMA-SAMA menjaga dan membela nama Indonesia, kalau Tentara dengan senjata sementara atlet dengan kemampuannya benar tidak ? Jadi masihkah anda yang mengaku atlet masih memikirkan sponsor yang banyak yang bisa membiayai hidup anda tapi tidak ada prestasi sama sekali untuk negara ini walaupun kata anda sudah berusaha, berusaha apa ? atau LEBIH BAIK berusaha sendiri, berprestasi sendiri baru memikirkan bonus dan sponsor, BUKAN KAH uang yang mendatangi anda BUKAN anda yang mendatangi uang benar tidak ?! atau para atlet ini mau BERTUKAR PROFESI dengan tentara bagaimana, daripada KALAH MULU ?!

Dan satu lagi KELEDAI SAJA TIDAK AKAN JATUH UNTUK KEDUA KALINYA DI LUBANG YANG SAMA !!! kata-kata ini harus dicamkan dalam nurani anda sebagai atlet, anda BUKAN keledai tapi anda MANUSIA Ciptaan Tuhan yang PALING sempurna TIDAK MUNGKIN donk selalu kalah !!

Akhir kata penulis sekali lagi mohon maaf kalau kata-kata di atas membuat anda pembaca terutama para atlet panas kupingnya atau marah tetapi apa yang penulis tulis ini adalah bentuk kekecewaan penulis dan (mungkin) rakyat Indonesia terhadap olahraga Indonesia dimana tidak ada prestasi tetapi yang ada hanya tuntutan saja, mungkin dengan tulisan ini membuat anda terutama atlet termotivasi, sekali lagi mohon maaf

Senayan, 160510 15:30

Rhesza
Pendapat Pribadi

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Kata-katanya tajam dan pas mengenai sasaran. Salut saya. Semoga para atlet Indonesia yang membaca tulisan Anda ke depan bisa mengharumkan Indonesia dengan PRESTASI-PRESTASI mereka.