Sabtu, 24 Juli 2010

Lucunya Hak Jawab Surat Pembaca !

Seperti menjadi kebiasaan penulis sebelum melakukan penulisan selalu menghaturkan permintaan maaf jika ada kata-kata atau tulisan yang penulis buat membuat sebagian pembaca merasa tersinggung atau penulis dianggap menista atau apalah, apa yang penulis tulis adalah murni dari pendapat penulis terkait masalah yang penulis lihat, baca dan dengar, sekali lagi maaf.

Seperti kita ketahui bahwa hari Jumat (16/7) kemarin Jakarta mungkin Istana dibuat gempar dengan sebuah pemberitaan yang termuat di kolom surat pembaca sebuah harian nasional tentang arogansi petugas Patwal RI-01 kepada masyarakat sipil yang sama-sama menggunakan jalan di kawasan Cibubur akibat daripada pemuatan surat pembaca ini hampir semua rakyat Indonesia mengecamnya bahkan menjadi pembahasan utama di sebuah jejaring social tuider walaupun pada sebuah media Juru Bicara Istana sudah meminta maaf atas sikap arogansi sang petugas tersebut.

Dan untuk (mungkin) membela diri, hari ini Senin (19/7) diharian yang sama ada dua institusi yang memberikan semacam hak jawab mereka terkait kasus ini dimana yang pertama adalah dari pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam hal ini adalah Direktur Lalu Lintas dan yang kedua adalah dari pihak Istana yaitu Staff Khusus bidang Publikasi dan Dokumentasi, ya sama seperti jawaban daripada bahasa birokrasi dimana mereka selalu minta maaf atas ketidaknyaman masyaraat dengan rangkaian VVIP tersebut, tetapi soal hak jawab dari pihak Istana penulis agak geli dan tertawa miris melihat jawaban beliau yang tidak sinkron atau staff ini tidak membaca surat pembaca dari warga tersebut secara detail.

Yaitu dimana Staff Khusus ini menulis bahwa Presiden berangkat ke kantor setiap hari (dalam artian Senin-Jumat) dari Cikeas selepas Sholat Subuh yaitu Pukul 05.00 dan kembali ke Cikeas Pukul 21.00 untuk menghindari kemacetan tetapi kenyataannya dalam surat pembaca atas nama Hendra NS bahwa ia MENGALAMI kejadian itu pada HARI JUMAT (9/7) PKL. 13.00 kalau seperti ini SIAPA YANG BERBOHONG ?! saudara Hendra kah atau ?

Ada beberapa hal yang penulis bingung dan janggal melihat kejadian ini yaitu ketika kasus ini gempar kenapa Juru Bicara Istana yang berbicara, BUKANKAH ada Sekretaris Militer atau Staff bidang protokoler yang menjelaskan dan meminta maaf karena ini bidang mereka ? kemudian soal ada investigasi soal kasus ini penulis INGIN BERTANYA kepada Jubir dan juga Sekretaris Militer serta Staff bidang protokoler, APA KABARNYA kasus iring-iringan tahun 2004 beberapa bulan setelah Pak Beye di lantik yang TKP-nya sama seperti yang dialami oleh saudara Hendra NS ? apakah petugas yang me-LINTANG-kan mobil Patwalnya di jalan tol yang menyebabkan beberapa korban TEWAS ini SUDAH DIHUKUM DAN DIPECAT ?!

Kalau kita kembali ke soal kasus Cibubur 2004 penulis KASIHAN dengan nasib supir bus tersebut yang HARUS jadi tersangka padahal beliau melakukan itu karena kaget dengan apa yang dilihat di depannya tetapi petugas yang melakukan penyetopan itu SAMPAI SEKARANG
TIDAK TAHU bagaimana nasibnya jangan-jangan masih melaksanakan tugasnya sebagai Patwal !

Kalau memang mau di investigasi kan, penulis mendukungnya tapi tentunya dengan transparan maksudnya penulis adalah sekedar saran kiranya pertemukan saudara Hendra dengan semua pasukan Patwal yang ketika kejadian itu bertugas kemudian dengarkan apa yang terjadi di lapangan versi saudara Hendra dan juga petugas yang berdinas dan tentunya ini juga direkam dan disiarkan secara luas lewat media BIAR JELAS kalau memang pihak Istana MAU menginvestigasi dan menjadi pelajaran bagi siapa pun agar tidak semena-mena dengan berlindung pada panji militer, JIKA memang pihak seorang Petugas Patwal itu bersalah kiranya Sesmil langsung menindaknya dengan cara mengembalikan petugas ini ke kesatuannya dan meminta saudara Hendra untuk menuntutnya ke kepolisian dengan pasal (mungkin) pengrusakan dan pelecehan profesi karena beliau adalah wartawan (entah benar atau tidak) atau Sesmil langsung merekomendasikan sang petugas Patwal ini ke Pomdam dan Hendra pun silakan menuntutnya ke Kepolisian dan kerugian yang dialami di ganti oleh negara, dan negara secara terbuka MEMINTA MAAF kepada Hendra dan masyarakat Indonesia melalui media televisi.

Tetapi yang menjadi pertanyaan apakah saran seperti ini BISA dan AKAN dijalankan oleh pihak protokoler dan Istana JIKA kita masih sering dengar banyak aparat hukum dan pejabat kita jelas-jelas salah dan merugikan masyarakat selalu ditutup-tutupi (baca: Mutasi non job) oleh institusinya sementara rakyat hanya bisa mengelus dada dan berdoa memohon kepada sang Pencipta agar dibukakan matanya dari pada pejabat dan aparat keamanan tersebut..

Ingat ! walaupun anda RI-01, RI-02, Sesmil atau DanPaspamres tetapi anda dan rakyat yang ada di jalan di negara ini SAMA-SAMA memiliki kertas dan logam yang berlogo “BI” SAMA-SAMA memiliki identitas pribadi yang berlogo “ Burung Garuda” SAMA-SAMA di beri napas kehidupan sama Tuhan, SAMA-SAMA SEJAJAR di mata Tuhan, KALAU SEJAJAR dan SAMA-SAMA dimata Tuhan KENAPA di jalan raya kita BERBEDA Komandan ?

Merdeka Barat, 190710 16:40
Rhesza
Pendapat Pribadi

Tidak ada komentar: