Senin, 24 Mei 2010

Inikah Karma Bagi Bulutangkis Kita


Seperti menjadi kebiasaan dalam pembuka blog atau tulisan, penulis menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata membuat sebagian pembaca merasa tersinggung, marah atau apa, sekali lagi tulisan ini hanya pendapat pribadi penuli dan tidak ada maksud untuk menghasut atau apapun sekali lagi mohon maaf.

Kalau anda pernah membaca tulisan penulis tentang kecundangan Tim Thomas dan Uber Indonesia (web) maka tulisan ini masih ada kaitannya dengan kekalahan daripada Tim Thomas dan Uber dan kekalahan ini karena suatu kesalahan yang di lakukan pemerintah Republik Indonesia.

Penulis ingin mengajukan pertanyaan, apakah sepanjang hidup pembaca pernah mengalami atau percaya akan yang namanya KARMA atau KUALAT ?! bagi sebagian orang mungkin akan menolak mentah-mentah dan tidak percaya tetapi ada juga yang lain percaya dengan yang namanya KARMA atau KUALAT. Kalau pertanyaan itu ditanya kembali ke penulis maka penulis akan menjawab bahwa KARMA atau KUALAT itu memang ada.

Lantas apa hubungannya KARMA atau KUALAT dengan Tim Thomas dan Uber Indonesia ? ada hubungan KARMA atau KUALAT dengan Tim Thomas dan Uber Indonesia, ternyata di balik kesuksesan tim Thomas dan Uber China merebut bahkan mengawinkan Piala Thomas dan Uber adalah satu pria usia uzur yang DITOLAK MENTAH-MENTAH oleh Republik Indonesia atas pengajuan dirinya sebagai Warga Negara Indonesia ?

Bagi para penggemar bulu tangkis Indonesia mungkin anda kenal dengan nama Tong singfu ? dialah “SUTRADARA” dibalik kesuksesan Tim Nasional Bulutangkis China, dialah yang membentuk karakter disiplin Lin Dan dan kawan-kawan sehingga bisa anda dan ratusan juta mata dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote lihat di televisi bagaimana seorang Lin Dan ketika final Piala Thomas di Malaysia beberapa waktu lalu MENGAJARKAN Taufik Hidayat cara bermain bulutangkis YANG BAIK dan BENAR !

Tong sinfu adalah Pria keturunan China yang LAHIR di TELUK BETUNG, beliau juga pernah melatih beberapa pemain nasional bulutangkis kita terutama di eranya lim swe king dan kawan kawan, bahkan KALAU BUKAN tangan beliau MANA MUNGKIN Indonesia bisa mencatatkan rekor sejarah meraih dua medali emas cabang bulutangkis untuk pertama kalinya di Olimpiade 1992 Barcelona, mulai dari sinilah setiap olimpiade negara kita selalu rutin mendapatkan medali emas..

Tetapi itulah Indonesia, seperti KACANG LUPA SAMA KULITNYA dimana pada tahun 1998 mengajukan kepada negara Republik Indonesia agar bisa di terima sebagai Warga Negara Indonesia TETAPI ya seperti tertulis di atas KACANG LUPA SAMA KULITNYA, permintaan beliau DITOLAK !! akhrinya karena DITOLAK oleh pemerintah Indonesia beliau kembali ke China, karena beliau ini berprestasi di Indonesia dan (mungkin) tahu permintaan beliau sebagai WNI di TOLAK oleh Pemerintah Republi Indonesia tanpa pikir lama oleh Pemerintah Republik Rakyat China menawarkan Tong singfu untuk menjadi pelatih pelatnas negara mereka, dan diterima oleh beliau. Berkat tangan dingin beliau dalam melatih sudah terbukti salah satunya adalah Lin Dan dan kita bisa lihat setiap Lin Dan bermain dan lawannya adalah pemain Indonesia selalu saja Lin Dan bisa menguasai bahkan dia MENGAJARKAN bagaiman cara bermain bulu tangkis seperti yang terjadi pada Final Piala Thomas kemarin di Malaysia benar tidak ?!

Sebuah fenomena dan sangat miris sekali dimana Bulu tangkis Republik Rakyat China berprestasi BERKAT tangan dingin dan disiplin yang diterapkan dari seorang YANG BENAR-BENAR lahir dan bernafas di Indonesia walaupun keturunan TETAPI ketika ingin memBUKTIkan kecintaan pada tanah kelahirannya DI TOLAK oleh negara !

Penulis dan (mungkin) juga para pembaca dan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Rote berpikir dan bertanya apakah karena negara ini MENOLAK seseorang yang ingin menjadi rakyat Indonesia dengan prestasi bulutangkis membuat prestasi bulu tangkis kita seperti (maaf) impoten serta MISKIN prestasi, dan menurut penulis memang perbulu tangkisan kita ibarat penderita (maaf) impoten, kita bisa lihat dari berapa banyak turnament bintang lima yang mempengaruhi peringkat dunia daripada pemain bulutangkis kita apakah semua turnament itu mulai dari tunggal, Ganda Putra/I dan Campuran negara kita menyapu bersih alias juara umum ?! TIDAK !

Kemudian mungkin bagi negara ini terutama tekad para pejabat teras Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia-PBSI kehilangan seorang Tong singfu TIDAK AKAN membuat bulutangkis kita MATI PRESTASI ternyata ? Piala Thomas dan Uber tidak bisa kita rebut bersama bahkan sebuah Piala dengan nama Indonesia sebagai apresiasi terhadap orang Indonesia yaitu Piala Sudirman JUGA tidak bisa kita rebut dan dipamerkan untuk rakyat Indonesia, justru China lah yang “merawat”nya beberapa kali benar tidak ?!

Sudah saatnya para pejabat teras Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia-PBSI, Republik Indonesia terutama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia LEBIH-LEBIH memperhatikan daripada official, pemain atau yang berhubungan dengan bulutangkis ataupun olahraga Indonesia YANG KEBETULAN berdarah keturunan, penulis sich berharap Tong Singfu ini BELUM mengubah kewarganegaraannya kalau memang belum sudah saatnya Republik Indonesia MEMINTA MAAF atas penolakan permohonan menjadi WNI kepada beliau dan meminta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia memberikan indentitas beliau sebagai WNI.jangan cuma mantan separatis saja yang JELAS-JELAS memperpecah stabilas nasional yang di beri kewarganegaraan Indonesia !

Semoga kasus ini menjadi PELAJARAN berharga bagi para pejabat negara ini agar selalu memperhatikan apa yang di ajukan oleh rakyatnya terutama keturunan dan selalu memfasilitasi mereka yang berketurunan yang ingin mengubah kewarganegaraan karena kecintaan mereka terhadap Indonesia. Dan semoga karma ini cepat berakhir dan Bulutangkis Indonesia bisa berjaya kembali seperti era King, Rudi Hartono, Susi Susanti.

Cipayung, 190510 07:10

Rhesza
Pendapat Pribadi
Twitter.com/rhesza

Tidak ada komentar: