Senin, 10 Mei 2010

Mang Kenapa Kalau di World Bank


Seperti biasa penulis menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan atau bersifat memojokkan seseorang karena tulisan ini adalah pendapat dan pandangan pribadi penulis, sekali lagi mohon maaf..

Bak petir di siang bolong negara ini tiba-tiba pagi-pagi sekali ada kabar kalau Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati-SMI mengundurkan diri sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, alasan pengunduran dirinya karena mendapat pekerjaan sebagai Direktur Pelaksanaan Bank Dunia

Karena adanya permintaan Bank Dunia ini mau tidak mau Presiden Republik Indonesia menerima pengunduran diri daripada Menteri Keuangan, alasan Bank Dunia meminta SMI untuk duduk di jajaran pejabat Bank Dunia sebagai Direktur Pelaksana di karenakan adanya prestasi SMI dalam menjaga keuangan Indonesia.

Bagi SMI duduk di kursi lembaga Internasional bukan hal yang baru bagi Ibu 3 anak ini, karena sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, SMI sudah pernah merasakan kerja dengan jaringan Internasional dimana pernah menjabat (kalau tidak salah) Direktur Eksekutif IMF untuk wilayah Asia Pasifik.

Pertanyaannya adalah ada yang salah dengan pos baru SMI sebagai Direktur Pelaksana ? tapi menurut penulis memang ada seperti dua sisi mata uang jika melihat kasus SMI ini dimana satu sisi SMI sedang tersandung kasus yang menurut beberapa pihak ada kesalahan tetapi di lain pihak mengatakan tindakan SMI ini dipuji tetapi sisi lain seharusnya kita bangga karena ada anak bangsa yang mewakili bangsanya untuk duduk di lembaga internasional yang mengurusi keuangan-keuangan dunia !

Bagi penulis terlepas dari kasus yang sedang mendera beliau, penulis bangga dengan kerja beliau dan karena kerja beliau membuat jajaran pejabat Bank Dunia terkesima dan akhirnya menyurati Presiden RI untuk meminta ijin agar SMI bisa bergabung dan dikabulkan. Siapa yang tak kenal dengan Bank Dunia, sebuah lembaga Internasional selain IMF yang selalu memantau perkembangan keuangan di seluruh dunia, dan juga selalu memberikan pinjaman kepada negara-negara yang membutuhkan ketika masalah keuangan dalam negerinya mengalami kesusahan seperti yang terjadi di salah satu negara Eropa ketika krisis keuangan sedang melandanya, Bank Dunia pun tak segan-segan untuk mengucurkan dananya kepada negara itu karena satu negara mengalami krisis keuangan maka negara-negara lain pun akan mengalami dampaknya.

Lalu bagaimana dengan negara kita apakah negara kita pernah meminjam atau dipinjamkan dana oleh Bank Dunia ? ternyata berdasarkan catatan penulis negara kita pernah dipinjamkan beberapa kali dana segar oleh Bank Dunia sebesar kalau tidak salah sekitar USD 10 juta lebih dan dana itu belum di kembalikan, yang menjadi pertanyaan apakah negara kita ini mempunyai dana untuk mengembalikan dana itu ke kantong Bank Dunia ? kalau Bank Dunia hanya meminta mengembalikan dananya secara utuh bagaimana kalau sekalian dengan bunganya ?

Seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia dengan duduknya Ibu SMI di jajaran teras Bank Dunia bisa kita maksimalkan, maksudnya ? begini, Bank Dunia meminjamkan dananya kepada negara kita untuk kebutuhan negara kita tetapi kita belum bisa melunasinya kalau itu disertakan bunga, dengan adanya SMI di sana paling tidak kita bisa minta SMI agar melobi para pejabat teras Bank Dunia untuk melihat ulang utang kita dalam hal waktu pelunasan apakah bisa diundur syukur-syukur dikurangi nilai pengembaliannya benar tidak ? memangnya duit dari mana negara ini bisa mengembalikan dana yang dipinjam Bank Dunia, sementara persoalan negara ini masih banyak yang harus dipenuhi terutama dalam mengurangi ke/pe miskinan, betul tidak ?!

Selamat kepada Ibu Sri Mulyani Indrawati, disaat Ibu di hujat, di caci maki oleh orang-orang yang MENGAKU PINTAR tetapi berkedok preman ternyata masih ada yang membutuhkan pengetahuan ibu dan sikap ibu untuk dunia, penulis sama Ibu…Selamat Bekerja bu..semoga lewat ibu dunia tahu akan dan bagaimana keuangan Indonesia di tangan ibu sebelum masuk ke Bank Dunia, sekali Selamat Bekerja…

Juanda I, 080510 14:00

Rhesza Ivan
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: