Kamis, 06 Mei 2010

Malangnya Pendidikan di Negara ini



Seperti kebiasaan penulis sebelum menulis dan membahas sebuah masalah dalam blog ini menghaturkan permintaan maaf jika ada tulisan membuat orang terpojokkan atau tersinggung karena isi dari tulisan ini adalah pendapat pribadi daripada penulis, sekali lagi mohon maaf.

Pertama-tama penulis menghaturkan selamat kepada para Siswa/I putih abu-abu yang ada dari Sabang sampai Merauke dari Mianggas hingga Rote yang dinyatakan lulus sebagai akhir dari perjuangan para siswa/I selama di bangku SMU, dan buat yang gagal jangan patah semangat karena kegagalan itu bukan akhir dari sebuah kehidupan tetapi mungkin itu awal dari sebuah keberhasilan benar tidak ?

Andai saja Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara masih hidup mungkin beliau akan geleng-geleng kepala sam
bil menahan nangis kenapa ? karena mungkin apa yang ia bayangkan tentang pendidikan yang ia sudah rancang untuk masa mendatang ternyata sangat jauh berbeda, kita bisa lihat bagaimana seorang siswa yang setiap hari masuk jam 07.00 pagi dan pulang mungkin ada yang sampai rumah jam 21 selama tiga tahun dan hasil dari tiga tahun itu hanya tertembus dengan waktu 5 hari dengan 5 mata pelajaran dimana satu hari hanya diberi waktu 90 menit ! ada apa ini ?

Inikah pendidikan kita ? mau tidak mau kita harus berkata ya me
mang inilah dunia pendidikan kita, setiap pejabat menduduki posisi strategis setiap itulah kebijakan yang keluar dan hasilnya juga pun tidak memuaskan juga, ya seperti kasus Ujian Nasional ini, tetapi masalah pendidikan kita bukan hanya soal Ujian Nasional saja tetapi masih banyak persoalan yang lain.

Mungkin media sering memberitakan tentang banyaknya bangunan sekolah di daerah-daerah terutama di pedalaman yang kondisinya kalau dibandingkan dengan Pos Polisi Bunderan HI masih lebih bagus Pos Polisi tetapi adakah perhatian dari Dinas Pendidikan tingkat Kotamadya atau Propinsi atau langsung dari Kementerian Pendidikan Nasional ketika ditanya soal ini ? ternyata para staff ini paling hanya bisa berkata, “ Dana belum turun, tapi kami sudah lapor ke Kantor Dinas Pendidikan “ atau “ Kami sudah lapor ke Kantor Dinas Pendidikan Propinsi dan Kemendiknas tapi belum ada tanggapan “ benar tidak ?

Soal Ujian Nasional, menurut penulis kegiatan ini sama saja membunuh siswa dengan cepat kenapa penulis bilang ? kita bisa lihat jam berapa anak-anak ini masuk, jam 07.00 pagi kemudian pulang sekolah taruhlah jam 14.30 kemudian ditambah les dan kegiatan yang berkaitan dengan sekolah setelah itu semua para siswa ini pulang, sesampainya di rumah kira-kira pukul 19.00 istirahat, bersih-bersih, setelah itu baru mulai mengerjakan tugas-tugas mereka sampai pukul 23.00 lalu istirahat, bangun pukul 04.30, mengerjakan tugas yang belum terselesaikan, sholat, mandi dan sarapan sampai pukul 05.30-06.00 berangkat..dan itu kegiatan seorang pelajar Indonesia yang berdomisili di Jabodetabek dan terus dilakukan sampai saat ini belum lagi siswa yang ada di daerah terutama pedalaman, dari uraian kegiatan di atas, pertanyaan yang terlontar adalah kapan mereka istirahatnya ? kalau mereka istirahat jam 24.00 dan bangun jam 04.30 itu berarti siswa ini hanya tidur 4,5 jam sementara aturan istirahat atau tidur yang layak untuk memulihkan kondisi tubuh adalah 8 jam ! kemudian kapan mereka berkomunikasi dengan orangtua mereka, Kapan Otak mereka bisa segar kembali, dan masih banyak pertanyaan lagi, dan yang utama adalah apakah para bapak-bapak pembuat kebijakan di Kantor Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini TAHU dengan dunia dari para siswa ini ? atau para Staff Kementerian Pendidikan Nasional ini TAHU beberapa tahun lalu ada beberapa siswa yang mengharumkan nama Indonesia dalam Olimpiade berbagai mata pelajaran misalnya mendapatkan emas atau juara umum TERNYATA TIDAK LULUS UN ? atau ada siswa yang SUDAH DITERIMA di PTN karena prestasinya membawa nama harum Indonesia TERNYATA TIDAK LULUS UN ? Kemudian KALAU mereka MENGULANG KEMUDIAN TIDAK LULUS LAGI apakah ada jaminan untuk masa depan mereka terutama dalam mencari pekerjaan KALAU TIDAK BISA MASUK PT ? jawaban anda Pak Menteri dan jajaran staff ?

Kemudian yang penulis tidak habis pikir tentang soal Ujian Nasional yang hampir sama semua padahal tidak semua sekolah ini memberikan materi yang sama, seperti yang terjadi di pedalaman Kalimantan atau Papua, kita bisa lihat kenapa wilayah Nusa Tenggara Timur mencetak Hattrick dalam hal ketidak lulus 100% secara nasional ? karena materi yang guru berikan kepada murid di NTTatau pedalaman Kalimantan dan Papua tidak sama dengan materi guru di Jawa, karena berbagai faktor seperti buku-buku penunjang daripada kurikulum yang dibuat dari Jakarta, kondisi bangunan dan geografis yang membuat para siswa agak terhambat dalam menerima materi pembelajaran..

Masalah Pendidikan ini juga menjadi perhatian dan masuk dalam rancangan tujuh tujuan pembangunan millenium atau Millenium Development Goal (MDGs) yang di rancang oleh PBB dan di tanda tangani oleh 192 pemimpin dunia termasuk Indonesia pada tahun 2000, dimana isi kesepakatan ini adalah bahwa tahun 2015 mendatang semua negara didunia tidak lagi yang namanya Pe/Ke miskinan, Angka Kematian Ibu melahirkan dan salah satunya ada Pendidikan dimana tidak ada lagi siswa yang belum sekolah atau mendapatkan pendidikan, Sudah saatnya para pemikir-pemikir kebijakan di Kantor Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia membuat sebuah aturan baru, karena bagi penulis UN ini TIDAK LAYAK dipergunakan untuk menentukan kemampuan OTAK daripada siswa, lebih baik kalau boleh penulis saran yaitu, Kenapa tidak di kembalikan kepada sekolah dan Dinas Pendidikan Propinsi dalam membuat soal BUKAN Pusat karena yang tahu kondisi pendidikan dan perilaku siswa itu adalah sekolah dan Dinas Pendidikan Daerah kita sudah bisa lihat bagaimana NTT mencetak hattrick tiga tahun berturut-turut sebagai wilayah Indonesia yang tingkat TIDAK LULUSnya hampir 100%

Kemudian, benahi segala infrastruktur sebagai penunjang sarana belajar bagi pelajar, karena selama ini Kementerian tidak pernah melihat bahkan membantu sarana insfrastruktur khususnya sekolah yang letak geografisnya jauh dari perkotaan, jadi BUKAN saatnya negara MENUNTUT siswa/I nya untuk berprestasi demi nama negara atau di MATA DUNIA Indonesia adalah negara dengan penduduk-penduduk YANG PINTAR dan CERDAS padahal ? tetapi negara lah yang harus memberikan yang menjadi HAK daripada siswa dan siswi ini..

Semoga di masa mendatang tidak ada lagi kebijakan-kebijakan yang menyesatkan bagi para siswa, dan pesan untuk Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia beserta jajarannya dalam Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah JANGAN TANYA SISWA/I APA YANG SUDAH MEREKA RAIH DALAM PENDIDIKAN UNTUK NEGARA TETAPI TANYAKAN APA YANG SUDAH ANDA SELAKU MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN STAFF KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA BERIKAN KEPADA PARA SISWA/I INI DALAM MENUNJANG MEREKA UNTUK BERPRESTASI!!!

Selamat Ulangtahun Ki Hajar Dewantara, Semoga anda di Alam sana tidak terus menangis melihat Pendidikan Indonesia saat ini yang mungkin sangat jauh dari perkiraan anda ketika anda sedang merancangnya….

Sudirman, 020510 07:00

Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: