Jumat, 02 Juli 2010

Contoh lah Obama, Beye Dan Yang Merasa Pejabat !


Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagaian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Kita semua tahu bahwa Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama untuk kedua kalinya membatalkan kunjungan kenegaraannya ke Indonesia dan juga Australia, kalau pembatalan yang pertama dikarenakan menunggu di sahkannya RUU Kesehatan yang pada saat itu sedang genting-gentingnya karena menyangkut ratusan juta pekerja dan masyarakat miskin yang sangat membutuhkan RUU kesehatan ini menjadi UU pasca krisis kredit perumahan yang kolaps dan akhirnya RUU Kesehatan itu sah di jadikan UU Reformasi Kesehatan.

Pembatalan kedua Presiden Obama, dikarenakan adanya suatu peristiwa bersar dimana sebuah sumur pengeboran minyak milik British Petroleum yang berada didasar laut teluk Meksiko meledak dan menumpahkan ratusan juta kilo liter minyak di perairan tersebut dan bisa membahayakan kelangsungan ekosistem lingkungan seperti habitat laut dan tentunya masyarakat sekitar.

Dari dua pembatalan Presiden Amerika Serikat tersebut, adakah yang bisa kita petik sebagai (mungkin) pejabat publik yang kesehariannya melayani rakyat bahan intorpeksi ? ada ! kenapa kita bisa lihat bahwa Presiden Amerika Serikat ini rela membatalkan kunjungan kenegaraannya demi atau agar rakyatnya bisa tenang jika beliau tinggalkan Amerika.

Kita bisa melihat pada fase batalnya kunjungan Obama yang pertama, dimana beliau di minta partainya yang juga nota bene perwakilan dari rakyat-rakyat Amerika yang telah memilihnya untuk tinggal dan melobi beberapa kadernya yang sempat bersemberangan dengan RUU ini agar melunak dengan sikapnya, ternyata apa yang diminta oleh rakyatnya dipenuhi Obama, RUU ini pun akhirnya menjadi UU dan nasib rakyat jelata untuk berobat bisa terminimalkan dengan UU ini.

Kemudian pada fase batalnya kunjungan obama yang kedua kalinya, karena adanya tragedi dimana sebuah anjungan minyak lepas pantai milik British Petroleum-BP melakukan kesalahan dalam pengeboran dimana salah satu tempat mereka melakukan pengeksplorasi minyak ternyata meledak sehingga minyak yang ada dalam tempat pengeboran tumpah ruah sehingga mengakibatkan laut di teluk Meksiko tercemar dan mengancam kelestarian habitat alam terutama biota laut di Teluk Meksiko, akibat kejadian ini Presiden Obama marah besar dan meminta pihak BP agar membersihkan seluruh Teluk Meksiko yang tercemar dengan jangkauan waktu yang ditentukan dari Presiden Obama serta mengganti rugi secara materi dan tuntutan Obama ini tertuang dalam sebuah surat (kalo di Indonesia seperti Keppress) yang berkuatan hukum, walaupun di sebuah negara bagian surat keputusan Obama ini di cabut, tetapi akibat dari tuntutan Obama ini, setidaknya membuat pihak BP kewalahan bahkan indeks saham daripada BP mengalami anjlok dratis di bursa saham dunia-WallStreet..

Itu soal tindakan nyata beliau dalam melindungi dan melayani rakyatnya, bagaimana dengan para pejabat kita di negara ini yang bisa duduk manis karena jerih payah dan keringat rakyat, apakah mereka sudah melakukan apa yang dilakukan Obama kepada rakyatnya ? menurut penulis seperti belum tuch ? kenapa ?

Kenapa penulis bisa bilang begitu, mungkin anda tahu dengan kasus raibnya 6,7T di sebuah bank yang menurut penulis sangat kecil dan tidak terkenal walau sekarang terkenal karena kasus ini, kalau saja Presiden kita reaktif dengan segera pulang ke Jakarta (penulis lupa ada kegiatan internasional apa yang dilakukan Presiden di luar sana) dan langsung mengambil alih kasus ini paling tidak dana 6,7T tidak hilang kalaupun harus di bantu tidak sampai tembus 6,7 T benar tidak ? tetapi nyatanya mana, hingga sekarang kasus itu tidak jelas sampai siapa yang paling bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan itu, siapa yang menerima uang RP. 6,7 T itu apakah benar untuk “kesehatan” dari Bank tersebut atau di simpan di rekening untuk kepentingan pribadi !

Kemudian, soal lumpur lapindo kalau Presiden kita sereaktif dan keras seperti Obama, kalau Obama mengecam keras bahkan mengancam pihak BP jika tidak melakukan pembersihan bahkan negara tidak mengeluarkan dana se-sen pun dari dompet negara dari dampak ini kepada rakyatnya, beda sekali dengan Presiden kita, Presiden kita hanya bertutur manis kepada pemilik perusahaan untuk membereskan semuanya termasuk ganti rugi tetapi apa ? beberapa bulan kemudian sang pemilik perusahaan bersama seorang yang di agungkan oleh perusahaan ini bertemu dengan sang Presiden dengan agenda bahwa mereka tidak sanggup dan tidak cukup dana untuk membersihkan dan mengganti rugi yang sudah mereka lakukan, BUKANnya tegas dengan menyeret mereka ke Pengadilan atas nama rakyat Indonesia, eehhh malah mengiyakan akan di bantu negara dengan mengeluarkan uang dari dompet negara bahkan sampai sekarang pun menurut penulis perusahaan ini tidak lagi serius menangani pembersihan lumpur tersebut termasuk ganti rugi kepada masyarakat. (pantas sang menteri keuangan dulu bersikukuh bahwa peristiwa itu adalah tindakan manusia dan uang rakyat tidak boleh digunakan untuk itu, walau akhirnya keluar juga mungkin karena tidak mau berantam dengan atasan)

Bahkan soal isu Dana Aspirasi yang digelontorkan oleh sebuah partai politik, sang presiden pun hanya berkomunikasi untuk menenangkan kegundahan daripada rakyat tetapi tidak tegas misalnya kalau keuangan negara sedang defisit, dari rentetan kejadian ini dengan persamaan masalah dengan yang terjadi di Amerikas sana, bahwa yang di butuhkan rakyat adalah kejelasan, adanya pelayanan yang diminta sebagai haknya sebagai warga negara tetapi sepertinya itu TIDAK ADA di negara ini, seperti yang penulis utarakan di atas tadi.

Bukankah seorang pemimpin itu harus mengabdi, melindungi rakyatnya dari segala macam yang membahayakan rakyat dan negara ini, ya seperti di atas tadi yang penulis utarakan, kita bisa pada kasus pertama, pemimpin kita tidak reaktif begitu dengar kasus ini bahkan seorang SMI dan B di biarkan (maaf) di pojokkan dengan frontal oleh anggota dewan begitu mendesak baru Presiden mengatakan kalau itu adalah tanggung jawab beliau, tapi hanya sekedar ucapan saja tidak ada permintaan kepada penyidik untuk menyeret orang-orang yang menikmati uang 6,7 T itu kedalam hotel prodeo

Begitu juga dengan kasus Lapindo, Presiden kita baru reaktif jika rakyat sudah berontak dan media menanyakan kepada beliau, tidak ada tindakan spontan daripada presiden, kita lihat tindakan keras nyata beliau terhadap kasus lapindo ini hanya gertakan sambal atau seperti seorang pedagang Soto Gebrak yang mengagetkan konsumennya jika ada yang pesan soto gebrak selebihnya ? tidak ada, penulis justru mengacungi jempol kepada Obama yang berani menekan BP untuk membersihkan tumpahan minyak di Teluk Meksiko dan mengganti rugi apa yang mereka sudah lakukan dengan tenggak waktu yang ditentukan oleh pihak Gedung Putih padahal apa yang dikatakan dan tindakan Obama ini mungkin nantinya akan merusak hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris tetapi yang ada saat ini adalah bagaimana rakyat itu aman dari tumpahan minyak dari BP serta habitat biota laut yang berada di areal tumpahan minyak

Mungkin dengan tindakan keras dan nyata dari Obama ini untuk melindungi rakyatnya dari ancaman apapun bisa menjadi contoh bagi para calon-calon pemimpin yang nantinya berperang pada tahun 2014 dan juga pemimpin daerah, anda di pilih itu berdasarkan nurani rakyat BUKAN partai walaupun partai yang mengusung anda, anda BISA duduk manis di ruangan yang ber-AC, kursi empuk, Sekretaris dan staff yang cantik, seksi-semok dan ganteng, mobil keluaran terbaru, handphone jenis terbaru itu dari siapa KALAU bukan dari rakyat dan Tuhan ? TANPA rakyat dan Tuhan anda itu tidak ada apa-apanya, jadi tolong lindungi, dengar apa yang rakyat minta !!!

Obama, anda adalah pemimpin sejati di mata penulis dengan berani anda menindak kapitalis minyak yang berasal dari sekutu anda yang sama-sama meruntuhkan rezim Saddam di Irak, tanpa memikirkan dampak dari hubungan diplomatik kedua negara, tetapi anda lakukan itu demi rakyat yang telah susah payah dan berjuang untuk anda….

Merdeka Utara, 270610 16:00

Rhesza
Pendapat Pribadi.

Tidak ada komentar: